Anda di halaman 1dari 30

PRAKTIKUM VI

Topik : Jamur Makroskopis


Tujuan : Untuk mengetahui morfologi dan anatomi jamur pada kelas
Basidiomycetes dan Deuteromycetes
Hari/Tanggal : Kamis/ 25 Oktober 2018
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Baki/nampan
2. Mikroskop
3. Kaca benda
4. Kaca penutup
5. Gelas kimia
6. Kain planel/tissue
7. Pipet tetes
8. Silet/Cutter
B. Bahan :
1. Jamur Enokitake (Flammulina velutipe)
2. Jamur Tiram (Pleurotus osteatus)
3. Jamur Kuping (Auricularia polytricha)
4. Jamur Kayu (Ganoderma lucidum)
5. Jamur Kancing
6. Jamur Merang

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menggambar bentuk jamur seutuhnyasebelum dilakukan pengamatan.
3. Menyiapkan preparat dan mengiris secara membujur dan meletakkannya di
atas kaca benda. Lalu memberi beberapa tetes aquadest kemudian
menutupnya dengan kaca penutup.
4. Mengamati di bawah mikroskop dan menggambar hasil pengamatan.

III. TEORI DASAR


Fungi atau jamur adalah nama umum sedangkan nama lainnya disebut
kapang, cendawan atau suung. Jamur termasuk tumbuhan Thallopyta, karena
tumbuhan ini belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daunnya.Jamur
tidak mengandung klorofil pada batang dan daunnya.Oleh sebab itu jamur bersifat
heterotrof yaitu hidup sebagai tumbuhan saprofitik dan parasitik.Jamur tidak
memiliki kromathopora, sehingga jamur tidak berwarna.Tetapi pada jamur tingkat
tinggi terdapat bermacam-macam warna, terutama pada badan buahnya. Habitat
jamur adalah pada tempat yang lembab atau kayu-kayu yang sudah lapuk maupun
di tempat yang lain yang banyak zat organiknya.
Basidiomycetes dapat dianggap sebagai bagian kelanjutan dari
ascomycetes karena terjadinya basidium berikut basidiospora mirip dengan askus
dan askuspora pada Ascomycotina, sehingga dikatakannya ada homologi antara
basidium dengan askus.
Antara basodiospora dengan askospora ada perbedaanya, yaitu:
1. Askospora terjadi di dalam askus sedangkan basidiospora terjadi di luar
basidium.
2. Askospora tidak memiliki tangkai sedangkan basidiospora mempunyai
tangkai (panjang).
Basidiomycetes dapat dianggap sebagai bagian kelanjutan dari ascomycetes
karena terjadinya basidium berikut basidiospora mirip dengan askus dan
askuspora pada Ascomycotina, sehingga dikatakannya ada homologi antara
basidium dengan askus.
Antara basodiospora dengan askospora ada perbedaanya, yaitu: askuspora
terjadi di dalam askus sedangkan basidiospora terjadi di luar basidium.
Askuspora tidak memiliki tangkai sedangkan basidiospora ada yang
bertangkai panjang.
Ciri-ciri dari basidiospora yaitu memiliki hifa yang bersekat dengan satu atau
dua inti, spora generatif berupa spora basidium (basidiospora) yang dibentuk
dalam basidium, spora vegetatifnya beruap konidium (konidiospora) dan
umumnya memilki tubuh buah yang besar yang disebut basidiokarp.
Tubuh dari Basidiomycetes terdiri dari hifa yang bersekat-sekat dan
berkelompok menjadi semacam jaringan. Pembiakan vegetatif dengan
konidia tidak menonjol. Pada umumnya tidak ada alat untuk
perkembangbiakkan generatifnya, sehingga untuk hal ini lazimnya
berlangsung somatogami.
Untuk daur hidup dari Basidiomycotina tersebut dimulai dari pertumbuhan
spora basidium atau konidium menjadi miselium primer yang berinti satu.
Persatuan antar dua hifa berbeda (positif dan negative) tanpa diikuti dengan
kariogami membentuk sel dikariotik yang akan tumbuh menjadi miselim
sekunder (miselium dikariotik). Dalam daur hidup tersebut turunan haploid
lebih dominant dari turunan yang diploid. Contoh dari Basidiomycetes yang
dapat dimakan adalah jamur kuping (Auricularia polytrica), jamur sitake
(Lintenus edodus), jamur merang (Volvarella volvaceae) dan Lycoperdon.
Berdasarkan bentuk dan susunan basidiumnya, Basidiomycetes dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
Holobasidiumycetes
Yang berdasarkan basidiumnya terdiri atas satu sel dan terdapat pada
golongan ragi.
Pagmobasidiumycetes
Bentukan konidia, pembentukan oodia, dan pembentukan artrospora
serta pembiakan klamidospora.
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Jamur Enokitake (Flammulina velutipe)
A. Morfologi
a) Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

b) Foto pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

c) Foto literatur
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber: Paul Stamets. 2013)


B. Anatomi
a) Gambar pengamatan

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

b) Foto pengamatan

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

Perbesaran 10 x 10
(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

c) Foto Literatur

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : )
2. Jamur Tiram (Pleurotus osteatus)
A. Morfologi
a) Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

b) Foto pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

c) Foto literatur
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : Thomas J. 2016)


B. Anatomi
a) Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

b) Foto pengamatan
\
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

Perbesaran 10 x 10
(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

c) Foto literatur

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : )
3. Jamur Kuping (Auricularia polytricha)
A. Morfologi
a) Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

b) Foto pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
4. Miselium

(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

c) Foto literatur
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : Anugrahjuni, 2017)


B. Anatomi
a) Gambar pengamatan

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

b) Foto pengamatan
\
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

Perbesaran 10 x 10
(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

c) Foto Literatur

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : )
4. Jamur Kayu (Ganoderma lucidum)

A. Morfologi
a) Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

b) Foto pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

c) Foto literatur

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : David, 2014)


B. Anatomi
a) Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium
b)

c) Foto pengamatan
\
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

Perbesaran 10 x 10
(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

d) Foto Literatur

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber :
5. Jamur Merang (Polyporus giganteus)
A. Morfologi
a) Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

b) Foto pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

c) Foto literatur

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber :)
B. Anatomi
a) Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium
e)

b) Foto pengamatan
\
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

Perbesaran 10 x 10
(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

c) Foto Literatur

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber :
6. Jamur Kancing
A. Morfologi
a) Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

b) Foto pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

c) Foto literatur

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber :)
B. Anatomi
a) Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium
f)

b) Foto pengamatan
\
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

Perbesaran 10 x 10
(Sumber : Dok. Pribadi. 2018)

c) Foto Literatur

Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber :
V. ANALISIS DATA
1. Jamur Enokitake (Flammulina sp)
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom : Fungi
Divisio : Basiodiomycota
Classis : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Familia : Marasmiaceae
Genus : Flamulina
Species : Flamulina sp.
(Sumber : Alexopoulos et al. 1996)
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa jamur makro ini
memiliki bentuk tubuh buah yang memanjang dengan bagian yang membulat
pada ujungnya. Warna jamur ini putih pucat dengan bagian atas seperti
tudung. Hal tersebut dikarenakan, dalam pengamatan yang dilakukan
digunakan jamur hasil dari budidaya. Berbeda dengan jamur enokitake yang
tumbuh di alam bebas. Di alam bebas, jamur ini memiliki tudung berwarna
kecoklatan. Selain itu, jamur ini memiliki tangkai buah yang berbentuk
seperti pipa dengan tekstur licin.
Berdasarkan literatur, Jamur enokitake adalah jamur pangan dengan
tubuh buah hasil budidaya berbentuk panjang-panjang berwarna putih seperti
tauge.Di wilayah dunia beriklim sejuk, jamur tumbuh di alam bebas pada
suhu rendah mulai musim gugur hingga awal musim semi. Bentuk jamur
yang ada di alam terbuka berduan lebar dan berwarna coklat dan merah
muda. Namun, jamur yang dibudidyakan memiliki bentuk menyerupai tauge,
dengan batang putih halus panjang dan bentuk jamurnya bulat kecil seperti
jarum pentol. Ciri khas jamur enoki hasil budaya adalah warnanya yang
kuning pucat, tangkainya yang panjang dengan tudungnya yang kecil.
Sedangkan jamur enoki yang liar memiliki tudung berwarna coklat,
berbentuk cembung dan ukurannyadapat mencapai 3 cm. Tudung ini akan
bertambah datar seiring bertambahnya usia jamur enoki.

2. Jamur Tiram (Pleurotus osteatus)


Klasifikasi :
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Classis : Basidiomycetes
Sub classis : Homobasidiomycetidae
Ordo : Agaricales
Family : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
(Sumber : Birsyam.1992)
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat kelompok 2 diketahui
bahwa morfologi jamur tiram mempunyai tudung yang berbentuk agak
cekung dan mempunyai warna putih. Anatomi jamur tiram teriri dari hifa-
hifa bersekat.
Berdasarkan literatur dijelaskan bahwa jamur tiram merupakan salah
satu jenis jamur yang mudah ditemukan di alam bebas. Jamur tiram
termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah
berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran
mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur ini
termasuk mudah dijumpai disepanjang tahun di hutan, pengunungan dan
daerah yang memiliki suhu dingin. Biasanya tubuh buah jamur ini terlihat
saling bertumpukan di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau
bisa juga terdapat pada batang pohon yang sudah ditebang. Basidiospora
biasanya dibentuk pada saat tubuh buah dewasa mengalami kematangan.
Selama tepi tudung masih berlipat-lipat, tubuh buah dikatakan belum
dewasa. Pada saat tepi tudung meregang penuh tubuh buah mencapai fase
dewasa dan dapat dipanen. Tubuh buah yang matang biasanya rapuh dan
spora-spora dapat dilepaskan.
Disebut jamur tiram karena bentuk tudung bulat agak lonjong dan
melengkung menyerupai cangkang tiram,serta letak tangkai tudung
asimetris. Jamur tiram banyak tumbuh pada kayu lapuk, dapat tumbuh
optimal di daerah berhawa sejuk. Dialam bebas jamur tiram dapat dijumpai
dihutan pegunungan yang sejuk hampir sepanjang tahun. Tubuh buah terlihat
saling bertumpuk dipermukaan batang pohon yang sudah melapuk atau
pokok batang pohon yang sudah ditebang. Warna tubuh buah dapat
membantu membedakan jenis jamur tiram (Hendritomo, 2010 :59).
Menurut Achmad (2012:36) Dari semua anggota genus pleurotus,
jamur inilah yang lebih dikenal dengan jamur tiram. Jamur tiram ini dalam
bahasa inggris dikenal sebagai oystermushroom. Tudung dan batangnya
berwarna putih, permukaan tudung jamur licin dan agak berminyak dengan
diameter 3-14 cm. Jamur ini mempunyai rasa enak, kenyal, dan gurih.
Rasanya menyerupai dagingayam atau tiram.

3. Jamur Kuping (Auricularia polytricha)


Klasifikasi :
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Classis : Basidiomycetes
Sub classis : Heterobasidiomycetidae
Ordo : Auriculariales
Familia : Auriculariace
Genus : Auricularia
Spesies : Auricularia polytrhica
(Sumber : Alexopoulos et al.,1996)
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat oleh keompok 2 pada
jamur kuping diketahui bahwa secara morfologi, memiliki tubuh buah
berwarna coklat tua kemerahan hingga hitam. Bentuk dari tubuh buah jamur
ini seperti telinga manusia yang tipis dan lebar. Tekstur dari jamur ini licin
dengan bagian tepi yang bergelombang.
Berdasarkan literatur, Jamur ini juga merupakan salahsatu kelompok
jelly fungi dan mempunyai tekstur jelly yang unik Jamur ini dapat tumbuh
secara alami, melakat pada poho yang masih hidup maupun yang sudah
mati, daerah tropis dan sub tropis. Tubuh jamur kuping ini terdiri dari
tudung, yang berwarna hitam, berukuran sedang dengan diameter 5-20 cm,
tumbuh saling tumpang tindih, lunak dan tidak dapat mudah membusuk.
Sebagian besar jamur kuping tidak mempunyai tangkai, tudungnya langsung
melekat pada subtrat dan tubuh buahnya sperti gelatin, pada permukaan
bawah tudung terdapat pori – pori yang berisi basidiospora. Selain itu,
miselium jamur kuping bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu miselum primer (yang mempunyai inti sel satu) dan miselium sekuder
(yang mempunyai inti sel dua).Perlu diketahui juga, jamur ini dapat
berreproduksi secara vegetatif dan generatif.
Jamur kuping mempunyai tubuh buah seperti daun telinga,
mempunyai ciri-ciri tubuh buah pada bagian bawah yang melekat,
bertangkai pendek, dan berbentuk mangkok yang umumnya tidak beraturan
berlekuk seperti kuping mencapai lebar 20 cm. Tubuh buah berdaging lunak
seperti agar, transparan, elastis,serta menjadi keriput, susut, dan liat bila di
keringkan, namun bila direndam akan mekar kembali. Tubuh buah bagian
permukaan atas agak mengkilap dan halus, sedangkan pada bagian bawah
berbulu halus dan menghasilkan spora.
Menurut Gunawan (2005), jamur merupakan organisme eukariota
(sel-selnya mempunyai inti sel sejati) yang digolongkan ke dalam kelompok
cendawan sejati. Dinding sel jamur terdiri dari zat kitin.Tubuh atau soma
jamur dinamakan hifa (rantai sel yang membentuk rangkaian berupa
benang) yang berasal dari spora.Dari bentuk dan ukurannya, 8 tubuh buah
jamur mudah dikenali atau dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa
bantuan mikroskop.Tubuh buah tersebut dapat dipetik dengan tangan.
Sel jamur tidak mengandung klorofil sehingga tidak dapat
berfotosintesis seperti tumbuhan tingkat tinggi.Jamur memperoleh makanan
secara heterotrof dengan mengambil makanan dari bahan organik. Bahan-
bahan organik yang ada di sekitar tempat tumbuhnya diubah menjadi
molekul-molekul sederhana dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh
hifa. Untuk selanjutnya molekul-molekul sederhana tersebut dapat diserap
langsung oleh hifa.Jadi, jamur tidak seperti organisme heterotrof lainnya
yang menelan makanannya kemudian mencernakannya sebelum diserap
(Gunawan, 2005).
Jamur kuping adalah salah satu spesies jamur dari kelas
Heterobasidiomycetes (jelly fungi) berbentuk mangkuk.Jamur ini
dinamakan jamur kuping karena tubuh buahnya menyerupai telinga
manusia. Bagian permukaan atas jamur ini agak mengkilat, berurat dan
bagian bawahnya halus seperti beludru.Tubuh buahnya berlekuk-lekuk
dengan lebat 3-8 cm. Dalam keadaan basah, tubuh buah jamur kuping
bersifat kenyal. Namun ketika kering, jamur akan terlihat melengkung dan
kaku. Jamur kuping memiliki tangkai buah yang pendek dan menempel
pada substrat( Wardani, 2010).
Tubuh buah jamur kuping dalam keadaan basah bersifat galtinous
(kenyal), licin, lentur (elastis), dan berubah melengkung agak kaku dalam
keadaan kering. Lebar tubuh buah jamur kuping sekitar 3 cm-8 cm dan
tebalnya sekitar sekitar 0,1-0,2 cm. Jamur kuping mencapai dewasa bila
panjang basidioscarpnya mencapai 10 cm. (Djarijah, 2001).

4. Jamur Kayu (Ganoderma lucidum)


Klasifikasi :
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Classis : Basidiomycetes
Sub classis : Homobasidiomycetidae
Ordo : Hymenomycetes
Familia : Polyporaceae
Genus : Ganoderma
Spesies : Ganoderma applanatum
(Sumber : Birsyam.1992)
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat oleh kelompok 2
diketahui bahwa morfologi jamur kayu atau jamur Ganoderma lucidum
mempunyai warna putih kekuningan, berbentuk lembaran dengan tekstur
keras, permukaannya terdapat garis-garis melintang dan melengkung.
Anatomi berupa jalinan hifa yang bersekat. Tubuhnya terdiri dari satu sel
atau banyak sel. Selnya berbentuk benang (hifa), dan hifa tersebut akan
bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang kemudian
disebut sebagai miselium.
Berdasarkan literature, dijelaskan bahwa jamur ini biasanya
ditemukan pada kayu yang sudah mati sebagai saproba. Jamur kayu yang
termasuk dalam ordo Hymenomycetes.
Jamur kayu adalah jamur yang dapat menghasilkan basidiospora
yang mempunyai hifa bersekat. Himenum terletak bebas di tubuh buah dan
sudah mulai terbentuk sejak badan buah muda dan bersama-sama dengan
pertumbuhan tubuh buahnya selalu membentuk bagian-bagian baru. Jamur
kayu adalah jamur yang mudah didapatkan apalagi di musim hujan karena
pohon/ kayu mengalami kelembaban. Jamur kayu bereproduksi secara
vegetatif dan generative, secara vegetatif dengan menggunakan spora
vegetatif dan secara generative dengan fragmentasi.
Jamur kayu adalah jamur yang tidak mempunyai batang, dan
biasanya tumbuh diatas batang-batang pohon. Jamur yang baru tumbuh akan
berwarna kuning muda sedikit kecoklatan, namun setelah dewasa akan
berubah menjadi coklat sempurna.
Jamur lingshi adalah jamur yang terkenal sebagai obat. Jamur lingshi
memiliki bentuk seperti kipas, kerak, papan, atau payung. Di dalam family
poraceae dijumpai jamur dari genus poria, polyporus, fomex, dan lenzites,
dacdalia, irpex, dan ganoderma. Badan buah keras, berkayu, berasa pahit,
dan tidak dapat dibuat sebagai bahan makanan, biasanya hanya digunakan
sebagai bahan baku obat. Jamur lingshi hidup pada pohon yang masih hidup,
selain yang sudah mati. Sifat jamur adalah kosmopolitan, yaitu menyerang
semua jenis pohon berkayu.
Menurut Hendritomo (2010:67) di indonesia ada 20 spesies
ganoderma liar, antara lain G. autrale, G. asperlanum, G. amboinense, G.
donkii, G. bgruggemanii, G. chalceum, G. dejongii, G. leytense, G.
horhlenianum, G. mastosporum, G. petchii, G.philippi, G. torpicum, G.
williamsianum, G. venheurnii, G. trulliforme, G. subfornicatum, G.
subresinossum, G. weberrianum, dan G. trulla. Adapun jamur lingshi yang
dibudidayakan adalah lingshi merah (ganoderma lucidum). Tudung jamur
berbentuk kipas atau ginjal dilapisi bahan licin dan keras berwarna cokelat
kemerahan atau hitam violet.

5. Jamur Kancing (Agaricus bisporus)


Klasifikasi :
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Classis : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Familia : Agaricaceae
Genus : Agaricus
Spesies : Agaricus bisporus
(Sumber : Hendritomo , 2010)
Menurut prahastuti (dalam Hendritomo 2010:58) jamur kancing
kurang lebih ada 142 spesies, mulai dari berwarna sangat putih, putih,
sampai agak cokelat. Jenis yang terkenal meliputi A. bitorquis (jamur
bungakancing/kohartake), A. Bisporus(jamur bunga putih/hiratake), A.
placomycetes (haratake-tedoki), A. silvaticus (teri-haratake), A. arvensis, A.
campestris, A. nisvescen, A. Fiardiidan A. osecanus.
Agaricus bitorquis adalah jenis jamur yang dapat hidup pada iklim
panas, sedangkan Agaricus bisporus dan Agaricus campestris adalah jenis
jamur yang dapat hidup pada iklim dingin (Henky 2010:58).

6. Jamur merang
Klasifikasi :
Kingdom : Myceteae
Divisio : Mycota
Classis : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Familia : Pluteaceae
Genus : Volvariella
Spesies :Volvariella volvaceae
(Sumber : Hendritomo , 2010)

Dilihat dari warna tudungnya, jamur merang ada beberapa macam,


yaitu warna putih, bersih, ab-abu, dan hitam. Perbedaan warna tersebut
menandakan perbedaan spesies. Tubuh buah jamur merang muda berbentuk
seperti telur dan berwarna putih kecoklatan sampai hitam. Tubuh jamur
merang diselimuti oleh selubung, yang akan mengembang dan pecah
membentuk cawan atau volva ketika mulai dewasa. Jamur yang mempunyai
cawan tergolong jamur beracun, bila dimakan mentah, volvatoksin akan
menyebabkan orang keracunan,bahkan dapat mematikan. Volvatoksin akan
menjadi netral bila jamur dipanaskan, oleh karena itu, konsumsi jamur
merang harus selalu dimasak terlebih dulu. Diameter tudung dapat mencapai
6,5 cm dan berwarna putih keabu-abuan. Bilah (lamella) pada awal berwarna
putih perlahan berubahmerah muda sejalan dengan kematangan spora. Jamur
merang dikenal sebagai warmmushroom karena hidup dan mampu bertahan
pada suhu yang relatif tinggi, yaitu antara 30-38 dengan suhu optimun pada
35 , kelmbapan 60-80%, dan derajat keasaman (pH) 4,,5-7.

VI. KESIMPULAN
1. Fungi atau jamur adalah nama umum sedangkan nama lainnya disebut
kapang, cendawan atau suung. Jamur termasuk tumbuhan Thallopyta, karena
tumbuhan ini belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daunnya.
2. Jamur tidak mengandung klorofil pada batang dan daunnya. Jamur bersifat
heterotrof yaitu hidup sebagai tumbuhan saprofitik dan parasitik.
3. Jamur makroskopis merupakan jamur yang dapat dilihat secara langsung
tanpa bantuan alat seperti mikroskop.
4. Jamur makroskopis memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan
jamur mikroskopis. Jamur makroskopis dapat dilihat langsung oleh mata.
5. Jamur merupakan organisme yang mirip tumbuhan tetapi tidak memiliki
klorofil.
6. Beberapa jamur makroskopis yang diamati pada pengamatan kali ini yaitu
Jamur Enokitake (Flammulina velutipe), Jamur Tiram (Pleurotus osteatus),
Jamur Kuping (Auricularia polytricha), Jamur Papan (Polyporus giganteus)
dan Jamur Kayu (Ganoderma lucidum).
7. Jamur makroskopis yang diamati memiliki bentuk dan ukuran yang
bermacam-macam. Ada yang bulat, pipih, seperti kuping dan panjang bulat,
seperti payung dan lain-lain.
8. Ciri-ciri jamur yang diamati sudah termasuk sempurna dan mengarah kepada
pencirian jamur basidiomycota. Jamur basidiomycota adalah mempunyai hifa
yang bersekat dengan satu atau dua inti, spora generative berupa spora
basidium yang dibentuk dalam basidium. Spora generative berupa konidium,
umumnya mempunyai tubuh buah yang besar yang disebut basidiokrap
sebagai tempat terbentuknya basidium. Contohnya jamur merang, jamur
kuping, jamur tiram.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Alexopoulos, C.J., C.W.Mims & M. Blackwell (1996), Introductory
Mycology, John Wiley & Sons, Inc., Canada.

Amintarti, Sri. 2017. Penuntun Praktikum Botani Tumbuhan Rendah. PMIPA


FKIP ULM. Banjarmasin.

Djarijah. Nunung Marlina dan Abbas Siregar Djarijah. 2001. Jamur Tiram.

Yogyakarta. Penerbit Kanisius.

David. 2014. Jamur Kayu diakses melalui


http://www.thctotalhealthcare.com/anti-cancer-properties-of-reishi-
ganoderma-lucidum-mushrooms/ pada tanggal 07 November 2017

Dwi, Ryan. 2015. Macam-macam jamur. Diakses melalui


http://macamjamur.blogspot.co.id pada tanggal 7 November 2017.

Lovelles, A.R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.


Jakarta : Gramedia

Taylor F. Lockwood. 2013. Jamur Kuping


(http://www.fungiphoto.com/CTLG/pages/1055-24.html)Diakses pada
tanggal 07 November 2017
Thomas J.Volk. jamur tiram diaksese melalui
http://www.fungiphoto.com/CTLG/pages/1055-24.html pada tanggal 07
November 2017

Tjitrosoepomo, Gembong. 2014. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada


University Press.Yogyakarta.
Gunawan, Agustin W, 2005, Usaha Pembibitan Jamur, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Hendritomo . 2010. Tinjauan Pustaka Umum Jamur. http://eprints.ung.ac.id/.
Diakses 1 November 2018.
Henky. 2010. Tinjauan Pustaka Jamur . http://eprints.ung.ac.id/. Diakses 1 November
2018.

Wardani, Isnaeni, 2010, Budi Daya Jamur Konsumsi, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

LAPORAN PRAKTIKUM VI
BOTANI TUMBUHAN RENDAH
(ABKC 2301)

JAMUR MAKROSKOPIS

Oleh :
Datin Maghfirotul Nadhira
1610119220003
Kelompok II

Asisten Dosen :
Khairunnida Rahma, S.Pd
Khairun Nisa

Dosen Pembimbing :
Dra.Hj. Sri Amintarti, M.Si
Dra. Aulia Ajizah, M.Kes
Nurul Hidayati Utami, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER
2017

LAPORAN PRAKTIKUM VI
BOTANI TUMBUHAN RENDAH
(ABKC 2301)

JAMUR MAKROSKOPIS

Oleh :
Rahmi Murdiyanti
1610119320010
Kelompok VIII

Asisten Dosen :
Khairunnida Rahma, S.Pd
Khairun Nisa

Dosen Pembimbing :
Dra.Hj. Sri Amintarti, M.Si
Dra. Aulia Ajizah, M.Kes
Nurul Hidayati Utami, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER
2017
d)

e) Jamur Kayu (Ganoderma lucidum)


a. Morfologi
Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

Foto pengamatan
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : Dok. Pribadi. 2017)


Foto literatur
Keterangan :
1. Basidiokarp
2. Lamela
3. Miselium

(Sumber : David. 2014)

b. Anatomi
Gambar pengamatan

Foto pengamatan
\

Perbesaran :4 x 10
(Sumber : Dok. Pribadi. 2017 (Kelompok 2))

Anda mungkin juga menyukai