LAPORAN
OLEH:
PURWENI HARDIANA/130308002
KETEKNIKAN PERTANIAN
TEP-A
LABORATORIUM BOTANI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014
ANATOMI AKAR MONOKOTIL DAN DIKOTIL
LAPORAN
OLEH :
PURWENI HARDIANA /130308002
KETEKNIKAN PERTANIAN
TEP-A
LABORATORIUM BOTANI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014
Judul : Anatomi Akar Monokotil dan Dikotil
Nim : 130308002
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Laboratorium
Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.
Dikotil yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Praktikal Test Botani
Utara, Medan.
besarnya kepada Ir. Meiriani, MP; Ir. Ratna Rosanti Lahay, MP; Ir. Lisa Mawarni
dan Prof. Ir. J.A. Napitupulu, Msc selaku dosen pengajar mata kuliah Anatomi
Tumbuhan . Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kakak dan abang
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Padi (Oryza sativa L.) .................................................... 4
Syarat Tumbuh Tanaman Padi (Oryza sativa L.) ...................................... 6
Iklim .............................................................................................. 6
Tanah ............................................................................................. 7
Botani Tanaman Mangga (Mangifera indica L.) ....................................... 8
Syarat Tumbuh Tanaman Mangga (Mangifera indica L.)....................... 10
Iklim ............................................................................................. 11
Tanah ........................................................................................... 12
Anatomi Akar Monokotil dan Dikotil .............................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di
luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks
di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Akar embrio juga dinamakan
membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. Sistem
Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tanaman
dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau didekatnya akan muncul akar
baru yang disebut akar tambahan atau akar adventif. Keseluruhan akar adventif
Akar adalah bagian pokok nomor tiga (disamping batang dan daun) bagi
sifat-sifat berikut:
b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-
(Tjitrosoepomo,2009).
b. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air dari
dalam tanah
bermula dalam jringan perisikel yang relatif matang bertentangan dengan batang,
pada cabang-cabang akar berasal dari meristem apikal. Akar juga mempunyai
Pada waktu jaringan akar berkembang, sel-sel antara xylem dan floem
dan membentuk jaringan floem ke arah luar. Xylem dan floem dikelilingi oleh
satu lapisan sel-sel yang disebut perisikel. Jaringan vaskular dan perisikel
membentuk suatu tabung yang disebut stele. Di sebelah luar stele terdapat
endodermis. Pada sebelah luar dari sel-sel endodermis terdapat beberapa lapis sel
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan
Utara, Medan.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Akar padi adalah akar serabut yang sangat efektif dalam penyerapan hara,
berbentuk sepert pipa yang memanjang hingga ujung daun. Aerenchyma berfungsi
dengan urat daun sejajar dan memiliki pelepah daun. Pada buku bagian atas ujung
dari pelepah daun menunjukkan percabangan dimana batang yang pendek adalah
lidah daun (ligule), dan bagian yang terpanjang dan terbesar adalah kelopak daun
kimia dan air dalam tanah, dan sebagai cadangan makanan. Hasil tanaman yang
tinggi harus didukung dengan batang padi yang kokoh. Bila tidak, maka tanaman
akan rebah terutama di daerah yang sering dilanda angin kencang. Batang terdiri
atas bebrapa ruas yang dibatasi oleh buku. Daun dan tunas tumbuh pada buku.
Pada permukaan stadia tumbuh batang yang terdiri atas pelepah-pelepah dan ruas-
dipisahkan oleh buku. Pada awal pertumbuhan ruas-ruas sangat pendek dan
dan berongga. Ruas antar batang semakin ke bawah semakin pendek. Pada buku
paling bawah tumbuh tunas yang akan menghasilkan batang tersier dan sekunder.
Bunga padi secara keseluruhan adalah malai. Tiap unit bunga pada malai
disebut spikelet yang terdiri dari tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik, dan
Tiap unit bunga pada malai dinamakan spikelet yang pada hakikatnya
adalah bunga yang terdiri atas tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik, dan
benang sari beserta beberapa organ lainnya yang bersifat infertior. Tiap unit bunga
pada malai terletak pada cabang-cabang bulir yang terdiri atas cabang primer dan
Gabah terdiri atas biji yang terbungkus oleh sekam. Biji yang sehari-hari
yang dikenal denagan nama beras pecah kulia adalah karyopsis yang terdiri atas
janin (embrio) dan endosperma yang diselimuti oleh lapisan aleuron, kemudian
tegmen dan laisan terluar disebut perikarp (Chang dan Bardenas, 1976).
Bobot gabah beragam dari 12-44 mg pada kadar air 0 % , sedangkan bobot
sekam rata-rata adalah 20% bobot gabah. Faktor konversi dari gabah ke beras
pecah kulit adalah 0.8 % dan beras pecah kulit ke gabah adalah 1.25. Akan tetapi
Iklim
Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah berhawa panas dan udaranya
banyak mengandung uap air. Di negeri kita padi ditanam dari dataran rendah
LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.
Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun.
Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi
meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air
mm/bulan atau lebih dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan
makanan. Tetapi temperature tinggi pada fase tersebut bagi tanaman berbatang
tinggi dan berdaun bergerak dapat mengahsilakan keadaan yang saling menaungi
baik bagi pertumbuhan dan hasil akan lebih tinggi ( Soemartono, dkk,. 1990).
7
Tanah
terbentuk dari material induk dan terbentuk di daerah lembab dan agak kering.
Pada dataran rendah padi tumbuh pada tanah alluvial, tanah liat, regosol,
grumosol, podsolik, latosol dan sebagian pada andosol dan tanah pertengahan
( De Data, 1981).
cukup mengandung air dan udara. Memerlukan ketebalan tanah 25 cm, tanah yang
cocok bervariasi, mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai
tanah kasar. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50 %. Keasamanan
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah dengan
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dan
sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan
tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh
dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm
dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman padi
(BAPPENAS, 2007).
dalamnya. Pemanjangan akar tunggang tersebut akan terhenti jika ujung akar telah
mencapai permukaan air tanah. Sesudah fase perpanjangan akar tunggang akan
terhenti, lalu terbentuk akar cabang di bawah permukaan tanah. Jumlah akar
cabang makin ke bawah makin sedikit. Paling banyak akar cabang terdapat pada
Pada batang tanaman mangga yang masih muda lapisan paling luar
terbentuk dari kulit yang amat tipis disebut kulit ari atau epidermis. Kemudian di
kulit ini dirubah menjadi lapisan gabus. Bila pohon bertambah tua, lapisan ini
tidak tumbuh lagi, melainkan pecah-pecah. Karena di bagian sebelah dalam kulit
timbul lapisan gabus baru, akhirnya lapisan luar mati dan terlepas dari batangnya.
Di dalam lapisan kayu ini terdapat pembuluh kayu yang berfungsi membawa zat-
zat makanan dari akar ke atas. Dan di dalam lapisan kulit terdapat pembuluh
lapisan yang membawa zat makan dari daun ke tempat lain. Lapisan sel yang
terletak antara kedua lapisan tersebut disebut cambium atau daging pembiak.
Kambium inilah yang tumbuh menjadi kayu, oleh karena itu aktivitas kambium
9
ini pohon mangga bertambah besar ( Sunarjono, 1997).
Daun mangga memiliki bentuk yang sederhana (daun selalu ada setiap
menghasilkan 5-10 helai daun. Apabila munculnya daun secara serempak pula,
karena umur tunas berkaitan umur tunas berkaitan dengan inisiasi pembungaan
(Ashari, 1995).
sari yang jatuh pada tempat sari berasal dari pohon itu sendiri sehingga mangga
disebut tanaman berumah satu. Menurut susunan secara lengkap, bunga mangga
terdiri dari bagian-bagian dasar bunga, kelopak, daun bunga, bennang sari dan
beberapa buah putik. Bunga mangga dalam keadaan normal adalah bunga
majemuk yang tumbuh dari tunas ujung. Tunas yang asalnya bukan dari
tunas yang tidak menghasilkan bunga tetap menghasilkan ranting daun biasa
( AKK, 1997).
berkisar antara 2,5- 30 cm. Bentuknya ada yang bulat, bulat telur, bulat
varietasnya. Variasinya ada yang hijau, kuning, merah atau campuran masing-
masing warna itu. Ujumg buah mangga ada yang berbentuk runcing, biasanya
disebut paruh. Di atas paruh ada bagian yang membengkok disebut sinus, yang
10
dilanjutkan ke bagian perut. Bagian belakang disebut punggung ( Pracaya, 2001).
Biji mangga sering disebut palok . Palok mangga terdiri dari kulit biji yang
keras disebut endocarp dan ada dua keeping biji yang berdaging. Ukuran dan
bentuk biji mangga ada yang besar, ada yang kecil tergantung jenis varietasnya.
Sifat biji ada monoembrional dan ada yang poliembrional ( Pracaya, 2001).
Syarat Tumbuh Tanaman Mangga ( Mangifera indica L.)
Iklim
alaminya memang di daerah tropic yang basah pada dataran rendah, yaitu pada
hujan bulanan tidak begitu penting bagi tanaman mangga ( Ashari, 1995).
selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika
ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit
serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan (BAPPENAS, 2000).
Mangga masih dapat hidup dengan sehat pada temperature 40- 100 C.
Namun kondisi ini bukan temperatur yang baik untuk pertumbuhan dan produksi.
pada kondisi ini pertumbuhan mangga sanagt baik dan reproduksinya tinggi.
Apabila temperature naik menjadi 46-490 C dengan disertai angin kencang akan
11
mengakibatkan luka terbakar sinar matahari pada buah. Untuk mengatasinya, tepi
perkebunan mangga yang sering ditiup angin kencang diberi tanaman pematah
Tanah
daerah tropis tumbuh pada ketinggian 0-800 dpl, tetapi paling baik sampai pada
ketinggian 300 dpl. Tipe tanah yang paling cocok bagi tanaman mangga adalah
tanah berpasir, lempung atau liat sedang agak liat, dengan pH optimum 5.5-6.0.
curah hujan yang dibutuhkan sebanyak 100 mm pertahun dengan jumlah musim
kemarau 4-6 bulan. Tanah yang bertekstur liat dapat dengan cukup baik bagi
mangga. Pada musim hujan lahan akan sulit dikeringkan, air mudah menggenang.
ringan Jika ditanam pada lahan yang bertekstur ringan, banyak mengandung pasir,
daging buahnya hambar. Di lahan yang tanahnya remah dan berbutir-butir, sangat
akar.pertumbuhan tanaman bisanya bagus, karena cukup mendapat air, udara, dan
pengeringan tanah terlalu cepat, tanaman mangga akan muda sekali mengalami
12
kekurangan air. Ada baiknya dibuat teras-teras sebelum mangga ditanam. Apabila
di lahan yang cekung, pengeringan tanah sering sekali sukar dilakukan. Adanya
(Pracaya, 2001).
dan silinder pusat. Sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa
katikula. Ciri khas akar adalah adanya rambut akar yang berdaptasi untuk
menyerapa air dan garam tanah. Rambut akar adalah sel epidermis yang
memnajang ke luar, tegak lurus ke permukaan akar, dan berbentuk tabung
( Hidayat , 1995).
Pada umumnya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah besar
monokotil yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih hidup, banyak
sklerenkim yang dibentuk. Ruang antar sel yang dibentuk lisigen atau sizogen
sering terdapat pada tumbuhan darat yang terendam air, seperti padi. Parenkim
tersebut dianggap berperan dalam pengangkutan gas dan sebagai wadah oksigen
yang diperlukan dalam respirasi jaringan. Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding
sel pada lapisan terluar korteks akan membentuk gabus, sehingga terjadi
berkembang. Lapisan sel ini merupakan batas sebelah dalam korteks akar. Pada
bagian akar tersebut sistem pembuluh primer mulai menjadi matang dan 13
jalur
Caspary muncul dalam dinding radial dan dinding melintang sel-sel endodermis
tersebut. Silider pembuluh menepati bagian tengah dari akar. Bentuknya lebih
nyata dari korteks akar dibandingkan dengan yang terdapat dalam batang.
Jaringan pembuluh primer dikitari oleh kumpulan sel yang dinamakan perisikel.
beberapa dikotiledon perisikelnya terdiri atas beberapa lapis sel (Fahn, 1982).
Salah satu sifat utama yang membedakan akar dari batang ialah susunan
jaringan pembuluh primer. Pada tubuh primer akar perisikel itu secara langsung
dibatasi di permukaan bagian dalam oleh untaian floem dan xylem. Untaian floem
tengah, xylem tampak seperti bintang pada irisan melintang. Pada monokotiledon
untaian xylem pada akar seminal sedikit, seperti pada akar dikotiledon, tetapi akar
akar liarnya poliark dan banyaknya untaian pada Palmae dan Pandanaceae dapat
mula-mula terlihat pada ujung sebelah dalam dari floem. Tetapi kambium ini
Derivat sel-sel ini yang disebelah dalam berubah menjadi cambium sehingga
pembentukan xylem didekat floem terjadi lebih dahulu. Kambium ini akan terus
dari korteks dan pericycle akan mengelupas sehingga akhirnya hanya tinggal
monokotil, terdapat xylem yang banyak atau poliarch, biasanya bervariasi antara
11-20. Perisikel yang terdapat pada akar monokotil hanya menghasilkan akar
lateral. Tidak memiliki kambium serta pada akar monokotil tidak terjadi
akar dikotil, terdapat berkas xylem yang beragam anatar 2-6 (diarch- heksarch).
Perisikel yang terdapat pada akar dikotil selain menghasilkan akar lateral judga
(Upi, 2014).
Batas ujung akar dan kaliptra pada akar monokotil tampak jelas. Perisikel
terdiri dari beberapa lapisan, mempunyai empulur yang luas sebagai pusat akar,
letak xylem dan floem berselang-seling. Sedangkan pada akar tanaman dikotil
batas ujung akar dan kaliptra tidak tampak jelas, perisikel hanya terdiri atas satu
lapis, empulurnya sempit, letak xylem didalam dan floem diluar (dengan
dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Pada hari Selasa, 3 Juni 2014 pukul 14.00
berikut; akar mangga ( Mangifera indica L.) dan akar padi ( Oryza sativa L.)
sebagai objek praktikum. Gabus batang ubi kayu (Manihot utilisima Pohl.)
sebagai tempat untuk mensisipi akar yang akan diiris. Lilin paraffin sebagai cairan
yang digunakan untuk membuat cetakan. Air digunakan sebagai cairan yang akan
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut; mikroskop untuk melihat atau
mengamati akar monokotil dan dikotil. Objek glass sebagai tempat meletakkan
irisan akar. Pisau silet digunakan untuk mengiris akar setipis mungkin. Lampu
berfungsi sebagai sumber cahaya. Kain planel digunakan sebagai alas objek glass
dan deck glass agar tidak berserakan. Serbet digunakan untuk membersihkan
objek glass dan deck glass serta mikroskop yang telah selesai digunakan.
pengamatan dengan preparat basah yang dibuat sendiri. Deck glass digunakan
.
Prosedur Percobaan
Preparat kering
Preparat basah
akar yang tersisa. Dilakukan hal yang sama pada akar padi,
4. Diiris tipis mungkin gabus yang telah disisipi akar dengan menggunakan
17
pisau silet,
5. Diletakkan irisan tipis tersebut diatas objek glass dan ditetesi air sedikit
3. Eksodermis
4. Endodermis
5. Stele (vascular)
6. Xylem
7. Floem
10 x 40
3. Stele (Vascular)
4. Endodermis
5. Pericycle
6. Xylem
7. Empulur
8. Floem
10x 40
19
1. Epidermis
6. Korteks
7. \
5. Exodermis
o
4. Endodermis
r
3. tXylem
e
2. Parenchyma
k
s
1. Phloem
10 x 40
1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xylem
5. Endodermis
10 x 40
20
Pembahasan
Secara garis besar jika pada akar yang muda dipotong secara melintang
akan terlihat bagian-bagian struktur anatomi pada akar tersebut. Hal ini sesuai
melintang melalui akar primer (yang belum mengalami penebalan sekunder) akan
menunjukkan dari luar ke dalam epidermis, korteks, dan silinder pusat. Sel
epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa katikula. Ciri khas akar adalah
adanya rambut akar yang berdaptasi untuk menyerapa air dan garam tanah.
Rambut akar adalah sel epidermis yang memnajang ke luar, tegak lurus ke
Berbeda dengan epidermis batang dan daun, epidermis akar yang muda
(rhizodermis) terdiri dari selapis sel yang kompak. Jaringan ini berperan khusus
untuk penghisapan air. Sedangkan keoteks pada akar terutama pada tumbuhan
akan mengelupas dengan cepat,maka dari itu korteksnya hanya terdiri atas sel
parenkim saja. Hal ini sesuai dengan literatur Hidayat (1995) yang
mengemukakan bahwa, Pada umumnya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada
sejumlah besar monokotil yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih
hidup, banyak sklerenkim yang dibentuk. Ruang natar sel yang dibentuk lisigen
atau sizogen sering terdapat pada tumbuhan darat yang terendam air, seperti padi.
Parenkim tersebut dianggap berperan dalam pengangkutan gas dan sebagai wadah
oksigen yang diperlukan dalam respirasi jaringan. Pada sejumlah besar tumbuhan,
dinding sel pada lapisan terluar korteks akan membentuk gabus, sehingga terjadi
epidermis.
Berkas pembuluh pada akar tersusun secara radial dengan xylem exarch
dan floem yang terletak dipinggir central silinder. Perkembangan xylem dan
walaupun hal ini masih ditentukan oleh besarnya diameter akar. Hal ini sesuai
dengan literatur Fahn (1982) yang mengemukakan bahwa, Salah satu sifat utama
yang membedakan akar dari batang ialah susunan jaringan pembuluh primer. Pada
tubuh primer akar perisikel itu secara langsung dibatasi di permukaan bagian
dalam oleh untaian floem dan xylem. Untaian floem selalu terpisah-pisah dan
Untaian xylem dapat dalam satuan terpisah di tepi silinder pembuluh atau
dapat meluas ke bagian tengah, xylem tampak seperti bintang pada irisan
melintang. Pada monokotiledon untaian xylem pada akar seminal sedikit, seperti
pada akar dikotiledon, tetapi akar akar liarnya poliark dan banyaknya untaian
sel pprokambium diantara xylem primer dan floem primer yang belum
dikotil untuk memperbesar ukuran akar tunggangnya. Hal ini sesuai dengan
ujung sebelah dalam dari floem. Tetapi kambium ini membentuk jaringan
sekunder, pericycle di depan kutub xylem membelah. Derivat sel-sel ini yang
dari korteks dan pericycle akan mengelupas sehingga akhirnya hanya tinggal
lapisan gabus.
Secara garis besar terlihat jelas perbedaan pada anatomi akar tumbuhan
monokotil dan dikotil. Secara morfologi, tanaman monokotil berakar serabut dan
tanaman dikotil berakar serabut. Hal ini sesuai dengan literatur Anonim (2014),
yang mengatakan bahwa, Perbedaan struktur anatomi akar monokotil dan dikotil.
Pada akar monokotil, terdapat xylem yang banyak atau poliarch, biasanya
bervariasi antara 11-20. Perisikel yang terdapat pada akar monokotil hanya
menghasilkan akar lateral. Tidak memiliki kambium serta pada akar monokotil
Sedangkan pada akar dikotil, terdapat berkas xylem yang beragam anatar 2-6
(diarch- heksarch). Perisikel yang terdapat pada akar dikotil selain menghasilkan
akar lateral judga menghasilakan meristem sekunder. Pada akar dikotil terdapat
Batas ujung akar dan kaliptra pada akar monokotil tampak jelas. Perisikel
terdiri dari beberapa lapisan, mempunyai empulur yang luas sebagai pusat23akar,
letak xylem dan floem berselang-seling. Sedangkan pada akar tanaman dikotil
batas ujung kar dan kaliptra tidak tampak jelas, perisikel hanya terdiri atas satu
lapis, empulurnya sempit, letak xylem didalam dan floem diluar (dengan
Kesimpulan
1. Pada akar yang masih muda jika dilakukan pemotongan secara melintang akan
2. Epidermis pada akar tersusun atas sel-sel yang rapat dan berdinding tipis dan
3. Pada akar terdapat sebuah lapisan baru yang dapat menggantikan epidermis
4. Pada akar monokotil, terdapat xylem yang banyak atau poliarch, biasanya
bervariasi antara 11-20. Perisikel yang terdapat pada akar monokotil hanya
5. Pada akar dikotil, terdapat berkas xylem yang beragam anatar 2-6 (diarch-
heksarch).
Saran
lebih teliti dalam memotong bahan. Agar hasil potongan yang didapatkan bisa
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014.
http://www.file.upi.edu (Diakses 17 Juni 2014).
BAPPENAS, 2007.
http://www.repository.usu.ac.id//12345678/17659/4/chapter%20II.pdf
(Diakses 30 mei 2014).
BAPPENAS, 2000.
http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/mangga.pdf
(Diakses 16 Juni 2014).
Chang, TE-Tzu and E.A. Bardenas, 1976. The Morphology and Varietal
Characteristic of Rice Plant . Technical Bulletin 4, The International
Rice Research Institute, Los Banos, Philippines.
http://www.litbang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_ltkp
(Diakses 30 Mei 2014).
Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat, 1982. Petunjuk Perlakuan Pasca Panen
Tanaman Padi. http://www.warintek.sistek.go.id/pertanian/padi.pdf
(Diakses 9 Juni 2014)
Fahn, A., 1982. Anatomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hidayat, E,. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB-Press, Bandung
Manurung, S.O., dan M. Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi, hal 55-
103. Dalam M. Ismunadji, S. Partohardjono, M. Syam dan A. Widjono
(Eds). Padi-Buku 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Bogor.
http://dosen.nareotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/Pengujian-
Toleransi-Padi-Oryza-sativa-L-Terhadap-Salinitas-Pada-Fase-
Perkecambahan.pdf (Diakses 15 Juni 2014).
Puslitbang, 2014.
http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/mangga.pdf
(Diakses 16 Juni 2014).
Warintek, 2014.
http://warintek.bantulkabz.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&
file=34 (Diakses 30 Mei 2014).