Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS DINAMIKA POPULASI Sitophilus oryzae TERHADAP

VARIASI JENIS MAKANAN


Pranto Wati
1605111568
Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP
Universitas Riau Pekanbaru 28293
prantowati@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di kawasan laboratorium PMIPA Universitas Riau pada tanggal 22
September – 22 November 2018. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui harapan hidup
terhadap dinamika laju pertumbuhan populasi dan kematian populasi pada kumbang beras dengan
berbagai variasi jenis makanan yang berbeda. di laboratorium PMIPA Universitas Riau. Penelitian ini
bersifat experimen dengan menggunakan metode total count dengan menghitung Sitophilus
oryzae. Parameter yang diamati adalah laju imigrasi, emigrasi, natalitas, dan mortalitas pada beras,
jagung, dan kacang hijau dengan perlakuan control, setengah halus dan halus. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Sitophilus oryzae dapat hidup dengan makanan yang tidak terlalu keras
namun tidak berbentuk tepung seperti beras dan jagung, namun pada kacang hijau tidak dapat
tumbuh. Sedangkan tekstur yang paling tepat untuk Sitophilus oryzae adalah tekstur control.
Kata kunci: Sitophilus oryzae, dinamika populasi, variasi makanan

PENDAHULUAN
Beras, Jagung, dan Kacang hijau merupakan jenis makanan yang
mengandung karbohidrat. Dalam hitungan nutrisi beras, jagung, dan kacang hijau
memiliki proporsi yang berbeda.
Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) Kumbang beras merupakan nama
umum bagi sekelompok serangga kecil yang dikenal juga gemar menghuni biji-
bijian yang disimpan. Kumbang beras adalah hama gudang yang sangat
merugikan dan sulit dikendalikan bila telah menyerang dan tidak hanya
menyerang gabah/beras tetapi juga bulir jagung, berbagai jenis gandum, jewawut,
sorgum, serta biji kacang-kacangan.
Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan
telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah
dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur
yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah
telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari. Selama
beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula
imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama
ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari (Naynienay, 2008).
Penambahan terhadap populasi dapat disebabkan oleh karena masuknya
individu lain yang berasal dari daerah lain (imigrasi). Pengurangan terhadap suatu
populasi dapat disebabkan karena kematian (mortalitas) atau karena keluarnya
individu dari populasi tersebut ke luar wilayah. (Campbell, 2010)
Penelitian terhadap dinamika populasi (population dynamics) berfokus
pada interaksi-interaksi komplek antara faktor biotik dan abiotik yang
menyebabkan variasi dalam hal ukuran populasi banyak populasi berfluktuasi
pada interval yang tidak dapat diprediksi, populasi-populasi lain mengalami siklus
ledakan dan penurunan yang teratur. Pembahasan tentang dinamika populasi telah
difokuskan terutama pada kontribusi dari kelahiran dan kematian. Akan tetapi,
imigrasi dan emigrasi juga dapat memengaruhi populasi-populasi, terutama ketika
sejumlah populasi-populasi lokal tertaut, sehingga membentuk metapopulasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harapan hidup terhadap
dinamika laju pertumbuhan populasi dan kematian populasi pada kumbang beras
dengan berbagai variasi jenis makanan yang berbeda.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada 22 September - 22
November 2018 di kawasan Laboratorium PMIPA Universitas Riau. Penelitian ini
bersifat experimen dengan menggunakan metode total count dengan menghitung
langsung Sitophilus oryzae. Parameter yang diamati adalah laju dinamika populasi
(imigrasi, emigrasi, natalitas, dan mortalitas) pada beras, jagung, dan kacang hijau
dengan perlakuan control, setengah halus dan halus. Selama 2 bulan penelitian
dilakukan pengamatan setiap minggu dan menghitung langsung jumlah
Sitophilus oryzae.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum adalah 9 buah gelas plastik,
isolasi, neraca analitik, mortal and mortal/blender, alat tulis, dan termometer.
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum adalah beras, jagung, kacang
hijau dan 180 ekor Sitophilus oryzae. Adapun prosedur kerjanya adalah [1]
siapkan alat dan bahan. [2] haluskan beras, jagung, dan kacang hijau (setengah
halus dan halus) [3] masukkan beras, jagung, dan kacang hijau dengan 3
perlakuan kedalam gelas plastik. [4] masukkan Sitophilus oryzae kedalam gelas
plastik masing-masing sebnayak 20 ekor. [5] isolasi bagian atas gelas plastik agar
Sitophilus oryzae tidak keluar. [6] lakukan pengukuran suhu, pengamatan dan
penghitungan Sitophilus oryzae selama 2 bulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil yang telah didapatkan selama 2 bulan dengan pengamatan yang
dilakukan populasinya. Dari perhitungan tersebut akan diketahui harapan hidup
(ex) pertumbuhan populasi kumbang beras pada berbagai makanan.
Kelahiran mempengaruhi pertambahan jumlah individu dalam populasi.
Sedangkan kamatian mengurangi junlah individu dalam populasinya. Selain
itu,menurut (Siregar, 2014)
Tabel 1. Komposisi komposisi dinamika populasi dan laju pertumbuhan
Sitophilus oryzae terhadap jenis bahan makanan
Pengamatan Jumlah Rerata
Objek
1 2 3 4 5 6 7 8
12
Jagung kontrol 18 14 45 50 63 66 373 751 93.875
2
Jagung sedang 18 19 18 20 23 26 33 136 293 36.625
Jagung halus 11 10 4 5 7 9 5 0 51 6.375
Beras kontrol 23 20 29 35 37 42 53 164 403 50.375
Beras sedang 16 14 24 25 29 30 56 143 337 42.125
Beras halus 16 28 34 35 37 37 21 131 339 42.375
Kacang hijau kontrol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kacang hijau sedang 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0.25
Kacang hijau halus 16 28 34 35 37 37 21 131 339 42.375
Daur hidup dari Sitophilus oryzae, betina sebelum meletakkan telur
terlebih dahulu membuat lubang dalam butiran beras maupun biji-bijian kemudian
lubang ditutup dengan cairan pekat (gelatinoum). Stadium telur berlangsung
sekitar 7 hari, telur berwarna putih dan panjangnya kira-kira 0,5 mm. (Siregar,
2014)

A. Pertumbuhan Populasi Kumbang Beras Pada Pangan Beras


Harapan hidup (ex) terhadap pertumbuhan populasi kumbang beras pada
pangan beras selama 8 minggu pengamatan dapat dilihat dari grafik 1.

HARAPAN HIDUP
80
70
60
Harapan Hidup

50
Beras kontrol
40
30 Beras setengah halus
20 Beras halus
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengamatan ke-

Grafik 1. Pertumbuhan kumbang beras

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat pengamatan populasi kumbang


beras dengan 3 perlakuan yaitu kontrol, setengah halus dan halus yaitu
pertumbuhan populasi dari minggu ke minggu mengalami pertambahan dan
penurunan harapan hidup dikarenakan adanya emigrasi dan imigrasi sehingga
terjadi kompetisi dalam mencari nutrisi makanan yang mengakibatkan penurunan
terhadap harapan hidup kumbang beras. Pada minggu pengamatan pertama
terlihat bahwa harapan hidup beras kontrol sedang tinggi sedangkan pada beras
setengah halus dan beras halus rendah.
Pakan yang dipilih oleh S. oryzae dipengaruhi oleh kekerasan biji, ukuran
biji, kandungan nutrisi pakan seperi protein, amilosa, lemak, dan kadar air.
(Asknovi, 2011).
Kumbang beras menyukai biji yang kasar dan tidak dapat berkembang
biak pada bahan makanan yang berbentuk tepung. Kumbang ini tidak akan
meletakkan telur pada material yang halus karena imago tidak dapat merayap dan
akan mati di tempat tersebut. Pada beras terdapat nutrisi yang diperlukan oleh
kumbang beras sehingga dapat bertahan hidup di bahan pangan beras.
Menjelaskan ketika serangga betina akan meletakkan telurnya pada media
yang tidak sesuai maka serangga tersebut akan menahan proses bertelurnya pada
media tersebut (Lopulalan, 2010).
B. Pertumbuhan Populasi Kumbang Beras Pada Pangan Jagung
Harapan hidup (ex) terhadap pertumbuhan populasi kumbang beras pada
pangan jagung selama 8 minggu pengamatan dapat dilihat dari grafik 2.

HARAPAN HIDUP
35
30
25
Harapan hidup

20 Jagung kontrol
15 Jagung setengah halus
Jagung halus
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengamatan ke-

Grafik 2. Pertumbuhan kumbang jagung

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat pengamatan populasi kumbang beras


pada pangan jagung dengan 3 perlakuan yaitu kontrol, setengah halus, dan halus
awalnya samasama tinggi, namun semakin lama semakin rendah dikarenakan
proporsi yang tidak seimbang antara kelahiran (natalitas) dan kematian
(mortalitas) yaitu pertumbuhan populasi mengalami perubahan dari minggu ke
minggu dikarenakan adanya emigrasi dan imigrasi.
S. oryzae masih dapat berkembang pada jagung karena terdapat bagian
embryo yang lebih lunak daripada endosperm biji. Dengan demikian imago S.
oryzae dapat dengan mudah mendapatkan nutrisi dan meletakkan telur pada
butiran biji jagung. Kekerasan butiran biji akan berpengaruh terhadap waktu
perkembangan serangga.
Sitophilus sp. dianggap lebih cocok berkembang biak pada media sorgum
dibandingkan pada beras dan jagung karena pengaruh kandungan nutrisi yang
lebih besar (Yasin, 2009)
Kandungan protein pada pakan mempengaruhi jumlah imago baru yang
muncul dan tingkat penurunan berat pakan setelah diinfestasi S. oryzae. Serangga
hama gudang membutuhkan karbohidrat dalam jumlah yang banyak Parra (2012).

C. Pertumbuhan Populasi Kumbang Beras Pada Pangan Kacang Hijau


Harapan hidup (ex) terhadap pertumbuhan populasi kumbang beras pada
pangan kacang hijau selama 8 minggu pengamatan dapat dilihat dari grafik 3.
HARAPAN HIDUP
25

20
Harapan hidup

15 Kacang kontrol
10 Kacang setengah halus
Kacang halus
5

0
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengamatan ke-

Grafik 3. Pertumbuhan kumbang kacang hijau


Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat pengamatan populasi kumbang beras
pada pangan kacang hijau dengan 3 perlakuan yaitu kontrol, sedang dan halus
yaitu mengalami penurunan karena biji kacang hijau memiliki lapisan luar yang
keras sehingga sulit digigit oleh tipe mulut dari Sitophillus oryzae. Selain itu
disebabkan karena adanya imigrasi dan emigrasi terhadap kembang beras untuk
mendapatkan makanan. Kacang hijau memiliki tingkat kekerasan butiran yang
sangat keras. Kacang hijau dengan perlakuan halus dapat untuk bertahan hidup
kumbang beras. Hanya saja kumbang beras tidak menyukai dan tidak dapat hidup
dengan jenis tekstur tepung untuk meletakkan telurnya.
Astuti et al., (2013) menjelaskan bahwa selain kandungan nutrisi dalam
pakan, tingkat kekerasan butiran pakan juga mempengaruhi perkembangan
serangga.

KESIMPULAN
Pada praktikum dinamika populasi mengamati pertahanan hidup pada
berbagai macam makanan. Dari biji beras, jagung, dan kacang hijau. Populasi
Sitophilus oryzae yang paling banyak terdapat pada beras dan jagung, karena
kacang hijau memiliki tekstur yang terlalu keras dan tidak cocok bagi Sitophilus
oryzae. Sedangkan tekstur yang paling tepat untuk Sitophilus oryzae adalah
tekstur dengan perlakuan kontrol, karena Sitophilus oryzae mudah untuk
meletakkan telurnya didalam tekstur yang tidak berbentuk tepung, telur juga akan
bertumbuh dengan baik, dan angka mortalitas serta natalitas dapat seimbang.
Dengan demikian harapan hidup yang paling tinggi berturut – turut adalah jagung,
beras, dan kacang hijau.

DAFTAR PUSTAKA
Askanovi. D. 2011. Kajian Resistensi Beras Pecah Kulit dan Beras Sosoh dari
Lima Varietas Padi Unggul terhadap Serangan hama Beras S. oryzae (L.)
(Skripsi): Program Sarjana. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. p 84.
Astuti, L. P., G. Mudjiono, S. Rasminah Ch., dan B. T. Rahardjo. 2013.
Susceptibility of Milled Rice Varieties to the Lesser Grain Borer
(Rhyzopertha dominica, F). Agric. J. of Science. 5 (2): 145-149
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.
Wasserman, Peter V. Minorsky, Robert B. Jackson. 2012. Biologi. Edisi
Kedelapan. Jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Lopulalan. C. 2010. Analisa Ketahanan Beberapa Varietas Padi Terhadap
Serangan Hama Gudang (Sitophilus zeamais Motschulsky). Jurnal Budidaya
Pertanian 1. (6): pp 11-16.
Parra, J. P. R. 2012. Insect Nutrition Indices for Meassuring Insects Food Intake
and Utilization, (eds) Antonio R. Panizzi dan Jose R. P. Parra. Insect
Bioecology and Nutrition for Integrated Pest Management. CRC Press. USA.
p 705.
Siregar, Sarah Mioliana. 2014. Teknologi Produksi Benih“Hama Gudang”.
Website:https://www.academia.edu/7207687/laporan_tekben_hama_gudang_
sarahmiolina. Diakses pada hari minggu 15 Juni 2014 pada pukul 00:02
WIB.\
Yasin, M. 2009. Kemampuan Akses Makan Serangga Hama Kumbang Bubuk dan
Faktor Fisiokimia yang Mempengaruhi. Prosiding Seminar Nasional Serealia.
Balai Penelitian Tanaman Serealia. pp 400-409

Anda mungkin juga menyukai