Anda di halaman 1dari 10

Pertumbuhan adalah penambahan sel- sel dan bobot tubuh yang bersifat irreversible.

Perkembangan adalah pertumbuhan yang disertai dengan organogenesis dan diferensiasi


struktur serta fungsi. Pertumbuhan dan perkembangan hewan terdiri dari dua tahap, yaitu
tahap embrio dan tahap pasca embrio.

Tahap Embrio

Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma), kemudian
terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio dikelompokkan menjadi
beberapa fase, yaitu fase pembelahan (cleavage) yang membentuk morula, fase blastula, fase
gastrula, fase diferensiasi, serta organogenesis.

Fase Morula

Pada fase ini zigot mengalami pembelahan berkali-kali. Pembelahan zigot terjadi secara
mitosis, yaitu dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat
pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel
inilah yang disebut morula.

Gambar 1. Tahapan pembelahan sel menjadi morula.

Fase Blastula

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase
morula. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini
ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan dan disebut
blastosol / blastocoel (Gambar 2). Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula. Proses
pembentukan blastosol disebut blastulasi.
Gambar 2. Terbentuknya rongga bastosol.

Fase Gastrula,

Embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada
kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sel-sel pada kutub vegetatif
membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi,
yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Bagian tengah gastrula disebut
dengan arkenteron. Bagian luar yang terbuka pada gas menuju arkenteron disebut dengan
blastofor. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian
mesoderm. Pada akhir dan gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, ektoderm

Gambar 3. Tahapan invaginasi hingga terbentuk endoderm, mesoderm, dan ektoderm.

Tahapan Pasca Embrio


Pada tahap pasca embrio, terjadi pertumbuhan dan perkembangan menjadi individu dewasa.
Individu dewasa, artinya siap menghasilkan keturunan atau bereproduksi Beberapa hewan
invertebrata mengalami regenerasi atau metamorfosis selama pertumbuhan dan
perkembangannya Sedangkan hewan vertebrata mengalami pertumbuhan dan perkembangan
dari hewan muda (anak) menjadi hewan dewasa.
Metamorfosis Metamorfosis adalah perubahan ukuran, bentuk, dan bagian-bagian tubuh
hewan dari suatu stadium ke stadium berikutnya. Metamorfosis merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan hewan khususnya serangga dan amfibi menuju dewasa.
Dalam siklus hidupnya, hewan memiliki truktur dan fungsi tubuh yang berbeda pada setiap
stadium. Metamorfosis dikendalikan oleh hormon tiroksin dan triodotironin yang dihasilkan
oleh kelenjar Thyroid, di bawah pengaruh TSH (Thyroid Stimulating hormon)-yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis

Metamorfosis katak (amfibi)

Tahap metamorfosis katak pada umumnya dibagi menjadi 3 stadium, yaitu premetamorfosis,
prometamorfosis, dan metamorfosis klimaks. Selama stadium premetamorfosis, telur yang
telah dibuahi tumbuh menjadi berudu (kecebong). Berudu bertambah ukurannya dengan
sedikit perubahan bentuk tubuh. Pada stadium prometamorfosis, kaki bagian belakang
muncul dan pertumbuhan tubuh terjadi secara lambat. Selama metamorfosis klimaks, kaki
bagian depan muncul dan ekor mulai menghilang.
Siklus hidup seekor katak terdiri dari tiga tahap: telur, larva, dan dewasa. Saat katak tumbuh,
ia bergerak melalui tahap-tahap ini dalam proses yang dikenal sebagai metamorfosis. Katak
bukan satu-satunya hewan yang mengalami metamorfosis, kebanyakan amfibi lainnya juga
mengalami perubahan yang luar biasa sepanjang siklus hidup mereka, seperti juga banyak
spesies invertebrata. Selama metamorfosis, dua hormon (prolaktin dan tiroksin)
mengendalikan transformasi dari telur menjadi larva dan orang dewasa.

1. KAWIN

Musim kawin untuk katak biasanya terjadi pada musim semi di daerah beriklim sedang dan
selama musim hujan di daerah beriklim tropis. Bila kodok jantan siap untuk berkembang
biak, mereka sering menggunakan seruan nyaring untuk menarik pasangan. Panggilan ini
diproduksi dengan mengisi kantung vokal dengan udara dan menggerakkan udara ke depan
dan ke belakang untuk menciptakan suara seperti kicauan. Saat kawin, katak laki-laki
memegangi punggung betina, menggenggam lengannya di seputar limbah atau lehernya.
Pelukan ini disebut sebagai amplexus dan tujuannya adalah untuk memastikan agar jantan
berada pada posisi optimal untuk menyuburkan telur betina saat dia meletakkannya.

2. SIKLUS HIDUP TAHAP 1: TELUR

Banyak spesies meletakkan telurnya di air yang tenang di antara vegetasi dimana telur dapat
berkembang dengan relatif aman. Katak betina meletakkan banyak telur di massa yang
cenderung mengumpul bersamaan (massa telur ini disebut sebagai bibit). Saat dia menyimpan
telurnya, laki-laki melepaskan sperma ke massa telur dan menyuburkan telur.

Pada banyak spesies katak, orang dewasa membiarkan telur tumbuh tanpa perawatan lebih
lanjut. Tapi di beberapa spesies, orang tua tetap dengan telur untuk menjaga mereka saat
mereka berkembang. Saat telur yang telah dibuahi matang, kuning telur di setiap telur terbagi
menjadi lebih banyak sel dan mulai terbentuk pada bentuk kecebong. Dalam satu sampai tiga
minggu, telur siap untuk menetas, dan kecebong kecil terlepas dari telur.

3. SIKLUS HIDUP TAHAP 2: KECEBONG (LARVA)

Seekor larva katak juga disebut kecebong. Berudu memiliki insang rudimenter, mulut, dan
ekor panjang. Untuk minggu pertama atau kedua setelah menetas menetas, ia bergerak sangat
sedikit. Selama masa ini, kecebong menyerap sisa kuning telur yang tersisa dari telur, yang
menyediakan makanan yang sangat dibutuhkan. Pada tahap ini, berudu memiliki insang
rudimenter, mulut dan ekor. Setelah menyerap sisa kuning telur, kecebong cukup kuat untuk
berenang sendiri.

Sebagian besar berudu memakan alga dan tumbuhan lainnya sehingga dianggap herbivora.
Mereka memfilter bahan dari air saat mereka berenang atau merobek potongan bahan
tanaman. Seiring kecebong terus tumbuh, ia mulai mengembangkan tungkai belakang.
Tubuhnya memanjang dan makanannya tumbuh lebih kuat, beralih ke bahan tanaman yang
lebih besar dan bahkan serangga. Kemudian dalam perkembangannya, tungkai depan tumbuh
dan ekornya menyusut. Bentuk kulit di atas insang.

4. SIKLUS HIDUP TAHAP 3: DEWASA

Pada usia sekitar 12 minggu, insang dan ekor kecebong telah diserap sepenuhnya ke dalam
tubuh – kodok telah mencapai tahap dewasa dalam siklus hidupnya dan sekarang siap untuk
menjelajah ke lahan kering dan dalam waktu mengulangi siklus hidup.
Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek = meta (diantara, sekitar, setelah),
morphe`(bentuk), osis (bagian dari). Metamorphosis merupakan perubahan bentuk selama
perkembangan post-embrionik. Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan
secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini
melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel

Jenis - jenis Metamorphosis

Metamorphosis tidak Sempurna

Merupakan metamorphosis yang melewati 2 tahapan yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian
menjadi hewan dewasa. Biasanya metamorfosis ini terjadi pada serangga seperti capung,
belalang, jangkrik dan lainnya.

Berikut adalah proses metamorfosis tidak sempurna :

Metamorphosis Sempurna

Merupakan metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari Telur – Larva – Pupa -
Imago (dewasa).

Contoh metamorphosis sempurna terjadi pada katak dan kupu-kupu.

Berikut adalah proses metamorfosis sempurna :

Metamorfosis Amphibi

Amphibia berasal dari kata amphi yang artinya rangkap dan bios yang artinya hidup. Yakni,
di dalam siklus hidupnya memerlukan 2 macam habitat, air dan darat. Di sini, untuk
menggambarkan proses metamorphosis sempurna digunakan katak sebagai contoh dari
golongan amphibi.

Metamorphosis yang terjadi pada katak, adalah untuk melakukan penyesuaian diri hidup di
daerah terrestrial.

Misalnya, alat pernafasan larva (berudu) berupa insang yang hanya dapat digunakan dalam
air, sedangkan alat pernafasan dewasa berupa berupa paru-paru yang hanya dapat digunakan
untuk bernafas di darat. Selain itu alat pencernaan berudu memiliki usus yang sangat panjang
sesuai dengan fungsinya untuk mencernakan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,
sementara yang dewasa hanya memiliki usus yang pendek saja sesuai dengan fungsinya
untuk mencernakan makanan yang berasal dari hewan.

Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas
setelah 10 hari.

Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. Berudu hidup di air Setelah
berumur 2 hari.

Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas.


Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit.

Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika
kaki depan mulai muncul.

Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ingsang tak berfungsi lagi ekornya
menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru.maka bentuk dari muka akan lebih jelas
Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi
katak dewasa dan kmbali berkembang biak.

Pada metamorfosis amphibi banyak sekali mengalami perubahan baik secara morfologi
maupun fisiologi

Proses Morfologi

Pada amphibi, metamorfosis umumnya digabungkan dengan perubahan persiapan organisme


aquatik untuk menjadi organisme daratan.

Pada urodela (salamander), perubahan ini meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya insang
bagian dalam dan berubahnya struktur kulit.

Pada anura, perubahan metamorfosis berlangsung secara dramatis dan kebanyakan organ-
organnya telah termodifikasi. Perubaan ini meliputi hilangnya gigi dan insang internal pada
anak katak, seperti hilangnya ekor, kemudian akan terjadi proses pembentukan seperti
berkembangnya anggota tubuh dan morfogenesis kelenjar dermoid.

Perubahan lokomosi terjadi dari pergerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan
lengan belakang.

Gigi yang digunakan untuk mencabik tanaman hilang dan digantikan dengan perubahan
bentuk baru dari mulut dan rahangnya, otot dari lidah juga berkembang, insang mengalami
degenerasi, paru-paru membesar, otot dan tulang rawan berkembang untuk memompa udara
masuk dan keluar pada paru-paru.

Mata dan telinga berdiferensiasi.

Telinga bangian tengah berkembang dan membran timfani terletak pada bagian telinga luar.

Proses Biokimia

Penambahan secara nyata pada perubahan morfologi, yang terpenting adalah terjadinya
transformasi biokimia selama metamorfosis.

Pada berudu, fotopigmen ratina yang utama adalah porphyropsin. Selama metamorfosis,
pigmen ini merubah karakterisik fotopigmen dari darat dan vertebrata perairan.

Pengikatan hemoglobin (Hb) dengan O2 juga mengalami perubahan. Enzim yang terdapat
pada hati juga mengalami perubahan, hal ini disebabkan adanya perubahan habitat.
Kecebong bersifat ammonotelik yaitu mensekresikan amonia, sedangkan katak dewasa
bersifat ureotelic yaitu mensekresikan urea. Selama metamorfosis, hati mensintesis enzim
untuk siklus urea agar dapat membentuk atau menghasilkan urea dari CO2 dan amonia.

Perubahan Spesifik

Organ tubuh yang berbeda juga akan merespon beda pada stimulasi hormon.

Stimulus yang sama menyebabkan beberapa jaringan degenerasi dan menyebabkan


diferensiasi dan perkembangan yang berbeda.

Respon hormon thyroid lebih spesifik pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada ekor,
triiodothronine T3 menyebabkan kematian dari sel-sel epidermal.

Meskipun terjadi kematian dari sel-sel epidermal pada ekor, kepala dan epidermis tubuh tetap
melanjutkan fungsinya.

Hormon yang berperan dalam metamorfosis katak

Metamorfosis ini dikontrol hormon thyroid.

Perubahan metamorfosis dari perkembangan katak dengan mensekresikan hormon thyroxin


(T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid selama metamorfosis.

Peranan hormon T3 lebih penting, hal ini disebabkan perubahan metamorfosis pada
thyroidectomized berudu memiliki konsentrasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
hormon T4.

Koordinasi dari perubahan perkembangan dan respon molekul hormon thyroid. Salah satu
masalah utama dari metamorfosis adalah koordinasi saat perkembangan.

Pada dasarnya, ekor tidak mengalami degenerasi sampai terbentuk dan berkembangnya
organ-organ lokomosi. Seperti berkembangnya kaki dan tangan untuk pergerakan dan insang
tidak akan mengalami perubahan fungsi sampai berkembang otot paru-paru. Hal ini
menunjukkan bahwa koordinasi metamorfosis yang berbeda pada jaringan dan organ akan
memberikan respon yang berbeda pada hormon.

Untuk menjamin sistem kerja ini, 2 organ yang sensitif terhadap thyroksin yaitu thyroid dan
kelenjar pituitary, akan meregulasi produksi hormon thyroid.

Hormon thyroid berfungsi untuk membentuk hubungan timbal balik dengan kelenjar pituitary
yang menyebabkan interior pituitary menginduksi thyroid untuk menghasilkan T3 dan T4
lebih banyak. Selain itu, hormon thyroid juga berfungsi untuk transkripsi dan mengaktivasi
transkripsi pada beberapa gen. Seperti transkripsi gen untuk albumin, globin dewasa, keratin
kulit dewasa diaktivasi oleh hormon thyroid.

Respon T3 adalah aktivasi transkripsi gen reseptor hormon thyroid (TR).


TR berikatan dengan sisi yang spesifik pada kromatin sebelum hormon thyroid dibentuk.
Ketika T3 dan T4 masuk kedalam sel, dan berikatan dengan ikatan reseptor kromatin,
hormon reseptor kompleks dirubah dari aktivator transkripsi. Belum diketahui mekanisme
dari hormon thyroid dengan respon yang berbeda pada jaringan yang berbeda (proliferasi,
diferensiasi, kematian sel).

Pembentukan anggota tubuh tidak tergantung hormon thyroid, hal ini terjadi pada
pembelahan holoblastic dimana gastrulasi diawali pada posisi subequatorial, pembentukan
neural dibagian permukaan dan kuncup anggota tubuh juga terbentuk dibagian permukaan.
Pembentukan anggota tubuh tidak tergantung pada hormon thyroid.

Anda mungkin juga menyukai