PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ikan gatul (Poecilia sp) termasuk famili Poecilidae. Berdasarkan struktur
tubuhnya ikan gatul berkerabat dekat dengan ikan moli (Poecilia latipinna), ikan
moli hitam (Poecilia sphenops), ikan ekor pedang (Xiphophorus helleri), dan ikan
platis (Xiphophorus maculatus). Karakter spesifik yang dimiliki oleh ikan ini
adalah fertilisasinya internal, terlihat dari ovarium ikan Gatul yang di dalamnya
terdapat telur yang dibuahi. Pada ikan jantan terdapat organ kopulasi yang
disebut gonopodium (Farichah,2009). Ikan gatul atau Poecilia reticulate bukanlah
ikan asli Indonesia, melainkan ikan impor yang berasal dari Amerika Selatan,
namun ikan ini beradaptasi dengan baik di indonesia sehingga kita dapat
menemuinya dimana-mana. Poecilia reticulata bersifat vivipar dan memiliki
dimorfisme seksual. Individu jantan memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih kecil
dan bentuknya lebih ramping, dengan tubuh yang memiliki corak yang ramai
dengan beraneka warna dan bentuk (polimurf). Sedangkan pada individu betina
warnanya polos dengan tubuh yang montok, serta memiliki ukuran yang relatif
lebih besar dibandingkan yang jantan (Ali,2008).
Dalam praktikum ini akan diamati perkembangan telur dan embrio ikan
gatul melalui pengamatan satu persatu telur dan perkembangan embrio yang
terdapat di dalam kantung embrio ikan betina. Embrio ikan gatul diamati tahap
perkembangannya berdasarkan morfologinya. Tahap perkembangan ikan gatul
dimulai dari embrio yang belum berkembang sampai anak ikan yang siap
dilahirkan.
1.1
Permasalahan
Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar praktikan mempunyai kemampuan untuk
menjelaskan tahapan perkembangan telur menjadi embrio dari ikan Gatul.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ikan Gatul
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Classis
: Actinopterygii
Ordo
: Cyprinodontiformes
Familia
: Poeciliidae
Genus
: Poecilia
Species
: Poecilia sp.
Gambar 2.1 Poecilia sp
Ikan gatul jantan memiliki ukuran yang lebih kecil dari pada betina. Ikan ini
hidup pada perairan air tawar, tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan di
beberapa benua. Ikan gatul memakan larva nyamuk. Kemampuannya bertahan
hidup di lingkungan yang tercemar membuat ikan ini digunakan sebagai
bioindikator. Di berbagai daerah ikan gatul juga dikonsumsi. Ikan gatul juga
mudah dipelihara secara ex-situ di laboratorium, sehingga memungkinkan ikan
ini menjadi hewan model untuk penelitian-penelitian biologi. Morfologi ikan gatul
menunjukkan dimorfi seksual. Dalam hal ukuran dan pola warna, ikan jantan
memiliki banyak pola warna dan ikan betina hanya memiliki pigmen hitam. Ikan
gatul memiliki tipe sisik sikloid. Tipe sirip ekor pada betina membulat, tipe sirip
ekor pada jantan membulat dengan pemanjangan pada bagian dorsal. Jumlah
jari-jari sirip dorsal pada ikan gatul jantan dan betina adalah 7 sampai 8.
Jumlah sistem reproduksi jantan terdiri dari sepasang testis yang berlobulus,
spermatosit berkembang di dalam lobulus. Sistem reproduksi ikan betina terdiri
dari satu ovarium dan satu oviduk. Sistem ini bermuara ke dalam saluran kloaka.
(Dyah,2009)
2.2
Seksualitas Ikan
Seksualitas hewan pada prinsipnya terdiri atas dua jenis kelamin yaitu
jantan dan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil
sperma sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil
telur. Populasi heteroseksual adalah ppulasi yang terdiri ikan yang berdeda
seksualitasnya sedangkan populasi monoseksual adalah populasi yang terdiri dari
ikan jantan saja atau ikan betina saja. Seksualitas ikan selain yang disebutkan di
atas ada yang hermaprodit, protoandri, protogini dan gonokorisme
(Wahyuningsih,2007).
Sifat seksual ikan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu sifat seksual
primer dan sifat seksual sekunder. Sifat seksual primer pada ikan ditandai
dengan adanya organ yang secara langsung berhubngan dengan proses
reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina serta testis dan
pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder adalahtanda-tanda yang
dapat digunakan untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Suatu spesies
ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat digunakan untuk membedakan
ikan jantan dan ikan betina dengan jelas, maka spesies tersebut dikatakan
bersifat seksual dimorfisme. Namun apabila, ikan tersebut dibedakan jantan dan
betinanya berdasarkan perbedaan warna maka spesies ikan tersebut bersifat
seksual dikromatisme. Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih
cerah dan lebih menarik dibandingkan ikan betina (Wahyuningsih,2007).
Sifat seksual sekunder pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Sifat seksual sekunder yang bersifat hanya sementara, hanya muncul pada
waktu musim pemijahan saja. Misalnya ovipositor yaitu alat yang digunakan
untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat di atas
kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan suunan
yang khas tertentu bisa dipakai untuk tanda menentukan spesies. Contohnya
ikan
Nocomis
biggutatus
dan
Semotilus
atromaculatus
jantan
(Wahyuningsih,2007).
2. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanen atau tetap, yaitu tanda ini
tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda
bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada
Gambussia affinis, Claspers pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang
lebih menyala pada ikan Lebistes sp, Beta sp dan ikan-ikan karang, ikan
Photocornycus sp yang berparasit pada ikan betinanya dan sebagainya
(Wahyuningsih,2007).
2.3
1.
2.
3.
4.
2.4
Pembelahan Sel
embrio. Blastocoel pada proses gastrulasi tidak hilang sama sekali namun susut
dan dalam tubulasi blastocoel tersebut kembali meluas karena ikut ambil bagian
dalam melancarkan proses tubulasi tersebut (Yatim, 1994).
2.4.5 Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitif yang
berubah menjadi bentuk yang lebih definitif dan memmiliki bentuk dan rupa yang
spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan
berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirriciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo
disebut fetus (Starr,2003).
Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan
differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi
bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi
suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus
bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo
mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan
psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu (Yatim,1994).
2.5
BAB III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah pipet, gelas arloji, lup,
silet baru, pinset, tissue dan papan seksi.
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan gatul
(Poecilia reticulates) dan air.
3.2
Cara Kerja
Ikan Gatul diambil dari parit, lalu dimasukkan ke dalam akuarium dan
dipelihara beberapa hari di laboratorium. Selanjutnya disediakan alat dan bahan
berupa pipet, gelas arloji, lup, silet baru, pinset, tissue dan papan seksi. Ikan
Gatul betina yang kecil diletakkan pada papan seksi. Bagian perutnya dibuka dan
diamati ovariumnya, kemudian digambar. Langkah selanjutnya diambil ovarium
tersebut dan diletakkan pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit air kemudian
diamati dengan lup dan digambar. Setelah itu pembungkus ovarium dibuka dan
ditetesi sedikit air. Telur diambil satu per satu lalu diletakkan di atas gelas arloji
dan ditetesi air kemudian diamati dengan lup. Telur yang belum dibuahi dan yang
telah dibuahi dibandingkan dan digambar. Ikan betina yang besar diambil,
ditetesi dengan sedikit air kemudian diamati dibawah mikroskop stereo. Setelah
itu ovariumnya diambil dan diletakkan pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit
air kemudian diamati dengan lup dan digambar. Pembungkus ovarium dibuka dan
ditetesi sedikit air. Telur diambil satu per satu lalu diletakkan di atas gelas arloji
dan ditetesi air kemudian diamati dengan lup. Perkembangan embrio-embrio
yang telah diperoleh diurutkan. Hasilnya dibedakan dan digambar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.http://iqbalali.com/2008/01/28/poecilia-ikan-gatul-dan-suhu/.
Diakses pada tanggal 30 oktober pukul 22.57 WIB
Pusparini, Dyah.2009.Ikan Gatul sebagai Kandidat hewan Model: Identifikasi
Morfologi dan Taksonomi Ikan Gatul di Lingkungan FMIPA Universitas
Negeri Mlang. Diakses pada tanggal 30 oktober 2010 pukul 22.53 WIB
Farichah.2009.Perkembangan Embrio Ikan Gatul (Poecilia sp) Sebagai Kandidat
Hewan Model. SkripsI Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Negeri
Malang. Diakses pada tanggal 30 oktober 2010 pukul 22.47 WIB
Moore, Keith L. 1988. The Developing Human. Canada: W.B Saunders Company.
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
Ikan
gatul
(Poecilia
-reticulatus)
diambil dari parit
dimasukkan pada akuarium untuk dipelihara beberapa hari di
laboratorium
diambil ikan betina yang kecil, diletakkan pada papan seksi
dibuka bagian perutnya dan diamati ovariumnya
digambarkan
diambil ovarium, diletakkan pada gelas arloji,ditetesi dengan
sedikit air
diamati dengan lup dan digambar
dibuka pembungkus ovarium, setelah terbuka ditetesi dengan
sedikit air
diambil satu per satu telur, diletakkan pada gelas arloji, ditetesi
dengan sedikit air
diamati dengan lup
dibedakan telur yang belum dibuahi dengan telur yang sudah
dibuahi
digambarkan
diambil ikan betina yang lebih besar, diletakkan pada gelas arloji,
diamati di bawah mikroskop stereo
diulangi kegiatan seperti ikan gatul betina yang kecil
diurutkan perkembangan embrio-embrio yang telah diperoleh
dibedakan
digambarkan
Hasil
LAMPIRAN
DISKUSI
1. Tabel ciri-ciri perkembangan telur mulai dari yang belum dibuahi
Tahapan
Ciri-ciri
Telur
(tahap penetrasi)
Zigot
Morula
Blastula
Gastrula
Neurula
2.
Pembengkokan
tubuh
sumbu
3.