Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

Nama : Stefanny
NIM : 1808531032
Kelas : B-2

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
Nama : Stefanny
NIM : 1808531032
Tgl praktikum : 1 Oktober 2020
Topik : Perkecambahan gelap terang
Tujuan : Melihat pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji
yang berkecambah

I. Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang paling penting dalam
kehidupan tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus menerus
dalam daur hidup tumbuhan, bergantung adanya ketersediaan meristem pada tumbuhan, hasil
asimilasi, dan hormon serta subtansi pertumbuhan lainnya selain itu, juga didukung oleh
adanya faktor lingkungan (Atman, 2008). Pertumbuhan tanaman sangat mempengaruhi
dalam produksi tanaman budidaya modern untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal
dengan menggunakan manipulasi genetik dan lingkungan (arifiani, 2017).
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio atau munculnya
plantula(tumbuhan kecil dari dalam biji). Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa
tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder (Cahyono, 2008). Perkecambahan sering dianggap sebagai permulaan kehidupan
tumbuhan. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon batang). Radikula
tumbuh ke bawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas menjadi batang (Santoso,
2015)
Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih
hidup dari persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji
yang berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga),
kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula) (Djuarni dkk, 2006). Kotiledon
merupakan cadangan makanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan, tumbuhan
belum bisa melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan mutlak  bagi perkecambahan
(Marthen, 2013).
Tipe perkecambahan dapat dibagi menjadi dua yaitu perkecambahan epigeal,
perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Perkacambahan
hypogeal perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di dalam tanah.
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer.
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3 daerah
yaitu daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar.Daerah perpanjangan sel, terletak
di belakang daerah pembelahan. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel–selnya
berdefisiasi menjadi sel–sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus (Sutopo, 2002).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu hormon. Hormon
merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh.
Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada makhluk hidup beragam jenisnya seperti hormone auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen
dan sebagainya. Faktor eksternal antara lain, cahaya matahari, air, nutrisi, suhu dan
kelembapan (Sutopo, 2002).
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan
yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, seperti: bubur kacang hijau dan isi onde-onde.
Kecambahnya dikenal sebagai tauge (Latunra dan Ilham, 2011). Tanaman ini mengandung
zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan,
magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat
melancarkan buang air besar dan menambah semangat hidup, juga digunakan untuk
pengobatan (Atman, 2016).
Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama, seperti mungo, mung bean, green bean
dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama daerah, seperti artak
(Madura), kacang wilis (Bali), buwe (Flores), tibowang candi (Makassar) (Astawan, 2009).
Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) Fabaceae yang banyak varietasnya.
Kedudukan tanaman kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai
berikut (Mustakim, 2012): Kingdom (Plantae), Divisi (Spermatophyta), Subdivisi
(Angiospermae), Kelas (Magnoliopsida atau Dycotyledonae), Ordo (Polypetales), Famili
(Papilionidae atau Leguminoseae), Genus (Vigna), Spesies (Vigna radiata (L.) Wilczek)
(Hartono, 2012). Secara morfologi tanaman kacang hijau merupakan tanaman yang memiliki
pertumbuhan determinate dan semi determinate (indeterminate). Tipe determinate adalah tipe
tanaman yang pada ujung batangnya tidak melilit, pembungaannya singkat, serempak dan
pertumbuhan vegetatifnya berhenti setelah tanaman berbunga. Sedangkan tipe indeterminate
adalah tipe tanaman yang ujung batangnya melilit, pembungannya berangsur-angsur dari
pangkal ke bagian pucuk dan pertumbuhan vegetatif terus berlanjut setelah berbunga
(Mustakim, 2012).
II. Alat dan Bahan
II.1 Alat
2.1.1 Gelas aqua 4 buah
2.1.2 Penggaris 1 buah
2.1.3 Kapas secukupnya
II.2 Bahan
2.2.1 Biji kacang hijau 40 butir (20 butir untuk praktikum Gelap dan terang)
2.2.2 Air secukupnya

III. Cara Kerja


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian biji akan ditumbuhkan
didalam wadah botol bekas yang sudah dialasi kapas basah dan diisi 10 butir biji kacang
hijau. Diletakkan masing-masing gelas sebanyak 10 butir kacang hijau per gelas dengan total
3 buah gelas dalam tempat terkena cahaya matahari dan 1 gelas berisi 10 butir dalam tempat
gelap. Diamati tingkat perkecambahan dan panjang batang nya hingga 7 hari.

IV. Hasil Pengamatan


IV.1 Perkecambahan di Tempat Gelap
Tabel 1. Persentase kecambah tumbuh
Kelompok
Hari Rerata
A-1 A-2 A-3 B-1 B-2 C-1 C-2
1 100% 70% 90% 40% 90% 10% 100% 71,43%
2 100% 80% 100% 40% 100% 100% 100% 88,57%
3 100% 90% 100% 40% 100% 100% 100% 90%
4 100% 90% 100% 40% 100% 100% 100% 90%
5 100% 90% 100% 40% 100% 100% 100% 90%
6 100% 90% 100% 40% 100% 100% 100% 90%
7 100% 90% 100% 40% 100% 100% 100% 90%

Tabel 2. Tinggi kecambah (cm)


Hari Kelompok Rerata
A-1 A-2 A-3 B-1 B-2 C-1 C-2
1 1,09 0,47 1,07 0,15 1,5 0,1 1,01 0,77
2 2,08 1,1 2,07 0,45 3,2 1,5 3,32 1,96
3 4,45 1,29 5,35 3,09 6,3 2,6 7,52 4,37
4 8,75 2,57 13,87 4,91 12,6 4,5 13,96 8,74
5 15,55 7,14 20 6,18 25,1 9,5 22,64 15,16
6 24,5 13,85 21,75 9,32 28,2 17,3 28,25 20,45
7 27,5 18,3 22,79 10,13 30,1 21,3 32,73 23,26

IV.2 Perkecambahan di Tempat Terang


Tabel 1. Persentase kecambah tumbuh
Kelompok Rerata
Hari
A-1 A-2 A-3 B-1 B-2 C-1 C-2
1 30% 70% 60% 10% 90% 100% 100% 65,71%
2 100% 70% 70% 10% 100% 100% 100% 78,57%
3 100% 70% 80% 10% 100% 100% 100% 80%
4 100% 100% 80% 20% 100% 100% 100% 85,71%
5 100% 100% 80% 30% 100% 100% 100% 87,14%
6 100% 100% 80% 30% 100% 100% 100% 87,14%
7 100% 100% 80% 30% 100% 100% 100% 87,14%

Tabel 2. Tinggi kecambah (cm)


Kelompok Rerata
Hari
A-1 A-2 A-3 B-1 B-2 C-1 C-2
1 0,09 0,58 0,41 0,03 0,7 0,7 0,22 0,07
2 0,89 0,63 0,55 0,05 1,2 0,9 0,5 0,67
3 1,28 0,77 1,04 0,08 1,4 1,4 1,1 1,01
4 2,65 1,14 1,1 0,15 3,8 1,8 1,95 1,8
5 5,10 1,78 1,17 0,21 4,5 3,3 3,37 2,77
6 10,1 3,9 1,56 0,35 5,2 5,9 4,17 4,45
7 12,1 5,53 1,84 0,42 8,2 6,9 5,3 5,75

V. Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kacang hijau menggunakan media kapas basah. Pengamatan ini dilakukan selama 7 hari
dengan objek diletakkan di tempat terang dan ada yang di tempat gelap. Perkecambahan
ditandai dengan munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang berasal dari hasil
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat
berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi  batang, sedangkan radikula
menjadi akar. Tipe perkecambahan biji kacang hijau termasuk perkecaambahan epigeal,
dimana perkecambahan ini mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini
disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan kotiledon
terdorong ke  permukaan tanah (Zhamal, 2011).
Tahap pertama perkecambahan terjadi penyerapan air dengan cepat secara imbibisi.
Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya
dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan.
Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan- bahan yang disimpan disimpan pada kotiledon,
dan nutrient-nutriennya dipindahkan kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang
berperan dalam pencernaan cadangan makanan adalah enzim amylase, beta-amilase dan
protease. Hormon giberelin berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim
(Soerga, 2011).
Dilakukan pengamatan kacang hijau pada 7 kelompok yaitu pengamatan jumlah
kecambah yang tumbuh rata-rata panjang batang hingga hari ke tujuh. Didapatkan hasil pada
tempat gelap rata-rata jumlah kecambah yang tumbuh pada gelas pertama 71,43%, gelas
kedua 88,57%, gelas ketiga 90%, gelas keempat 90%, gelas kelima 90%, gelas keenam 90%,
dan gelas ketujuh 90%. Dan hasil pada tempat terang rata-rata jumlah kecambah yang
tumbuh pada gelas pertama 65,71%, gelas kedua 78,57%, gelas ketiga 80%, gelas keempat
85,71%, gelas kelima 85,71%, gelas keenam 85,71%, dan gelas ketujuh 85,71%. Perbedaan
pertumbuhan ini dapat disebabkan banyaknya konsentrasi air, pengaruh suhu atau
kelembaban ruangan dan besar intensitas cahaya yang diterima kecambah tersebut.
Pengamatan kacang hijau pada 7 kelompok yang diletakkan di tempat gelap yang
tidak terkena sinar matahari memiliki tinggi rata-rata panjang batang pada gelas pertama
yaitu 0,77 cm, gelas kedua 1,96 cm, gelas ketiga 4,37 cm, gelas keempat 8,74 cm, gelas
kelima 15,16 cm, gelas keenam 20,45 cm, dan gelas ketujuh 23,26 cm. Kecambah di tempat
gelap mengalami petumbuhan yang relatif lebih cepat dibandingkan yang diletakkan di
tempat terang. Pengamatan pada kecambah menunjukkan batang kacang hijau di tempat
gelap kelihatan kurus, lemah,  pucat, dan memiliki daun berwarna kuning. Pertumbuhan
panjang kecambah tiap kelompok yang berbeda di pengaruhi konsentrasi pemberian air tiap
harinya.
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan pada 7 kelompok terdapat perbedaan
dalam  pertumbuhan dan perkembangan di tempat yang gelap dan terang. Hal ini
menunjukkan  bahwa cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan biji
kacang hijau. Pengamatan kacang hijau yang diletakkan dibawah sinar matahari memiliki
tinggi rata-rata panjang batang pada gelas pertama yaitu 0,07 cm, gelas kedua 0,67 cm, gelas
ketiga 1,01 cm, gelas keempat 1,8 cm, gelas kelima 2,77 cm, gelas keenam 4,45 cm dan gelas
ketujuh 5,75 cm. Kecambah di tempat terang mengalami petumbuhan yang relatif lebih
lambat dibandingkan yang diletakkan di tempat gelap. Batang kacang hijau di tempat terang
bentuknya tegak dan kokoh, serta daunnya lebar dan berwarna hijau karena dapat melakukan
fotosintesis dengan baik. Namun, setiap kelompok memiliki pertumbuhan kecambah yang
berbeda dapat dikarenakan perbedaan konsentrasi dalam pemberian air dan kecukupan akan
sinar matahari.
Perbedaan dalam  pertumbuhan dan perkembangan di tempat yang gelap dan terang
disebabkan oleh sinar matahari yang mempengaruhi hormon auksin. Fungsi utama hormon
auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah
belakang meristem ujung. Hormon auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh)
pucuk tumbuhan. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari (Achkar et al,.
2018).
Hormon auksin bila terkena cahaya matahari menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis
ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari
bagian yang terkena cahaya matahari. Auksin yang diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan
mempengaruhi pemanjangan,  pembelahan dan diferensiasi sel tumbuhan. Auksin yang
dihasilkan pada tunas apikal batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral (Manavella,
2019). Bila tunas apikal batang dipotong maka tunas lateral akan menumbuhkan daun-daun.
Peristiwa ini disebut dominansi apikal. Inilah yang menjadi penyebab kecambah di tempat
gelap lebih cepat pertumbuhan tingginya, dibandingkan dengan kecambah di tempat terang
(Fuiji et al,. 2017).
Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat, namun dengan
kondisi tekstur batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan, kurus,
dan daunnya tidak berkembang (etiolasi). Keadaan ini terjadi akibat tidak adanya cahaya
sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan.
Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih
lambat dengan kondisi relatif pendek, tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar
kehijauan serta daun berkembang baik (Gardner, 2017).

Kesimpulan
Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, air, nutrisi, suhu dan
kelembaban. Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap pertumbuhannya akan
lebih cepat tinggi dibandingkan dengan tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat
terang. Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap warnanya lebih pucat dan
batangnya lemah. Sedangkan tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terang
warnanya hijau dan batangnya tegak dan kokoh. Namun pertumbuhan tanamn kacang hijau
ditempat gelap lebih cepat dibandingkan di tempat terang. Hormon auksin yang
mempengaruhi pemanjangan akan bekerja lebih maksimum jika tidak ada cahaya matahari.

Daftar Pustaka
Achkar NP, Cho SK, Poulsen C, et al. 2018. A quick HYL1-dependent reactivation of
microRNA production is required for a proper developmental response after extended
periods of light deprivation. Developmental Cell 46, 236–247.e6.
Arifiani. 2017. Ketersedian sumber air bagi kehidupan manusia. IPB Press. Bandung.
Atman. 2016. Budidaya dan analisis tani kacang hijau dan kacang panjang. Absolut.
Yogyakarta.
Atman. 2008. Teknologi Budidaya Kacang hijau di Lahan Sawah. Ilmiah Tambua 7(1): 89-95
Cahyono. 2008. Kacang Hijau : Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Aneka Ilmu.
Semarang. 122 hal.
Djuarni, N., Kristian, Setiaiwan, dan Budi Susilo. 2006. Cara Membuat Kompos. Agromedia.
Jakarta.
Fujii  S, Kobayashi  K, Nagata  N, Masuda  T, Wada  H 2017, et al.
Monogalactosyldiacylglycerol facilitates synthesis of photoactive protochlorophyllide
in etioplasts. Plant Physiology 174, 2183–2198.
Gardner. 2017. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit UI. Jakarta.
Latunra, A. Ilham. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan
Biologi FMIPA UNHAS. Makassar.
Manavella  PA, Yang  SW, Palatnik  J, et al. 2019. Keep calm and carry on:
miRNA biogenesis under stress. The Plant Journal 99, 832–843.
Marthen. 2013. Pengaruh Perlakuan Pencelupan dan  Perendaman Terhadap
Perkecambahan Benih Sengon. Universitas Pattimura. Ambon.
Santoso. 2015. Tinjauan  Agro-Morfologi Perkecambahan Biji Jarak Pagar. Unram. Bogor.
Soerga, N. 2011. Pola Pertumbuhan Tanaman. Erlangga. Jakarta.
Sutopo. 2002, Botani Tanaman, Universitas Sumatera Utara, Medan. Indonesia.
Zhamal, 2011. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau. UI
Press. Jakarta.

Lampiran
Kelompok Gambar
A-1

Gelap Terang

A-2

Gelap Terang

A-3

Gelap Terang
B-1

Gelap Terang

B-2

Gelap Terang

C-1

Gelap Terang
C-2

Gelap Terang

Anda mungkin juga menyukai