Anda di halaman 1dari 5

Biogenerasi Vol 7 No 2, September 2022

Biogenerasi
Jurnal Pendidikan Biologi
https://e-journal.my.id/biogenerasi

LAJU PERTUMBUHAN KUMBANG BERAS (Sitophylus oryzae) PADA BERBAGAI


MEDIA JENIS BERAS
Selvia, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia
Sumayyah Assa’adah Lubis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia
Febry Ramadhani, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia

*Corresponding author E-mail: selviaselviase22@gmail.com , sumayyahassaadahlubis@gmail.com ,


febrirahmadanihasibuan02@gmail.com

Abstract
Research on the growth rate of the rice weevil (sitophylus oryzae) on various types of rice was carried out from
October to December 2022 on Jl. Suluh No.119, Sidorejo Hilir, Medan Tembung, Medan City, North Sumatra
20222. The aim of this study was to determine the growth rate of Sitophylus oryzae on various types of rice. The
tools used in this lab are large jars and their lids. The ingredients used are rice beetle (Sitophylus oryzae), red rice,
black sticky rice, white sticky rice, and white rice. From the research conducted, it is known that brown rice is the
lowest rice variety in terms of weight loss. In each type of rice there is a large increase in the number of rice beetles
each month, where the number of each type of rice varies in number. The least number of rice weevil growth was
brown rice, and the highest number of weevil growth was on white glutinous rice.

Keyword: growth rate, Sitophylus orizae, Brown rice, white rice, black sticky rice

Abstrak
Penelitian tentang laju pertumbuhan kumbang beras (sitophylus oryzae) pada berbagai jenis beras dilaksanakan
dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2022 di Jl. Suluh No.119, Sidorejo Hilir, Medan Tembung,
Kota Medan, Sumatera Utara 20222. Penelitian bertujuan mengetahui laju pertumbuhan Sitophylus oryzae pada
berbagai jenis beras. Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu toples besar dan penutupnya. Bahan yang
digunakan yaitu kumbang beras (Sitophylus oryzae), beras merah, ketan hitam, ketan putih, dan beras putih. Dari
penelitian yang dilakukan diketahui bahwa beras merah merupakan varietas beras yang terendah dalam penyusutan
berat beras. Di setiap jenis beras terdapat pertambahan jumlah kumbang beras yang banyak pada tiap bulannya,
dimana jumlah pada tiap jenis beras berbeda-beda jumlahnya. Jumlah pertambahan kumbang beras yang paling
sedikit adalah beras merah, dan jumlah pertumbuhan kumbang yang paling banyak adalah pada jenis ketan putih.

Kata kunci; Laju pertumbuhan, Kumbang beras, beras Meras, beras Putih, ketan Putih, dan Ketan Hitam

© 2022 Universitas Cokroaminoto palopo


Correspondence Author :
Kampus 1 Universitas Cokroaminoto Palopo.
Jl.Latamacelling No. 19 p-ISSN 2573-5163
e-ISSN 2579-7085

1
PENDAHULUAN Padi (Oryza sativa L. ) memiliki
bentuk dan warna yang beragam, baik
Populasi adalah sebuah kumpulan
tanaman maupun berasnya. Beras
dari individu dalam organisme.
merupakan makanan sumber energi yang
Penyebarannya dapat berada melalui
memiliki kandungan karbohidrat tinggi
kelompok-kelompok, dan kelompok yang
sehingga dijadikan makanan pokok orang
terpisah dari organisme satu dengan
Indonesia dan beberapa negara lain (Adnan,
lainnya. Pemisahan dapat disebabkan oleh
Suhartini, & Kusbiantoro, 2013). Di
sebuah kondisi geografis ataupun kondisi
Indonesia, terdapat beras dengan
cuaca. Populasi menyebar secara merata
bermacam-macam warna antara lain beras
dan ada juga yang tidak merata, hal ini
putih (Oryza sativa L.), beras hitam (Oryza
bergantung pada sebuah kepadatan,
sativaL. Indica) dan beras merah (Oryza
pertumbuhan dalam populasi suatu daerah.
nivara). Sampai saat ini, beras berwarna
Pertumbuhan dalam populasi diketahui dari
putih masih mendapat perthatian lebih
dinamika suatu komunitas tertentu.
dibandingkan beras dengan warna lainnya
(Hendrival, Khaidir, dan Nurhasanah,
(Suliartini, Sadimantara, Wijayanto, &
2019).
Muhidin,2011).
Penambahan populasi disebabkan
Karakter beras penting di ketahui
oleh masuknya sebuah individu lain yang
untuk proses perakitan varietas baru,
berasal dari suatu daerah atau migrasi. Hal
penyimpanan, penanganan, dan pengolahan
ini dipengaruhi oleh adanya kelahiran
lebih lanjut. Pada industri beras yang
(natalis). Pengurangan suatu populasi
modern, identifikasi sifat fisik beras
disebabkan oleh adanya kematian
bermanfaat dalam aspek pengendalian mutu
(mortalitas). Dikaji antara biologi populasi
(quality control)
dan matika populasi diketahui bahwa
dinamika populasi berada pada wilayah Dan jaminan mutu (qualityas
yaitu biologi populasi lebih banyak dalam surance). Konsumen tertentu menginginkan
membutuhkan sebuah dasar dalam jaminan mutu beras yang dikonsumsinya
keilmuan biologi dan tidak banyak (Adnan, Suhartini, & Kusbiantoro, 2013).
memanfaatkan matematika. Sedangkan
Pertumbuhan populasi serangga
matematika populasi banyaknya
dipengaruhi oleh suhu, kadar air,
matematika dan sedikit memanfaatkan
konsentrasi oksigen, ketersediaan makanan,
biologi. (Hendrival & Melinda, L 2017).
dan kepadatan populasi. Faktor makanan
Setiap individu merupakan bagian dapat mempengaruhi periode
suatu populasi atau suatu spesies. Hal ini perkembangan serangga, kelangsungan
yang mengakibatkan individu harus mampu hidup, dan produksi. Sumber makanan juga
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. mempengaruhi perilaku peletakan telur. S.
Dalam setiap perubahan dan tuntutan oryzae tergolong sebagai serangga polifag
sebuah lingkungan jenis maupun populasi. yang merusak beras, sorgum, gandum, dan
Dengan demikian, Dalam penelitian ini jagung di penyimpanan. Jenis beras
diketahui bahwa dinamika populasi dapat mempengaruhi pertumbuhan populasi S.
dilakukan dengan menghitung kurva oryzae. Jumlah imago
pertumbuhan hidup kumbang beras.
2
S. oryzae baru yang muncul lebih Sidorejo Hilir Kecamatan Medan-
banyak pada beras merah dibandingkan Tembung, selama 3 bulan, yang dimulai
dengan beras ketan hitam, beras ketan putih, pada bulan Oktober hingga Desember 2022.
dan beras putih (Yudansha et al., 2013). Alat yang digunakan dalam praktikum ini
Preferensi terhadap makanan tertentu bagi yaitu toples besar dan penutupnya. Bahan
serangga berkaitan dengan bentuk fisik dan yang digunakan yaitu kumbang beras
kandungan nutrisi yang mempengaruhi (Sitophylus oryzae), beras merah, ketan
perkembangan atau kelangsungan hidup hitam, ketan putih, dan beras putih.
spesies serangga hama. Kajian penelitian Langkah kerja yang dilakukan dalam
preferensi makanan bagi S. oryzae pada penelitian ini yang pertama, Prosedur kerja
beras dari varietas padi yang berbeda perlu yang dilakukan yaitu memasukkan dalam
dilakukan dalam kaitannya dengan masing-masing stoples isikan 250 gram
pertumbuhan populasi dan periode ketan merah, ketan hitam, ketan putih, dan
perkembangan S. oryzae serta tingkat beras putih. Lalu infeskan 10 ekor S. oryzae
penyusutan yang terjadi selama masa dewasa dan Tutuplah mulut toples dan
penyimpanan. (Hendrival, Khaidir, dan letakkan toples pada tempat yang agak
Nurhasanah, 2019). gelap. Kemudian, melakukan pengamatan
selama 3 bulan dengan selang waktu 1
Populasi Sitophilus oryzae L.
bulan terhadap jumlah kumbang yang
memiliki dinamika tingkat kehidupan yaitu
masih hidup dan jumlah yang mati serta
kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas),
terhadap pertumbuhan kumbang beras.
emigrasi, imigrasi dan migrasi. Natalitas
Keluarkan kumbang yang mati dari media.
adalah kemampuan suatu populasi
Lalu hitung rata-rata pertumbuhan
bertambah atau meningkatkan jumlahnya
kumbang beras.
sehingga dengan penyimpanan beras
selama 8 minggu mampu memicu imago
baru S. oryzae untuk bertambah seiring
HASIL DAN PEMBAHASAN
lamanya penyimpanan beras. Mortalitas
adalah kematian individu dalam suatu Hasil
populasi.

METODE
Metode yang digunakan yaitu
Tabel 1. Rerata Populasi Hama Kutu
Observasi acak dan studi literatur.
Beras (Sitophilus oryzae L.) pada 3 bulan
Penelitian ini dilakukan di Jalan Suluh,
pertama penyimpanan

Pembahasan beras pada beras ketan menghasilkan


jumlah populasi hama kutu beras yang
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada
tinggi yaitu sebesar 72 ekor apabila
bulan pertama tampak bahwa tumpukan
3
dibandingakan dengan tumpukan ketan hama T. Castaneum meningkat seiring
hitam sebesar 43 ekor, beras merah sebesar dengan lamanya penyimpanan beras.
39 ekor dan beras sebesar 38 ekor. Lamanya penyimpanan akan meningkatkan
kelembaban. Semakin lembab suatu kondisi
Akan tetapi, pada bulan kedua terlihat
lingkungan akan meningkatkan kadar air
bahwa pada beras putih menghasilkan
suatu beras sehingga akan meningkatkan
jumlah populasi yaitu 65 ekor. Pada beras
jumlah populasi hama kutu beras. Semakin
ketan menghasilkan hama kutu beras yang
tinggi populasi hama kutu beras, maka akan
tinggi sekitar 151 ekor, berbeda nyata
menyebabkan kualitas beras menurun.
apabila dibandingkan dengah tumpukan
Perubahan kualitas tersebut antara lain
beras merah 32 ekor. Beras hitam dengan
adalah beras menjadi mudah patah,
menghasilkan jumlah populasi kutu beras
mengandung tepung dan berwarna
yang kecil yaitu 31 ekor.
kekuningan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Selanjutnya, pada bulan kedua Laylah & Samsuadi (2014) semakin lama
terlihat bahwa pada beras ketan beras ditumpuk akan menyebabkan
menghasilkan jumlah populasi yaitu 174 perubahan fisik dari beras tersebut.
ekor karena disebabkan adanya
Berdasarkan hasil penelitian laju
kelembaban. Semakin tinggi ketebalan
pertumbuhan S. oryzae dapat diketahui
tumpukan akan menyebabkan kelembaban
sebagai berikut.
yang tinggi. Kelembaban yang tinggi dapat
menyebabkan peningkatan populasi hama
kutu beras. Beras putih menghasilkan hama
kutu beras yaitu 55 ekor. Ketan hitam
menghasilkan hama kutu beras yaitu 45
ekor dan beras merah yaitu 20 ekor.
Hal ini sesuai dengan penelitian
Kamsiati et al. (2017) yang mengatakan
bahwa pada penyimpanan beras selama 60
hari mampu menambah jumlah populasi
kutu beras dibeberapa beras varietas lokal
Kalimantan Tengah. Disamping itu juga SIMPULAN DAN SARAN
dikuatkan dengan penelitian Booroto et al.
(2017) yang menyatakan bahwa Varietas beras merah, hitam dan ketan
penyimpanan beras selama 8 (delapan) putih dan ketan hitam dapat menyebabkan
minggu mampu memacu imago baru S. penyusutan berat beras sehingga terjadi
oryzae untuk bertambah seiring lamanya penyusutan pada setia jenis beras dan ketan.
penyimpanan beras. Menurut Manueke et Beras merah merupakan varietas beras yang
al. (2015), siklus hidup S. oryzae rata-rata terendah dalam penyusutan berat beras. Di
34,5 hari dimana umur kutu beras betina setiap jenis beras terdapat pertambahan
lebih lama dibandingkan kutu beras jantan jumlah kumbang beras yang banyak pada
yaitu 101,75 hari dan 88,75 hari. Penelitian tiap bulannya, dimana jumlah pada tiap
lain yang dilakukan oleh Dharmaputra jenis beras berbeda-beda jumlahnya.
(2014) yang menyatakan bahwa populasi Jumlah pertambahan kumbang beras yang
4
paling sedikit adalah beras merah, dan pada Beras dan Jagung Pipilan. Jurnal
jumlah pertumbuhan kumbang yang paling Eugenia 21 (1) : 20-31.
banyak adalah pada jenis ketan putih.
Booroto, LA, Nureny, G & Saartje, HN.
(2017). Populasi Imago S. oryzae
(coleopteran: Curculionidae) Pada
DAFTAR RUJUKAN
beberapa Jenis Beras Asal Desa
Adnan, Suhartini, & Kusbiantoro, B. (2013). Waimital Kecamatan Kairatu. Jurnal
Identifikasi Varietas Berdasarkan Budidaya Pertanian 13 (1) : .36-41.
Warna dan Tekstur Permukaan Beras
Hendrival, Khaidir, dan Nurhasanah. 2019.
Menggunakan Pengolahan Citra
Pertumbuhan Populasi Sitophilus
Digital dan Jaringan Syaraf Tiruan.
oryzae L. (Coleoptera:
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan,
Curculionidae) Dan Karakteristik
Vol 32 No (July).
Kehilangan Bobot Pada Beras. Jurnal
Kamsiati, E. Emmy, D & Yadi, H. (2013). Agrista Vol. 23 No. 2
Screening Varietas Lokal Kalimantan
Hendrival & Melinda, L. 2017. Pengaruh
Tengah Terhadap Serangan S. oryzae
Kepadatan Populasi S. oryzae
Selama Penyimpanan. Jurnal Pangan
terhadap Pertumbuhan Populasi dan
22(2) : 345-356.
Kerusakan Beras. Jurnal Biospecies.
Laylah, N., Samsuadi, S. (2014). Studi 10(1): 17-24.
Lama Penyimpanan Gabah Organik
Suliartini, N.W.S., Sadimantara, G.R.,
Terhadap Mutu Beras Organik di
Wijayanto,T., & Muhidin. (2011).
PPLH Seloliman Mojokerto. Jurnal
Pengujian Kadar Antosianin Padi
Galung Tropika Vol 3 (2) Mei 2014.
Gogo Beras Merah Hasil Koleksi
Dharmaputra, O.S., Halid, H., Sunjaya, S. Plasma Nutfah Sulawesi Tenggara.
(2014). Serangan Tribelium CropAgro, 4(2), 43–48.
Castaneum Pad Beras di
Yudansha, A., Himawan, T., & Astuti, L.P.
Penyimpanan dan Pengaruhnya
2013. Perkembangan dan
Terhadap serangan Cendawan dan
pertumbuhan Sitophilus oryzae L.
Susut Bobot. Jurnal Fitopatologi
(Coleoptera: Curculionidae) pada
Indonesia Vol 10 (4) : 126-132.
beberapa jenis beras dengan tingkat
Manueke, J. Max, T & Juliet, M.E.M. kelembaban lingkungan yang
(2015). Biologi S. oryzae dan berbeda. Jurnal HPT 1(3): 1–8.
S.zeamais(Coleoptera;Curculionidae)

Anda mungkin juga menyukai