Walisongo Semarang
M. Ramdhani Arfan
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
ramdhaniarfan38@gmail.com
Abstrak
Famili Asteraceae adalah salah satu famili dalam kingdom Plantae yang menjadi penyusun
vegetasi lantai penutup hutan. Famili ini mempunyai anggota terbesar kedua dalam dunia
tumbuhan (Kumolo dan Sri Utami, 2011). Menurut Cronguist (1981), Asteraceae atau sembung-
sembungan mempunyai 1.100 Marga dengan didalamnya terdapat kurang lebih 20.000 spesies.
Kebanyakan famili Asteraceae dikenal sebagai tumbuhan liar (gulma), tanaman pagar, tanaman
obat-obatan, dan penyusun vegetasi penutup lantai hutan (Hasanuddin dan Fitriana, 2014).
Karakteristik morfologi famili Asteraceae seperti perawakan adalah herba, semak atau
perdu, dan jarang yang pohon. Umur tumbuhan kebanyakan annual. Habitat Asteraceae banyak
tumbuh baik di daerah tersinari panas, seperti pinggi jalan, jurang, padang rumput, dan pantai
berpasir (Soerjowinoto, 1987). Pada batang, dominan bulat, keras, ada juga bersegi, bergaris,
bersayap, dan berambut. Daunnya tunggal, terkadang berbagi dalam sehingga menyerupai daun
majemuk, tersebar atau berhadapan, umumnya tidak berdaun penumpu (Nikma, 2013). Famili
Asteraceae terkenal karena keseragaman jenis bunga yaitu bunga cawan. Daun-daun pembalut
menempel pada rangkaian bunga. Dalam bunga cawan terdapat bunga pita dan tabung. Bunga pita
adalah bunga yang ditemukan dibagian tepi dalam satu lingkaran atau lebih (Tjitrosoepomo,
2007).
1
Penentuan hubungan kekerabatan fenetik dilakukan dengan membandingkan beberapa
karakteristik dalam suatu takson, seperti karakter morfologi, anatomi, embriologi, palinologi,
sitologi, ekologi, dan fisiologi. Karakterisasi sifat morfologi adalah cara determinasi yang
dianjurkan karena sifatnya yang akurat untuk menilai sifat agronomi dan klasifikasi pada suatu
tumbuhan (Sudarsono, dkk, 2012). Semakin banyak persamaan dari parameter yang dikaji, maka
semakin dekat hubungan kekerabatan antar individu tersebut, begitupun sebaliknya.
Analisis klister adalah teknik dalam analisis yang bertujuan untuk mengelompokkan
obyek-obyek pengamatan menjadi beberapa kelompok berdasarkan karakter yang dimiliki
masing-masing obyek (kemiripan) (Rezki, dkk, 2013). Klasterisasi variable diawali dengan semua
variable yang terpisah, setiap variable membentuk klister sendiri. Tahap pertama, dua variable
yang memiliki kesamaan bergabung menjadi satu. Tahap berikutnya variable ketiga bergabung
dengan dua variable pertama yang telah tergabung sebelumnya membentuk klister berbeda.
Setiap tahap menghasilkan klister berkurang dari tahap sebelumnya dan pada akhirnya semua
variable terkombinasi menjadi satu klister, keduanya bisa bergabung dengan variable lainnya,
tetapi keduanya tetap dalam grup yang sama (MINITAB, 1996).
Hasil Pengamatan
Gambar
2
1. Cyanthillium cinereum 2. Bidens pilosa 3. Tridax procumbens
3
Hasil Karakterisasi
No. Parameter Cyanthillium cinereum Bidens pilosa Tridax procumbens Synedrella nodiflora Emilia sonchifolia
1. Daun
a. Tangkai bulat bulat bulat bulat bulat
b. Letak berhadapan bersilang berhadapan bersilang tersebar berhadapan bersilang roset akar
c. bangun jorong bercangap menyirip bulat telur bulat telur delta
d. Tepi berombak bergerigi bercangap menyirip bergerigi bergerigi
e. Ujung tumpul meruncing runcing runcing tumpul
f. kelengkapan tidak lengkap tidak lengkap tidak lengkap tidak lengkap tidak lengkap
g. Pangkal runcing meruncing membulat tumpul meruncing
h. permukaan bawah berbulu halus jarang berbulu halus jarang berbulu halus rapat berbulu halus berbulu halus (kusam)
i. permukaan atas suram berburu halus jarang berbulu halus rapat berbulu halus rapat berbulu halus jarang
j. pertulangan menyirip menyirip menjari menyirip menyirip
k. Tekstur tipis seperti selaput tipis seperti selaput tipis seperti selaput tipis seperti selaput tipis seperti selaput
l. warna kehijauan hijau hijau hijau hijau
m. jenis daun tunggal majemuk tunggal tunggal tunggal
n. warna ibu tulang daun putih ungu pucat hijau hijau pudar hijau
o. alat tambahan tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada stipula
p. ukuran daun kecil kecil kecil sedang kecil
2. batang
a. jenis herba herba herba herba herba
b. bentuk bulat bersegi bulat bulat bulat
c. permukaan berbulu licin berbulu berbulu halus licin
d. ada tidaknya duri tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
e. arah tumbuh keatas keatas menjalar keatas keatas
f. percabangan simpodial monopodial monopodial dikotom monopodial
g. arah tumbuh cabang condong keatas tegak mendatar condong keatas condong keatas
4
h. warna hijau hijau keunguan kehijauan hijau hijau
3. bunga
a. jenis majemuk(dichasial) majemuk(dichasial) majemuk majemuk(dichasial) majemuk(monochasial)
b. tangkai bulat bulat bulat bulat bulat
c. lekat atau tidak kelopak terlekat(berbagi) terlekat(berlekuk) terlekat(bercangap) terlekat(bercangap) terlekat(berbagi)
d. kelopak bertingkat bertingkat tidak bertingkat tidak bertingkat tidak bertingkat
e. mahkota banyak jumlah 5 jumlah 6 jumlah 10 banyak
putih dan putih
f. warna Kuning Putih kekuningan kuning Ungu
keunguan
g. warna bawah bunga
putih kekuningan kuning kekuningan hijau(tertutup kelopak)
(filamen)
h. warna ujung bunga ungu kuning putih kuning ungu
i. simetri banyak banyak banyak banyak banyak
j. sifat dasar bunga perigin perigin perigin perigin perigin
ketiak daun dan ujung
k. tata letak bunga ujung batang ujung batang ketiak daun ujung batang
batang
l. ujung daun kelopak runcing meruncing meruncing meruncing runcing
m. bentuk Cawan Cawan Cawan Cawan Cawan
4. Perawakan
a. Tinggi >40 m, Pendek <40m pendek pendek pendek pendek pendek
b. jenis herba herba herba herba herba
c. Umur annual annual annual annual annual
5. Akar
a. jenis tunggang tunggang tunggang tunggang tunggang
b. warna coklat muda krem putih krem putih
5
Pembahasan
Analisis klister digunakan untuk mengelompokkan elemen yang mirip sebagai obyek
penelitian untuk menjadi kelompok (klister) yang berbeda. Analisis ini berguna dalam meringkas
data yang digunakan dalam pengelompokkan obyek berdasar kesamaan karakteristik tertentu
(Hasanuddin dan Fitriana, 2014). Parameter yang digunakan adalah morfologi setiap individu,
seperti bagian batang, daun, dan bunga.
Karakteristik morfologi famili Asteraceae seperti perawakan adalah herba, semak atau
perdu, dan jarang yang pohon. Umur tumbuhan kebanyakan annual. Habitat Asteraceae banyak
tumbuh baik di daerah tersinari panas, seperti pinggi jalan, jurang, padang rumput, dan pantai
berpasir (Soerjowinoto, 1987). Pada batang, dominan bulat, keras, ada juga bersegi, bergaris,
bersayap, dan berambut. Daunnya tunggal, terkadang berbagi dalam sehingga menyerupai daun
majemuk, tersebar atau berhadapan, umumnya tidak berdaun penumpu (Nikma, 2013). Famili
Asteraceae terkenal karena keseragaman jenis bunga yaitu bunga cawan. Daun-daun pembalut
menempel pada rangkaian bunga. Dalam bunga cawan terdapat bunga pita dan tabung. Bunga pita
adalah bunga yang ditemukan dibagian tepi dalam satu lingkaran atau lebih (Tjitrosoepomo,
2007).
Dalam dendogram tersebut, terdapat empaat klaster kombinasi spesies tanaman dengan
masing-masing tingkat hubungan kekerabatannya. Keempat klister tersebut antara lain adalah A
yang berkombinasi antara spesies Cyanthilium cinereum dengan Emilia sonchifolia, B hasil
kombinasi antara Tridax procumbens dan Synedrela nodiflora, C adalaah Bidens Pilosa, Cyanthilium
6
cinereum, dan Emilia sonchifolia, dan D merupakan klister dari kelima spesies, yaitu Synerella
nodiflora, Tridax procumbens, Bidens Pilosa, Emilia sonchifolia, dan Cyanthilium cinereum.
Klasterisasi A-D, nilai kekerabatan tertinggi ada pada A, dengan nilai koefisien similaritas
sebesar 0,39. Antara Cyanthilium cinereum dan Emilia sonchifolia memiliki banyak kekerabatan
seperti halnya pada daun yaitu tunggal, berukuran kecil, dan bertulang menyirip. Pada batang,
memiliki batang bulat, arah tumbuh cabang condong keatas, arah tumbuh batang keatas, dan
warna batang hijau. Pada bunga, kelopak terlekat berbagi, mahkota berjumlah banyak, warna
ujung bunga ungu, tata letak bunga ada diujung batang, ujung kelopak adalah runcing.Akar sama-
sama berjenis tunggang bertombak. Penampakan similaritas antara keduanya sangat terlihat pada
saat sampling pengambilan spesies tersebut, perbedaan besar terlihat pada filotaksis antar
keduanya, yaitu roset akar dan tersebar.
Klaster B antara Synedrella nodiflora dan Tridax procumbens memiliki nilai koefisien
similaritas ±0,37. Persamaan terlihat dari daun berbentuk bulat telur, ujung runcing, warna hijau,
dan tunggal. Batangnya bulat. Pada bunga, kelopak terlekat bercangap, kelopak tidak bertingkat,
ujung daun kelopak meruncing.
Klaster C, antara 3 spesies dari klaster A dan spesies Bidens pilosa memiliki nilai koefisien
similaritas sebesar ±0,33. Posisi kedekatan E. sonchifolia dan Bidens pilosa lebih dekat daripada
Cyanthilium cinereum dikarenakan tingkat kekerabatan atau similaritas dari morfologi batang-
akar lebih banyak B. pilosa dengan E. sonchifolia. Jumlah similaritasnya adalah 6, yang meliputi tepi
daun bergerigi, pangkal meruncing, permukaan atas daun berbulu halus jarang, warna daun hijau,
permukaan batang licin, dan percabangan monopodial. Sedangkan pada similaritas B.pilosa dan C.
cinereum berjumlah lebih sedikit yaitu 4, yang meliputi filotaksis berhadapan bersilang,
permukaan bawah berbulu halus jarang, jenis bunga majemuk dichasial, dan kelopaknya
bertingkat.
Klaster D adalah gabungan klaster B dan C dengan tingkat koefisien similaritas terendah,
yaitu hanya sebesar 0,32. Hal itu menandakan bahwa tingkat kekerabatannya paling jauh.
Kesamaan antara mereka hanyalah secara umum yaitu ciri khusus dari famili Asteraceae,
berbunga cawan.
Pembacaan dendogram poin besarnya ada pada semakin besar nilai similaritas (semakin
pendek level jarak) menunjukkan semakin banyak kesamaan antara variable (spesies dari Famili
Asteraceae). Hal itu tentu menunjukkan juga semakin dekat hubungan kekerabatannya dan
sebaliknya.
7
Simpulan dan Saran
Simpulan
Hasil observasi dan identifikasi famili Asteraceae yang ada di kampus 2 UIN Walisongo Semarang,
meliputi Cyanthillium cinereum yang ditemukan di samping Gedung Fuhum, Bidens pilosa dan
Synedrella_nodiflora berlokasi di depan Gedung K, Tridax procumbens di pinggir jalan kampus 2
dan Emilia _sonchifolia di depan Gedung Fuhum. Data hasil olahan dari identifikasi morfologi,
diolah menggunakan NTSYS yang menghasilkan nilai koefisien berdasarkan similaritas. Kluster A,
C. cinereum dan E. sonchifolia memiliki nilai koefisien similaritas sebesar 0,39. Kluster B, S.
nodiflora dan T. procumbens memiliki nilai koefisien similaritas ±0,37. Kluster C, B. pilosa, E.
sonchifolia, C. cinereum memiliki nilai koefisien similaritas sebesar ±0,33. Kluster D gabungan
kluster B dan C memiliki nilai koefisien 0,32
Saran
Penelitian ini masih banyak kekurangan di dalam penyusunan sehingga masih perlu dikaji lebih
lanjut. Sehingga nanti dalam penelitian lebih lanjut dapat disempurnakan.
Terima kasih kepada seluruh teman dan dosen saya yang telah membimbing dalam penelitian ini,
nantinya bisa dibuat untuk data inventarisasi keanekaragaman di kampus 2 UIN Walisongo
Semarang.
Daftar Pustaka
Cronguist, A. 1981 An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York: Columbian
University Press
Hasanuddin dan Fitriana. 2014. Hubungan Kekerabatan Fenetik 12 Spesies Anggota Familia
Asteraceae. Jurnal EduBio Tropika. Volume 2 Nomor 2 Halaman 187-250.
Kumolo, Fredian B dan Sri Utami. 2011. Jenis-jenis Tumbuhan Anggota Famili Asteraceae di Wana
Wisata Nglimut Gonoharjo Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Bioma.Volume 13 Nomor 1.
ISSN: 1410-8801
MINITAB INC. 1996. Minitab for Windows Release 11.12.32 Bit. USA: Minitab Inc
Rezki, Wahyuni, dkk. 2013. Analisis Klaster dengan Menggunakan Metode Single Linkage dan
Metode K-Means. Bengkulu: Universitas Bengkulu
Soerjowinoto, Moesa. 1987. Flora untuk Sekolah di Indonesia . Jakarta: Pradja Paramitha.
Sudarsono, dkk. 2012. Keragaman Spesies Pala (Myristica spp) Maluku Utara Berdasarkan Penanda
Morfologi dan Agronomi. Jurnal Litri. Volume 18 Nomor 1 Halaman 1-9.
Wahyudi, A’an Johan. 2007. Memperkenalkan Cluster Analysis of Variables dalam Minitab 11.12
Untuk Kajian Filogeni Suku-suku Krustacea (Brachyura)