Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PERKEMBANGAN HEWAN 2

PENGAMATAN TELUR IKAN

NAMA : Junita

NIM : 2031711007

Gol./Kelompok : 2 (dua)

Asisten : Aeng Saputra

Yoga Pratama Rukmana

LABORATORIUM BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2018
TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mempelajari karakteristik telur
ikan yang tidak dibuahi dan telur yang dibuahi.

METODE

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada tanggal 21 November 2018 pukul 7.30 s/d 09.30 WIB,
di laboratorium Botani, jurusan Biologi, Fakultas Pertaninan Perikanan dan Biologi,
Universitas Bangka Belitung.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop cahaya, cawan
petri,gelas objek atau gelas benda dan pinset, serta bahan yang digunakan adalah telur dari
ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) dan ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris).

Cara kerja
Disiapkan bahan praktikum berupa telur ikan tengiri dan ikan sembilang yang telah
dibuahi dan telur yang belu dibuahi secukupnya. Telur ikan tersebut diletakkan didalam
cawan petri dan butiran telur dipisahkan secara perlahan dari selaput untuk diamati dibawah
mikroskop. Diussahakan telur ikan jangan sampai pecah. Butiran telur yang telah terpisah
diletakkan diatas gelas benda,kemudian telur ikan diamati dibawah mikroskop.
HASIL dan PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan pada telur ikan Tenggri dan ikan Sembilang didapati hasil
sebagai berikut:

1. Gambar Telur Ikan di Cawan Petri

Gambar 1. Telur Ikan Sembilang Gambar 2. Telur Ikan Tenggiri

Berdasarkan gambar diatas,dapat diamati morfologi dari telur ikan Sembilang yang
memiliki ciri-ciri butiran telur berbentuk bulat sedang dengan warna kekuningan. butir-butir
telur tersebut diselimuti oleh selaput pembungkus telur sehingga terbagi menjadi dua bagian
besar dengan kerapatan telur yang sedang. Memiliki pembuluh darah yang menyebar
dipermukaan selaput tersebut dan berbau amis. Telur ikan Tenggiri mempunya ciri-ciri fisik
yaitu butiran telur berbentuk bulat kecil yang berwarna putih pucat dan tersusun sangat rapat
didalam selaput pembungkus telur.

2. Foto Pengamatan Telur Ikan Dibawah Mikroskop


Gambar 3. Pengamatan telur Ikan
Gambar 4. Literatur pengamatan telur Ikan
Tenggiri
Gambar 5. Pengamatan telur Ikan Gambar 6. Literatur pengamatan telur Ikan
Sembilang Sembilang

Telur ikan Tenggiri dan ikan Sembilang dari hasil pengamatan dapat dikatakan tidak
dibuahi oleh sel spermatozoa ikan jantan, karena tidak memiliki ciri-ciri morfologi dari telur
yang telah dibuahi, yaitu berwarna bening atau transparan, bentuknya bulat, pada bagian tepi
terlihat seperti transparan dan ditengahnya berbentuk bulat kecoklatan. Hal ini dapat terjadi
karena dalam pengambilan sampel,praktikan tidak mengambil telur ikan yang berada
diperairan atau sungai yang memiliki kemungkinan besar telah dibuahi,melainkan telur ikan
yang masih berada didalam tubuh ikan tersebut sehingga dapat dikatakan telur tersebut belum
dibuahi oleh sel spermatozoa. Telur ikan yang tidak dibuahi memiliki ciri- ciri yaitu terlihat
seperti warna putih susu.Telur yang dibuahi akan mengalami pembelahan embriogenesis
seperi pembelahan morula,bastula, gastrula dan organogenesis.

Pembelahan sel zigot pada ikan umumnya adalah tipe meroblastik (parsial) walaupun
ada juga holoblastik (total). Tipe meroblastik yang membelah hanya inti sel dan
sitoplasmanya saja, sedang pada holoblastik kuning telur pun turut membelah diri. Kedua tipe
pembelahan sel tersebut ditentukan oleh banyaknya kuning telur dan penyebarannya.
Banyaknya dan penyebaran kuning telur dalam telur ikan tidak sama tergantung kepada jenis
ikannya. Telur isolesital (alesital, oligolesital) adalah telur yang mengandung kuning telurnya
sedikit dan tersebar di seluruh sel telur. Sedangkan pada telur telolesital jumlah kuning
telurnya relatif banyak dan berkumpul pada kutub vegetatif sedangkan pada kutub anima
hanya terdapat inti sitoplasma. Telur telolesital ini terdiri dari 2 macam, politelosital dan
sentrolesital.

Hasil dari pembelahan sel telolesital ini akan terbentuk 2 kelompok sel. Kelompok pertama
adalah kelompok sel-sel utama (blastoderm) yang akan membentuk tubuh embrio disebut sel-
sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells). Kelompok kedua adalah
kelompok sel-sel pelengkap (trophoblast, periblast, auxiliary cells) yang berfungsi sebagai
selaput pelindung dan jembatan penghubung antara embrio dengan induk atau lingkungan
luar. Pada ikan, reptil dan burung kelompok sel-sel utama ini disebut juga cakram kecambah
(germinal disc) yang terdiri dari jaringan embrio (blastodisc) yang akan menjadi tubuh
embrio dan jaringan periblast yang berfungsi sebagai penyalur makanan yang berasal dari
kuning telur.

Pembelahan yang pertama adalah pembelahan menjadi dua sel, pembelahan pada
tahap ini ditandai dengan perkembangan dua sel yang ditandai dengan adanya pembelahan
secara mitosis sel tunggal menghasilkan dua buah sel yang lebih kecil. Mula-mula zigot
membelah menjadi dua buah sel yang disebut pembelahan blastomer turunan pertama.
Kemudian masing-masing blastomer tersebut membelah menjadi empat blastomer turunan
kedua dan begitu seterusnya, sehingga terbentuk 8, 16, dan 32 blastomer turunan ketiga,
keempat, dan kelima. Besarnya blastomer turunan pertama, turunan kedua, dan blastomer
turunanan berikutnya semakin mengecil, karena blastomer yang baru terbentuk dengan
membelah. Pada dasarnya cleavage adalah suatu proses perkembangan zigot untuk menjadi
morula melalui pembelahan mitosis secara berangkai yang terjadi segera setelah pembuahan
Selama fase cleavage berlangsung terdapat beberapa tahapan pembelahan berdasarkan jumlah
blastomer (sel) yaitu pembelahan tahap I (menjadi dua blastomer), pembelahan tahap II
(menjadi empat blastomer), pembelahan tahap III (menjadi 8 blastomer), pembelahan tahap
IV (menjadi 16 blastomer), dan pembelahan tahap V (menjadi32 blastomer). Pembelahan dua
sel diawali dengan terbentuknya garis lurus pada pusat blastomer yang kemudian mengecil
dan kemudian membelah menjadi dua sel yang ukuran selnya sama besar.

Pembelahan selanjutnya adalah tahap perkembangan empat sel, ditandai dengan


terjadinya pembelahan mitosis dari kedua sel menghasilkan empat buah sel yang berukuran
sama besar namun lebih kecil dari yang berukuran dua sel. Pembelahan menjadi delapan sel
adalah akibat pembelahan empat sel atau blastomer menjadi delapan blastomer yang tersusun
dalam dua baris yang sejajar, dimana setiap baris terdiri dari empat blstomer yang berukuran
sama besar. Perkembangan pembelahan menjadi 16 blastomer merupakan turunan keempat
dan pembelahan menjadi 32 blastomer merupakan turunan kelima. Pada pembelahan V,
blastomer yang terbentuk sama besar dan ukurannya lebih kecil dari pembelahan IV,
blastomer-blastomer yang terbentuk susunannya tidak beraturan lagi dan membentuk seperti
bola kecil. Fase pembelahan ini telah memasuki stadia morula.

Proses pembentukan blastula disebut blastulasi dimana kelompok sel-sel anak hasil
pembelahan berbentuk benda yang relatif bulat ditengahnya terdapat rongga yang kosong
disebut suloblastula (coeloblastula) sedangkan yang berongga massif disebut steroblastula.
Suloblastula terdapat pada Amphioxus dan kodok, steroblastula terdapat pada ikan dan
amphibi yang tidak berkaki (gymmophonia). Blastula ini sudah terdapat daerah yang akan
berdiferensiasi membentuk organ-organ tertertu (presumtife organ forming) seperti sel-sel
saluran pencernaan, notochorda, saraf dan epidermis, ectoderm, mesoderm, dan entoderm.
Bentuk dan fungsi berbagai bagian blastula terjadi melalui diferensiasi yakni sebuah atau
sekelompok sel mengalami perubahan bentuk atau fungsi. Ada 3 macam diferensiasi yakni
kimiawi, bentuk dan faali (fungsi). Diferensiasi kimiawi merupakan langkah awal untuk
diferensiasi-diferensiasi berikutnya dan sifatnya menentukan atau membatasi kegiatan sel
kearah fungsi tertentu.
Gastrulasi adalah proses pembentukan 3 daun kecambah yakni ectoderm, mesoderm
dan entoderm. Gastrulasi ini erat hubungannya dengan pembentukan system syaraf
(neurolasi) sehingga merupakan periode kritis. Pada proses ini terjadi perpindahan daerah
ectoderm, mesoderm, entoderm dan notokorda menuju tempat definitif. Ektoderm adalah
lapisan terluar dari gastrula, disebut juga ektoblast atau epiblast, entoderm adalah lapisan sel-
sel terdalam pada gastrula, sedangkan mesoderm atau mesoblast adalah lapisan sel lembaga
yang terletak ditengah antara ectoderm dan entoderm. Gastrulasi pada ikan teleost akan
berakhir pada saat massa kuning telur telah terbungkus seluruhnya. Selama proses ini
beberapa jaringan mesoderm yang berada sepanjang kedua sisi notokorda disusun menjadi
segmen-segmen yang disebut somit. Akibat adanya gastrulasi maka perkembangan embrio
berlangsung terus sampai terbentuk bentuk badan hewan bertulang punggung yang primitif.

Organogenesis, yakni proses pembentukan alat-alat tubuh makhluk yang sedang


berkembang. System organ-organ tubuh berasal dari 3 buah daun kecambah, yakni ectoderm,
entoderm dan mesoderm. Dari ectoderm akan terbentuk organ-organ susunan (system) syaraf
dan epidermis kulit. Dari entoderm akan terbentuk saluran pencernaan beserta kelenjar-
kelenjar pencernaan dan alat pernapasan. Sedangkan dari mesoderm akan muncul rangka,
otot, alat-alat peredaran darah, alat ekskresi, alat-alat reproduksi dan korium kulit. Dari
mesoderm intermediate dihasilkan ginjal, gonad dan saluran-salurannya. Mesoderm lateral
menjadi lapisan-lapisan dalam dan luar yang membungkus ruang coelom. Pelapis ruang
pericardium, peritoneum, jantung, saluran-saluran darah, tubuh dan lapisan-lapisan usus
semua berasal dari endoderm (entoderm), sedangkan alat ekskresi melalui pembentukan
nephrostom. Mesenchym di kepala membantu pembentukan lapisan-lapisan luar mata, rangka
kepala, otot kepala dan lapisan dentin pada gigi.

Klasifikasi ilmiah ikan Tenggiri yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Scombridae

Genus : Scomberomorus

Spesies : Scomberomorus commerson (Sheedy 2006)

Ikan tenggiri tergolong kedalam famili Scombridae yang mempunyai bentuk


memanjang, daging kulit yang licin, tidak bersisik kecuali sisik-sisk pada gurat sisi yang
kecil-kecil, sirip pungung ada dua, letaknya berdekatan sekali yang depan disokong oleh jari-
jari keras yang lemah sebanyak 16-17 buah, yang belakang disokomg oleh 3-4 jari-jari keras
dan 13-14 jari-jari lunak. Sirip dubur sama besar nya dengan sirip punggung yang belakang,
dan disebelah belakangnya terdapat sirip-sirip tambahan sebanyak 9-10 buah, sama seperti
pada sirp punggung. Sirip ekor cagak dua berlekuk dalam dengan kedua ujung sirip-siripnya
yang panjang. Mulut nya lebar, rahang atas dan rahang bawah begerigi tajam dan kuat, langit-
langit bergigi kecil-kecil. Warna punggungnya kebiru-biruan, pinggiran tubuh dan perut
beawarna seperti perak. Jenis ikan ini tergolong pada ikan yang besar, panjang tubuhnya
dapat sampai 150 cm (Djuhanda, 1981).

Klasifikasi Ikan Sembilang:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chorata

Class : Actinopterygi

Ordo : Siluriformes

Family : Plotosidae

Genus : Paraplotosus

Species : Paraplotosus albilabris (Itis 2013)

Ikan sembilang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama white-eel tailed catfish
yaitu ikan dari jenis catfish yang berwarna putih. Selain karena kumis yang dimilikinya,
istilah eel tailed catfish didapat dari morfologi ikan sembilang yang khas berbeda dari ikan
jenis lain, yaitu menyatunya sirip punggung kedua (sirip lemak), sirip ekor dan sirip anus
sehingga bagian belakang ikan ini mirip sidat (iftfising, 2013). Ikan sembilang juga memiliki
nama ilmiah Paraplotosus albilabris dengan genus paraplotosus yang dalam bahasa Yunani,
para berarti sisi dan plotos berarti berenang. Ikan sembilang tumbuh cukup panjang hingga
berukuran 134 cm. Pada punggung ikan sembilang terdapat satu sirip punggung lunak dengan
total duri sirip 104 – 115. Warna spesies jenis ini sangat bervariasi, mulai dari abu-abu pucat,
coklat kekuningan sampai coklat tua, hampir kehitaman, kadang-kadang ditemukan dengan
bintik-bintik gelap. Umumnya, perut ikan sembilang berwarna keputihan dan ventral bagian
kepala, sirip berwarna coklat sampai kehitaman atau lebih gelap dari warna tubuhnya.
Sembilang dewasa hidup menyendiri atau dengan kelompok kecil. Distribusi hidup ikan ini
berada di daerah tropis, yaitu Indo-Pasifik Barat: Indonesia-Australia (Luna, 2013). Indonesia
merupakan negara dengan potensi ikan 9 sembilang yang tinggi di hampir seluruh perairan
lautnya.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai