Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBERIAN KADAR LARUTAN SUKROSA YANG BERBEDA

TERHADAP POTENSIAL AIR PADA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum)

1) Esa Rahma Heryawati (036114038)


2) Iin Trisnawati (036114077)
3) Kurnia Afifah (036114031)
4) Windy Meliana (036114034)

Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pakuan Bogor, 16143

PENDAHULUAN membedakan antara sel hewan dan sel


Dari seluruh faktor lingkungan yang tumbuhan ialah adanya dinding sel.
mempengaruhi kehidupan tumbuhan, air Dinding sel terdiri atas dinding sel primer
merupakan faktor yang terpenting. dan dinding sel sekunder. Dinding sel
Tumbuhan darat rata rata memerlukan membungkus protoplas yang meliputi
400 kg air bagi setiap kilogram bahan membran plasma dan semua yang ada di
kering yang dihasilkannya, dan jumlah dalamnya. Membran ini biasanya melekat
tersebut biasanya melampaui persediaan. erat pada dinding karena adanya tekanan
Hampir seluruh proses fisiologi dalam dari cairan di dalam. Di antara dinding
tumbuhan berlangsung dengan adanya air. primer sel sel yang berdampingan
Air diperlukan untuk kelangsungan reaksi terdapat lamela tengah yang melekatkan
kimia penting seperti perombakan, dalam kedua dinding sel tersebut.
hal ini air bergabung dengan senyawa yang Air penting bagi pertumbuhan. Air
dirombak, dan dalam fotosintesis, hidrogen merupakan unsur pokok utama
dari air bergabung dengan karbon (C) dan protoplasma, dan dalam jumlah banyak
oksigen (O2) dari karbondioksida (O2) terdapat pada jaringan muda dan jaringan
membentuk gula. Mineral dari tanah, dan yang sedang tumbuh. Air memiliki nilai
bahan makanan yang dibentuk dari daun, potensial yang biasa disebut potensial air.
bergerak dalam larutan dari daerah absorbsi Potensial air merupakan energi bebas yang
atau daerah pembentukan ke bagian dimiliki suatu larutan tertentu yang dapat
bagian tumbuhan lainnya. Air dalam mempengaruhi perpindahan air dari suatu
vakuola sel menahan sitoplasma terhadap bagian ke bagian lain. Potensial air murni
dinding sel dan menimbulkan turgor pada adalah nol (0), adanya beberapa substansi
sel. Pada sel tumbuhan, salah satu ciri yang yang terlarut dalam air akan menurunkan
potensial airnya, sehingga potensial air dari Percobaan kali ini bertujuan untuk
suatu larutan adalah kurang dari 0 (negatif). menentukan potensial air pada jaringan
Air masuk ke dalam tanaman melalui tumbuhan umbi kentang (Solanum
proses difusi, yang mana proses difusi ini tuberosum) serta menentukan konsentrasi
terjadi karena perbedaan konsentrasi, yaitu larutan pada lingkungan dan jaringan
konsentrasi di dalam sel lebih rendah tumbuhan. Solanum tuberosum merupakan
dibandingkan konsentrasi di luar sel. Sel tanaman semusim yang berbentuk semak,
tumbuhan dapat mengalami kehilangan air termasuk dalam kerjaan plantae, divisi
yang besar jika potensial air di luar sel lebih Magnoliophyta, kelas magnoliopsida,
rendah dibandingkan dengan potensial air subklas asteridae, ordo solenales, dan
di dalam sel, sehingga akan mengakibatkan famili solenaceae.
volume isi sel akan menurun.
HASIL PENGAMATAN

Berat Kentang Berat Kentang Perubahan


Tabung Konsentrasi
Sebelum Sesudah Berat Kentang
Reaksi Larutan Sukrosa
Direndam Direndam (gr)
A1 0 M 3,63 gr 4,2 gr 0,57 gr
A2 0,2 M 3,62 gr 3,85 gr 0,32 gr
A3 0,4 M 3,19 gr 2,85 gr - 0,34 gr
A4 0,6 M 3,44 gr 2,75 gr - 0,69 gr
A5 0,8 M 3,93 gr 2,13 gr - 1,8 gr
Tabel 1. Hasil percobaan pemberian larutan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda pada tanaman
kentang.

Tabung Konsentrasi Posisi Methylen Blue pada Larutan Sukrosa


Reaksi Larutan Sukrosa
B1A1 0 M Di Atas
B2A2 0,2 M Di Atas
B3A3 0,4 M Di Bawah
B4A4 0,6 M Di Bawah
B5A5 0,8 M Di Bawah
Tabel 2. Hasil percobaan dengan menggunakan indikator pewarna methylen blue.

Berdasarkan hasil percobaan, sukrosa 0,2 M, kentang memiliki berat awal


didapatkan data seperti pada tabel (tabel 1.) 3,62 gr. Kemudian, beratnya bertambah
di atas. Percobaan ini dilakukan dengan setelah direndam selama 60 menit menjadi
menggunakan lima tabung reaksi yang 3,85 gr. Maka dapat diketahui terjadi
berisi larutan sukrosa dengan konsentrasi perubahan berat kentang sebanyak 0,32 gr
molaritas (M) yang berbeda setiap dari berat awal. Pada tabung reaksi A3
tabungnya. Kentang yang direndam pada dengan konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M,
tabung reaksi A1 dengan konsentrasi kentang memiliki berat awal 3,19 gr. Lalu,
larutan sukrosa 0 M, memiliki berat awal beratnya berkurang setelah direndam
3,63 gr. Kemudian, beratnya bertambah selama 60 menit menjadi 2,85 gr. Maka
setelah direndam selama 60 menit menjadi dapat diketahui terjadi perubahan berat
4,2 gr. Maka dapat diketahui terjadi kentang sebanyak 0,34 gr dari berat awal.
perubahan berat kentang sebanyak 0,57 gr Kentang yang direndam pada tabung reaksi
dari berat awal. Selanjutnya, pada tabung A4 dengan konsentrasi larutan sukrosa 0,6
reaksi A2 dengan konsentrasi larutan M, memiliki berat awal 3,44 gr. Kemudian,
beratnya berkurang setelah direndam berkurang setelah direndam selama 60
selama 60 menit menjadi 2,75 gr. Maka menit menjadi 2,13 gr. Maka dapat
dapat diketahui terjadi perubahan berat diketahui terjadi perubahan berat kentang
kentang sebanyak -0,69 gr dari berat awal. sebanyak 1,8 gr.
Pada tabung reaksi A5 dengan konsentrasi Berikut adalah diagram perubahan
larutan sukrosa 0,8 M, kentang memiliki berat kentang pada masingmasing
berat awal 3,93 gr. Kemudian, beratnya perlakuan.

Konsentrasi larutan sukrosa Berat kentang sebelum direndam Berat kentang sesudah direndam

4.2
3.85 3.93
3.63 3.62
3.44
3.19
2.85 2.75

2.13

0.8 M
0.6 M
0.4 M
0.2 M
0M

A1 A2 A3 A4 A5

Diagram hasil percobaan pemberian larutan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda pada tanaman kentang.

Pada tabel 2. menunjukan posisi methylen blue berada di atas.


perbedaan posisi methylen blue pada Kemudian, larutan sukrosa dalam tabung
masing-masing tabung reaksi. Larutan reaksi B3, B4, dan B5 (terlarut methylen
sukrosa dalam tabung reaksi B1 dan B2 blue di dalamnya) diteteskan ke dalam
(terlarut methylen blue di dalamnya) tabung reaksi A3, A4, dan A5 sesuai
diteteskan ke dalam tabung reaksi A1 dan konsentrasi larutan sukrosa yang sama
A2 sesuai konsentrasi larutan sukrosa yang (B3A3, B4A4, B5A5), menunjukan
sama (B1A1, B2A2), menunjukan posisi methylen blue berada di bawah.
PEMBAHASAN yang direndam dengan larutan sukrosa yang
Percobaan pengukuran potensial air memiliki konsentrasi 0,2 M pada tabung
pada jaringan tumbuhan umbi kentang reaksi A2, disebabkan adanya pergerakan
(Solanum tuberosum) ini menggunakan air dari lingkungan (larutan sukrosa) ke
volume jaringan yaitu sampel jaringan yang dalam sel kentang. Artinya, larutan sukrosa
diinginkan dimasukkan ke dalam larutan 0,2 M yang terdapat di luar sel, konsentrasi
sukrosa dengan beragam konsentrasi dari 0 zat terlarutnya lebih rendah daripada di
M hingga 0,8 M. Konsentrasi yang berbeda dalam sel kentang (hipotonis). Potensial air
ini bertujuan untuk mengetahui adanya di sel kentang lebih rendah daripada
perbedaan potensial air dalam larutan potensial air di lingkungan (larutan
tersebut yang merupakan penyebab aquades). Sehingga sel kentang mengalami
terjadinya osmosis. Osmosis merupakan pembengkakan (turgid). Selanjutnya,
perpindahan molekul air melalui membran berbanding terbalik dengan tabung reaksi
selektif semi-permeabel dari daerah yang A1 dan A2, pada tabung reaksi A3, A4 dan
konsentrasinya tinggi ke daerah yang A5 terjadi penurunan berat kentang yang
konsentrasinya rendah. Membran telah direndam dalam larutan sukrosa yang
memungkinkan molekul air melintas lebih masing-masing memiliki konsentrasi 0,4
cepat daripada unsur terlarut; dinding sel M, 0,6 M, dan 0,8 M. Hal ini menunjukkan
primer biasanya sangat permeabel terhadap terjadi penyusutan berat jaringan pada
keduanya. Berdasarkan data hasil tumbuhan kentang. Peristiwa ini
pecobaan, menunjukkan nilai kenaikan diakibatkan karena air keluar dari sel
berat kentang pada tabung reaksi A1 dan kentang menuju larutan sukrosa sehingga
A2 serta penurunan berat kentang pada larutan ini disebut larutan hipertonis.
tabung reaksi A3, A4, dan A5. Potensial air di sel kentang lebih tinggi
Bertambahnya berat kentang yang daripada di lingkungan sehingga sel
direndam dengan larutan aquades (tanpa kentang mengalami penyusutan
larutan sukrosa) pada tabung reaksi A1, (plasmolisis).
disebabkan adanya pergerakan air dari Setelah mengetahui potensial air
lingkungan ke dalam sel kentang. Artinya, dengan melakukan percobaan pertama,
larutan aquades yang terdapat di luar sel, kami melakukan percobaan selanjutnya.
konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah Percobaan ini dilakukan dengan
daripada di dalam sel kentang (hipotonis). menggunakan lima tabung reaksi yaitu B1,
Kemudian, bertambahnya berat kentang B2, B3, B4 dan B5 yang masing-masing
tabung secara berurutan memiliki mengalami kenaikan kepekatannya
konsentrasi larutan sukrosa sebesar 0 M, (kentang mengalami turgid, larutan di
0,2 M, 0,4 M, 0,6 M dan 0,8 M. Kelima lingkungan hipotonis). Sedangkan pada
tabung reaksi tersebut sebelumnya telah tabung rekasi A3, A4 dan A5, posisi
diberi kristal methylen blue. Pada methylen blue berada di bawah atau
percobaan ini, methylen blue berfungsi tenggelam. Hal ini menunjukan bahwa
sebagai indikator pewarna dan tidak sampai potensial air pada jaringan kentang lebih
mempengaruhi konsentrasi larutan sukrosa. tinggi daripada potensial air pada larutan
Tabung reaksi A1, A2, A3, A4 dan A5 yang sukrosa di lingkungan. Peristiwa ini
berisi larutan sisa rendaman kentang menyebabkan air keluar dari jaringan
ditetesi larutan yang telah diberi methylen kentang ke lingkungan sehingga larutan
blue dalam tabung reaksi B1, B2, B3, B4 sukrosa mengalami penurunan kepekatan
dan B5 secara berurutan sesuai dengan (kentang mengalami plasmolisis, larutan di
konsentrasi larutan yang sama (A1 B1, lingkungan hipertonis).
dan seterusnya). Pada tabel 2. menunjukan
Berdasarkan literatur, air mengalir
posisi methylen blue yang berbeda dalam
dari potensial air tinggi ke potensial air
setiap tabung A1, A2, A3, A4 dan A5. Pada
rendah. Kemudian, semakin tinggi
tabung reaksi A1 dan A2, posisi methylen
konsentrasi larutan maka semakin kecil
blue berada di atas larutan atau melayang.
nilai potensial airnya. Jadi, pada
Posisi ini menunjukan bahwa terjadi
percobaan yang dilakukan pada sel
perubahan konsentrasi pada larutan sukrosa
kentang, konsentrasi larutan 0 M memiliki
selama proses perendaman jaringan pada
potensial air paling besar dari kelima
sel kentang akibat peristiwa osmosis.
larutan. Sebaliknya, konsentrasi larutan 0,8
Potensial air pada larutan di lingkungan
M memiliki potensial air paling rendah
lebih tinggi daripada potensial air pada
dibandingkan kelima larutan.
jaringan kentang menyebabkan air masuk
ke jaringan kentang sehingga larutan
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan mengenai potensial air pada tanaman kentang (Solanum
tuberosum), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konsentrasi larutan sukrosa merupakan
faktor yang mempengaruhi potensial air pada tanaman kentang. Makin besar potensial air,
makin besar kemampuan cairan untuk berosmosis. Potensial air lebih tinggi di satu bagian dari
sistem daripada dibagian lain, maka air bergerak dari daerah berpotensial air tinggi ke daerah
berpotensial air rendah. Jika konsentrasi semakin tinggi maka nilai potensial osmotik makin
rendah. Sehingga air akan bergerak ke luar sistem jaringan sel kentang menuju larutan sukrosa
dan terjadilah pengurangan berat pada kentang.

Anda mungkin juga menyukai