FITOHORMON
Disusun oleh:
140410190023
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
I. TINJAUAN PUSTAKA
Faktor internal tumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu faktor intrasel, yaitu gen dengan faktor intersel yang disebut
hormone. Hormon merupakan substansi kimia yang tersusun atas protein yang
berfungsi untuk memacu pertumbuhan. Hormon pertumbuhan pada tumbuhan sering
disebut dengan fitohormon, Peran fitohormon adalah dengan memacu aktivitas
pertumbuhan, di mana pola pertumbuhannya sudah ditentukan oleh gen dan
pengaturan utama pertumbuhannya ditentukan oleh vitamin dan mineral (Susilowarno
dkk, 2008).
II. HASIL
2.1 Koleoptil Padi
Tabel 1. Rata-Rata Pertambahan Panjang Koleoptil Padi pada Berbagai
Konsentrasi Auksin
Akuades - - -
Larutan Hoagland 5 - -
Larutan 9 - -
Hoagland+NAA
III. PEMBAHASAN
Klasifikasi
Kingdom Plantae
Divisio Tracheophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Violales
Familia Begoniaceae
Genus Begonia
Keterbatasan jumlah koleksi Begonia, masa berbunga yang tidak serentak dan
keterbatasan dalam penyerbukan menyebabkan jenis Begonia tertentu mengalami
permasalahan dalam produksi biji, sehingga perbanyakan secara vegetatif perlu
dilakukan (Efendi & Lailaty, 2018). Begonia digunakan karena sifatnya yang mudah
ditumbuhkan secara vegetatif sehingga mudah diperbanyak secara stek batang, pucuk
dan potongan daun (Wiriadinata et.al., 2002). Langkah pertama yaitu 3 botol selai
disiapkan, bagian luar dari masing-masing botol aluminium foil. Botol ditutup dengan
aluminium foil agar koleoptil tidak akan membengkok ke arah datangnya cahaya.
Ujung koleoptil yang terbuka akan tumbuh membengko ke arah datangnya cahaya
(Asra, dkk, 2020). Selanjutnya botol diberi label A, B, C. Botol A diisi dengan
akuades 50 mL, botol B diisi dengan larutan nutrisi Hoagland 50 mL, botol C diisi
dengan 50 mL larutan nutrisi Hoagland yang mengandung NAA 1 ppm. Berdasarkan
yang dikemukakan oleh Hoagland dan Arnon (1950), medium/larutan nutrisi
Hoagland berfungsi menyediakan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Nutrisi yang terkandung dalam medium Hoagland
merupakan nutrisi yang sesuai dengan beragam tanaman. Selain itu NAA digunakan
karena Naphtalene Acetic Acid (NAA) pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai
inisiasi akar dan batang tanaman (Restiani et al. 2016). NAA juga kerapkali
digunakan karena mempunyai sifat translokasi yang lambat dan persistensi yang
tinggi (Arlianti dkk., 2017). Langkah selanjutnya dibuat lubang pada Styrofoam
sebesar diameter batang yang akan ditanam. Dengan styrofoam tersebut, tutup mulut
botol rapat-rapat. Lalu batang tanaman dimasukkan ke dalam botol melalui lubang
yang telah dibuat pada alumunium foil. Pengamatan dilakukan setelah 1 minggu.
Jumlah akar yang panjangnya >1 mm, jumlah akar yang panjangnya 1 mm dan
primordia akar diamati.
Hasil yang dapat diamati setelah 1 minggu diantaranya adalah jumlah akar
pada stek batang Begonia sp. pada perlakuan pemberian akuades sama sekali tidak
terdapat akar >1 mm, akar 1 mm ataupun primordia akar. Pada perlakuan dengan
Larutan Hoagland, terdapat 5 akar yang >1 mm, tidak terdapat akar 1 mm dan
primordia akar. Pada perlakuan dengan Larutan Hoagland+NAA, terdapat 9 jumlah
akar yang > 1 mm, tidak terdapat akar 1 mm dan primordia akar. Hasil yang
dihasilkan dari tiap perlakuan berbeda. Hasil yang paling banyak adalah hasil dari
perlakuan dengan penambahan Hoagland + NAA, yaitu terdapat 9 jumlah akar >1
mm. Hal ini dikarenakan Larutan Hoagland merupakan larutan yang mengandung
unsur-unsur esensial yang diperlukan oleh tanaman, larutan Hoagland berfungsi
sebagai larutan penumbuh (Setianingrum dkk., 2017). Dan NAA merupakan
senyawa kimia yang memiliki fungsi utama mendorong pemanjangan kuncup
yang sedang berkembang (Intan, 2008). Larutan Hoagland memenuhi unsur
essensial yang diperlukan untuk tumbuh, dan NAA merangsang pembentukan akar
dan pemanjangan sel pada jaringan muda atau yang sedang berkembang. Sehingga
campuran dari Larutan Hoagland dan NAA akan merangsang serta mempercepat
pertumbuhan akar pada batang Begonia sp.
IV. KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat melihat pengaruh auksin terhadap pertumbuhan
koleoptil kecambah padi (Oryza sativa L.). Didapatkan bahwa hasil rata-rata
pertambahan koleoptil padi pada berbagai konsentrasi auksin adalah, pada perlakuan
kontrol (sukrosa 2%), yaitu 2,6 mm, pemberian auksin 0,01 ppm yaitu 1,85 mm,
pemberian auksin 0,1 ppm yaitu 1,1 mm, pemberian auksin 1 ppm yaitu 5,3 mm,
pemberian auksin 10 ppm yaitu 2,2 mm.
Apriliani, Agusti. 2015. Pemberian Beberapa Jenis dan Konsentrasi Auksin untuk
Pucuk Bayur (Pterospermum Menginduksi Perakaran pada Stek javanicum
Jungh.) dalam upaya Perbanyakan Tanaman. Jurnal Biologi Universitas
Andalas (j. Bio.ua.) 4(3) - September 2015: 178-187 (ISSN : 2303-2162).
Arlianti, T., Syahid, S. F., Kristina, N. N., & Rostiana, O. 2017. Pengaruh auksin
IAA, IBA, dan NAA terhadap induksi perakaran tanaman Stevia (Stevia
rebaudiana) secara in vitro. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat,
24(2), 57-62.
Asra, R., Samarlina, R. A., & Silalahi, M. 2020. Hormon Tumbuhan. Jakarta: Uki
Press.
Kiew et al. 2015. A Guide to Begonias of Borneo. Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.
UTAR Agriculture Science Journal (UASJ), 1(4).
Komalasari, O., & Arief, R. 2015. Pengaruh cahaya dan lama penyimpanan terhadap
mutu benih jagung. Prosiding Seminar Nasional Serealia, 274, 502–506.
Setianingrum, I., Sintadani, E. D., Viani, V., Uuliyah, D., Faridani, M. F., & Putra, R.
S. 2017. Metode ERASI (Gabungan Process Electro-Assisted
Phytoremediation dan Aerasi) dengan Tanaman Akar Wangi (Vetiveira
zizanioides L) untuk Remediasi Air Limbah Logam Fe dan Cu. Chimica et
Natura Acta, 5(3), 112-119.
Sukmadi RB. 2013. Aktifitas fitohormon indole-3-acetic acid (IAA) dari beberapa
isolat bakteri rizosfer dan endofit. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 14
(3): 221-227.
Susilowarno, G., dkk. 2008. Biologi SMA untuk Kelas XII.Jakarta : Grasindo.
Wiriadinata, H., Girmansyah, D., Hoover, S., & Hunter, J. 2002. Kekayaan Begonia
Taman Nasional Gunung Halimun. Berita Biologi, 6(1), 91-97.
Wiriadinata, H., Girmansyah, D., Hunter, J., Hoover, W. S., & Kartawinata, K. 2013.
Floristic study of West Sumbawa, Indonesia. Reinwardtia, 13(5), 391-404.
LAMPIRAN
Koleoptil Padi
Sebelum Inkubasi Setelah Inkubasi
Begonia sp.
Sebelum Inkubasi Setelah Inkubasi