HAYATI INDONESIA
Keanekaragaman hayati adalah variasi diantara jasad-jasad hidup yang berasal dari
sumber terestrial maupun ekosistem lainnya dan juga berasal dari berbagai macam spesies
didalamnya. Jumlah keanekaragaman hayati di Indonesia menjadi terbesar di dunia, hanya saja
kalah dengan Brazil yang menempati peringkat nomer satu. Jumlah yang begitu besar
keanekaragaman hayati, seharusnya membuat Indonesia menjadi negara yang maju dan besar.
Tetapi kenyataannya, banyak masyarakat Indonesia yang belum begitu peduli dengan
pemanfaatan harta karun tersebut.
Peran biologi molekuler lebih kepada penciptaan ide-ide baru dalam upaya pelestarian
biodiversitas. Pengamanan kode genentik dari spesies makhluk hidup sangatlah penting di masa
depan. Jika suatu spesies hanya ada pada satu tempat atau mungkin punah, kode genetic
tersebutlah yang sangat berperan penting terhadap kelesetarian spesies tersebut. Contohnya saja
adalah bakteri yang dimana dalam perkembangan teknologi sudah ada bakteri buatannya, dan itu
tak terlepas dari peran kode genetik yang disimpan oleh para ilmuwan biologi molekuler. Basa
Nitrogen sekarang bukan hanya Adenin, Guanin, Timin, Sitosin saja, tetapi ilmuwan sudah
menambahkannya menjadi delapan. Kemajuan yang sangat luar biasa dalam dunia
permolekuleran saat ini,
Prof. Triwibowo dalam seminarnya kemarin juga menyelipkan motivasi kepada kita
semua, agar kekayaan biodiversitas yang besar ini di Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik.
Jangan sampai ilmuwan asinglah yang mampu mengeksplorasi keanekaragaman yang dimiliki
kita. Dampaknya, kita sebagai pemilik hanya bias menjadi saksi dari keberhasilan
ilmuwan-ilmuwan asing. Selain itu, beliau juga memberikan kata-kata Mutiara disesi akhir
pemaparan beliau. Kata-kata tersebut kurang lebih seperti ini jika di terjemahkan, kehilangan
biodiversitas dengan menumpuk uang sebegitu banyaknya tidak akan berguna dimasa depan,
apakah kalian ingin memakan uang?. Begitulah sekiranya kata-kata beliau yang mengandung
arti begitu mendalam bagi kemanusiaan dimasa depan.
M. Ramdhani Arfan