HALAMAN 08 FMIPA UM
LAPORAN PROYEK
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keanekaragaman Tumbuhan
yang dibimbing oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S.
Disusun oleh :
Kelompok 9 / Offering C
Atiqah Miftakhul Jannah (150341603834)
Umdatul Muftin (150341600407)
1. Akar
Deskripsi
Spesies X.
Morfologi
Akar Spesies X memiliki sistem perakran tunggang
yang mana akar lembaga tumbuh terus – menerus menjadi
akar pokok yang bercabang – cabang menjadi akar – akar
yang lebih kecil. Akar ini terbagi menjadi 2 bagian yakni
main taproot dan Fibrous root . Main taproot merupakan
akar tunggang utama yang mengalami penebalan dan a
Deskripsi
Spesies X
Jenis batang Batang basah (herbaceus)
Letak batang Di atas tanah
Arah tumbuh batang Tegak (erectus)
Bentuk batang Bersegi empat (quadrangularis)
Bercabang atau tidak bercabang Bercabang
Cara percabangan Monopodial
Tinggi cabang pertama dari
28 cm
batang
Permukaan batang Berambut (pilosus)
Warna batang Hijau
Arah tumbuh cabang Condong ke atas (patens)
Ciri lain Batang membengkak pada bagian nodus dan
berwarna merah
Morfologi
Tumbuhan ini memiliki jenis batang basah yang terletak di atas tanah dengan arah
tumbuh yang tegak (erectus). Batang berbentuk segi empat dan berwarna hijau. Batang
pokok nya tampak jelas dan terlihat lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-
cabangnya, oleh karena itu tipe percabangannya disebut monopodial. Arah tumbuh cabang
condong ke atas Tinggi cabang pertama dari batang adalah 28 cm, hal itu lah yang
menyebabkan tumbuhan tersebut berperawakan seperti semak yang tegak. Permukaan
batang berambut, dapat dirasakan apabia disentuh. Bagian nodus batang membengkak
berwarna merah (Gambar 2)
e c
a i f
h g
Pada sayatan melintang batang seperti pada batang umunya memiliki epidermis,
jaringan kolenkim yang terletak di bawah epidermis. Berkas pengangkut pada batang
tumbuhan ini tengelam di dalam jaringan parenkimatis. Tipe pertumbuhan sekunder dalam
penebalan yang abnormal terjadi pada lingkaran-lingkaran berkas vascular kolateral secara
berturut-turut. (Gambar 3). Kolenkim merupa lingkaran yang utuh dengan penebalan
dinding pada sudut-sudutnya atau disebut kolenkima anguler. Tipe berkas pengangkut pada
batang adalah tipe kolateral terbuka, dimana xylem dan floem terletak terpisah oleh
kambium (Gambar 4)
d
c
b
3. Daun
Deskripsi
Spesies X
Menurut jumlah helaiannya Daun tunggal
Kelengkapan daun Tidak lengkap (terdiri dari helaian dan tangkai)
Ukuran daun P = 9.5 cm , L = 5 cm
Bentuk helaian daun Bulat telur (Ovate)
Tepi daun Rata (integer)
Pangkal daun Membulat
Ujung daun Meruncing (acuminatus)
Tipe tangkai daun Bersegi
Perlekatan daun pada tangkai petiolate
Tata letak daun Berhadapan bersilangan (dekusatu)
Abaksial dan adaksial Licin (laevis), suram
Permukaan daun
(opacus)
Susunan tulang daun Menyirip (penninervis)
Peruratan Urat daun berbentuk jala/ jaring
Tekstur Tipis lunak (herbaceus)
Warna permukaan atas daun Hijau
Warna permukaan bawah Hijau
Terdapat Kristal kalsium oksalat berbentuk
Ciri lain
jarum dan memiliki trikoma non-glandular
Morfologi
Epidermis daun terdiri atas satu lapis sel dengan bentuk yang tidak beraturan dan
terdapat kloroplas yang mengandung pigmen klorofil (pigmen hijau daun) pada permukaan
adaxial dan abaxial.
Selain stomata, pada permukaan abaxial juga ditemukan derivat epidermis lainnya
seperti trikoma. Trikoma yang ditemukan pada daun ini bertipe non glandular sebab tidak
ditemukan sekret di dalamnya. Dari irisan melintang terlihat mesofil daun yang sudah
mengalami diferensiasi menjadi palisade dan sponsa. Jaringan palisade tersusun rapat dan
mengandung banyak kloroplas. Sedangkan jaringan sponsa nya memiilki banyak ruang
antar sel (Gambar 7).
b
c
b a
Deskripsi Spesies X
Kelengkapan Lengkap
Bunga banci
Kelamin bunga
Bunga (hemaphroditus)
jumlah sepal 5
Panjang 1 cm
aestivasi Quincuncial
warna Hijau
susunan Etop
jumlah petal 5
jumlah lingkaran 1
aestivasi Twisted
merah muda keunguan
warna
(magenta)
Susunan Metatop
jumlah 5
jumlah lingkaran 1
Berdasarkan pembagian tempat antara bagian bunga yang satu dengan bunga
yang lain termasuk ke dalam tipe berkarang atau melingkar (cyclis) yang berarti
daun – daun kelopak, benang – benang sari dan daun – daun buah masing – masing
tersusun dalam suatu lingkaran. Simetri bunga termasuk actinomorphus yang berarti
dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi bunga itu dalam dua bagiannya
yang setangkup.
Perhiasan bunga ini tergolong lengkap karena memiliki daun – daun kelopak
dan daun – daun mahkota. Kedudukan hiasan bunga terhadap putik termasuk ke
dalam tipe hipogin karena hiasan bunga tertanam pada dasar bunga yang lebih
rendah daripada tempat duduknya putik.
Kelopak (calyx) pada bunga Spesies X memiliki daun – daun kelopak (sepal)
berwarna hijau yang berjumlah 5 dengan sifat polysepalus (lepas atau bebas) yang
berarti daun – daun kelopak yang satu dengan yang lainnya benar – benar terpisah
dan tidak saling berlekatan. Panjang daun – daun kelopak yaitu 1 cm. Jumlah
lingkaran daun – daun kelopak yaitu 1 dengan aestivasi quincuncial. Susunan daun
– daun kelopak termasuk susunan yang etop karena letak daun – daun kelopak yang
saling menutupi yang memang sesuai dengan urutan – urutan pembentukannya, jadi
sifat ini merupakan sifat yang asli.
Deskripsi
Spesies X
Panjang 1 cm
Diameter 0,5 cm
Biji Spesies X berwarna hijau. Irisan membujur biji tersebut menunjukkan adanya
bagian perisperm yang berada pada bagian paling dalam, kotiledon, radikula dan kulit biji
(Gambar 13). Ketika biji menua, biji tersebut akan mengeras dan memiliki bentuk bulat
dengan ujung runcing dan pangkal membesar (Gambar 12). Biji yang tua tersebut disebut
sebagai buah semu yang berwarna hitam. Biji yang tua memiliki permukaan yang tidak
rata. Panjang biji dari ujung hingga pangkal yaitu 1 cm dengan diameter 0,5 cm. Biji ini
diselputi oleh daun – daun kelopak (Gambar 11).
1b. Tumbuh – tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit – dikitnya dengan benang sari dan
(atau) putik. Tumbuh – tumbuhan berbunga 2b
2b. Tiada alat pembelit. Tumbuh – tumbuhan dpt juga memanjat atau membelit (dgn
batang, poros daun atau tangkai daun) 3b
3b. Daun tidak berbentuk jarum ataupun tdk terdapat dalam berkas 4b
11b. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring urat daun dan anak cabang tulang
daun yang ke samping dan yang serong ke atas 12b
12b. Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama sekali.. 13b
16a. Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap sampai
bercangap menyirip rangkap .293b
248b. Daun bertulang menyirip atau menjari, susunan urat daun seperti jala 249b
249b. Daun tak mempunyai serabut halus yang menonjol. Bunga berbentuk lain (tidak
sangat kecil, dan mempunyai perhiasan bunga) 250b
267b. Bunga biasanya tunggal atau dalam tandan, bulir atau malai 273b
273b. Karangan bunga tidak tersusun dalam bulir yang rapat, 276b
278b. Tidak terdapat daun penumpu, tumbuh – tumbuhan berdiri tegak 279b
Herba atau tumbuh – tumbuhan berkayu. Daun berhadapan atau tersebar, tanpa
penumpu, tunggal, tanpa lekuk. Bunga berdiri sendiri atau tidak, dengan tenda bunga,
beraturan, berkelamin 1 atau 2, pada pangkalnya kerapkali dengan daun pelindung hijau
atau berwarna, kadang – kadang membentuk kelopak semu. Bunga bersatu, hijau atau
berwarna. Benang sari 1- 10, tertancap pada dasar bunga, pada pangkalnya bersatu. Kepala
sari beruang 2. Bakal buah menumpang duduk atau bertangkai pendek beruang 1, bakal biji
1. Buah diselubungi oleh pangkal tenda bunga (yang mengeras), bersama – sama
membentuk buah semu, tidak pecah.
1b. Semak yang tegak atau pangkalnya merayap, tidak berduri. Bunga tidak melekat pada
daun pelindung 2a
2a. Bunga berdiri sendiri di dalam suatu pembalut semacam kelopak. Tajuk bunga panjang
4-6 cm. Benang sari 5 Mirabilis
Mirabilis
Herba tegak, kerap kali bercabang kuat dengan akar tunggang yang berbentuk umbi,
tinggi 0,5 – 0,8 m. Batang membesar pada ruas. Daun berhadapan, bertangkai, bulat telur
segitiga, dengan ujung meruncing, 3-15 kali 2-9 cm. Bunga berjejar di ujung pada karangan
bunga yang bercabang dan lebar, dan berdaun, bertangkai sangat pendek. Kelopak bunga lk
tinggi 1cm, kemudian sampai 1,5cm, berbagi 5 setengah panjang atau lebih; tajuk
berbentuk bulat, runcing. Tajuk bunga merah, ungu, putih kuning atau berwarna – warni
(bont). Tabung lk 5cm panjangnya, di atas pangkal yang berbentuk bola menyempit,
semakin ke atas melebar. Tepi bentuk corong, diameter lk 3 cm, terlipat dalam kuncup.
Benang sari 5, muncul, tidak sama. Tangkai putik lebih panjang daripada tenda bunga,
kepala putik bentuk kuas. Buah semu bulat memanjang, berusuk dan berlipat – lipat, hitam,
panjang lk 8mm. Tanaman hias dari Amerika Selatan, kadang – kadang sedikit banyak
menjadi liar; 1-1.200 m. Bonte wonderbloem, N, Nachtschone, N, Kembang pagi sore, Ind,
Kembang Pukul empat, Ind, Kederat, J, Segerat, J, Tegerat, J. Mirabilis jalapa L.
Cat : Banyak macam nama menunjukkan waktu membukanya bunga itu, yang khas yaitu lk
jam 4 sampai esok harinya.
Berdasarkan deskripsi dan identifikasi yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
spesies X yang diamati adalah tumbuhan Mirabilis jalapa L.
KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Caryophyllanae
Order : Caryophyllales
Family : Nyctaginaceae
Genus : Mirabilis L.
Species : Mirabilis jalapa L.(1753)
Sinonim Mirabilis jalapa L. :
1. Jalapa congesta.Moench.
2. Nyctago hortensis, Bot.
Nama lain:
1. Kembang pukul empat (Indonesia, Sumatera)
2. Kembang pagi sore, bunga waktu kecil (Sumatera)
3. Kederat, segerat, tegerat (Jawa)
4. Kupa oras, cako raha (Maluku)
5. Bunga – bunga paranggi, bunga – bunga parengki (Sulawesi)
6. Pukul ampa, turaga, bodoko sina, bunga tete apa (Sulawesi)
7. Zi Mo li (China)
DAFTAR RUJUKAN
Steenis, C. G. G. J. V. 1975. Flora : Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta : Pradnya
Paramita
Watson, L., and Dallwitz, M. J. 1992. The Families of Flowering Plants: Descriptions,
Illustrations, Identification, and Information Retrieval. (Online), (http://delta-
intkey.com/angio/)
Tjitrosoepomo, G. 2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press