Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Fenetik 5 Spesies pada Famili Asteraceae di kampus 2 UIN Walisongo Semarang

M. Ramdhani Arfan
Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
EMAIL: ramdhaniarfan38@gmail.com

Abstrak

Asteraceae merupakan famili yang memiliki anggota di dalamnya terbesar kedua


dalam kingdom Plantae. Famili ini terkenal dengan morfologi bunga yang berbentuk
cawan. Inventarisasi famili Asteraceae berguna dalam pendataan anggota spesies
yang ada di Kampus 2 UIN Walisongo Semarang. Metode penelitian menggunakan
teknik identifikasi dan observasi. Pemilihan lokasi menggunakan teknik purpose
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 5 spesies dari famili
Asteraceae, yaitu Cyanthillium cinereum, Bidens pilosa Synedrella_nodiflora, Tridax
procumbens dan Emilia _sonchifolia. Masing-masing individu mempunyai hubungan
fenetik yang terlihat dari morfologi. Kluster A, C. cinereum dan E. sonchifolia memiliki
nilai koefisien similaritas sebesar 0,39. KLuster B, S. nodiflora dan T. procumbens
memiliki nilai koefisien similaritas ±0,37. Kluster C, B. pilosa, E. sonchifolia, C.
cinereum memiliki nilai koefisien similaritas sebesar ±0,33. Kluster D gabungan
kluster B dan C memiliki nilai koefisien 0,32.
Kata Kunci: Asteraceae, Fenetik, Similaritas
Pendahuluan

Famili Asteraceae adalah salah satu famili dalam kingdom Plantae yang
menjadi penyusun vegetasi lantai penutup hutan. Famili ini mempunyai anggota
terbesar kedua dalam dunia tumbuhan (Kumolo dan Sri Utami, 2011). Menurut
Cronguist (1981), Asteraceae atau sembung-sembungan mempunyai 1.100 Marga
dengan didalamnya terdapat kurang lebih 20.000 spesies. Kebanyakan famili
Asteraceae dikenal sebagai tumbuhan liar (gulma), tanaman pagar, tanaman obat-
obatan, dan penyusun vegetasi penutup lantai hutan (Hasanuddin dan Fitriana, 2014).

Karakteristik morfologi famili Asteraceae seperti perawakan adalah herba,


semak atau perdu, dan jarang yang pohon. Umur tumbuhan kebanyakan annual. Habitat
Asteraceae banyak tumbuh baik di daerah tersinari panas, seperti pinggi jalan, jurang,
padang rumput, dan pantai berpasir (Soerjowinoto, 1987). Pada batang, dominan bulat,
keras, ada juga bersegi, bergaris, bersayap, dan berambut. Daunnya tunggal, terkadang
berbagi dalam sehingga menyerupai daun majemuk, tersebar atau berhadapan,

1
umumnya tidak berdaun penumpu (Nikma, 2013). Famili Asteraceae terkenal karena
keseragaman jenis bunga yaitu bunga cawan. Daun-daun pembalut menempel pada
rangkaian bunga. Dalam bunga cawan terdapat bunga pita dan tabung. Bunga pita
adalah bunga yang ditemukan dibagian tepi dalam satu lingkaran atau lebih
(Tjitrosoepomo, 2007).

Penentuan hubungan kekerabatan fenetik dilakukan dengan membandingkan


beberapa karakteristik dalam suatu takson, seperti karakter morfologi, anatomi,
embriologi, palinologi, sitologi, ekologi, dan fisiologi. Karakterisasi sifat morfologi
adalah cara determinasi yang dianjurkan karena sifatnya yang akurat untuk menilai sifat
agronomi dan klasifikasi pada suatu tumbuhan (Sudarsono, dkk, 2012). Semakin
banyak persamaan dari parameter yang dikaji, maka semakin dekat hubungan
kekerabatan antar individu tersebut, begitupun sebaliknya.

Analisis klister adalah teknik dalam analisis yang bertujuan untuk


mengelompokkan obyek-obyek pengamatan menjadi beberapa kelompok berdasarkan
karakter yang dimiliki masing-masing obyek (kemiripan) (Rezki, dkk, 2013).
Klasterisasi variable diawali dengan semua variable yang terpisah, setiap variable
membentuk klister sendiri. Tahap pertama, dua variable yang memiliki kesamaan
bergabung menjadi satu. Tahap berikutnya variable ketiga bergabung dengan dua
variable pertama yang telah tergabung sebelumnya membentuk klister berbeda. Setiap
tahap menghasilkan klister berkurang dari tahap sebelumnya dan pada akhirnya semua
variable terkombinasi menjadi satu klister, keduanya bisa bergabung dengan variable
lainnya, tetapi keduanya tetap dalam grup yang sama (MINITAB, 1996).

Bahan dan Metode

Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan Teknik pengamatan


langsung melalui karakterisasi dan identifikasi morfologi spesies dengann berbagai
panduan buku dan jurnal ilmiah. Kemudian data diolah menggunakan program
software yaitu NTSYS, Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis System.
Sebelum dimasukkan kedalam program, ditentukan parameter terlebih dahulu setiap
obyek. Parameter didasarkan dari kenampakan morfologi, selanjutnya adalah skoring.
Skoring adalah memberikan nilai skor terhadap keberadaan atau ketidakberadaan
karakter pada masing-masing obyek. Keberadaan dinilai 1 dan ketidakberadaan diberi

2
skor 0 (Wahyudi, 2007). Kajian ini variabelnya adalah spesies dari famili Asteraceae
dengan berbagai parameter karakter yang didata.

Kampus 2 UIN Walisongo memiliki keanekaragaman botani di dalam


lingkungannya, tak terkecuali famili Asteraceae. Inventarisasi sangat penting dalam
mengetahui suatu keanekaragaman yang dimiliki kampus 2 UIN Walisongo Semarang.

Hasil Pengamatan

No Nama Spesies Tempat Ditemukan Habitat


1. Cyanthillium cinereum Di samping Gedung Padang Rumput
Fuhum
2. Bidens pilosa Di depan Gedung K Padang Rumput
3. Tridax_procumbens Dipinggir jalan kampus 2 Pinggir Jalan dan Padang
Rumput
4. Synedrella_nodiflora Di depan Gedung K Padang Rumput
5. Emilia _sonchifolia Di depan Gedung Fuhum Padang Rumput

Gambar
1. Cyanthillium cinereum 2. Bidens pilosa 3. Tridax procumbens

4. Synedrella nodiflora 5. Emilia sonchifolia

3
Hasil Karakterisasi

No. Parameter Cyanthillium cinereum Bidens pilosa Tridax procumbens Synedrella nodiflora Emilia sonchifolia

1. Daun
a. Tangkai bulat bulat bulat bulat bulat
b. Letak berhadapan bersilang berhadapan bersilang tersebar berhadapan bersilang roset akar
c. bangun jorong bercangap menyirip bulat telur bulat telur delta
d. Tepi berombak bergerigi bercangap menyirip bergerigi bergerigi
e. Ujung tumpul meruncing runcing runcing tumpul
f. kelengkapan tidak lengkap tidak lengkap tidak lengkap tidak lengkap tidak lengkap
g. Pangkal runcing meruncing membulat tumpul meruncing
h. permukaan bawah berbulu halus jarang berbulu halus jarang berbulu halus rapat berbulu halus berbulu halus (kusam)
i. permukaan atas suram berburu halus jarang berbulu halus rapat berbulu halus rapat berbulu halus jarang
j. pertulangan menyirip menyirip menjari menyirip menyirip
k. Tekstur tipis seperti selaput tipis seperti selaput tipis seperti selaput tipis seperti selaput tipis seperti selaput
l. warna kehijauan hijau hijau hijau hijau
m. jenis daun tunggal majemuk tunggal tunggal tunggal
n. warna ibu tulang daun putih ungu pucat hijau hijau pudar hijau
o. alat tambahan tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada stipula
p. ukuran daun kecil kecil kecil sedang kecil
2. batang
a. jenis herba herba herba herba herba
b. bentuk bulat bersegi bulat bulat bulat
c. permukaan berbulu licin berbulu berbulu halus licin
d. ada tidaknya duri tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
e. arah tumbuh keatas keatas menjalar keatas keatas
f. percabangan simpodial monopodial monopodial dikotom monopodial

4
g. arah tumbuh cabang condong keatas tegak mendatar condong keatas condong keatas
h. warna hijau hijau keunguan kehijauan hijau hijau
3. bunga
a. jenis majemuk(dichasial) majemuk(dichasial) majemuk majemuk(dichasial) majemuk(monochasial)
b. tangkai bulat bulat bulat bulat bulat
c. lekat atau tidak kelopak terlekat(berbagi) terlekat(berlekuk) terlekat(bercangap) terlekat(bercangap) terlekat(berbagi)
d. kelopak bertingkat bertingkat tidak bertingkat tidak bertingkat tidak bertingkat
e. mahkota banyak jumlah 5 jumlah 6 jumlah 10 banyak
putih dan putih
f. warna Kuning Putih kekuningan kuning Ungu
keunguan
g. warna bawah bunga
putih kekuningan kuning kekuningan hijau(tertutup kelopak)
(filamen)
h. warna ujung bunga ungu kuning putih kuning ungu
i. simetri banyak banyak banyak banyak banyak
j. sifat dasar bunga perigin perigin perigin perigin perigin
ketiak daun dan ujung
k. tata letak bunga ujung batang ujung batang ketiak daun ujung batang
batang
l. ujung daun kelopak runcing meruncing meruncing meruncing runcing
m. bentuk Cawan Cawan Cawan Cawan Cawan
4. Perawakan
a. Tinggi >40 m, Pendek
pendek pendek pendek pendek pendek
<40m
b. jenis herba herba herba herba herba
c. Umur annual annual annual annual annual
5. Akar
a. jenis tunggang tunggang tunggang tunggang tunggang
b. warna coklat muda krem putih krem putih

5
Dendogram

6
. Pembahasan
Analisis klister digunakan untuk mengelompokkan elemen yang mirip sebagai
obyek penelitian untuk menjadi kelompok (klister) yang berbeda. Analisis ini berguna
dalam meringkas data yang digunakan dalam pengelompokkan obyek berdasar
kesamaan karakteristik tertentu (Hasanuddin dan Fitriana, 2014). Parameter yang
digunakan adalah morfologi setiap individu, seperti bagian batang, daun, dan bunga.

Karakteristik morfologi famili Asteraceae seperti perawakan adalah herba,


semak atau perdu, dan jarang yang pohon. Umur tumbuhan kebanyakan annual. Habitat
Asteraceae banyak tumbuh baik di daerah tersinari panas, seperti pinggi jalan, jurang,
padang rumput, dan pantai berpasir (Soerjowinoto, 1987). Pada batang, dominan bulat,
keras, ada juga bersegi, bergaris, bersayap, dan berambut. Daunnya tunggal, terkadang
berbagi dalam sehingga menyerupai daun majemuk, tersebar atau berhadapan,
umumnya tidak berdaun penumpu (Nikma, 2013). Famili Asteraceae terkenal karena
keseragaman jenis bunga yaitu bunga cawan. Daun-daun pembalut menempel pada
rangkaian bunga. Dalam bunga cawan terdapat bunga pita dan tabung. Bunga pita
adalah bunga yang ditemukan dibagian tepi dalam satu lingkaran atau lebih
(Tjitrosoepomo, 2007).

Gambar 1: Dendogram hubungan kekerabatan 5 spesies Famili Asteraceaeberdasarkan


karakter morfologi batang, daun, dan bunga

7
Dalam dendogram tersebut, terdapat empaat klaster kombinasi spesies tanaman
dengan masing-masing tingkat hubungan kekerabatannya. Keempat klister tersebut
antara lain adalah A yang berkombinasi antara spesies Cyanthilium cinereum dengan
Emilia sonchifolia, B hasil kombinasi antara Tridax procumbens dan Synedrela
nodiflora, C adalaah Bidens Pilosa, Cyanthilium cinereum, dan Emilia sonchifolia, dan
D merupakan klister dari kelima spesies, yaitu Synerella nodiflora, Tridax procumbens,
Bidens Pilosa, Emilia sonchifolia, dan Cyanthilium cinereum.

Mekanisme kerja ntsys terutama dalam pembuatan dendogram, yaitu dengan


mengelompokkan spesies yang lebih banyak memiliki kemiripan fenetik, kemudian
disusul membentuk klister selanjutnya sehingga seluruh klaster menjadi satu kesatuan
yang besar.

Klasterisasi A-D, nilai kekerabatan tertinggi ada pada A, dengan nilai koefisien
similaritas sebesar 0,39. Antara Cyanthilium cinereum dan Emilia sonchifolia memiliki
banyak kekerabatan seperti halnya pada daun yaitu tunggal, berukuran kecil, dan
bertulang menyirip. Pada batang, memiliki batang bulat, arah tumbuh cabang condong
keatas, arah tumbuh batang keatas, dan warna batang hijau. Pada bunga, kelopak
terlekat berbagi, mahkota berjumlah banyak, warna ujung bunga ungu, tata letak bunga
ada diujung batang, ujung kelopak adalah runcing.Akar sama-sama berjenis tunggang
bertombak. Penampakan similaritas antara keduanya sangat terlihat pada saat sampling
pengambilan spesies tersebut, perbedaan besar terlihat pada filotaksis antar keduanya,
yaitu roset akar dan tersebar.

Klaster B antara Synedrella nodiflora dan Tridax procumbens memiliki nilai


koefisien similaritas ±0,37. Persamaan terlihat dari daun berbentuk bulat telur, ujung
runcing, warna hijau, dan tunggal. Batangnya bulat. Pada bunga, kelopak terlekat
bercangap, kelopak tidak bertingkat, ujung daun kelopak meruncing.

Klaster C, antara 3 spesies dari klaster A dan spesies Bidens pilosa memiliki
nilai koefisien similaritas sebesar ±0,33. Posisi kedekatan E. sonchifolia dan Bidens
pilosa lebih dekat daripada Cyanthilium cinereum dikarenakan tingkat kekerabatan atau
similaritas dari morfologi batang-akar lebih banyak B. pilosa dengan E. sonchifolia.
Jumlah similaritasnya adalah 6, yang meliputi tepi daun bergerigi, pangkal meruncing,
permukaan atas daun berbulu halus jarang, warna daun hijau, permukaan batang licin,
dan percabangan monopodial. Sedangkan pada similaritas B.pilosa dan C. cinereum

8
berjumlah lebih sedikit yaitu 4, yang meliputi filotaksis berhadapan bersilang,
permukaan bawah berbulu halus jarang, jenis bunga majemuk dichasial, dan
kelopaknya bertingkat.

Klaster D adalah gabungan klaster B dan C dengan tingkat koefisien similaritas


terendah, yaitu hanya sebesar 0,32. Hal itu menandakan bahwa tingkat kekerabatannya
paling jauh. Kesamaan antara mereka hanyalah secara umum yaitu ciri khusus dari
famili Asteraceae, berbunga cawan.

Pembacaan dendogram poin besarnya ada pada semakin besar nilai similaritas
(semakin pendek level jarak) menunjukkan semakin banyak kesamaan antara variable
(spesies dari Famili Asteraceae). Hal itu tentu menunjukkan juga semakin dekat
hubungan kekerabatannya dan sebaliknya.

Kesimpulan

Hasil observasi dan identifikasi famili Asteraceae yang ada di kampus 2 UIN
Walisongo Semarang, meliputi Cyanthillium cinereum yang ditemukan di samping
Gedung Fuhum, Bidens pilosa dan Synedrella_nodiflora berlokasi di depan Gedung K,
Tridax procumbens di pinggir jalan kampus 2 dan Emilia _sonchifolia di depan Gedung
Fuhum. Data hasil olahan dari identifikasi morfologi, diolah menggunakan NTSYS
yang menghasilkan nilai koefisien berdasarkan similaritas. Kluster A, C. cinereum dan
E. sonchifolia memiliki nilai koefisien similaritas sebesar 0,39. Kluster B, S. nodiflora
dan T. procumbens memiliki nilai koefisien similaritas ±0,37. Kluster C, B. pilosa, E.
sonchifolia, C. cinereum memiliki nilai koefisien similaritas sebesar ±0,33. Kluster D
gabungan kluster B dan C memiliki nilai koefisien 0,32

Daftar Pustaka

Cronguist, A. 1981 An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New


York: Columbian University Press
Hasanuddin dan Fitriana. 2014. Hubungan Kekerabatan Fenetik 12 Spesies Anggota
Familia Asteraceae. Jurnal EduBio Tropika. Volume 2 Nomor 2 Halaman 187-
250.
Kumolo, Fredian B dan Sri Utami. 2011. Jenis-jenis Tumbuhan Anggota Famili
Asteraceae di Wana Wisata Nglimut Gonoharjo Kabupaten Kendal Jawa
Tengah. Bioma.Volume 13 Nomor 1. ISSN: 1410-8801
MINITAB INC. 1996. Minitab for Windows Release 11.12.32 Bit. USA: Minitab Inc

9
Nikma, R. Asteraceae. https://rizkaowner-asteraceae.com. Diakses pada tanggal 24
November 2019 pukul 12.35 WIB.
Rezki, Wahyuni, dkk. 2013. Analisis Klaster dengan Menggunakan Metode Single
Linkage dan Metode K-Means. Bengkulu: Universitas Bengkulu
Soerjowinoto, Moesa. 1987. Flora untuk Sekolah di Indonesia . Jakarta: Pradja
Paramitha.
Sudarsono, dkk. 2012. Keragaman Spesies Pala (Myristica spp) Maluku Utara
Berdasarkan Penanda Morfologi dan Agronomi. Jurnal Litri. Volume 18
Nomor 1 Halaman 1-9.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Wahyudi, A’an Johan. 2007. Memperkenalkan Cluster Analysis of Variables dalam
Minitab 11.12 Untuk Kajian Filogeni Suku-suku Krustacea (Brachyura)

10

Anda mungkin juga menyukai