Anda di halaman 1dari 8

Batang

Batang merupakan bagian pokok tumbuhan karena merupakan tempat kedudukan daun, bunga, dan buah bagi tumbuhan tinggi. Selain itu batang dapat digunakan untuk menyalurkan zat-zat bahan makanan dari akar ke organ lain terutama daun. Sifat-sifat batang pada umumnya: mempunyai bentuk seperti silinder, mempunyai buku (nodium) yang merupakan tempat kedudukan daun, dan beruas-ruas (internodium), pada setiap buku dapat tumbuh tunas yang akan berkemnbang menjadi daun (gemma folifera) atau bunga (gemma florifera) dan batang kecil atau cabang. Ujung batang selalu tumbuh ke arah sinar (fototropisme positif). Batang dapat berwarna hijau pada waktu muda dan berfungsi untuk fotosintesis, tetapi setelah dewasa akan berubah warna kecuali pada tumbuhan berumur pendek, batang tetap berwarna hijau. Selain mengangkut air dan zat-zat bahan makanan dan air ke daun juga mengangkut zat makanan ke akar. Beberapa tumbuhan seringkali tidak menampakkan batangnya karena ruas-ruasnya sangat pendek sehingga yang tampak di atas tanah daun-daun yang berjejal-jejal. Tumbuhan yang tidak tampak batangnya sering disebut dengan planta acaulis. Daun-daun pada tumbuhan ini tumbuh membentuk roset daun sebagai contoh lidah buaya (Aloe vera), (jadam, Adam dan Hawa), sawi (Brassica juncea). Batang pohon kelapa tumbuh ke atas tetapi pada ujungnya ruas-ruasnya sangat pendek dan membentuk roset, tumbuhan demikian disebut roset batang. Roset dari kata rosula, contoh tumbuhan yang membentuk roset batang selain kelapa, yaitu anjuang (Codyline fruticosa) dan Pleomele angustifolia (Pandan suji).

Tumbuhan yang batangnya tampak jelas dapat dibedakan menjadi : 1. Herbaceous (tumbuhan berbatang basah). Batang tumbuhan tampak berair bahkan kadang-kadang transparan. Contoh herbaceous: Impatiens balsamina (pacar air), Piperomia pellucida, krokot (Portulaca oleracea).

2.

Lignosus (batang berkayu).

Tumbuhan lignosus batangnya keras. Pepohonan (arbores) dan semak-semak (frutices). Arbores batang tinggi umumnya bercabang-cabang, contohnya: nangka (Artocarpus integra), manggis (Garcinia mangostoma) dan lain-lain. Frutices

biasanya batangnya pendek berkayu, cabang dekat dengan tanah, contoh: Ixora grandiflora (soka), Gardenia agusta (kaca piring), Tabernamontana divaricata (rondolali) dan lain-lain.

3. Calmus Batang rumput-rumputan, batang tidak berkayu, ruas-ruas tampak nyata, seringkali berongga, contohnya: Oryza sativa tumbuhan yang termasuk Gramineae.

4. Calamus Batang tidak keras, ruas-ruasnya agak panjang dan seringkali berongga, contoh Fimbristylis globulosa Kunth (mendong) dan tumbuhan yang termasuk Cyperaceae.

Batang mempunyai berbagai macam bentuk diantaranya: 1. teres (bulat) seperti batang papaya (Carica papaya), batang mangga (Mangifera indica), batang pisang (Musa paradisiaca) 2. bersegi (angularis), triangularis misal pada batang teki (Cyperus rotundus),

quadrangularis misal pada jinten (Coleus amboinicus), Bidens pilosus 3. pipih melebar seperti daun dan berfungsi seperti daun juga. Ada dua macam jika batang tumbuh terus dan bercabang disebut kladodia, contoh tumbuhan kaktus (Opuntia vulgarisRill) dan batang tumbuh terbatas, contoh Muehlenbeckia platyclada (jakang).

Struktur Anatomi Batang


Perbedaan yang mendasar antara anatomi batang dan akar terletak pada struktur pembuluh angkutnya. Susunan xilem dan floem pada akar terletak pada radius yang berbeda dan berseling secara bergantian, sedang pada batang floem dan xilem terletak dalam satu radius, floem berada di sebelah luar dan xilem di sebelah dalam. Susunan berkas pengangkut pada akar disebut radial sedangkan pada batang kolateral. Sifat xilem pada akar disebut eksark karena letak protoxilem berada di sebelah luar metaxilem sedangkan pada batang disebut endark karena letak protoxilem di sebelah dalam metaxilem. Floem dan xilem pada batang membentuk suatu berkas yang tersusun di dalam satu lingkaran.

Epidermis batang pada umumnya memiliki stoma dan trikoma pada waktu masih muda sehingga batang dapat berfungsi sebagai organ fotosintesis. Korteks terdiri dari jaringan parenkimatik yang mungkin di dalamnya ditemukan jaringan sekretorik misalnya saluran lendir pada batang Hibiscus sp., sel minyak pada batang Piper betle dan Cinamomum sp., saluran resin pada batang Pinus sp.; kristal kalsium oksalat pada batang Impatiens balsamina. Jaringan penguat pada batang dapat berupa kolenkima dan sklerenkima tergantung jenis tumbuhannya. Kolenkima di korteks dapat membentuk suatu lingkaran utuh atau terdapat dalam suatu kelompok-kelompok. Kolenkima dapat mengandung kloroplas dan dapat juga menjadi meristematik kembali membentuk felogen. Sklerenkima yang ditemukan di korteks dapat berupa serabut atau sel batu. Sel-sel sklerenkima mati dan berdinding tebal, sklerenkima dapat berupa lingkaran utuh yang terletak di bawah epidermis atau di sebelah dalam korteks. Batas antara korteks dan stele terdiri dari selapis sel yang disebut endodermis yang seringkali pada waktu batang masih muda mengandung butir-butir amilum sehingga disebut dengan sarung tepung atau floeoterma. Stele terdiri dari tiga bagian yaitu perisikel, berkas pengangkut dan empulur. Perisikel dapat terdiri dari satu lapis atau beberapa lapis sel yang berupa parenkima dan sklerenkima atau parenkima saja. Sklerenkima yang terdapat di stele mungkin terjadi dalam kelompok-kelompok yang terpisah atau membentuk lingkaran utuh yang berrada di luar berkas pengangkut membentuk garis batas yang jelas antara korteks dan stele. Berkas pengangkut pada batang monokotil merupakan berkas yang terpisah-pisah dan memiliki tipe kolateral tertutup, seringkali dikelilingi oleh sklerenkima sehingga disebut kolateral tertutup fibrovaskuler. Berkas pengangkut tersebut tersebar tidak teratur. Berkas pengangkut pada dikotil ada yang berupa berkas terpisah-pisah tapi tersusun dalam satu lingkaran atau membentuk satu lingkaran utuh, di antara floem dan xilem ditemukan kambium. Kambium yang terdapat di dalam berkas pengangkut dinamakan kambium fasikuler. Di antara berkas pengangkut yang satu dengan yang lain kambiumnya saling berhubungan, kambium yang menghubungkan dua berkas pengangkut dinamakan kambium interfasikuler. Empulur biasanya terdiri dari sel-sel parenkima atau canpuran antara sklerenkima dan kolenkima. Beberapa tumbuhan empulurnya mengalami desintegrasi sehingga batangnya berlubang, contohnya pada Ipomoea reptans.

Korteks batang monokotil tidak memiliki batas yang jelas antara korteks dan stelenya. Berkas pengangkut pada batang monokotil umumnya kolateral tertutup ada yang dikelilingi oleh sklerenkima baik sebagian atau keseluruhan berkas sehingga disebut kolateral tertutup fibrovaskuler.

C. Struktur Jaringan luar Batang Tumbuhan


Perbedaan struktur luar pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu batang tumbuhan herba dan batang tumbuhan berkayu. Tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu memiliki daun-daun di sepanjang batangnya.

1) Batang tumbuhan herba Batang tumbuhan herba biasanya, berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau tidak ada, ukuran batang kecil, dan umumnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga jaringan di dalamnya dapat mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga matahari.

2) Batang tumbuhan kayu Batang tumbuhan berkayu umumnya keras dan umurnya relatif panjang. Permukaan batang keras dan di bagian tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan dengan bagian dalam batang dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang. Pada tumbuhan berkayu yang masih muda terdapat klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Akan tetapi, jika sudah terbentuk lapisan gabus kemampuan fotosintesis menjadi hilang. Lapisan gabus terbentuk oleh kambium gabus. Adanya aktivitas kambium menyebabkan rusaknya jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis. Dengan rusaknya jaringan tersebut akan menyebabkan kemampuan fotosintesis menjadi hilang. Secara umum, struktur akar dan batang tumbuhan sama, yaitu terdiri atas bagian-bagian epidermis, korteks, dan stele. Akan tetapi, secara anatomis struktur batang Monokotil berbeda dengan Dikotil.

Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi pada batang dikotil maupun monokotil. Titik tumbuh sekunder pada batang adalah felogen dan kambium vaskuler. Felogen dapat berasal dari kolenkima, parenkima, atau perisikel. Felogen dapat bersifat monopleuris dan dipleuris. Felogen monopleuris hanya membentuk felem saja ke arah luar, sedang yang dipleuris keluar membentuk felem ke arah luar dan ke arah dalam membentuk feloderm. Felem, felogen, dan feloderm menyusun lapisan periderm yang menggantikan epidermis. Lenti sel dapat terbentuk pada periderm. Lenti sel berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara untuk bernafas. Lenti sel tidak dapat membuka dan menutup. Lenti sel terdiri dari celah yang diapit oleh felem, dan di dalamnya terdapat felogen dan feloderm, dan di dalam celah terdapat sel-sel yang lepas disebut chorifeloid. Sel-sel penyusun felem biasasnya berbentuk prisma memanjang tersusun teratur, berdinding tipis tetapi menganddung suberin sehingga kedap terhadap air. Sel-sel felem mati. Pada Quercus suber felem sangat tebal dan dapat dipanen setiap tahun setelah tanaman berumur 10 tahun. Felem dimanfaatkan sebagai gabus yang dapat digunakan untuk tutup botol, sol sepatu, dan lain-lain. Felogen bersifat meristematis, sel-selnya berbentuk balok, terdiri dari selapis atau beberapa lapis kalau sedang aktif, dan biasanya berinti. Feloderm disusun dari sel-sel parenkimatik dan hidup. Susunanya juga teratur seperti felem Kambium fasikuler maupun interfasikuler membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar. Kambium faskuler dan interfasikuler tidak terdapat pada monokotil. Xilem primer dibentuk sebelum dibentuk kambium interfasikuler. Unsur-unsur xilem primer yang dibentuk pertama kali disebut protoxilem sedang unsur-unsur yang dibentuk setelah protoxilem disebut metaxilem. Pada batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder posisi xilem primer terdesak ke arah dalam berbatasan langsung dengan sel-sel parenkima empulur sedang floem primer akan terdesak ke tepi berbatasan langsung dengan parenkima korteks; sehingga pada batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder daerah korteks tidak terlihat jelas bahkan mungkin hilang.

Fungsi Batang pada Tumbuhan


Secara umum, batang mempunyai beberapa fungsi berikut. 1) Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar. 2) Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari 3) Tempat tumbuhnya organ-organ generatif. 4) Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih 5) Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya berupa umbi atau rimpang.

Anomali Batang
Sebagian besar tumbuhan mempunyai struktur stele yang normal, tetapi berbagai tumbuhan mempunyai struktur yang aneh. Struktur aneh ini ada banyak ragamnya. Struktur aneh pada batang ini disebut anomali. Anomali adalah umum pada tumbuhan Angiospermae, dan beberapa ditemukan pada tumbuhan dikotil. Contoh Anomali pada batang : 1. Posisi Anomal Kambium Pada Serjania ichtyoctona terjadi pemisahan batang terdiri atas berkas-berkas yang terletak bersama-sama 2. Kelakuan Abnormal pada Kambium Normal Terbentuknya xilem yang terpotong-potong terjadi oleh kelakuan abnormal kambium 3. Pembentukan & aktifitas kambium Asesoris Sebagai akibat pembentukkan kambium asesoris serta akti-vitasnya adalah terbentuklah lingkaran kosentrik berkas pe-ngangkut jaringan konjuktif 4. Kambium Ekstrastelar Adanya kambium exstratelar menyebabkan timbulnya berkas pengangkut dan parenkim interfasikuler 5. Adanya Floem Inter Xilar Floem interxilar merupakan floem di tengah-tengah xilem. Misalnya terjadi pada Acorus

6. Anomali Bentuk Lainnya : a. Tak Adanya Trakea pada xilem b. Adanya berkas pengangkut tersebar pada tumbuhan dikotil. c. Adanya berkas floem dan xilem yang eksklusif (menyendiri). d. Adanya berkas pengangkut medular. e. Adanya berkas pengangkut korteks. f. Adanya floem intraxilar. g. Berkas pengngkut tersusun seperti lingkaran pada tumbuhan monokotil. h. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil (Liliales: Aloe, Yucca, Dracaena, Agave, Cordyline, Testudinaria.)

http://e-learning.um.ac.id/mod/resource/view.php?id=1318 http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-batang-tumbuhan_19.html

Anda mungkin juga menyukai