Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Revisi 00
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN Halaman 2 dari 8
ACARA XIV
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya
tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada
kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia
berkembang menjadi tumbuhan muda. Proses perkecambahan diawali dengan
penyerapan air (imbibisi). Masuknya air selain berfungsi melarutkan cadangan
makanan yang terdapat pada bagian keping lembaga, juga menginduksi enzim
hidrolitik.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian tentang bagaimana
pengaruh cahaya terhadap perkecambahan biji Vigna sinensis?
C. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan biji Vigna sinensis.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Revisi 00
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN Halaman 3 dari 8
Selain berperan dalam proses fotosintesis, cahaya juga berperan dalam proses
sintesis klorofil (Hendriyani dan Setiari, 2009). Dalam proses biosintesis klorofil, cahaya
berperan mereduksi protoklorofilda dan protoklorofil menjadi klorofil a (Dwijoseputro,
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Revisi 00
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN Halaman 4 dari 8
1995). Sehingga tanpa cahaya matahari dalam proses perkecambahan, maka tumbuhan
akan mengalami etiolasi.
Etiolasi adalah perkembangan atau bagian tanaman yang terjadi ketika tidak adanya
cahaya. Ciri-ciri tumbuhan yang mengalami etiolasi adalah daun mengecil, pertumbuhan
batang memanjang, dan kandungan klorofil berkurang yang ditandai dengan warna daun
kekuning-kuningan atau putih pucat. Kondisi ini akan mengakibatkan pembetukan akar
pada jatingan bagian batang yang mengalami etiolasi. Bagian batang yang mengalami
etiolasi cenderung mempunyai sel-sel jaringan parenkimatis yang lebih banyak dan
cenderung mempunyai kandungan auksin lebih banyak selama proses pembentukan akar
(Tjendapati, 2017).
III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk percobaan ini adalah timbangan dan penggaris,
sedangkan bahan yang digunakan adalah biji Vigna sinensis dan kecambah Vigna
sinensis umur 1, 2, 3, 5, dan 7 hari yang ditumbuhkan pada tempat gelap dan terang.
B. Cara Kerja
Diambil 10 biji kering dan 10 kecambah dari setiap kelompok dan ditimbang. Untuk
kecambah yang besar, kotiledon dipisahkan dan ditimbang tersendiri
↓
Panjang masing-masing kecambah diukur dan diambil rata-rata panjang tiap
kecambah
↓
Dibuat grafik yang menunjukkan berat total kecambah, berat kotiledon, dan panjang
kecambah
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Revisi 00
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN Halaman 5 dari 8
1,6
1,4
1,35
Rata-Rata Berat Total (g)
1,2
0,8
0,738 Gelap
0,662
0,6 0,58
0,42 0,61 Terang
0,336
0,4
0,28
0,2 0,172
0
0 1 2 3 5 7
Hari Pengamatan Ke-
0,25
0,22
Rata-Rata Berat Kotiledon (g)
0,2
0,19
0,15 0,18
0,13
Gelap
0,1 0,11
0,067 Terang
0,05
0,042
0,042
0
2 3 5 7
Hari Pengamatan Ke-
Gambar 2. Rata-rata berat kotiledon kecambah pada hari ke-2, 3, 5, dan 7 dengan
perlakuan ditumbuhkan pada tempat gelap dan terang
25
Rata-Rata Panjang Kecambah (cm)
20 20
14,26
15
11,6
Gelap
10
8,78 Terang
B. Pembahasan
V. KESIMPULAN
Hendriyani, I.S. and N. Setiari. 2009. Kandungan klorofil dan pertumbuhan kacang
panjang (Vigna sinensis) pada tingkat penyediaan air yang berbeda. J. Sains & Mat,
vol. 17, No.3; pp. 145-150.
Lambers, H., F.S. Chapin and T.L. Pons. 2008. Plant Physiological Ecology. New York:
Library of Congress; pp. 375.
Li, R., P. Guo, M. Baum, S. Grando and S. Ceccarelli. 2006. Evaluation of chlorophyll
content and fluorescence parameters as indicators of drought tolerance in barley.
Agric. Sci. in China, vol 5, No. 10; pp.751-757.
Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L. 1., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., Jackson, R.,
& Campbell, N. A. 2014. Campbell biology (Tenth edition.). Boston: Pearson. pp.
394-395.
Reinbothe C., Bakkouri M. E., Buhr F., Muraki N., Nomata J., Kurisu G., Fujita Y.,
Reinbothe S. 2010. Chlorophyll biosynthesis: spotlight on protochlorophyllide
reduction. Trends in Plants Science, vol 15, iss. 11; pp. 614-624.
Rodríguez-Gacio, M.C., M.A Matilla-Vázquez, A.J. Matilla. 2009. Seed dormancy and
ABA signaling the breakthrough goes on. Plant Signaling & Behavior, vol. 4; pp.
1035–1048.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Revisi 00
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN Halaman 8 dari 8