Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM II.

Topik : Pengaruh Kadar Garam terhadap Penyerapan Air dan


Pertumbuhan Tanaman
Tujuan : Untuk mengamati pengaruh kadar garam yang berbeda-beda
terhadap penyerapan air dan pertumbuhan tanaman
Hari/Tanggal : Selasa-senin/03-09 Oktober 2017
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Tabung reaksi sebanyak 6 buah
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas ukur
4. Pipet tetes
5. Gelas kimia
6. Kertas label
7. Baki/nampan
B. Bahan
1. Tanaman Vigna sinensis (kacang panjang)yang berumur 2 minggu
2. Larutan CaCl2 : 0,01 M; 0,03 M; 0,05 M; 0,1 M; 0,2 M
3. Aquadest
4. Kapas

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan tanaman kacang panjang dalam pot/ gelas plastic yang berisi
tanah selama 2 minggusebanyak 6 tanaman
2. Mengisi kedalam tabung reaksi yang telah disediakan masing-masing 15 ml
larutan CaCl2 sesuai konsentrasinya dan aquadest untuk kontrolnya (15 ml)
3. Mengambil bibit tanaman uji yang segar, potong batang di bawah
kotiledonnya. Kemudian batang dimasukkan hingga tenggelam di dalam
larutan
4. Memberi tanda tinggi permukaan awal bagian atas larutan. Mengatur letaknya
sedemikian rupa dan menutup dengan karton dan kapas

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 21


5. Mengamati tanaman uji setiap 3 hari dan menambahkan air bila permukaan
larutan berkurang (asam dengan tinggi awalnya). Mencatat total volume air
yang ditambahkan
6. Melakukan pengamatan sampai hari ke-6 dan mengamati morfologi tumbuhan

III. TEORI DASAR


Nutrien anorganik di dalam larutan tersedia bagi tanaman dalam bentuk
ion-ion. Tanaman menggunakan energi hasil respirasi untuk penyerapan dan
mengangkut ion-ion yang dibutuhkannya. Hal ini karena kebanyakan ion-ion
diserap secara aktif, sedangkan yang lain mengalir secara pasif karena ada
perbedaan potensial antara larutan dengan lingkungan.
Perbedaan potensial dihasilkan dari ion –ion yang bergerak secara aktif
karena adanya pompa ion. Ion-ion diserap pada permukaan dinding sel dan
membrane sel dapat dipertukarkan dengan ion-ion dari larutan di luarnya.
Selanjutnya kation akan diserap pada permukaan membran dengan secara
osmotik tidak aktif. Hal yang sama juga dapat terjadi pada anion lain. Jika
membran plasma permiabel untuk kation maupun anion tersebut, maka akan
masuk sampai terjadi keseimbangan. Salah satu bentuk interaksi yang terjadi
antara ion dalam proses penyerapan dan angkutan dalam tumbuhan, terutama
berkaitan dengan masalah mudah tidaknya ion-ion diserap, seperti valensi ion,
dan konsentrasinya sangat berpengaruh dalam penyerapan ion

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 22


IV. HASIL PENGAMATAN
A. Flow Chart

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 23


B. Tabel Hasil Pengamatan
Perubahan Morfologi
keadaaan
No larutan 3 hari 3 hari
Morfologi Awal
pertama kedua

Jumlah daun 8 8 9

Hijau hijau
Warna daun hijau
kekuningan

Keadaan daun segar layu segar


CaCl2
1 Keadaan
0,01 M segar layu segar
batang

Ada/tidak akar Tidak Tidak ada

Penambahan 97 tetes
- 108 tetes
air

Jumlah daun 8 8 9

hijau hijau
Warna daun hijau
kekuningan

Keadaan daun segar layu segar


CaCl2
2 Keadaan
0,03 M segar layu segar
batang

Ada/tidak akar Tidak Tidak ada

Penambahan 66 tetes
- 101 tetes
air

Jumlah daun 9 9 7

hijau
Warna daun hijau hijau kuning
CaCl2
3 Keadaan daun segar Layu, kering layu
0,05 M
Keadaan segar
segar layu
batang

Ada/tidak akar tidak tidak tidak

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 24


Penambahan 41 tetes
- 69 tetes
air

Jumlah daun 8 8 1

Warna daun hijau hijau coklat

Keadaan daun segar layu layu


CaCl2
4 Keadaan layu
0,1 M segar layu
batang

Ada/tidak akar tidak tidak tidak

Penambahan 24 tetes
- 65 tetes
air

Jumlah daun 9 9 5

hijau
Warna daun hijau hijau kuning

Keadaan daun segar Layu segar


CaCl2
5
0,2 M Keadaan segar
segar Layu
batang

Ada/tidak akar tidak tidak tidak

Penambahan 106 tetes


- 119 tetes
air

Jumlah daun 5 5 8

Warna daun hijau hijau hijau

Keadaan daun segar layu segar


CaCl2
6 Keadaan segar
0,2 M segar layu
batang

Ada/tidak akar tidak tidak tidak

Penambahan 93 tetes
- 51 tetes
air

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 25


C. Foto Hasil Pengamatan

Pengamatan awal Pengamatan tiga hari pertama

Dokumentasi Pribadi.2017 Dokumentasi Pribadi.2017

Pengamatan tiga hari kedua

Dokumentasi Pribadi.2017

V. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil praktikum dapat dilihat pengaruh konsentrasi garam
(osmotic) terhadap kemampuan tanaman untuk mengabsorbsi air yang
merupakan pelarut dari garam tersebut. Keberadaan garam-garam terlarut dengan
konsetrasi yang berbda-beda pada tabung rekasi dapat mempengaruhi
pertumbuhan kacang Panjang (Vigna sinensis). Sebanyak 6 tanaman kacang
Panjang diperlakukan dengan penambahan CaCl2 dengan konsentrasi yang
berbeda-beda
1. CaCl2 dengan konsetrasi 0,01 M
Perlakuan pada kacang Panjang pertama ialah dengan CaCl2
berkonsetrasi 0,01 M. Pada penambahan awal, warna daunnya masih hijau

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 26


dengan jumlah daun 8, keadaan daunnya masih segar begitu juga keadaan
batangnya. Karena pengamatannya baru hari pertama, sehingga akarnya
belum ada
Pada pengamatan kedua yaitu 3 hari pertama, tanaman kacang Panjang
sudah terjadi perubahan yaitu, warna daunnya yang sudah hijau kekuningan,
jumlah daunnya tetap 8, keadaan daun dan batangnya layu, dan sudah terdapat
akar. Pada pengamatan kedua ini banyak kehilangan CaCl2 di dalam tabung
reaksi, sehingga ditambahkan dengan aquadest sebanyak 108 tetes.
Pada pengamatan ketiga yaitu pada 3 hari kedua, tanaman kacang
Panjang mengalami perubahan dari pengamatan kedua, yaitu warna daun
kembali menjadi hijau, jumlah daun bertambah menjadi 9, keadaan dau dan
batang kembali menjadi segar, dan terdapat akar. Pada pengamatan ketiga ini
juga terjadi kehilangan larutan di dalam tabung reaksi, sehingga ditambahkan
aquadest sebanyak 97 tetes.

2. CaCl2 dengan konsetrasi 0,03 M


Perlakuan pada kacang Panjang kedua ialah dengan CaCl2
berkonsetrasi 0,03 M. Pada penambahan awal warna duannya hijau, jumlah
daunnya 8, keadaan daun dan akar masih segara, dan belum terdapat akar,
karena pengamatannya baru hari pertama.
Pada pengamatan kedua yaitu 3 hari pertama, tanaman kacang Panjang
sudah terjadi perubahan yaitu, warna daunnya menjadi hijau kekuningan,
jumlah daunnya tetap 8, keadaan daun dan batangnya layu, dan tidak terdapat
akar. Pada pengamatan kedua ini banyak kehilangan CaCl2 di dalam tabung
reaksi, sehingga ditambahkan dengan aquadest sebanyak 101 tetes.
Pada pengamatan ketiga yaitu pada 3 hari kedua, tanaman kacang
Panjang mengalami perubahan dari pengamatan kedua, yaitu warna daun
kembali menjadi hijau, jumlah daun bertambah menjadi 9, keadaan daun dan
batang kembali menjadi segar, dan sudah terdapat akar. Pada pengamatan
ketiga ini juga terjadi kehilangan larutan di dalam tabung reaksi, sehingga
ditambahkan aquadest sebanyak 66 tetes.

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 27


3. CaCl2 dengan konsetrasi 0,05 M
Perlakuan pada kacang Panjang ketiga ialah dengan CaCl2 berkonsetrasi
0,05 M. Pada penambahan awal, warna daunnya masih hijau dengan jumlah
daun 9, keadaan daun dan batang masih segar, dan belum terdapat akar
Pada pengamatan kedua yaitu 3 hari pertama, tanaman kacang Panjang
sudah mengalami perubahan yaitu, warna daunnya masih tetap hijau, jumlah
daunnya tetap 9, keadaan daun layu dna kering, keadaan batang layu, dan
belum terdapat akar. Pada pengamatan kedua ini banyak kehilangan CaCl2 di
dalam tabung reaksi, sehingga ditambahkan dengan aquadest sebanyak 69
tetes.
Pada pengamatan ketiga yaitu pada 3 hari kedua, tanaman kacang
Panjang mengalami perubahan dari pengamatan kedua, yaitu warna daun
berwarna hijau dan sebagian kuning, jumlah daunnya berkurang menjadi 7,
keadaan daun layu, keadaan batang menjadi segar, dan tidak terdapat akar.
Pada pengamatan ketiga ini juga terjadi kehilangan larutan di dalam tabung
reaksi, sehingga ditambahkan aquadest sebanyak 41 tetes.

4. CaCl2 dengan konsentrasi 0,1 M


Perlakuan pada tanaman kacang Panjang keempat ialah dengan CaCl2
berkonsetrasi 0,1 M. Pada penambahan awal, warna daunnya masih hijau
jumlah daunnya 8, keadaan daun dan batang masih segar dan belum terdapat
akar. Karena pengamatannya baru hari pertama, sehingga akarnya belum ada
Pada pengamatan kedua yaitu 3 hari pertama, tanaman kacang Panjang
sudah terjadi perubahan yaitu, warna daunnya masih hijau, jumlah daunnya
tetap 8, keadaan daun dan batangnya menjadi layu, dan tidak terdapat akar.
Pada pengamatan kedua ini banyak kehilangan CaCl2 di dalam tabung reaksi,
sehingga ditambahkan dengan aquadest sebanyak 65 tetes.
Pada pengamatan ketiga yaitu pada 3 hari kedua, tanaman kacang
Panjang mengalami perubahan dari pengamatan kedua, yaitu warna daunnya
menjadi cokelat, jumlah daunnya berkurang menjadi 1, keadaan daun dan
batang menjadi layu dan belum terdapat akar. Pada pengamatan ketiga ini juga
terjadi kehilangan larutan di dalam tabung reaksi, sehingga ditambahkan
aquadest sebanyak 24 tetes.

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 28


5. CaCl2 dengan konsetrasi 0,2 M
Perlakuan pada kacang Panjang kelima ialah dengan CaCl2
berkonsetrasi 0,2 M. Pada penambahan awal, warna daunnya masih hijau
dengan jumlah daun 9, keadaan daun dn batangnya masih segar, dan belum
terdapat akar.
Pada pengamatan kedua yaitu 3 hari pertama, tanaman kacang Panjang
mengalami perubahan yaitu, warna daunnya tetap hijau, jumlah daunnya tetap
9, keadaan daun dan batang menjadi layu, dan belum terdapat akar. Pada
pengamatan kedua ini cukup banyak kehilangan CaCl2 di dalam tabung reaksi,
sehingga ditambahkan dengan aquadest sebanyak 119 tetes.
Pada pengamatan ketiga yaitu pada 3 hari kedua, tanaman kacang
Panjang mengalami perubahan dari pengamatan kedua, yaitu warna daun
menjadi kuning, jumlah daun berkurang menjadi 5, keadaan daun dan batang
masih layu, dan belum terdapat akar. Pada pengamatan ketiga ini juga terjadi
kehilangan larutan di dalam tabung reaksi, sehingga ditambahkan aquadest
sebanyak 106 tetes.

6. Aquadest
Perlakuan pada tanaman kacang hijau keenam ialah dengan aquadest.
Pada pengamatan awal, warna daunnya masih hijau, jumah daunnya 5,
keadaan daun dan batang masih segar, dan belum terdapat akar.
Pada pengamatan kedua yaitu 3 hari pertama tanaman kacang oanjang
mengalami sedikit perubahan, yaitu warna daunnya masih tetap hijau, jumlah
daunnya masih 5, keadaan daun dan batang menjadi layu dan belum terdaoat
akar. Pada pengamatan kedua ini banyak kehilangan air (aquadest) dalam
tabung reaksi sehingga ditambahkan kembali aquadest sebanyak 51 tetes.
Pada pengamatan ketiga yaitu pada 3 hari kedua, tanaman kacang
Panjang mengalami perubahan dari pengamatan kedua, yaitu warna daunnya
hijau, jumlah daunnya masih 5, keadaan daun dan batang menjadi layu, dan
belum terdapat akar. Pada pengamatan ketiga ini banyak kehilangan air
(aquadest) di dalam tabung reaksi sehingga ditambahkan kembali aquadest
sebanyak 93 tetes.

Menurut Harjadi S.S dan S. Yahya (1988) kosentrasi garam hara yang
tinggi pada suatu tanaman disebut stress garam. Stress garam merupakan salah

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 29


satu dari antara enam bentuk stress tanaman yaitu stress suhu, stress air, stress
radiasi, stress bahan kimia, dan stress angin, tekanan, bunyi, dan launnya. Stress
gram termasuk stress bahan kimia yang meliputi garam, ion-ion, gas, herbisida,
insektisida, dan lain sebagainya. Stress garam terjadi dengan terdapatnya
salinitas atau konsentrasi garam-garam terlarut yang berlebihan dalam tanaman.
Stress garam ini umumnya terjadi dalam tanaman pada tanah salin. Stress garam
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi garam hingga konsentrasi tertentu
yang dapat mengakibatkan kematian tanaman, garam-garam yang menimbulkan
stress tanaman antara lain ialah NaCl2, NaSO4-, CaCl2, MgSO4, MgCl2 yang
terlarut dalam air.
Menurut Fitter et al (1991), stress garam sangat erat kaitannya dengan
potensial osmotic pada larutan hara. Dengan meningkatnya konsentrasi linarut
atau garam hara (CaCl2), maka potensial air murni menurun yang mengakibatkan
energi bebas air menurun. Hal ini menyebabkan jumlah air yang masuk ke dalam
akan berkurang sehingga mengakibatkan menipisnya jumlah persediaan air
dalam tanaman walaupun sebenarnya di uar tanaman itu cukup, keadaan yang
demikian dikenal dengan kekeringan fisiologis. Kekeringan fisiologis atau
tingkat salinitas yang cukup parah akan menimbulkan stress dan memberikan
tekanan terhadap pertumbuhan tanaman.
Dari hasil percobaan terhadap ke-6 tanaman kacang Panjang dengan
perlakuakn yang berbeda, terdapat beberapa perbedaan baik dari tanaman kacang
Panjang maupun dari penamabahan aquadest. Pada konsetrasi rendah yaitu CaCl2
dengan konsentrasi 0,01 M penambahan aquadest sebanyak 100 tetes untuk 3
hari pertama dan 97 tetes pada 3 hari kedua. Sedangkan pada CaCl2 dengan
konsentrasi 0,1 M penambahan aquadest sebanyak 65 tetes untuk 3 hari pertanam
dan 24 tetes untuk 3 hari kedua. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi CaCl2 yang diberikan, maka penambahan air (Aquadest) akan
semakin berkurang (sedikit)

VI. KESIMPULAN
1. CaCl2 merupakan garam hara yang dapat mempengaruhi potensial osmotic
disekitar tanaman
2. Semakin besar konsentrasi garam hara (CaCl2) yang diberikan, maka
penambahan air (Aquadest) semakin berkurang

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 30


3. Meningkatnya konsentarasi CaCl2, maka potensial osmotic disekitar tanaman
sangat meningkat, menyebabkan jumlah air yang masuk ked ala berkurang,
dan mengakibatkan berkurangnya jumlah persediaan air di dalalm tanaman.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Fitter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan tanaman. Yogyakarta
: Gajah Mada University Press

Hardjadi, S. S. dan S. yahya. 1988 Fisologi stress Tanaman. PAU Institut


Pertanian Bogor.

Noorhidayati dkk. 2017. Penuntun Praktikum fisiologi Tanaman. PMIPA FKIP


Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 31

Anda mungkin juga menyukai