Anda di halaman 1dari 1

Emisi Karbon Kendaraan Pemenjara Udara Segar

Sesak merupakan kata yang cocok untuk menggambarkan lingkungan saat


ini yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak? Hampir seluruh jalan telah
dipadati kendaraan setiap harinya. Alih-alih mempercepat laju berkangkat dan
pulang dari aktifitas, justru membuat perjalanan semakin tersendat. Fenomena
seperti itu sangat banyak terjadi di jalanan. Padahal jika dibiarkan terus-menerus,
kemacetan di jalan akan membuat tensi setiap orang naik dan mengakibatkan
kebiasaan marah menjadi rutinitas di kala berangkat dan pulang beraktifitas.

Masalah pencemaran udara adalah masalah klasik yang terus di lestarikan


oleh manusia dengan berlandaskan keefisien waktu perjalanan. Kalimat tersebut
akan menjadi masalah jika dilakukan oleh setiap individu. Menerima sebuah
kenyataan akan rusaknya kualitas udara, haruslah dihilangkan jauh-jauh. Tidak ada
kata menerima jika hasilnya rusak adalah ungkapan khas dari toko-toko yang biasa
menjual alat elektronik ataupun yang lain. Memang cocok jika rusak tidaklah
diterima, oleh karenanya perbaikan terlebih dahulu harus menjadi pokok
pengambilan keputusan besarnya. Terlebih konteksnya adalah udara yang sekaligus
sebagai sumber bahan untuk bernapas.

Kualitas udara yang bersih dan sehat haruslah diperjuangkan dengan serius.
Kerjasama antar semua pihak sangat berpengaruh terhadap ketersediaan oksigen
segar nantinya. Sangatlah susah jika memberikan kelonggaran terus-menerus
terhadap konsumsi dari pengadaan kendaraan yang terus meningkat. Perlu
diketahui, peningkatan keburukan kualitas udara berbanding lurus dengan
peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Sedangkan banyaknya kendaraan adalah
perbuatan kesengajaan yang tidak mempikirkan dampak lingkungan selanjutnya.
Emsis gas yang dikeluarkan dari proses pembakaran pada kendaraan bermotor
memiliki tingkatnya masing-masing. Pembakaran yang baik adalah pembakaran
dengan emisi gas karbon yang dikeluarkan sedikit.

Anda mungkin juga menyukai