ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di kawasan laboratorium PMIPA Universitas Riau pada tanggal 22
September – 22 November 2018. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui harapan hidup
terhadap dinamika laju pertumbuhan populasi dan kematian populasi pada kumbang beras dengan
berbagai variasi jenis makanan yang berbeda. di laboratorium PMIPA Universitas Riau. Penelitian ini
bersifat experimen dengan menggunakan metode total count dengan menghitung Sitophilus
oryzae. Parameter yang diamati adalah laju imigrasi, emigrasi, natalitas, dan mortalitas pada beras,
jagung, dan kacang hijau dengan perlakuan control, setengah halus dan halus. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Sitophilus oryzae dapat hidup dengan makanan yang tidak terlalu keras
namun tidak berbentuk tepung seperti beras dan jagung, namun pada kacang hijau tidak dapat
tumbuh. Sedangkan tekstur yang paling tepat untuk Sitophilus oryzae adalah tekstur control.
Kata kunci: Sitophilus oryzae, dinamika populasi, variasi makanan
PENDAHULUAN
Beras, Jagung, dan Kacang hijau merupakan jenis makanan yang
mengandung karbohidrat. Dalam hitungan nutrisi beras, jagung, dan kacang hijau
memiliki proporsi yang berbeda.
Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) Kumbang beras merupakan nama
umum bagi sekelompok serangga kecil yang dikenal juga gemar menghuni biji-
bijian yang disimpan. Kumbang beras adalah hama gudang yang sangat
merugikan dan sulit dikendalikan bila telah menyerang dan tidak hanya
menyerang gabah/beras tetapi juga bulir jagung, berbagai jenis gandum, jewawut,
sorgum, serta biji kacang-kacangan.
Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan
telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah
dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur
yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah
telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari. Selama
beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula
imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama
ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari (Naynienay, 2008).
Penambahan terhadap populasi dapat disebabkan oleh karena masuknya
individu lain yang berasal dari daerah lain (imigrasi). Pengurangan terhadap suatu
populasi dapat disebabkan karena kematian (mortalitas) atau karena keluarnya
individu dari populasi tersebut ke luar wilayah. (Campbell, 2010)
Penelitian terhadap dinamika populasi (population dynamics) berfokus
pada interaksi-interaksi komplek antara faktor biotik dan abiotik yang
menyebabkan variasi dalam hal ukuran populasi banyak populasi berfluktuasi
pada interval yang tidak dapat diprediksi, populasi-populasi lain mengalami siklus
ledakan dan penurunan yang teratur. Pembahasan tentang dinamika populasi telah
difokuskan terutama pada kontribusi dari kelahiran dan kematian. Akan tetapi,
imigrasi dan emigrasi juga dapat memengaruhi populasi-populasi, terutama ketika
sejumlah populasi-populasi lokal tertaut, sehingga membentuk metapopulasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harapan hidup terhadap
dinamika laju pertumbuhan populasi dan kematian populasi pada kumbang beras
dengan berbagai variasi jenis makanan yang berbeda.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada 22 September - 22
November 2018 di kawasan Laboratorium PMIPA Universitas Riau. Penelitian ini
bersifat experimen dengan menggunakan metode total count dengan menghitung
langsung Sitophilus oryzae. Parameter yang diamati adalah laju dinamika populasi
(imigrasi, emigrasi, natalitas, dan mortalitas) pada beras, jagung, dan kacang hijau
dengan perlakuan control, setengah halus dan halus. Selama 2 bulan penelitian
dilakukan pengamatan setiap minggu dan menghitung langsung jumlah
Sitophilus oryzae.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum adalah 9 buah gelas plastik,
isolasi, neraca analitik, mortal and mortal/blender, alat tulis, dan termometer.
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum adalah beras, jagung, kacang
hijau dan 180 ekor Sitophilus oryzae. Adapun prosedur kerjanya adalah [1]
siapkan alat dan bahan. [2] haluskan beras, jagung, dan kacang hijau (setengah
halus dan halus) [3] masukkan beras, jagung, dan kacang hijau dengan 3
perlakuan kedalam gelas plastik. [4] masukkan Sitophilus oryzae kedalam gelas
plastik masing-masing sebnayak 20 ekor. [5] isolasi bagian atas gelas plastik agar
Sitophilus oryzae tidak keluar. [6] lakukan pengukuran suhu, pengamatan dan
penghitungan Sitophilus oryzae selama 2 bulan.
HARAPAN HIDUP
80
70
60
Harapan Hidup
50
Beras kontrol
40
30 Beras setengah halus
20 Beras halus
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengamatan ke-
HARAPAN HIDUP
35
30
25
Harapan hidup
20 Jagung kontrol
15 Jagung setengah halus
Jagung halus
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengamatan ke-
20
Harapan hidup
15 Kacang kontrol
10 Kacang setengah halus
Kacang halus
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengamatan ke-
KESIMPULAN
Pada praktikum dinamika populasi mengamati pertahanan hidup pada
berbagai macam makanan. Dari biji beras, jagung, dan kacang hijau. Populasi
Sitophilus oryzae yang paling banyak terdapat pada beras dan jagung, karena
kacang hijau memiliki tekstur yang terlalu keras dan tidak cocok bagi Sitophilus
oryzae. Sedangkan tekstur yang paling tepat untuk Sitophilus oryzae adalah
tekstur dengan perlakuan kontrol, karena Sitophilus oryzae mudah untuk
meletakkan telurnya didalam tekstur yang tidak berbentuk tepung, telur juga akan
bertumbuh dengan baik, dan angka mortalitas serta natalitas dapat seimbang.
Dengan demikian harapan hidup yang paling tinggi berturut – turut adalah jagung,
beras, dan kacang hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Askanovi. D. 2011. Kajian Resistensi Beras Pecah Kulit dan Beras Sosoh dari
Lima Varietas Padi Unggul terhadap Serangan hama Beras S. oryzae (L.)
(Skripsi): Program Sarjana. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. p 84.
Astuti, L. P., G. Mudjiono, S. Rasminah Ch., dan B. T. Rahardjo. 2013.
Susceptibility of Milled Rice Varieties to the Lesser Grain Borer
(Rhyzopertha dominica, F). Agric. J. of Science. 5 (2): 145-149
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.
Wasserman, Peter V. Minorsky, Robert B. Jackson. 2012. Biologi. Edisi
Kedelapan. Jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Lopulalan. C. 2010. Analisa Ketahanan Beberapa Varietas Padi Terhadap
Serangan Hama Gudang (Sitophilus zeamais Motschulsky). Jurnal Budidaya
Pertanian 1. (6): pp 11-16.
Parra, J. P. R. 2012. Insect Nutrition Indices for Meassuring Insects Food Intake
and Utilization, (eds) Antonio R. Panizzi dan Jose R. P. Parra. Insect
Bioecology and Nutrition for Integrated Pest Management. CRC Press. USA.
p 705.
Siregar, Sarah Mioliana. 2014. Teknologi Produksi Benih“Hama Gudang”.
Website:https://www.academia.edu/7207687/laporan_tekben_hama_gudang_
sarahmiolina. Diakses pada hari minggu 15 Juni 2014 pada pukul 00:02
WIB.\
Yasin, M. 2009. Kemampuan Akses Makan Serangga Hama Kumbang Bubuk dan
Faktor Fisiokimia yang Mempengaruhi. Prosiding Seminar Nasional Serealia.
Balai Penelitian Tanaman Serealia. pp 400-409