Oleh :
Ikramina Yusti Amina
(1710119220010)
Kelompok III A
Asisten Dosen :
Heny Kustiani
M. Rafi’i Hamdi
Dosen Pengampu :
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si
Dra. Aulia Ajizah, M.Kes
Nurul Hidayati Utami, M.Pd
B. Bahan - bahan:
a. Aquadest
b. Tumbuhan Paku Segar :
1. Paku sayur (Nephrolepis sp)
2. Paku air (Salvinia molesta)
3. Paku picis (Drymoglossum piloseiloides)
4. Paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum)
5. Paku sarang burung (Asplenium nidus)
6. Paku laut (Acrostichum aureum)
7. Suplir (Adiantum peruvianum)
8. Lygodium circinnatum
9. Davallia denticulate
10. Marsilea crenata
c. Tumbuhan paku awetan:
1. Davalia denticulate
2. Osmunda javanica
3. Hymenophyllum sp
4. Asplenium belangeri
5. Pyrrosia nummularifolia
6. Adiantum philipense
7. Stenochlaena palutris
8. Pityrogramma sp
9. Gleichenia linearis
10. Selaginella willdenowii
- Psylophytinae
- Lycopodinae
- Equitinae
- Filicinae
Spora tumbuhan paku berbeda-beda, baik bentuk, ukura, maupun
sifatnya. Atas dasar ini tumbuhan paku dibedakan atas homospora dan
heterospora, dan tumbuhan paku peralihan yang memiliki sifat antara
keduanya.
1. Paku homospora, paku jenis ini akan menghasilkan jenis spora yang disebut
makrospora (megaspora) dan mikrospora yang berbeda sifatnya. Pola spora di
hasilkan oleh sporangium yamg terdapat pada sporofit. Contohnya :
Lycopodium sp (paku kawat). Tetapi pada tumbuhan paku homospora hanya
dihasilkan satu jenis spora dalam sporangiumnya.
3. Paku peralihan menghasilkan spora yang ukurannya sama tetapi dapat tumbuh
menjadi protalium jantan dan protalium betina. Spora dihasilkan oleh
sporangium yang tersusun dalam strobilus di puncak batang, contohnya Paku
Ekor Kuda.
Keterangan :
1. Daun
2. Trikoma
3. Spora
4. Rhizoid
2. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Trikoma
3. Spora
4. Rhizoid
Keterangan :
1. Daun
2. Rhizoid
3. Spora
4. Trikoma
Keterangan :
1. Mantel
2. Membran luar
3. Korteks
4. Membran dalam
5. Spora
2. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Mantel
2. Membran luar
3. Korteks
4. Membran dalam
5. Spora
(Perbesaran 10 x 10 )
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
3. Foto Literatur
Keterangan :
1. Trikoma
2. Spora
3. Mantel
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
5. Rhizoid
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Batang
4. Spora
(Perbesaran 4x)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Batang
4. Spora
Keterangan :
1. Tropofil
2. Sorus
3. Sporofil
4. Spora
5. Rhizoid
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Tropofil
2. Sorus
3. Sporofil
4. Spora
(Perbesaran 4x)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Tropofil
2. Sorus
3. Sporofil
4. Spora
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
5. Rhizoid
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
(Perbesaran 4x)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
5. Rhizoid
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
(Perbesaran 4x)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
5. Rhizoid
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
5. Rhizoid
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
(Perbesaran 4x)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
5. Rhizoid
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
(Perbesaran 4x)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
(Sumber : David,2002 )
G. Davalia sp.
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
5. Rhizoid
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
(Perbesaran 4x)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
5. Rhizoid
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
5. Rhizoid
(Perbesaran 4x)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
5. Rhizoid
Keterangan :
1. Daun
2. Sorus
3. Spora
4. Batang
5. Rhizoid
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
(Perbesaran 4x)
(Dokumentasi Pribadi, 2018)
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Sporofil
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Sporofil
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Rhizoid
4. Stolon
2. Davallia denticulate
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Devisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Sub Kelas : Leptosporangiatae
Ordo : Leptosporangiales
Family : Davalliaceae
Genus : Davallia
Spesies : Davallia denticulate
(Sumber : Schott, 1834)
Berdasarkan hasil pengamatan pada Davallia denticulate, termasuk kategori
paku segar darat. Tumbuhan paku darat ini diamati pada morfologi daunnya dan
sporanya di bawah mikroskop binokuler elektrik. Pada Davallia denticulate
mempunyai bagian-bagian seperti daun, sorus, spora, dan batang. Warna daun hijua
muda-tua, sedangkan warna sporanya kuning ke orange. Habitat ditemukannya
Davallia denticulate di batang pohon disekitaran kampus ULM.
Jenis yang dijumpai dari famili ini sebanyak dua jenis yaitu Davallia
denticulata (Burm.f.) Kuhn var.denticulata dan Davallia pentaphylla Blume. Hasil
kajian menunjukkan bahwa jenis Davallia denticulata dilaporkan mengandung
asam hidrosianik yang dapat menghasilkan racun (As, 2005). Jenis ini
dikelompokkan dalam paku terestrial yang tumbuh ditempattempat terbuka maupun
ternaungi. Tingginya dapat mencapai lebih dari 100 cm. Daun majemuk dan
berbentuk segitiga. Sorus berada di bawah permukaan daun yaitu pada tepi daun
berwarna kuning hingga kuning kecoklatan.
Suku ini bentuk sorus dengan indisium berbentuk piala atau sisik pada tepi
daun. Terdapat di daerah Palaeotropis, daunnya menyirip ganda dua atau lebih,
dengan urat-urat yang bebas. Rimpang merayap denga ruas-ruas yang panjang,
bersisik rapat. Sisik berwarna pirang (Raina, 2010).
Tumbuhan paku merupakan suatu divisio tumbuhan yang telah jelas
mempunyai kormus dan dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar,
batang, dan daun. Alat perkembangbiakan utama tumbuhan ini adalah spora
(Tjitrosoepomo, 2009). Tumbuhan paku dapat ditemukan pada habitat berair,
permukaan tanah, ataupun menumpang pada tumbuhan lain yang disebut epifit
Salah satu tumbuhan paku yang hidup epifit yaitu tumbuhan paku tertutup (Davallia
denticulata (Brum.) Mett.). Tumbuhan ini biasanya ditemukan pada berbagai
tempat, salah satunya di perkebunan kelapa sawit. (Febri, 2015).
Menurut Sastrapradja (1980) tumbuhan paku ini memiliki rimpang kuat,
berdaging, dan agak menjalar. Tangkainya berwarna coklat gelap dan mengkilat.
Bentuk entalnya segitiga, menyirip ganda tiga atau empat. Helaian daunnya
berbentuk segitiga dengan tepi yang beringgit. Daundaunnya kaku dan kuat.
Permukaan daun licin mengkilat sehingga terlihat dengan jelas. Tumbuhan paku-
pakuan membutuhkan lingkungan tertentu untuk kelangsungan hidupnya.
Lingkungan ini dibentuk oleh factor faktor ketinggian, iklim, tanah dan air.
Marga Davallia ditemukan 2 jenis yaitu Davallia trichomanoides Bluem dan
Davallia denticulata (Brum) Mett. Daun majemuk menyirip ganda dengan helaian
daunnnya berbentuk segitiga dengan tepi yang beringgit, kaku dan kuat, permukaan
daun mengkilat. Rimpang merayap panjang, kuat dan berdaging. Pada saat muda
rimpangnya ditutupi oleh sisik-sisik yang padat, warnanya coklat terang. Entalnya
berjumbai, panjangnya sampai 1 m. Bentuk entalnya segitiga, menyirip ganda tiga
atau empat. Tangkainya berwarna coklat gelap, mengkilat. Sorus dengan indusium
berbentuk corong. Spora tetrahedral. Hidup higrofit, sebagai epifit. Dimanfaatkan
sebagai tanaman hias. (Yusup,2009)
Davalia sp. Mempunyai akar serabut. Batang : Menjalar, dengan diameter 0,5
- 1 cm, permukaan batang ditutupi oleh bulu kasar yang warnanya kecoklatan. Daun
: Merupakan daun majemuk, kedudukan daunnya saling berhadapan atau
berpasangan, panjang daun keseluruhan mencapai 40 cm, panjang rachis 15 cm,
lebar daun 10-20 cm, daun berbentuk segitiga (deltoid), bentuk tepi daunnya parted,
jumlah anak daun 4-16 helai dan permukaan daunnya licin. Sorus mempunyai
terletak beraturan di bawah daun, bentuk sorus bulat, warna orange. Habitatnya
tumbuh teresterial dan epifit, di bawah naungan dekat sungai. (Kinho, 2009).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan paku suhu, intensitas
cahaya, kelembaban tanah dan udara, dan pH tanah atau keasaman tanah. Salah satu
faktor yang mempengaruhi tumbuhan paku tertutup (Davallia denticulata (Brum.)
Mett.) adalah debu yang menempel dan asap kendaraan bermotor di perkebunan
kelapa sawit. (Febri, 2015).
3. Marsilea crenata
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Devisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Sub Kelas : Hydropterides
Ordo : Hydropteridiales
Family : Marsileaceae
Genus : Marcillea
Spesies : Marcillea crenata
(Sumber : Schott, 1834)
Berdasarkan hasil pengamatan pada Marcillea crenata termasuk golongan
paku air, namun saat ditemukannya di tanah. Dalam satu tangkai daun, terdapat 3
helai daun yang berbentuk hati dan disekitar daunnya juga terdapat rhizoid. Warna
daun hijua tua. Batang pada Marcillea crenata yang cukup panjang.
Family ini hidup di paya-paya atau di air yang dangkal, berakar dalam tanah,
jarang berupa tumbuhan darat sejati. Jika hidup di darat berbentuk seperti umbi,
batangnya menyerupai rimpang yang merayap ke atas membentuk daundaun, ke
bawah membentuk akar-akar. Daun pada jenis-jenis tertentu bersifat polimorf.
Daun mempunyai helaian yang berbelah empat atau dua, jarang utuh. Daun yang
masih muda mengulung. (Raina, 2010).
Semanggi air (Marsilea crenata) merupakan salah satu jenis tumbuhan air
yang termasuk ke dalam paku-pakuan dan banyak ditemukan pada pematang
sawah, kolam, danau, rawa, dan sungai. Tumbuhan ini memiliki morfologi yang
sangat khas yaitu bentuk daunnya menyerupai payung yang tersusun dari empat
kelopak anak daun yang berhadapan. Di daerah Jawa daun semanggi muda banyak
digunakan sebagai bahan pangan. (Nurjannah, 2012).
Semanggi termasuk famili Marcileceae yang mempunyai karakteristik hidup
di paya-paya atau di air yang dangkal, berakar dalam tanah, jarang merupakan
tumbuhan darat sejati, batangnya menyerupai rimpang yang merayap, daun
mempunyai helaian dan daun muda menggulung (Tjitrosoepomo 1987). Semanggi
merupakan kelompok paku air yang mudah ditemukan oleh masyarakat di dekat
pematang sawah atau tepi saluran irigasi. Morfologi tumbuhan ini khas karena
bentuk daunnya yang menyerupai payung dan tersusun dari empat anak daun yang
berhadapan dengan bentuk segitiga terbalik, tepi daun rata atau bergelombang,
permukaan daun dan tangkainya berbulu halus, berwarna hijau dan tumbuh
memanjang. (Hidayati,2017).
Tanaman semanggi memiliki daun yang berbentuk bulat menyerupai payung
dan terdiri dari empat helai anak daun yang disebut sebagai clover. Semanggi
memiliki akar tunggang yang berserabut. Batangnya tegak dan sangat mudah
dipatahkan dengan tinggi 2 hingga 18 cm. Semanggi termasuk dalam marga
Marsileaceae, dengan spesies nama Latin Marsilea Crenata. Semanggi bersifat
heterospore, dimana spora jantan dan betina menjadi satu tanaman. (Jayanti,2017)
5. Lygodium circinnatum
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Devisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Sub Kelas : Leptosporangiatae
Ordo : Leptosporangiales
Family : Schizaeaceae
Genus : Lygodium
Spesies : Lygodiun circinnatum
(Sumber : Schott, 1834)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada paku Lygodiun
circinnatum termasuk paku darat. Pada Lygodiun circinnatum mempunyai bentuk
helaian daun yang lonjong, saat pengamatan terdapat sorusnya. Pengamatan
dilakukan secara morfologi daun depan dan belakang, serta mengamatinya di
bawah mikroskop binokuler elektrik. Bantuk dari spora Lygodiun circinnatum
berbentuk bulat. Warna daun yang dari hijau muda hingga hijau tua, sedangkan
warna sporanya cokelat.
Lygodiun circinnatum termasuk dalam famili Lygodiaceae dan dikenal
dengan nama daerah paku ribu-ribu. Tumbuhan ini ditemukan di hutan kerangas
yang hidup di tempat-tempat terbuka yang mendapat sinar matahari langsung. Paku
ini berakar di dalam tanah berwarna coklat. L. circinatum tumbuh menjalar atau
merambat pada tumbuhan lain yang berada di dekatnya. Batangnya berwarna coklat
muda, berbentuk bulat, berukuran kecil dan sangat kuat. Tumbuhan ini mempunyai
daun yang ujungnya runcing dan tepinya bergerigi, sedangkan bagian abaksialnya
berwarna lebih muda. L. circinatum berbeda dengan paku lainnya karena
mempunyai akar rimpang yang menjalar di tanah. Daun yang membelit tumbuhan
lain yang ada didekatnya. (Lovadi, 2014).
Pada suku ini sporangium tidak bertangkai atau hampir tidak bertangkai,
terpisah-pisah, paku ini terdapat rambut-rambut atau sisik-sisk Pada suku ini
terdapat dua genus yaitu Schizae dan Lygodium. (Raina, 2010).
Lygodium mempunyai akar yang merayap, berambut tapi tidak bersisik.
Daun-daunnya monostichous, melilit dan pertumbuhannya tidak dapat
didefinisikan. Rantingnya biasanya tidak panjang, ranting primernya pendek,
ujungnya tterhenti dan ditutupi oleh rambut dan setiap ujungnya terdapat sepasang
ranting sekunder. Ranting sekunder mengandung daun dengan bentuk menyirip,
atau cabang dikotom mengandung daun yang becuping. Terdapat pula daun yang
steril berbentuk gerigi maupun berlobus, sedangkan daun yang fertile berjumbai
sepanjang tepinya dengan cuping sempit yang pendek dan setiap cuping
mengandung dua baris sporangia yang ditutupi dengan indusium kecil (Raina,
2010).
Paku yang termasuk dalam genus ini mempunyai ciri-ciri yaitu kebiasaan
merambat, rhizome berada di dalam tanah dan rantingnya merambat ke atas pohon
beberapa meter serta berada di tempat yang sedikit terbuka. Lygodium mempunyai
rhizome horizontal di bawah tanah dengan terbagi dalam dua cabang dan cabang
ini meninggalkan daun-daunnya secara berurutan pada saat permukaan atas
bidangnya. Porosnya tegak lurus atau miring pada daun-daun dan ditempatkan pada
satu pilinan tebal. Batangnya membelit. Daun seringkali amat panjang, dengan taju
daun-daun yang tersusun menyirip. Sporangium terdapat pada bagian daun-daun
yang tersusun menyirip. Secara umum marga Lygodium spp.merupakan kelompok
paku yang menjalar dan selalu merambat pada tumbuhan lain. Marga ini sangat
berbeda dari jenis paku lainnya karena mempunyai akar rimpang yang menjalar di
tanah dan berdaging.Hanya dapat hidup ditempat yang terbuka karena paku jenis
ini menyukai sinar matahari (LIPI, 1980).
Lygodium circinnatum (Burm.f) Sw. (Schizaeaceae) Akar : Rimpang
menjalar. Batang : Menjalar dan membelit pada tumbuhan lain, kadang-kadang
paku ini bercabang dua dan setiap percabangan bercabang lagi. Daun : Warna hijau,
susunan daunnya menyirip, dengan bentuk menjari antara 2-5 helai tepi daun
bergerigi dan berwarna pucat. Sorus : Pada daun yang subur sorusnya terletak di
tepi ujung-ujung gerigi daun. Warna sorus coklat, bentuk bulat. Habitat : Teresterial
dan epifit pada tanaman lain, tumbuh di tempat terbuka dengan ketinggian tempat
30 m dpl. (Kinho,2009)
Pada suku ini bentuk sorusnya sejajar dengan tepi daun atau dekat dengan tepi
daun, ditutup oleh tepi daun itu. Suku ini terdiri atas beberapa genus yaitu
Pteridium, Pteris dan Adiantum. (Raina, 2010). Adiantum peruvianum dapat
tumbuh dengan baik secara terestrial. Akar serabut, bentuk batang membulat warna
cokelat. Arah tumbuh pendek, frond pinnatifid. Pangkal daun meruncing
(acuminate) dan tepi daun rata, ujung daun berlekuk (emerginate). Entalnya
panjang, sampai mencapai 50 cm lebih. Menyirip dan bercabang 2 -3 yang dimulai
dari bagian pangkalnya. Helaian daunnya hampir berbentuk bulat telur dan pada
bagian pangkalnya berbentuk baji. Indusia terdapat di tepi-tepi daun. Warnanya
hitam kecokelatan. Bentuknya hampir menyerupai setengah lingkaran melekuk ke
dalam (Sastrapradja, 1979).
Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu organ
vegetatif yang terdiri dari akar, batang, rimpang dan daun. Organ generatif paku
terdiri atas spora, sporangium, anteridium dan arkegonium. Letak sporangium
tumbuhan paku pada umumnya berada di bagian bawah daun dan membentuk
gugusan berwarna cokelat atau hitam. Gugusan sporangium ini dikenal sebagai
sorus. Letak sorus terhadap tulang daun merupakan sifat yang sangat penting dalam
klasifikasi tumbuhan paku (Arini, 2012).
Suplir adalah tumbuhan paku populer untuk penghias ruang atau taman yang
termasuk dalam marga Adiantum, yang tergolong dalam anaksuku Vittarioideae,
suku Pteridaceae. Suplir memiliki penampilan yang khas, yang membuatnya mudah
dibedakan dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi
cenderung membulat. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh
indusium. Kumpulan indusia (sorus) berada di sisi bawah daun pada bagian tepi
yang agak terlindung oleh lipatan daun. Tangkai entalnya khas karena berwarna
hitam dan mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana
paku-pakuan lain, daun tumbuh dari rimpang dalam bentuk melingkar ke dalam dan
perlahan-lahan membuka. Akarnya serabut dan tumbuh dari rimpang.
Berdasarkan literatur, tangkai Adiantum memiliki tekstur halus dan licin,
paku ini hidup di tanah, termasuk jenis herba agak berkayu, akarnya serabut,
tumbuh dari rizoma yang pangkalnya rimpang, tegak dan berwarna coklat.
Tumbuhan paku ini bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas). Suplir memiliki penampilan yang khas, yang
membuatnya mudah dibedakan dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak
berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat. (Sugiarti, 2017).
Asplenium nidus memiliki daun tunggal yang tersusun pada batang sangat
pendek melingkar membentuk keranjang. Daun yang kecil berukuran panjang 7 -
150 cm, lebar 3 - 30 cm. Ujung meruncing atau membulat, tepi rata dengan
permukaan yang berombak dan Ciri dari Paku Sarang Burung memiliki rimpang
kuat, tegak, roset pada ujung, melingkar membentuk semacam keranjang, ujungnya
tertutup ramenta berwarna hitam dengan tepi yang berambut. Tangkai batang kuat
dengan warna kehitaman yang panjangnys +5 cm, tertutup rambut halus. Daun
merupakan daun tunggal, ukuran lebar 3-10 cm, panjang 7-20 cm dengan jung daun
meruncing, juga ditemui ada yang membulat,denan tepi rata dengan permukaan
berombak dan tampak mengkilap. Warna daun di bagian bawah hijau pucat, dengan
garis-garis coklat di sepanjang anak tulang daun. Tulang daun menonjol di bagian
atas daun, sedangkan yang di permukaan bawah rata. Sori sempit yang berada di
atas setiap tulang daun lateral dan kedua cabang tulang daun, di bagian distal-ental.
Indusium dengan lebar 0,05 cm. Spora: terletak sepanjang garis, di sepanjang anak
tulang daun, berwarna coklat, tampak mengkilap. (Lovadi, 2014)
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Gleicheniopsida
Ordo : Gleicheniales
Famili : Gleicheniaceae
Genus : Gleichenia
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Classis : Lycopodiacea
Ordo : Selaginellales
Family : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
12. Hymenophyllum sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Hymenolepyllscceae
Genus : Hymenophyllum
Spesies : Hymenophyllum sp
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Blechnales
Famili : Blechnaceae
Genus : Stenochlaena
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Osmundopsida
Ordo : Osmundales
Familia : Osmundaceae
Genus : Osmunda
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Polypodiopsida
Classis : Filicinae
Ordo : Aspidiales
Familia : Aspleniaceae
Genus : Asplenium
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Adiantum
Species : Adiantum philipense
(Sumber : Schott, 1834)
Paku jenis ini sama juga dengan jenis adiantum lainnya, tumbuhan
initumbuhnya berumpun sehingga sering disebut dengan suplir rumpun, karena
anakannya banyak. Rumpun ini sendiri cepat terbentuk dan tumbuh anakannya
sehingga rapat, batangnya tidak nampak. Sering membentuk rimpang di atas tanah.
Anakan keluar dari rimpangnya. Panjang etalnya antara 35 – 65 cm. tangkainya
hitam mengkilat dan licin. Entalnya bercabang – cabang dan dari cabang – cabang
tersebut keluar cabang lagi. Anak – anak daunya mengalami masa gugur pada
waktu yang sama. Bentuk helai daun agak memanjang, dengan tepi bagian bawah
agak merata, bagian ujung daun melekuk membentuk delta tempat spora yang
tertutup dalam indusia. Pada setiap ental terdapat beberapa helai daun yang
ujungnya berindusia. Bentuknya memanjang mengikuti cupingan daun tersebut
(Lovadi, 2014).
19. Pityrogramma sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Pityrogrammales
Family : Pityrogrammaceae
Genus : Pityrogramma
Spesies : Pityrogramma sp
(Sumber : Schott, 1834)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada paku awetan yakni
Pityrogramma sp, mempunyai warna cokelat dan kering. Terdapat bagian bagian
seperti daun, batang dan rhizoidnya.
Pityrogramma sp merupakan tumbuhan epifit, hidup di atas pohon – pohon
lain tetapi bukan tumbuhan parasit.Bentuk akar serabut dan berwarna hitam.
Batangnya umumnya berupa rimpang yang tubuhnya menjalaratau memanjat,
mempunyai ental yang banyak, panjang entalnya 50-100 cm. tangkai entalnya
hitam, bersisik pada pangkalnya dan bagian yang tidak bersisik mengkilat. Ental
tersebut menyirip ganda dua, letaknya berseling-seling. Anak daun yang terletak di
bagian pangkal adalah tunggal, sedangkan yang di bagian tengah dan ujungnya
menyirip, yang paling ujung berlekuk dan bisa mencapai ukuran panjang 17 cm dan
lebar 4-5 cm. melancip pada bagian ujungnya sporanya menyebar di baeah
permukaan daun. Sistem reproduksi pada paku pada umumnya sama,yaitu dengan
menggunakan spora. (Hartini, 2011).
VI. KESIMPULAN
1. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus, karena sudah dapat
dibedakan antara akar, batang, dan daunnya, serta memiliki ikatan
pembuluh.
2. Gametofit tumbuhan paku letaknya terbenam dalam tanah dengan akar
berupa rhizoid dan daun berupa thalus.
3. Sporofit pada tumbuhan paku telah memiliki akar, batang dan daun sejati.
4. Ciri-ciri pokok tumbuhan paku antara lain merupakan tumbuhan kormus
(golongan tumbuhan peralihan antara tumbuhan berthallus), mempunyai
klorofil, cara hidupnya adea yang saprofit, epifit dan ada juga yang hidup
di air serta di tanah serta umumnya memiliki daun muda yang
menggulung.
5. Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu : paku homospor (spora yang dihasilkan sama),
paku heterospor (paku yang menghasilkan dua macam spora yaitu
mikrospora (protalium jantan) dan megaspor (protalium betina), dan paku
peralihan (spora yang dihasilkan sama dan dapat tumbuh menjadi
protalium jantan dan protalium betina)
6. Contoh spesies paku segar, yakni paku air ( Salvinia molesta ) dan paku
darat, seperti Davallia sp., Nephrolepis sp, Acrostichum aureum,
Asplenium nidus, dll. Sedangkan pada paku awetan, seperti Pityrogramma
sp, Adiantum philipense, Stenochlaena palustris, dll.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri dan Azizah, Aulia. 2018. Penuntun Praktikum Botani
Tumbuhan Rendah. Banjarmasin : Batang PMIPA FKIP ULM.
Arini, D. I. D dan Kinho, J. 2012.Keragaman Jenis Tumbuhan Paku
(Pteridophyta) di Cagar Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. Jurnal
Kehutanan. 2 (1) : 1-24
Arthur. 2013. Acrostichum aureum. https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/.
Diakses 25 November 2018
As, M. 2005. Keanekaragaman dan Potensi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
di Hutan Desa Lampeapi Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten
Konawi. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Haluoleo. Kendari
Diah. 2012. Keragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di Cagar
Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. http://eprints.ung.ac.id/.
Diakses 24 November 2018
Birsyam, Inge I. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. FMIPA ITB: Bandung.
Bryales. 2016. Aulacomnium androgynum. http://rbg-web2.rbge.org.uk/.
Diakses 14 November 2018
David. 2002. Neuprolephis sp .https://plants.ces.ncsu.edu/. Diakses 25
November 2018
David. 2017. Adiantum peruvianum. https://commons.wikimedia.org/.
Diakses 25 November 2018
Febri. 2015. Studi Morfologi Tumbuhan Paku Tertutup (Davallia Denticulata
(Brum.) Mett.) Di Perkebunan Kelapa Sawit Pt. Gmp Kecamatan
Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. http:// jim.stkip-pgri-
sumbar.ac.id/. Diakses 24 November 2018
Florida. 2018. Pityrogramma sp. http://florida.plantatlas.usf.edu/. Diakses 25
November 2018
Hansmuller. 2015. Asplenium belangeri. https://commons.wikimedia.org/.
Diakses 25 November 2018
Hartini, S. 2011. Tumbuhan Paku di Beberapa Kawasan Hutan di Taman
Nasional Kepulauan Togean dan Upaya Konservasinya di Kebun Raya
Bogor, Berk. Penelitian. Hayati Edisi Khusus: vol. 7A, hal. 35–40.
Hidayati. 2017. Marsilea sp. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id. Diakses 24
November 2018
Jayanti .2017. Serbuk Semanggi Sebagai Minuman Herbal.
https://journal.unnes.ac.id. Diakses 24 November 2018