Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM I

MORFOLOGI TUMBUHAN
(AKBK3202)

“DAUN TUNGGAL DAN BAGIAN BAGIANNYA”

Disusun oleh :
Akhmad Nur Hakim
2110119210043
Kelompok VII A

Asisten Dosen :
Heni Wahyu Anggraini
Muhammad Hasyim Muzadysaha

Dosen Pengampu :
Dra. Hj. Sri Amintarti, M. Si.
Amalia Rezeki, S. Pd., M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
MARET 2022
PRAKTIKUM I
Topik : Daun Tunggal dan Bagian-bagiannya
Tujuan : Mengenal bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal
Hari/tanggal : Rabu/ 02 Maret 2022
Tempat :Laboratorium Biologi Education PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Baki/nampan
2. Lup
3. Alat tulis
4. Alat dokumentasi (hp)
B. Bahan
1. Daun Bambu (Bambusa sp.)
2. Daun Tebu (Saccharum officinarum L.)
3. Daun Pisang (Musa paradisiaca L.)
4. Daun Jarak (Ricinus communis L.)
5. Daun Singkong (Manihot utilissima)
6. Daun Widelia (Widelia sp.)
7. Daun Keladi (Colocasia sp.)
8. Daun Mangga (Mangifera indica L.)
9. Daun Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
10. Daun Kupu – Kupu (Bauhinia sp.)
11. Rumput Israel (Asytasia sp.)
12. Patah Tulang (Euphorbia tirucalli)
13. Daun Sukun (Artocarpus altilis)
14. Daun Laban/ Halaban (Vitex pinnata L.)
II. CARA KERJA
1. Mengamati bagian-bagian daun: tangkai (petiolus), pelepah (vagina),
helaian (lamma), lidah-lidah (ligula).
2. Mengamati bangun daun: lanset, bulat telur, bulat telur terbalik, perisai,
garis, pita, dsb.
3. Mengamati ujung daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat,
rompang/rata, berbelah, berduri.
4. Mengamati pangkal daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat,
rompang/rata, berlekuk.
5. Mengamati tepi daun: rata, bergigi, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit
berombak, berlekuk, bercangap, berbagi.
6. Mengamati daging daun: tipis seperti selaput, tipis lunak seperti kertas,
seperti perkamen, seperti kulit, berdaging.
7. Mengamati pertulangan daun: menyirip, menjari, melengkung, sejajar.
8. Mengamati permukaan atas dan bawah daun: gundul, licin (mengkilat,
suram, berselaput lilin), kasap, berkerut, berbingkul-bingkul, berbulu
(jarang,halus dan rapat kasar)
9. Mengamati warna daun pada permukaan atas dan bawah.
10. Mendokumentasikan hasil pengamatan menggunakan kamera digital
ataupun kamera handphone. Perhatikan cara mendokumentasikan tiap
bagian amatan agar terlihat dengan baik dan jelas.
11. Mengisi tabel pengamatan. Jika ruang tabel tidak cukup untuk diisi,
praktikan dapat menggunakan kertas lain dan menempelkan hasil kerjanya
pada penuntun praktikum ini.
12. Membuat gambar hasil pengamatan.dan beri keterangan.

III. TEORI DASAR


Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan umumnya
tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada
batang, bagian batang tempat duduknya tau melekatnya daun dinamakan
buku-buku (nodus) batang, dan tempat di atas daun yang merupakan sudut
antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya
tipis melebar. Kaya akan suatu zat warna hijau daun yang dinamakan klorofil.
Daun berfungsi sebagai alat untuk:
1. Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi)
2. Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3. Penguapan air (transpirasi)
4. Pernafasan (respirasi)(Amintarti dan Amalia, 2022)
A. Bagian-bagian daun
Daun lengkap terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Upih daun atau pelepah daun (vagina)
2. Tangkai daun (petiola)
3. Helaian daun (lamina)(Amintarti dan Amalia, 2022)
B. Bangun/bentuk daun (Circumcriptio)
Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan
empat golongan, yaitu daun dengan :
1. Bagian yang terlebar kira-kira di tengah-tengah helaian daun.
Tumbuhan yang memiliki daun yang bagian terlebarnya
terletak di tengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun
daunnya adalah bulat atau bundar (orbicularis), bangun perisai
(pelitatus), jorong (ovalis atau ellipticus), memanjang (oblongus),
dan bangun lanset (lanceolatus).
2. Bagian daun yang terlebar di bawah tengah-tengah helaian daun.
Daun-daun yang mempunyai bagian yang terlebar di bawah
tengah-tengah helaian daunnya dibedakan dalam dua
golongan,yaitu;
a. Pangkal daunnya tidak bertoreh. Dalam golonngan ini didapati
bentuk-bentuk dan seperti: bangun bulat telur (ovatus), bangun
segitiga (triangularis), bangun della (deltoideus), dan bangun
belah ketupat (rhomboideus).
b. Pangkal daunnya tidak bertoreh. Dalam golonngan ini didapati
bentuk-bentuk dan seperti: bangun bulat telur (ovatus), bangun
segitiga (triangularis), bangun della (deltoideus), dan bangun
belah ketupat (rhomboideus). Bangun ginjal atau kerinjal
(reniformis), bangun anak panah (sagittatus), bangun tombak
(hastatus), dan bangun bertelinga (auriculatus).
3. Bagian yang terlebar terletak diatas tengah-tengah helaian daun
Daun dengan bagian yang terlebar terletak di tengah-tengah
helaian daun kemungkinan bangunan daunnya adalah bangun bulat
telur sungsang (abovatus), bangun jantung sungsang (obcordatus),
bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus), dan bangun
sudip atau bangun spatel atau solet (spathulatus).
4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat
dikatakan sama lebarnya.
Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang
biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan
dengan panjangnya daun. Pada umumnya bentuk daun yang dari
pangkal ke ujung sama lebarnya adalah bangun garis (linearis),
banun pita (liguatus), bangun pedang (ensiformis), bangun paku
atau dabus (subulatus), dan bangun jarum (acerosus). (Amintarti
dan Amalia, 2022)

C. Ujung Daun (Apex felli) dan Pangkal Daun (Basis folli)


Bentuk-bentuk ujung daun yang sering kita juampai yaitu runcing
(acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat
(rotundatus), rompang (truncatus), terbelah (retusus), dan berduri
(mucronatus).
Untuk pangkal daun bentuk yang sering ditemui yaitu runcing
(acutus) meruncing (acuminatus), tumpul (obsusus), membulat
(rotundatus), romping/rata (truncatus), dan berlekuk (emarginatus).
(Tjitrosoepomo, 2016)
D. Susunan tulang daun (nervatio atau venation)
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berfungsi untuk
memeberi kekuatan pada daun atau sebagai penguat dan jalan untuk
mengangkut zat-zat. Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun dibedakan
jadi tiga macam yaitu: ibu tulang tulang (costa), tulang-tulang cabang
(nervus lateralis), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang daun
cabang yang besar dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu
daundaun yang bertulang menyirip (penna nervis), menjari (palminervis),
melengkung (cervinarvis), sejajar atau lurus (rectinervis). (Amintarti dan
Amalia, 2022)
E. Tepi daun (margo folli)
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam,
yaitu rata (integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun
sangat bereneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dibedakan
dalam tiga golongan, yaitu :
1. Tepi daun yang bertoreh merdeka.
Tepi daun dengan toreh merdeka banyak pula ragamnya,
namun yang sering kita jumpai adalah tepi daun yang dinamakan
bergerigi (serratus), bergerigi ganda/rangkap (bisseratus), bergigi
(dentatus), beringgit (crenatus), dan berombak (rapandus).
2. Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya.
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu: berlekuk (lobatus), beercangap (fissus),
dan berbagi (pertitus).
3. Tepi daun dengan toreh-toreh bergantung pada susunan tulang-tulang
daun.
Telah dikemukakan bahwa letak toreh-toreh ini bergantung pada
susunan tulang-tulang daun, maka sebutan untuk mencandra tepi daun
yang bertorehnya dengan susunan tulang daun bersangkutan, hingga
demikian dapat dibedakan daun-daun dengan tepi seperti berikut:
berlekuk menyirip (pinnatilobus), bercangap menyirip (pinnatifidus),
berbagi menyirip (pinnatipartitus), berlekuk menjari (palmatilobus),
bercangap menjari (palamtifidus), dan berbagi menjari
(palmatipartitus). (Amintarti dan Amalia, 2022)
F. Daging daun (interveniumi)
Daging daun (intervenium) adalah bagian daun yang terdapat diantara
tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Di bagian ini zat-zat yang diambil dari
luar tubuh diubah menjadi zat0zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan
tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung dari tebal tipisnya daging
daunnya. Oleh karena itu daging daun dapat bersifat seperti selaput
(membranceus), seperti kertas (papyraceus), atau (chartaceus), tipis lunak
(herbaccus), seperti perkamen (perkamenteus), seperti belulang (cortacius),
dan berdaging (carnosus). (Amintarti dan Amalia, 2022)
G. Warna daun
Secara umum kita ketahui bahwa daun berwarna hijau, namun tidak jarang
kita jumpai daun yang berwarna tidak hijau. Selain itu warna hijau pada daun
dapat memperlihatkan banyak variasi atau nuansa, misalnya merah,
hijaubercampur atau tertutup warna merah, atau hijau kekuningan. (Amintarti
dan Amalia, 2022)
H. Permukaan daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda,
biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin atau mengkilat jika dibandingkan
dengan sisi bawah daun. Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-
alat tambahan berupa sisik-sisik, rambut-rambut, duri, dll. Oleh karena itu
orang membedakan permukaan daun ada yang licin (laevis), gundul (glaber),
kasap (scaber), berkerut (rugosus), berbingkulbingkul (bullatus), berbulu
(pilosus), berbulu halus atau rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus), dan
berbisik (lepidus). (Amintarti dan Amalia, 2022)
IV. HASIL PENGAMATAN
A. TABEL PENGAMATAN
No Nama Bangun Ujung Pangkal Tepi Daging Permukaan atas Warna Pertulangan
Tumbuhan Daun Daun Daun Daun Daun dan bawah daun Daun Daun
Atas Bawah Atas Bawah
1. Daun Bambu Seperti Hijau Hijau
Lanset Runcing Runcing Kasar Kasar Bertulang
(Bambusa sp) Rata Kertas Tua Muda
2. Daun Tebu Hijau Hijau
Pita Runcing Bulat Rata Tipis Kasar Halus Sejajar
(Saccharum officinarum L) Tua Tua
3. Daun Pisang Seperti Bersela
Hijau Hijau
(Musa paradisiaca L) Lanset Bular Tumpul Rata Kertas Mengkilat put
Tua Pucat Sejajar
Lilin
4. Daun Jarak Tipis Hijau Hijau
Perisai Runcing Bulat Bergerigi Halus Halus Menjari
(Ricinus communis L) Lunak Tua Muda
5. Daun Singkong Seperti Hijau Hijau
Bulat Runcing Runcing Bergerigi Licin Kasar Menjari
(Manihot utilissima) Kertas Tua Muda
6. Daun Widelia Bulat Runcing Runcing Bergerigi Lunak Berbulu Berbulu Hijau Hijau Menyirip
(Widelia sp.) Telur Halus Kasar Tua Muda
7. Daun Keladi Tipis Hijau Hijau
Perisai Tumpul Berlekuk Rata Halus Halus Menyirip
(Colocasia sp.) Lunak Tua Muda
8. Daun Mangga Memanjang Tipis Hijau Hijau
Runcing Berlekuk Rata Kasar Kasar Menyirip
(Mangifera indica L) (Jorong) Kertas Tua Muda
9. Daun Bunga Sepatu Bulat Hijau Hijau
Runcing Tumpul Berigit Kertas Licin Licin Menyirip
(Hibiscus rosa-sinensis) Telur Muda Muda
10. Daun Kupu-Kupu Bulat/ Seperti Hijau Hijau
Terbelah Berlekuk Rata Kasar Kasar Menjari
(Bauhinia sp.) Bundar Kertas Tua Muda
11. Rumput Israel Hijau Hijau
Lanset Runcing Runcing Rata Tipis Kasar Kasar Menyirip
(Asytasia sp.) Tua Muda
12. Patah Tulang Rata Seperti Hijau Hijau
Lanset Runcing Tumpul Licin Licin Sejajar
(Euphorbia tirucalli) Berdaging Kertas Muda Muda
13. Daun Sukun Bulat Berbagi Kasar Hijau Hijau
Runcing Tumpul Kertas Licin Menyirip
(Artocarpus altilis) Telur Menyirip Berbulu Tua Muda
14. Daun Laban Seperti Licin Hijau Hijau
Bulat Runcing Tumpul Rata Licin Menyirip
(Vitex pinnata L.) Perkamen Mengkilat Tua Muda
B. FOTO HASIL PENGAMATAN
1. Daun Bambu (Bambusa sp)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan
Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)
(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)
c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Plantsource.id)
2. Daun Tebu (Saccharum officinarum L.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)

b. Foto Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)

(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)


c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Pertulangan Daun (nervatio)
3. Tepi Daun (margo folli)

(Sumber : Plantssource.id)
3. Daun Pisang (Musa paradisiaca L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Pelepah Daun (vagina)
7. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan
Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Pelepah Daun (vagina)
7. Tangkai Daun (petiolus)
(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)
c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Pelepah Daun (vagina)
7. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Plantssourc.id)
4. Daun Jarak (Ricinus communis L.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)


c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Opir Rumape, 2013)


5. Daun Singkong (Manihot utilissima)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)


c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)
(Mayosi Dwi Laksita, 2019)
6. Daun Widelia (Widelia sp.)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)


c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Nur Sri Ayu Wulandari, Tanpa Tahun)


7. Daun Keladi (Colocasia sp.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Pelepah Daun (vagina)
7. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan
Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Pelepah Daun (vagina)
7. Tangkai Daun (petiolus)
(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)
c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Plantssource.id)
8. Daun Mangga (Mangifera indica L)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)


c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)
(Sumber : Plantsource.id)
9. Daun Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)


c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)
(Sumber : Plantssource.id)

10. Daun Kupu-Kupu (Bauhinia sp.)


a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)


c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)
(Sumber : Plantsource.id )

11. Rumput Israel (Asytasia sp.)


a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan
Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)


c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)
(Arsyadanie Saifi Adli, 2014)
12. Patah Tulang (Euphorbia tirucalli)
a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Ujung Daun (Apex felli)
2. Pertulangan Daun (nervatio)
3. Tepi Daun (margo folli)
4. Pangkal Daun (basis foli)
5. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan

Keterangan
1. Ujung Daun (Apex felli)
2. Pertulangan Daun (nervatio)
3. Tepi Daun (margo folli)
4. Pangkal Daun (basis foli)
5. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)


c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

(Sumber : Plantsource.id)

13. Daun Sukun (Artocarpus altilis)


a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
Keterangan 6. Tangkai Daun (petiolus)
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli) (Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)
c. Foto Literatur

(Sumber : Plantsource.id )

14. Daun laban (Vitex pinnata L.)


a. Gambar Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)

b. Foto Pengamatan

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)
(Sumber : Dok. Kelompok 7A, 2020)
c. Foto Literatur

Keterangan
1. Helaian Daun (lomino)
2. Ujung Daun (Apex felli)
3. Pertulangan Daun (nervatio)
4. Tepi Daun (margo folli)
5. Pangkal Daun (basis foli)
6. Tangkai Daun (petiolus)
(Sumber : Plantsource.id )
V. ANALISIS DATA
1. Daun Bambu (Bambusa sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Sub-kingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Super Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Sub-Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Marga : Bamboo
Spesies : Bambusp
Sumber : Hani Dwi Aryanti 2019
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun bambu terdapat bagian-
bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, dan juga memiliki tepi daun,
yang mana ketiganya memiliki ciri khas masing – masing dan menjadi
pembeda dengan daun – daun yang lain, daun tergolong dalam daun yang
sempurna. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkal daunnya runcing,
serta memiliki tepi daun yang rata.

Berdasarkan dari bahan literatur daun tanaman bambu ini yaitu


pangkal daun bambu tumpul, tepi daun merata, ujung daun meruncing,
tulang daun sejajar, yaitu mempunyai satu tulang ditengah yang besar
sedangkan tulang-tulang lainnya lebih kecil dan tampak sejajar dengan
tulang daun. Permukaan daun bagian atas berbulu, sedangan permukaan
daun bagian bawah berbulu kasar, Daun bambu memiliki warna hijau cerah
pada bagian atas bagian bawah berwarna hijau tua. bambu juga termasuk
daun lengkap.

2. Daun Tebu (Saccharum officinarum L.)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Familia : Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum L. (USDA, n.d.)
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun tebu terdapat bagian-
bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun, dan juga
memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkal daunnya
bulat, serta memiliki tepi daun yang rata. Daun tebu tergolong dalam daun
tidak lengkap karena tidak memiliki tangkai dan pelepah.

Berdasarkan dari bahan literatur yaitu menurut Steenis (2005)


tanaman tebu memiliki morfologi yang tidak jauh berbeda dengan tumbuhan
yang berasal dari famili rumput-rumputan, tanaman ini memiliki ketinggian
sekitar 2-5 meter dan morfologi tanaman tebu secara garis besar dapat
dikelompokan menjadi 4 bagian, yaitu : a) akar berbentuk serabut, tebal dan
berwarna putih, b) batang berbentuk ruas-ruas yang dibatasi oleh buku-
buku, penampang melintang agak pipih, berwarna hijau kekuningan, c) daun
berbentuk pelepah, panjang 1-2 m, lebar 4-8 cm, permukaan kasar dan
berbulu, berwarna hijau kekuningan hingga hijau tua, d) bunga berbentuk
bunga mejemuk, panjang sekitar 30 cm.
Menurut Sastrowijono (1987) daun tanaman tebu adalah daun tidak
lengkap, karena terdiri dari helai daun dan pelepah daun saja,sedangkan
tangkai berpangkal pada buku. Panjang helaian daun antara 1-2 meter dan
tebalnya 4-7 cm, ujungnya meruncing dan tepinya bergigi tajam.
3. Daun Pisang (Musa paradisiaca L.)
Klasifkasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae (suku pisang-pisangan)
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L.
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun pisang terdapat bagian-
bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun, dan juga
memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk lanset, pangkal daunnya
tumpul, serta memiliki tepi daun yang rata. Daun pisang tergolong dalam
daun lengkap.
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu ciri-ciri dari daun pisang
(Musa x paradisiaca L.) adalah bangun daun memanjang bentuk jorong
(ovalis) yaitu daun yang mempunyai perbandingan panjang dan lebar adalah
satu setengah sampai dua berbanding satu, bentuk ujung daun tumpul
(obtusus), bentuk pangkal daun membulat (rotundatus) dan (papyraceus
atau chartaceus), pertulangan daun menyirip (penninervis) yaitu
mempunyai satu ibu tulang yang memanjang dari pangkal sampai ke ujung
dan merupakan terusan tangkai daun, pada permukaan daun bagian atas licin
(laevis) sedangkan permukaan daun bagian bawahnya licin berselaput lilin
(laevis pruinosus), warna daun pada bagian atas hijau cerah sedangkan pada
bagian bawah berwarna hijau suram (Cronquist, 1981; 223 - 233).

4. Daun Jarak (Ricinus communis L.)


Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiaies
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Ricinus
Spesies : Ricinus communis L.
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun jarak terdapat bagian-
bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun, dan juga
memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkal daunnya
bulat, serta memiliki tepi daun yang bergerigi. Daun jarak tergolong dalam
daun tidak lengkap.
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu daun jarak berbentuk jantung
atau bulat telur melebar dengan panjang dan lebar hampir sama yaitu sekitar
5 – 15 cm. Helai daun bertoreh, berlekuk bersudut 3 atau 5. Pangkal daun
berlekuk dan ujungnya meruncing. Tulang daun menjari dengan 7 – 9 tulang
utama. Tangkai daun panjang, sekitar 4 – 15 cm (Cronquist, 1981). Daun
jarak merupakan daun tunggal dengan pertumbuhan daun yang berseling,
bangun daun bulat dengan diameter 10 - 40 cm, menjari 7 - 9, ujung
daunnya runcing dengan tepi yang bergigi. Daun di permukaan atas
berwarna hijau tua sedangkan dipermukaan bawah berwarna hijau muda.
Tangkai daunnya panjang, berwarna merah kehijauan dan pertulangan
daunnya menjari (Anonim, 2002)
5. Daun Singkong (Manihot utilissima)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun singkong terdapat
bagian-bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun,
dan juga memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkal
daunnya runcing, serta memiliki tepi daun yang bergerigi. Daun singkong
tergolong dalam daun tidak lengkap.
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu bagian tubuh dari tanaman
singkong (Manihot utilissima) terdiri atas daun, batang, bunga, dan umbi.
Daun pada tanaman singkong termasuk kedalam jenis daun tunggal yang
berbentuk menjari dan memiliki tulang daun. Daun singkong mempunyai
tangkai yang panjang dengan helaian daun yang menyerupai telapak tangan
sementara disetiap tangkainya mempunyai daun sekitar 3 sampai dengan 8
lembar. Ketika masih muda umumnya warrna dari daun singkong adalah
hijau muda namun ketika sudah tua daunnya berwarna hijau tua, daun
singkong dapat dimanfaatkan untuk sayur-sayuranan serta dapat juga
digunakan sebagai penetral rasa pahit dari sayuran lainnya.
Batang tanaman singkong berkayu serta permukaannya beruas-
ruas,
batang singkong juga memiliki lubang, lubang tersebut berisi empulur
berwarna putih, lunak, dengan struktur seperti gabus. Warna batangnya
beragam ketika masih muda namun umumnya berwarna hijau, kemudian
setelah tua warna berubah menjadi kelabu, keputihan, atau hijau kelabu.

6. Daun Widelia (Widelia sp.)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub clasis : Asteridae
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Wedelia
Species : Wedelia sp
Sumber : (Cronquist. 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun widelia terdapat bagian-
bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun, dan juga
memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkal daunnya
runcing, serta memiliki tepi daun yang bergerigi. Daun widelia tergolong
dalam daun tidak lengkap.
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu daun Widelia merupakan
tanaman yang berdaun tidak lengkap, sama halnya dengan daun jarak yang
hanya mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) saja,
tidak mempunyai pelepah daun (lamina). Bangun daun widelia berbentuk
bulat telur, ujung daun runcing, dan pangkal daunnya meruncing. Tepi daun
widelia bergerigi kasar. Daging daun tanaman widelia berdaging tipis dan
lunak. Permukaan atas berbulu balus dan bawah daun widelia licin. Warna
daun widelia berwama hijau. Pertulangan daunnya adalah menyirip.

7. Daun Keladi (Colocasia sp.)


Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Arales
Suku : Araceae
Marga : Colocasia Schott
Spesies : Colocasia esculenta (L.) Schott
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun keladi terdapat bagian-
bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun, dan juga
memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk tumpul, pangkal daunnya
berlekuk, serta memiliki tepi daun yang rata. Daun keladi tergolong dalam
daun lengkap.
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu tanaman keladi merupakan
tanaman yang berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa
pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
Pada daun keladi bangun daunnya seperti perisai dengan ujung daun yang
tumpul (obtusus) dan pangkal daun yarg berlekuk rata. Daging daunnya
(emarginatus). Tepi daunnya tipis seperti kertas, pada permukaan atas daun
terasa licin (laevis) dan berwarna hijau tua, sedangkan pada bagian bawah
daun berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis).

8. Daun Mangga (Mangifera indica L)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbunga)
Divisi : Magnollophyta (Tumbuhan Berbunga)
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Keluarga : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera Indica Linn.
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun mangga terdapat bagian-
bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun, dan juga
memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkal daunnya
berlekuk, serta memiliki tepi daun yang rata. Daun mangga tergolong dalam
daun tidak lengkap.
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu pangkal daun Mangga
(Mangifera indica L) tumpul (obtusus), tepi daun rata bergelombang, ujung
daun runcing, tulang daun menyirip. Permukaan daun mangga (Mangifera
indica L) bagian atas licin mengkilat dan bawah licin. Daging daun tebal
dan kaku seperti kulit. Bentuk daun jorong, warna daun permukaan atas
berwarna hijau mengkilat, pada permukaan bawah berwarna hijau muda.
Daun Mangga merupakan daun tunggal tidak lengkap, terdiri dari tangkai
daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) tidak memiliki pelepah daun.
9. Daun Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Species : Hibiscus rosa-sinensis L.
(Lawrence,1951)
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun bunga sepatu terdapat
bagian-bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun,
dan juga memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkal
daunnya tumpul, serta memiliki tepi daun yang berigit. Daun bunga sepatu
tergolong dalam daun tidak lengkap.
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa sinensis) merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri
dari tangkai dan helaian daun saja. Bangun daunnya termasuk bangun bulat
telur. Ujung daun meruncing karena titik pertemuan kedua tepi daunnya
jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun. Nampak sempit panjang
dan runcing. Pangkal daun (Basis folii) membulat (rotundus), susunan
tulang daun (Venation) daun bertulang menyirip (penninervis) karena ibu
tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai
daun. Tepi Daun (Margo Folii) bergerigi (serratus) karena sinus dan
angulusnya sama-sama lancip. Daging daun (intervenium) adalah seperti
kertas (papyraceus) karena tipis tetapi cukup tegar. Warna daun hijau tua
dengan permukaan daun pada kembang sepatu gundul (glabes).

10. Daun Kupu-Kupu (Bauhinia sp.)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Bauhinia
Spesies : B. purpurea L. (Widiyantoro, 2010).
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun kupu kupu terdapat
bagian-bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun,
dan juga memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk terbelah, pangkal
daunnya berlekuk, serta memiliki tepi daun yang rata. Daun kupu kupu
tergolong dalam daun tidak lengkap.
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu pangkal daun bunga kupu-
kupu berlekuk, tepi daun rata, ujung daun terbelah, memiliki pertulangan
daun yang menjari karena dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang
yang memancar yang berasal dari satu titik dan memperlihatkan susunan
seperti jari-jari tangan. Permukaan daun bagian atas kasa (scaber)
sedangkan bagian bawah daun licin, berwarna hijau tua. Daging daun
seperti kertas (papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar.
Daunnya termasuk daun tidak lengkap.
11. Rumput Israel (Asytasia sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae
Order : Scrophulariales
Family : Acanthaceae
Genus : Asystasia Blume
Species : Asystasia gangetica (L.) T. Anderson
(Tilloo S.K et al, 2012)
Berdasarkan hasil pengamatan pada rumput israel terdapat bagian-
bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun, dan juga
memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk meruncing, pangkal
daunnya meruncing, serta memiliki tepi daun yang rata. Rumput Israel
tergolong dalam daun tidak lengkap,
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu rumput israel memiliki
bentuk delta dan termasuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki
tangkai dan helaian daun. Ujung daun runcing, tepi daun rata, pangkal daun
meruncing, pertulangan daun menyirip, permukaan daun kasar, dan
termasuk daun tunggal berhadapan. Menurut Adli (2014) pada daun rumput
Israel tidak dapat stipula dan jumlah urat daun berkisar 4 – 6 di setiap daun.
Permukaan daunnya kasar karena terdapat bulu halus pada permukaannya.
12. Patah Tulang (Bauhinia sp.)
Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Malpighiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Euphorbia
Jenis : Euphorbia tirucalli
Berdasarkan hasil pengamatan pada patah tulang terdapat bagian-
bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun, dan juga
memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkal daunnya
tumpul, serta memiliki tepi daun yang rata berdaging. Patah tulang
tergolong dalam daun tidak lengkap,
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu patah tulang mempunyai
ranting yang bulat silindris berbentuk pensil, beralur halus membujur, dan
berwarna hijau. Ranting patah tulang setelah tumbuh sekitar satu jengkal
akan segera bercabang dua yang letaknya melintang demikian seterusnya,
sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah (Dalimartha,
2007).
Daunnya jarang, terdapat pada ujung ranting yang masih muda,
kecil-kecil, bentuknya lanset, panjang 7 – 25 mm, dan cepat rontok. Patah
tulang memiliki bunga dan buah, tetapi di Indonesia patah tulang jarang
berbunga dan berbuah, karena penyinaran dan faktor tanah yang berbeda
(Absor, 2006). Perbanyakan patah tulang dilakukan dengan stek batang
(Dalimartha, 2007).
13. Daun Sukun (Artocarpus altilis)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A.Zorn) Fasberg
(Syamsuhidayat & Hutapea 1991).
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun sukun terdapat bagian-
bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun, dan juga
memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkal daunnya
tumpul, serta memiliki tepi daun yang rata berbagi menyirip. Daun sukun
tergolong dalam daun tidak lengkap,
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu tanaman sukun daunnya
berwarna hijau, bentuk tunggal berseling, lonjong, ujung runcing, tepi
bertoreh, panjang 50-70 cm, lebar 25-50 cm, pertulangan daun menyirip.
Daun tanaman sukun ini berganti-ganti, tidak terbagi ketika daun masih
muda, daun dewasa sangat tebal, keras, hijau gelap dan kilap di bagian atas,
hijau pucat dan kasar di bagian bawah (Siemonsma and Piluek, 1992).

14. Daun Laban (Vitex pinnata L.)


Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Vitex
Spesies : Vitex pinnata
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun laban terdapat bagian-
bagiannya yaitu ujung daun, pangkal daun, tepi daun, helaian daun, dan juga
memiliki tulang daun. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkal daunnya
tumpul, serta memiliki tepi daun yang rata. Daun tergolong dalam daun
tidak lengkap,
Berdasarkan dari bahan literatur yaitu duduk daun berhadapan,
umumnya 3 – 5 daun. Bentuk daun bundar telur sampai lonjong/elip dan
meruncing ke ujung dan pangkal daun. Perbungaan terdapat di ujung batang
atau di ketiak daun, warna bunga biru tetapi sebelah dalam agak keunguan.
Buah termasuk buah batu, bentuk bulat dan sedikit air. Memiliki buah
dengan diameter 5-8 mm; setelah matang berwarna kehitaman. Dalam
kondisi tropis seperti di Kalimantan Timur, berbunga dan berbuah hampir
sepanjang waktu dari Januari hingga Desember.
VI. KESIMPULAN
1. Tepi daun dengan toreh-toreh bergantung pada susunan tulang-tulang
daun.
2. Morfolgi Daun Bambu (Bambusa sp) yaitu pangkal daun bambu
tumpul, tepi daun merata, ujung daun meruncing, tulang daun sejajar,
yaitu mempunyai satu tulang ditengah yang besar sedangkan tulang-
tulang lainnya lebih kecil dan tampak sejajar dengan tulang daun.
Permukaan daun bagian atas berbulu, sedangan permukaan daun
bagian bawah berbulu kasar, Daun bambu memiliki warna hijau cerah
pada bagian atas bagian bawah berwarna hijau tua. bambu juga
termasuk daun lengkap.
3. Daun Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan daun tidak
lengkap, karena terdiri dari helai daun dan pelepah daun
saja,sedangkan tangkai berpangkal pada buku. Panjang helaian daun
antara 1-2 meter dan tebalnya 4-7 cm, ujungnya meruncing dan
tepinya bergigi tajam.
4. Morfologi Daun Pisang (Musa paradisiaca L.) adalah bangun daun
memanjang bentuk jorong (ovalis) yaitu daun yang mempunyai
perbandingan panjang dan lebar adalah satu setengah sampai dua
berbanding satu, bentuk ujung daun tumpul (obtusus), bentuk pangkal
daun membulat (rotundatus) dan (papyraceus atau chartaceus),
pertulangan daun menyirip (penninervis) yaitu mempunyai satu ibu
tulang yang memanjang dari pangkal sampai ke ujung dan merupakan
terusan tangkai daun, pada permukaan daun bagian atas licin (laevis)
sedangkan permukaan daun bagian bawahnya licin berselaput lilin
(laevis pruinosus), warna daun pada bagian atas hijau cerah sedangkan
pada bagian bawah berwarna hijau suram
5. Daun jarak (Riccinus communis L.) merupakan daun tunggal dengan
pertumbuhan daun yang berseling, bangun daun bulat dengan diameter
10 - 40 cm, menjari 7 - 9, ujung daunnya runcing dengan tepi yang
bergigi. Daun di permukaan atas berwarna hijau tua sedangkan
dipermukaan bawah berwarna hijau muda. Tangkai daunnya panjang,
berwarna merah kehijauan dan pertulangan daunnya menjari.
6. Daun singkong (Manihot uttilissima) termasuk kedalam jenis daun
tunggal yang berbentuk menjari dan memiliki tulang daun. Daun
singkong mempunyai tangkai yang panjang dengan helaian daun yang
menyerupai telapak tangan sementara disetiap tangkainya mempunyai
daun sekitar 3 sampai dengan 8 lembar. Ketika masih muda umumnya
warrna dari daun singkong adalah hijau muda namun ketika sudah tua
daunnya berwarna hijau tua, daun singkong dapat dimanfaatkan untuk
sayur-sayuranan serta dapat juga digunakan sebagai penetral rasa pahit
dari sayuran lainnya.
7. Daun Widelia (Widelia sp) merupakan tanaman yang berdaun tidak
lengkap, sama halnya dengan daun jarak yang hanya mempunyai
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) saja, tidak
mempunyai pelepah daun (lamina). Bangun daun widelia berbentuk
bulat telur, ujung daun runcing, dan pangkal daunnya meruncing. Tepi
daun widelia bergerigi kasar. Daging daun tanaman widelia berdaging
tipis dan lunak. Permukaan atas berbulu balus dan bawah daun widelia
licin. Warna daun widelia berwama hijau. Pertulangan daunnya adalah
menyirip.
8. Daun Keladi (Colocasia sp) merupakan tanaman yang berdaun
lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Pada daun keladi
bangun daunnya seperti perisai dengan ujung daun yang tumpul
(obtusus) dan pangkal daun yarg berlekuk rata. Daging daunnya
(emarginatus). Tepi daunnya tipis seperti kertas, pada permukaan atas
daun terasa licin (laevis) dan berwarna hijau tua, sedangkan pada
bagian bawah daun berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis).
9. Morfologi Daun Mangga (Mangifera indica L.) pangkal daun Mangga
tumpul (obtusus), tepi daun rata bergelombang, ujung daun runcing,
tulang daun menyirip. Permukaan daun mangga (Mangifera indica L)
bagian atas licin mengkilat dan bawah licin. Daging daun tebal dan
kaku seperti kulit. Bentuk daun jorong, warna daun permukaan atas
berwarna hijau mengkilat, pada permukaan bawah berwarna hijau
muda. Daun Mangga merupakan daun tunggal tidak lengkap, terdiri
dari tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) tidak memiliki
pelepah daun.
10. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) merupakan daun tidak
lengkap karena hanya terdiri dari tangkai dan helaian daun saja.
Bangun daunnya termasuk bangun bulat telur. Ujung daun meruncing
karena titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari
dugaan, hingga ujung daun. Nampak sempit panjang dan runcing.
Pangkal daun (Basis folii) membulat (rotundus), susunan tulang daun
(Venation) daun bertulang menyirip (penninervis) karena ibu tulang
yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai
daun. Tepi Daun (Margo Folii) bergerigi (serratus) karena sinus dan
angulusnya sama-sama lancip. Daging daun (intervenium) adalah
seperti kertas (papyraceus) karena tipis tetapi cukup tegar. Warna daun
hijau tua dengan permukaan daun pada kembang sepatu gundul
(glabes).
11. Morfologi Daun Kupu-Kupu (Bauhinia sp) pangkal daun bunga kupu-
kupu berlekuk, tepi daun rata, ujung daun terbelah, memiliki
pertulangan daun yang menjari karena dari ujung tangkai daun keluar
beberapa tulang yang memancar yang berasal dari satu titik dan
memperlihatkan susunan seperti jari-jari tangan. Permukaan daun
bagian atas kasa (scaber) sedangkan bagian bawah daun licin,
berwarna hijau tua. Daging daun seperti kertas (papyraceus atau
chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar. Daunnya termasuk daun
tidak lengkap.
12. Rumput Israel (Asytasia sp) memiliki bentuk delta dan termasuk daun
tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai dan helaian daun. Ujung
daun runcing, tepi daun rata, pangkal daun meruncing, pertulangan
daun menyirip, permukaan daun kasar, dan termasuk daun tunggal
berhadapan. Menurut Adli (2014) pada daun rumput Israel tidak dapat
stipula dan jumlah urat daun berkisar 4 – 6 di setiap daun. Permukaan
daunnya kasar karena terdapat bulu halus pada permukaannya.
13. Patah Tulang (Euphorbia tirucali L.) mempunyai ranting yang bulat
silindris berbentuk pensil, beralur halus membujur, dan berwarna
hijau. Ranting patah tulang setelah tumbuh sekitar satu jengkal akan
segera bercabang dua yang letaknya melintang demikian seterusnya,
sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah
14. Daun Sukun (Artocarpus altilis) daunnya berwarna hijau, bentuk
tunggal berseling, lonjong, ujung runcing, tepi bertoreh, panjang 50-70
cm, lebar 25-50 cm, pertulangan daun menyirip. Daun tanaman sukun
ini berganti-ganti, tidak terbagi ketika daun masih muda, daun dewasa
sangat tebal, keras, hijau gelap dan kilap di bagian atas, hijau pucat dan
kasar di bagian bawah.
15. Daun Laban (Vitex pinnata L.) duduk daun berhadapan, umumnya 3 –
5 daun. Bentuk daun bundar telur sampai lonjong/elip dan meruncing
ke ujung dan pangkal daun. Perbungaan terdapat di ujung batang atau
di ketiak daun, warna bunga biru tetapi sebelah dalam agak keunguan.
Buah termasuk buah batu, bentuk bulat dan sedikit air. Memiliki buah
dengan diameter 5-8 mm; setelah matang berwarna kehitaman. Dalam
kondisi tropis seperti di Kalimantan Timur, berbunga dan berbuah
hampir sepanjang waktu dari Januari hingga Desember.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Adli, A. S. (2014). Karakterisasi ekstrak etanol tanaman rumput Israel


(Asystasia gangetica) dari tiga tempat tumbuh di Indonesia.
Agustin, L. (2015). Uji Aktivitas Antihiperglikemia Ekstrak Etanol Daun
Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson Ex FA Zorn) Fosberg) pada
Mencit Swiss Webster Jantan Dengan Metode Uji Toleransi
Glukosa.
Algipary, M. R. (2015). Identifikasi Senyawa Yang Memiliki Aktivitas
Antibakteri Pada Getah Pelepah Pisang Manggala (Musa X
Paradisiaca L.) Dengan Metode Bioautografi Kontak.
Andhika, E. (2015). UJI FITOKIMIA DAUN KEMBANG SEPATU
(HIBISCUS ROSA SINENSIS L.) (Doctoral dissertation,
Universitas Tarumanagara).
ANGGORO, K. (2016). Aklimatisasi Pisang (Musa paradisiaca L.) Pada
Variasi Varietas Dan Dosis Fungi Mikoriza Arbuskula (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO).
Arimbawa, I. M. TANAMAN TEBU.
Aryanti, Hani Dwi. 2019. MORFOLOGI, ANATOMI DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN (Bambu sp.)
Bahruddin, Z. (2020). RESPON VIABILITAS BENIH JARAK KEPYAR
(Ricinus communis L.) TERHADAP INVIGORASI
MENGGUNAKAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG)
6000 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).
Deniek, G.S. (2019). Plants source: Provide more than 5.600 plant species
for free. Diakses melalui https://plantssource.id/. Pada tanggal 7
Maret 2021.
HADI, F. N. (2021). PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN
SUKUN (Artocarpus altilis) TERHADAP FERTILITAS MENCIT
(Mus musculus) JANTAN (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan
Lampung).
Kusdianti & Erwin R. Meirandi. 2005. Tinjauan tentang bunga jarak.
Laksita, M. D. (2019). Pengaruh Penambahan Daun Singkong (Manihot
utilissima) Terhadap Kadar Protein Dari Tempe (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Nathania, P. (2019). ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN
METANOL UMBI DAN TANGKAI DAUN TALAS (Colocasia esculenta
(L.) Schott.) TERHADAP Staphylococcus epidermidis DAN
Pseudomonas aeruginosa (Doctoral dissertation, UAJY).
Putri, D. J. (2013). Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Sepatu (Hibiscus
Rosa-Sinensis L.) Terhadap Siklus Reproduksi Mencit (Mus
musculus L.) Swiss Webster (Doctoral dissertation, Universitas
Negeri Padang).
Rahayu, Yutika. 2019. Karakteristik Morfologi Daun di hutan Kota BNI
Gampong Tibang Kota Banda Aceh sebagai Referensi Praktikum
Morfologi Tumbuhan. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda
Aceh
RIFAIL, R. (2019). PENGARUH PERLAKUAN KOMPOSISI MEDIA
TANAM DAN DOSIS PUPUK ZA TERHADAP PERTUMBUHAN
SEMAI KUPU-KUPU (Bauhinia purpurea L.) (Doctoral
dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
Setiorini, M. S. (2014). POTENSI ANTIMIKROBIA KRIM EKSTRAK
RANTING PATAH TULANG (Euphorbia tirucalli Linn.)
TERHADAP Propionibacterium acnes ATCC 11827 DAN Candida
albicans ATCC 24433 (Doctoral dissertation, UAJY).
Simaremare, Noni. Tanpa Tahun. Tugas Dayak Fix. Diakses melalui
https://id.scribd.com.
Steenis, Van. 2006. Flora Cronquist, A. (1981). An Integrated System of
Classification of Flowering Plants. Columbia University Press,
New York, 248-250.
Syahdi, N., Soendjoto, M. A., & Zaini, M. (2019, December). Morfologi
daun spesies tumbuhan yang hidup di Halaman FKIP, Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarmasin. In Prosiding Seminar
Nasional Lingkungan Lahan Basah (Vol. 4, No. 3, pp. 643-649).
Wulandari, Nur Sri Ayu. Makalah SPT. Universitas Sriwijaya.
Yuniati, P. D. (2019). Pengaruh Pemberiaan Air Rendaman Kismis
(Thompson seedless) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
Pada Mencit (Mus musculus) (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surabaya).

Anda mungkin juga menyukai