MIKROTEKNIK
Pembuatan Preparat Pollen dengan Metode Asetolisis
Disusun Untuk Memenuhi Ujian Kompetensi Mata Kuliah Mikroteknik
Semester V
Disusun Oleh :
K4312073
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
201
I. JUDUL
Pembuatan Preparat Pollen dengan Metode Asetolisis
II. TUJUAN
Mendapatkan soft skill tentang cara pembuatan preparat pollen dengan
metode Asetolisis
Alat
1. Botol Vlakon
2. Pipet tetes
3. Tabung sentrifuge
4. Waterbath
5. Kuas
Bahan
6. Gelas ukur
7. Batang gelas/ spatula
8.
1. Bunsen
Pollen bunga Hibiscus rosa-
9. Object glass
sinensis, Hibiscus tiliaceus,
10. De glass sp, Acacia sp,
Passiflora
11. Mikroskop
Chrysanthemum sp, Jatropha sp,
Lilium sp, Bauhinia purpurea,
Allamanda sp, Caesalpinia
pulcherrima.
2. Asetat Asetat Glasial (AAG)
3. Asam sulfat pekat
4. Safranin 1% dalam aquades
Hari 2:
V. DASAR TEORI
2. Pollen Acacia sp
(20x)
Butir
pollen
3. Pollen Acacia sp
(40x)
Butir
pollen
4. Pollen Allamanda
1
Butir
pollen
5. Pollen Allamanda
2
Butir
pollen
7. Pollen Bauhinia
purpurea Butir
pollen
8. Pollen Caesalpinia
pulcherima
Butir
pollen
9. Pollen
Chrysanthemum Butir
no colour (40x) pollen
Butir
pollen
Butir
pollen
VII. PEMBAHASAN
Exine
Intine
sitoplasma
sitoplasma
intine
Tectum
Ornamen
sitoplasm
a
Ornamen
Exine
Intine
Tectum
Acacia sp termasuk ke dalam famili Mimosaceae yang tersebar luas di
wilayah tropis dan sub tropis. (Elias, 1981). Butir pollen dari Acacia telah
dipelajarai oleh beberapa peneliti. Boulos L, 1983; Elias (1981) menjelaskan
bahwa karakteristik pollen yang terlihat adalah tepat berupa bentuk individual
unit, sebagai tetrad, octad, atau polyad, yang kebanyakan terdiri dari 16 dan 32
monad. Guinet (1981) menerangkan bahwa sebagian besar pola struktural dari
butir pollen adalah granular dengan lubang apertura yang biasa, meskipun begitu
butir pollen dengan colporate dan extraporate apertura dapat terlihat, namun
colpate apertura tidak terdapat pada butir pollen Mimosoidae.
Menurut Jumah (1991, 1996) yang berhasil melaporkan bentuk polyad dari
16 butir pollen pada Acacia karroo; A. nilotica var. adansoni, A. nilotica var.
tomentosa and Acacia polyacantha sub sp. campylacantha. Guinet (1990)
menekankan bahwa struktur pollen simetris ditemukan pada beberapa Mimoseae
dan Acacia.
Exine
Sitoplasma
Intine
Apertura
Exine
Apertura
Sitoplasma
Ornamen
Intine
Exine
Intine
Intine
Sitoplasma
Apertura
apertura
Ornamen
Sitoplasma
exine
intine
apertura
Tipe Pollen dari Bauhinia adalah mempunyai tectate exine dan biasanya
terdapat pada monad. Tectum ini dapat memperlihatkan permukaan micro-
reticulate, micro-striate, micro-verrucate, atau micro-rugulate atau kombinasi
dari bentuk-bentuk tersebut. Karakter pollen yang berhasil diamati selanjutnya
dari genus Bauhinia adalah gemmae dan verrucae yang memiliki beberapa ukuran
dan pola distribusi pada tectum, sebagai tambahan untuk mengorganisasi
reticulum.
Ferguson dan Banks (1984) mengutip kejadian pada tetrad tetrahedral
pada Bauhinia dengan perforate tectum dan verrucae berukuran kecil yang
melekat pada dinding dari butir pollen. Pada beberapa penelitian ditemukan
keanekaragaman morfologi pada butir pollen genus Bauhinia yang
memungkinkan untuk dipisahkan berdasarkan penelitian secara filogenetik dan
taksonomi pada tingkat genus. Kebanyakan spesies dari Bauhinia menunjukkan
apertura
exine
intine
sitoplasma
Ornamen
Ornamen (spina)
exine
intine
apertura
exine
intine
exine
intine
h) Preparat Pollen Hibiscus tiliaceus
Perbesaran 40x (Safranin)
Echini (ornamen)
Exine
Intine
apertura
Exine
Intine
exine
Intine
Ornamen
Apertura
sitoplasma
exine
intine
Perbesaran 40x (non warna)
Ornamen
intine
sitoplasma
Apertura
exine
VIII. KESIMPULAN
1) Metode yang biasa digunakan dalam mengamati preparat pollen ialah
dengan metode asetolisis. Asetolisis adalah salah satu metode pembuatan
preparat serbuk sari yang menggunakan prinsip melisiskan dinding sel
serbuk sari dengan asam asetat glasial serta asam sulfat pekat sebagai
bahan kimia fiksatif.
2) Morfologi serbuk sari dapat digunakan untuk mengidentifikasi takson di
tingkat familia, genus, species, dan di bawah species, penempatan taksa
yang diragukan, penyusunan kembali, penggabungan dan pemisahan, serta
Aprianty, M. D., dan E. Kriswiyanti. 2007. Studi Variasi Ukuran Serbuk Sari
Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa- Sinensis L.) dengan Warna
Bunga Berbeda. Jurnal Biologi. 1 (XII). Hlm.14-18.
Faegri, K. and Iverson., J. (1964). Text Book of Pollen Analysis. 3rd revised
edition by Faegri, K. Munksgaard, Copenhagen, and Denmark.
pp. 1-295.
Ferguson, I.K. & Pearce, K.J. Observations on the pollen morphology of the
genus Bauhinia L. (Leguminosae: Caesalpinioideae) in the
neotropics. In: Blackmore, S. & Ferfuson, I.K. (eds.) Pollen and
Spores: From and function. Academic Press, London, Pp. 283-
296, 1984.
Jackson, J. K., & Peake, F. G. G. (1955). Forestry research in the Sudan: 1950-
1954, (No. 7). Agricultural Committee in Khartoum.
Moore, P.D., Wedd, J.A. and Collinson, M.E. (1991). An Illustrated Guide to
Pollen Analysis 2nd Edn, Hodder and Stoughton. pp. 1-133.
X. LAMPIRAN
1 lembar Dokumentasi
Asisten Praktikan,
Wike Trajuningtyas O.
K4312073