Anda di halaman 1dari 3

PERAN BIOLOGI MOLEKULER DALAM PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN

HAYATI INDONESIA

Keanekaragaman hayati adalah variasi diantara jasad-jasad hidup yang berasal dari
sumber terestrial maupun ekosistem lainnya dan juga berasal dari berbagai macam spesies
didalamnya. Jumlah keanekaragaman hayati di Indonesia menjadi terbesar di dunia, hanya saja
kalah dengan Brazil yang menempati peringkat nomer satu. Jumlah yang begitu besar
keanekaragaman hayati, seharusnya membuat Indonesia menjadi negara yang maju dan besar.
Tetapi kenyataannya, banyak masyarakat Indonesia yang belum begitu peduli dengan
pemanfaatan harta karun tersebut.

Prof. Triwibowo berkata ​“jika masyarakat Indonesia berhasil memanfaatkan mikroba


yang berada di dalam tanah yang berasal dari hutan primer, maka Indonesia akan menjadi
negara yang besar, bahkan dalam bisnis otomotifpun akan dikalahkan dengan pemanfaatan
salah satu mikroba di dalamnya”. ​Kutipan tersebut sangatlah benar adanya, dikarenakan dalam
setiap spesies mikroba dapat dikloning hingga menjadi jutaan spesies bahkan miliaran. Masa
depan Indonesia akan lebih cerah jika dapat memanfaatkan kekayaan alam yang sangat
berpotensi ini.

Kebijakan pemerintah cukup banyak yang bertentangan dengan pelestarian


keanekaragaman hayati di Indonesia. Pembangkangan terhadap kebijakan pemerintah
dikarenakan sikap kepedulian kita terhadap keanekaragaman hayati sangat diperlukan untuk
kelangsungan hidupnya. Contoh kebijakan pemerintah antara lain adalah pembukaan lahan
kebun sawit maupun kebun tebu yang biasanya berasal dari pembukaan lahan di hutan primer.
Selain itu, pembangunan yang besar-besaran juga contoh kebijakan kontra dengan pelestarian
keanekaragaman hayati di Indonesia. Aspek kemanusiaan sangat sensitif dalam hal masalah
pembangunan, tetapi juga dapat berdampak buruk terhadap berlangsungnya kehidupan makhluk
hidup lainnya. Lahan kosong yang tidak terpakai sangatlah banyak di Indonesia, jika lahan
tersebut dapat dimanfaatkan dalam hal pembangunan maka tidak akan ada lingkungan asli yang
dirusak seperti halnya adalah hutan primer.
Kehilangan biodiversitas yang sangat besar adalah ancaman yang sangat luar biasa bagi
manusia. Manusia merupakan makhluk hidup heterotrof yang artinya tidak dapat membuat
makanannya sendiri. Langkah konservasi yang dilakukan manusia dalam pelestarian
biodiversitas antara lain adalah dengan pembuatan in situ (habitat asli) dan eks situ (habitat
buatan). In situ adalah langkah paling ideal untuk konservasi, tetapi jika tidak ada maka eks situ
adalah upaya untuk menyelamatkan biodiversitas dari kepunahan, walaupun hal itu kurang ideal.

Ancaman terhadap biodiversitas antara lain:

1. Masuknya spesies invasif


2. Polusi
3. Deforestasi
4. Pembangunan
5. Bencana alam

Ancaman yang begitu besar akan berdampak:

1. Berkurangnya sumber genetik


2. Spesies extinction
3. Bencana alam

Peran biologi molekuler dalam pelestarian keanekaragaman hayati sangatlah besar.


Berbagai teknologi biologi molekuler dalam upaya menjaga biodiversitas berkembang begitu
cepat. Contoh Teknik biologi molekuler adalah:

1. Amplifikasi DNA (PCR) : Suatu proses sistesis enzimatik untuk


mengamplifikasi nukleotida secara in vitro. Metode PCR dapat meningkatkan jumlah
urutan DNA ribuan bahkan jutaan kali dari jumlah semula. Setiap urutan basa
nukleotida yang diamplifikasi akan menjadi dua kali jumlahnya. Metode dalam
amplifikasi antara lain:
a. PCR (Polymerase Chain Reaction)
b. RAPD (Random Amplified Polymorphic)
2. Genome Sequencing : Teknik penentuan urutan basa nukleotida pada
suatu molekul DNA

Peran biologi molekuler lebih kepada penciptaan ide-ide baru dalam upaya pelestarian
biodiversitas. Pengamanan kode genentik dari spesies makhluk hidup sangatlah penting di masa
depan. Jika suatu spesies hanya ada pada satu tempat atau mungkin punah, kode genetic
tersebutlah yang sangat berperan penting terhadap kelesetarian spesies tersebut. Contohnya saja
adalah bakteri yang dimana dalam perkembangan teknologi sudah ada bakteri buatannya, dan itu
tak terlepas dari peran kode genetik yang disimpan oleh para ilmuwan biologi molekuler. Basa
Nitrogen sekarang bukan hanya Adenin, Guanin, Timin, Sitosin saja, tetapi ilmuwan sudah
menambahkannya menjadi delapan. Kemajuan yang sangat luar biasa dalam dunia
permolekuleran saat ini,

Prof. Triwibowo dalam seminarnya kemarin juga menyelipkan motivasi kepada kita
semua, agar kekayaan biodiversitas yang besar ini di Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik.
Jangan sampai ilmuwan asinglah yang mampu mengeksplorasi keanekaragaman yang dimiliki
kita. Dampaknya, kita sebagai pemilik hanya bias menjadi saksi dari keberhasilan
ilmuwan-ilmuwan asing. Selain itu, beliau juga memberikan kata-kata Mutiara disesi akhir
pemaparan beliau. Kata-kata tersebut kurang lebih seperti ini jika di terjemahkan, ​kehilangan
biodiversitas dengan menumpuk uang sebegitu banyaknya tidak akan berguna dimasa depan,
apakah kalian ingin memakan uang?. Begitulah sekiranya kata-kata beliau yang mengandung
arti begitu mendalam bagi kemanusiaan dimasa depan.

M. Ramdhani Arfan

Anda mungkin juga menyukai