Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era Modern ini banyak masalah-masalah yang menyebabkan
rusaknya lingkungan hidup, sehingga membuat bangsa Indonesia terhalangi
untuk menjadi bangsa yang sejahtera. Salah satu faktor penyebabnya adalah
pembuangan limbah padat atau sampah. Terutama sampah anorganik yang
telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.
Sampah misalnya, banyak orang yang membuang sampah tidak
pada tempatnya, seperti dipinggiran kali, pinggir jalan, bahkan ditempat orang
berbelanja bahan makanan yaitu pasar. Tumpukan sampah menggunung dan
mengeluarkan bau yang tidak sedap. Hal itu sangat mengganggu aktivitas
orang-orang dipasar, tetapi sampah itu menumpuk karena ulah orang-orang itu
sendiri. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tujuan terakhir Sampah
itu diangkut. 
Menurut UU No 18 Tahun 2008, Sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Selanjutnya
yang dimaksud dengan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
Banyak kasus yang disebabkan oleh sampah apabila tidak diolah
secara benar dan tepat, contohnya saja gangguan bau yang menusuk dan
pemandangan (keindahan/kebersihan) yang menarik perhatian panca indera
kita. Berdasarkan hal itu kami merasa perlu untuk mempelajari masalah ini
karenaberhubungan dengan kerusakan alam sekitar dan kesehatan manusia.
Dampak yang ditimbulkan dari pencamaran tersebut tidak hanya bisa
diselesaikan dalam jangka waktu yang sebentar melainkan perlu waktu yang
lama karena efek negatif yang ditimbulkan akan bersifat permanen. Dan
laporan ini membahas observasi lapangan ke TPA Taman Kencana Karang
Intan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode pembuangan sampah di TPA Cahaya Kencana
Kabupaten Banjar ?
2. Bagaimana manajemen dan pengorganisasian di TPA Cahaya Kencana
Kabupaten Banjar ?
3. Bagaimana sarana pengelolaan sampah di TPA Cahaya Kencana
Kabupaten Banjar ?
4. Bagaimana pelaksanaan monitoring kualitas lingkungan di di TPA Cahaya
Kencana Kabupaten Banjar ?
5. Apa saja mikroorganisme yang ada terdapat di sumur pantau TPA Cahaya
Kencana Kabupaten Banjar ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan observasi pada pengelolaan di Tempat Pembuangan
Akhir Sampah (TPA) Cahaya Kencana Kabupaten Banjar.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui metode pembuangan sampah di TPA
Cahaya Kencana Kabupaten Banjar.
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang manajemen dan
pengorganisasian di TPA Cahaya Kencana Kabupaten Banjar.
c. Mahasiswa dapat mengetahui sarana pengelolaan sampah di TPA
Cahaya Kencana Kabupaten Banjar.
d. Mahasiswa dapat mengetahui pelaksanaan monitoring kualitas
lingkungan di di TPA Cahaya Kencana Kabupaten Banjar.
e. Mahasiswa dapat mengetahui mikroorganisme yang ada pada sumur
di TPA Cahaya Kencana Kabupaten Banjar

2
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi praktikan :
a. Melatih diri untuk lebih disiplin dan menyukai kegiatan-kegiatan
lapangan, terutama kegiatan lapangan yang berkaitan dengan
toksikologi lingkungan
b. Sebagai masukan untuk bahan diskusi atau brainstorming bagi
praktikan untuk kemudian menjadi tambahan ilmu pengetahuan,
terutama ilmu yang berkaitan dengan toksikologi lingkungan
2. Manfaat bagi sumber aktivitas/perusahaan
Sebagai masukan bagi sumber aktivitas/perusahaan penyebab zat-zat
toksik yang bisa memicu pencemaran lingkungan (terutama pencemaran
air atau tanah) untuk dapat meningkatkan pengelolaan kualitas air atau
tanah sehingga memperkecil resiko pencemaran lingkungan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sampah

Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Selanjutnya yang dimaksud
dengan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Sementara menurut
Slamet (2002), sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses
alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah
tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Tim Penulis Penebar Swadaya dalam (Salipadang, 2011:6)
menyatakan bahwa sampah adalah “suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis.” Menurut Tandjung dalam (Alex, 2012:3) sampah merupakan
“sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai
semula.” Alex (2012:4) menyimpulkan bahwa sampah adalah “barang yang
tidak berharga, tidak memiliki nilai ekonomis, tidak berguna dan barang
yang sudah tidak diinginkan lagi.”
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sampah
adalah material sisa yang dibuang karena material tersebut dianggap tidak
berharga sehingga tidak digunakan lagi.

B. Pengelolaan Sistem Persampahan


Pengelolaan sampah didefinisikan adalah semua kegiatan yang
bersangkuta paut dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan,
transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan

4
sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi,
teknologi, konservasi, estetika dan faktor-faktor lingkungan lainnya yang
erat kaitannya dengan respon masyarakat.
Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah
didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Kegiatan pengurangan meliputi:
1. Pembatasan timbulan sampah
2. Pendauran ulang sampah, dan atau
3. pemanfaatan kembali sampah

C. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah dimaksudkan sebagai kegiatan operasi
dimulai dari titik pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan
sampah ke TPA atau TPST pada pengumpulan dengan pola individual
langsung atau dari tempat pemindahan (Transfer Depo, transfer station),
penampungan sementara (TPS< LPS, TPS 3R) atau tempat penampungan
komunal sampai ke tempat pengolahan / pembuangan akhir (TPA/TPST).
Permasalahan yang dihadapi dalam pengangkutan sampah adalah sebagai
berikut:
1. Penggunaan waktu kerja yang tidak efisien;
2. Penggunaan kapasitas muat kendaraan yang tidak tepat
3. Rute pengangkutan yang tidak efisien
4. Tingkah laku petugas
5. Aksesibilitas yang kurang baik.

D. Pemilihan Alat Angkut dan Alat Berat Persampahan


Komponen biaya terbesar dalam pengelolaan sampah adalah
penyediaan dan pengoperasian alat-alat berat dan alat-alat angkut
persampahan, mulai dari biaya pembelian, pengoperasian (termasuk gaji

5
operator, bahan bakar, dll), serta pemeliharaan (seperti mekanik, spare parts,
dll).
Ketidak cocokan dalam pemlihan alat-alat angkut untuk
persampah, kurang baiknya pemeliharaan dan kurang terlatihnya operator
dalam mengoperasikan alat angkut dapat menimbulkan terjadinya
kerusakan-kerusakan pada alat tersebut sehingga kesediaan alat angkut yang
beroperasi menadi sangat rendah dan menimbulkan biaya-biaya untuk
perbaikan. Oleh karena itu penting untuk mengetahui pemilihan dan cara
pengoperasian yang benar untuk alat-alat angkut persampahan.
Faktor-faktor yang menentukan pemilihan alat angkutan adalah:
1. Banyaknya timbulan sampah yang akan ditangani
2. Pola pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan sampah
3. Jenis, lebar, serta kondisi kualitas jalan yang akan dilalui
4. Fasilitas yang dimiliki TPS 
5. Dana yang tersedia sehubungan dengan Harga Unit Alat Angkut
6. Rencana pengelolaan persampahan jangka panjang.

E. Penanganan Sampah
Penanganan sampah di sumbernya, yang meliputi
pemisahan/sortasi, penyimpanan, dan pengolahan, merupakan tahap kedua
dalam kegiatan pengelolaan karakteristik sampah. Karena tahap ini dapat
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap karakteristik sampah,
kesehatan masyarakat, serta sikap masyarakat terhadap sistem pengelolaan
sampah, maka sangatlah penting untuk memahami bagaimana sebaiknya
kegiatan penanganan sampah on-site dilakukan.
Berdasarkan SNI 03-3243-2008 tentang Tata Cara Pengelolaan
Sampah Permukiman, maka teknis operasional penanganan sampah di
sumber meliputi:
1. Menerapkan pemilihan sampah organik dan non-organik
2. Menerapkan teknik 3R (reduce, reuse, recycle) di sumber dan TPS

6
F. Pemprosesan Akhir Sampah
Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana
sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul
di sumber, pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman
agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya.
Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar
keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik.
Di lokasi pemrosesan akhir tidak hanya ada proses penimbunan
sampah, tetapi juga wajib terdapat 4 (empat) aktivitas utama penanganan
sampah di lokasi TPA, yaitu (Litbang PU, 2009):
1. Pemilahan sampah
2. Daur ulang sampah non-hayati (an-organik)
3. Pengomposan sampah hayati (organik)
4. Pengurugan/penimbunan sampah residu dari proses di atas di lokasi
pengurangan atau penimbunan (landfill).

7
SOP PEMILAHAN SAMPAH DI TPA CAHAYA
KENCANA

Penempatan Sampah di
Hanggar Pemilahan

Proses Pemilahan

Sampah Basah Sampah Kering

Layak Kompos Tidak Layak


Sampah Pemilahan Plastik
Kompos
yang Tidak Botol,Plastik
Terpakai Gelas,Ember,Kerasan,Kresek,
Kaleng,drum, dll

Proses
Komposting Penimbangan

Pencatatan
Pengemasan
Pupuk Kompos
Pengemasan

Pencatatan
Gudang
Penyimpanan
Residu

Gudang
Penyimpanan Penjualan

Sanitary
8 Landfill
Penjualan
G. Rehabilitasi dan Penutupan TPA
Sebagaimana yang telah diatur dalam UU No. 18 tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, secara tegas telah dinyatakan bahwa metode
pemprosesan akhir sampah harus dilakukan secara sanitary landfill untuk
kota besar/metropolitan dan controlled landfill untuk kota sedang/kecil.
Dengan demikian maka TPA yang selama ini masih dioperasikan dengan
metode open dumping harus dihentikan. Pilihannya apakah TPA tersebut
direncanakan akan ditutup secara permanen dan atau akan direvitalisasi
sebagai lahan pengurugan sampah kembali.
Penutupan TPA dapat dilakukan apabila TPA tersebut telah memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. TPA telah penuh dan tidak mungkin diperluas
2. Keberadaan TPA sudah tidak sesuai lagi dengan RTRW/RTRK

Revitalisasi TPA dapat dilakukan bila TPA tersebut memenuhi kriteria


sebagai berikut:
1. TPA telah menibulkan masalah lingkungan
2. TPA mengalami bencana dan masih layak secara teknis untuk
digunakan
3. Pemerintah kota/kabupaten sulit mendapat calon lahan pengembangan
TPA baru
4. Kondisi TPA masih memungkinkan untuk direhabilitasi
5. TPA masih dapat dioperasikan dalam jangka waktu minimal 5 tahun
6. Memiliki luas lebih dari 2 Ha.
7. Peruntukan TPA masih sesuai dengan RTRW
8. Kesediaan pengelola dan Pemerintah Daerah untuk mengoperasikan
TPA secara controlled landfill/sanitary landfill, dll.

9
H. Sumur Pantau

Sumur pantau di buat dan di gunakan untuk memantau level muka


air tanah, dengan adanya sumber ini maka pemerintah daerah khusus dan
perusahaan-perusahaan yang berkepentingan dalam mengambil air tanah
dapat mengetahui beberapa banyak air tanah pada suatu daerah cekungan
penampungan air tanah yang telah diambil.
Teknis pengambilan dan pemasangan teknologi pemantau level
muka air tanah, adalah dengan cara membuat sumur bor dengan diameter
4-6 meter dan kedalaman yang disesuaikan dengan level lokasi dimana
cekungan air tanah tersebut berada, pada beberapa daerah berkisar antara
100 m s/d 150 m, setelah sumur terbentuk maka akan dilakukan
pemasangan perangkat AWLR (automatic water level recorder) tipe GSM/
GPRS telemetri yang dapat menggunakan sensor jenis tekanan (pressure
transducer) atau tipe pelampung.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 29 Desember 2018
Waktu : 08.00 Wita-Selesai
Tempat : TPA Cahaya Kencana Kabupaten Banjar

B. Jenis Kegiatan
Observasi Pembuangan Akhir Sampah di TPA Cahaya Kencana Kabupaten
Banjar

C. Alat dan Bahan


Alat :
1. Termometer
2. Higrometer
3. pH meter
4. Secchi disc
5. Alat tulis
6. Kamera
7. Aqua gelas
8. Lux meter
9. Anemometer
10. Soiltester
11. Deometer
12. Salino meter

Bahan :

11
Sampel air kolam wetland, anaerobik, fakultatif, biofilter di TPA Cahaya
Kencana.

12
D. Prosedur Kerja
1. Berkunjung ke TPA Cahaya Kencana Karang Intan Kab.Banjar pada
waktu yang ditentukan.
2. Mendengarkan penjelasan dari Pengelola TPA Cahaya Kencana Karang
Intan Kab. Banjar.
3. Melakukan wawancara dengan pengelola TPA Cahaya Kencana Karang
Intan Kabupaten Banjar.
4. Melakukan pengamatan air secara biologi dengan memperhatikan dan
mencatat hasil pengukuran air kolam :
a. Mengukur dan mencatat tingkat kekeruhan air kolam dengan
menggunakan secchi disc.
b. Mengukur dan mencatat tingkat keasaman dengan menggunakan pH
meter.
c. Mengukur dan mencatat kadar oksigen terlarut dalam air kolam
menggunakan deometer.
d. Mengukur dan mencatat salinitas dengan menggunakan salino meter.
e. Mengukur dan mencatat suhu air kolam menggunakan thermometer.
f. Mengukur kecepatan udara dengan menggunakan alat anemometer
g. Mengukur dan mencatat tingkat kelembapan hygrometer.
h. Mengukur cahaya dengan mengunakan alat lux meter.
i. Mendokumentasikan menggunakan kamera

13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Data Umum
Nama TPA : TPA Cahaya Kencana
Nama Pengelola : Adi Winoto
Alamat : Karang Intan Kab.Banjar
Tahun Berdiri : Th 2008
Tahun Berdirinya landfill : Th 2011
TPA Cahaya Kencana terletak di Kecamatan Karang Intan Kabupaten
Banjar. Sejak beroperasi dari tahun 2002 telah memiliki besaran wilayah 6,5 Ha.
Saat ini luasnya telah mengalami peningkatan menjadi 16,5 Ha. Pada tahun 2014
TPA Padang Panjang berganti nama menjadi TPA Cahaya Kencana dan pada
tahun 2015 mendapatkan penghargaan sebagai TPA Terbaik sendonesia untuk
kategori kota kecil.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sudah beroperasi sejak Tahun 2002 dan
diperkirakan sampai tahun 2026
 Status : Milik Pemerintah Kabupaten
 Luasnya : 16,5 Ha
 Masa Layan : 2002 s/d. 2026
 Pengelolaan Sistem : 2002 s/d. 2012 Open Dumping.
2012 Control Landfill dan mengarah kepada
Sanitary Landfill
2014 Sanitary Landfill

14
Struktur Organisasi

2. Sarana Pengelolaan Sampah di TPA Cahaya Kencana di Kabupaten


Banjar
1. Sarana Utama terdiri dari :
a. Unit Pengolahan Sampah
 Lapisan dasar TPA Sampah
 Sistem Perpipaan Lindi
 Sistem Perpipaan Gas Bio
 Lapisan Penutup Sampah
b. Unit Pengolahan Lindi
c. Unit Pengolahan Gas Bio
d. Alat Berat dan Truck Pengangkut Tanah
2. Sarana Penunjang terdiri dari :
a. Pagar, Papan Nama;
b. Jalan akses, jalan operasional dan jalan ramp;
c. Zona Penyangga;
d. Jembatan Timbang;
e. Kantor;
f. Sumur uji;
g. Laboratorium;

15
h. Lokasi cadangan material penutup;
i. Tempat parkir sementara
j. Tanggul, talud, perkuatan tebing;
k. Saluran pelimpas air hujan/ drainase;
l. Bengkel;
m. Hanggar Alat Berat;
n. Tempat cuci kendaraan;
o. Air bersih dan sarana sanitasi;
p. Tempat bahan bakar;
q. Listrik;
r. Pemadam Kebakaran.

3. Unit pengolahan sampah


Unit pengolahan sampah terdiri dari :

1. Lapisan dasar TPA Sampah, terdiri dari lapisan kedap air berupa susunan
tanah asli yang dipadatkan, tanah liat atau lapisan geomembrane.

2. Sistem Perpipaan Lindi, merupakan rangkaian pipa-pipa HDPE perforated


diameter 200 mm dan 150 mm yang dipasang di atas lapisan
geomembrane untuk mengalirkan lindi dari timbunan sampah menuju Unit
Pengolahan Lindi agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya.

3. Sistem Perpipaan Gas Bio, merupakan rangkaian pipa-pipa PVC diameter


100 mm dan 150 mm yang dipasang secara vertikal dan horisontal untuk
menangkap gas methane yang dihasilkan dari timbunan sampah.

4. Lapisan Penutup Sampah, merupakan material yang tidak kedap air untuk
menutup timbunan sampah sehari-hari atau selama periode tertentu
sehingga dapat memutuskan daur hidup vektor penyakit serta
meminimalkan dampak bau dari timbunan sampah.

16
4. Unit Pengolahan Lindi

Unit Pengolahan Lindi yang paling umum digunakan adalah sistem kolam yang
terdiri dari:

1. Kolam Equalisasi
2. Kolam Anaerobik
3. Kolam Fakultatif
4. Kolam Maturasi
5. Wetland
Selain itu terdapat pula unit pengolahan lindi yang menggunakan sistem
lainnya seperti ABR, Kolam Aerasi dan Kolam Biofilter.

ALTERNATIF RANGKAIAN UNIT PROSES dan/atau UNIT OPERASI


Aternatif 1 Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan Biofilter
Aternatif 2 Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi, dan Landtreatment/Wetland

Aternatif 3 Anaerobik Baffeled Reactor (ABR) dengan Aerated Lagoon

1. Kolam ANAEROBIK

Pada kolam Anaerobik, proses berjalan secara anaerob. Oleh karena itu
umumnya kolam anaerobik cukup dalam dan pada permukaannya terdapat
lapisan yang mencegah masuknya sinar matahari sehingga memungkinkan
terjadinya kondisi anaerob.

Kolam Anaerobik yang seimbang proses pengolahannya menunjukkan warna


hitam keabu-abuan. (Water for the World, Technical Note No.SAN.2.0.5)

Perubahan warna biasanya menandakan suatu perubahan air buangan yang


masuk ke kolam. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan beban
pengolahan, air hujan atau air bawah permukaan yang masuk ke dalam dasar
TPA atau dasar kolam pengolah, atau bahan-bahan seperti minyak, bahan

17
kimia, atau darah binatang. Apapun yang terjadi perlu diketahui penyebabnya
untuk menentukan tindakan yang diperlukan.

2. Kolam FAKULTATIF

Pada kolam Fakultatif, oksigen harus tersedia untuk bakteri aerobik. Oksigen
ini tersedia melalui proses photosintesis dan sampai tingkat yang lebih rendah
melalui reaerasi kolam. Photosynthesis dilakukan oleh Algae (ganggang)
dengan menggunakan sinar matahari sebagai energi untuk mengkonversi
karbondioksida dan air menjadi sel-sel baru dimana proses pembentukan sel-
sel baru tersebut menghasilkan oksigen (O2) sebagai produk sampingan (by-
product). Oksigen tersebut akan larut dalam air dan digunakan oleh
bakteriuntuk menguraikan limbah.

Bakteri dan ganggang (Alga) bekerja sama dalam kolam stabilisasi. Algae
memproduksi oksigen yang dibutuhkan bakteri dan sebaliknya bakteri
menghasilkan karbondioksida dan senyawa lain yang dibutuhkan oleh Alga.

Bakteri proses aerobik membutuhkan oksigen terlarut untuk menguraikan


limbah organik. Ketika penguraian secara aerobik berlangsung, maka
dihasilkan karbondioksida dan bakteri baru. Jika ada sinar matahari alga dapat
menggunakan karbondioksida untuk hidup dan bereproduksi.

3. Kolam MATURASI

Kolam ini menerima efluen dari kolam fakultatif. Ukuran serta jumlahnya
tergantung pada kebutuhan kualitas bakteriologi di efluen akhir.

Kolam maturasi adalah kolam dangkal (1.0-1.5 m) dan stratifikasi vertikalnya


kurang dan seluruh volume kolamnya mengalami oksigenasi sepanjang hari.

Populasi alganya lebih beragam daripada yang ada di kolam fakultatif. Fungsi
utama kolam maturasi ditujukan untuk penyisihan mikroorganisme pathogen.
Virus dan bakteri mengendap dan terperangkap dalam lumpur.

18
Cahaya matahari yang menembus sampai kedalaman 50 cm dari permukaan
kolam akan membunuh bakteri dan virus. (Ashworth & Skinner, Power and
Water Corporation, 2011).

4. Kolam WETLAND

Wetland secara umum digunakan untuk penyempurnaan dari effluent


pengolahansekunder dimana wetland dirancang untuk menyisihkan zat organic
sebagai biochemical oxygen demand BOD, padatan tersuspensi (SS), nutrient
dan logam berat.

Jenis –Jenis tanaman untuk Wetland:

Untuk memaksimalkan kemampuan pengolahan dari wetland, dipilih tanaman


alang-alang air yang memiliki akar serabut padat dan panjang dimana akar
tersebut berfungsi sebagai Saluran pengirim Oksigen ke dasar wetland untuk
membantu reaksi Aerobik sehingga tidak menghasilkan bau.Media pelekatan
mikroorganisme pengurai polutan, sehingga akar berfungsi sebagai filter
biologis. Penyerap (absorben) untuk nutrient (unsure hara) dalam air buangan
dan juga logam.

5. Kolam BIOFILTER

Biofilter adalah pengembangan dari anaerobik baffled reactor yang


menggunakan media lekat mikroba dimana pertumbuhan mikroba ditandai
dengan adanya lendir pada permukaan media lekat.

Dibanding sistem pengolahan dengan mikroba tersuspensi, sistem media lekat


memungkinkan biomassa yang lebih stabil karena mikroba bertahan melekat
pada permukaan media dan tidak mudah tersapu akibat kenaikan debit inlet.

19
5. Parameter lingkungan

Nama Pengulangan Baku Mutu


No Kegunaan Alat Satuan Kisaran (Literatur)
Alat I II III
1 pH Mengukur pH 7 7,9 7,9 7 - 7,9 6,5 – 9,0
Meter derajat

20
keasaman,
kebasaan, atau
normal pada
air
Mengukur
Hygro
2 kelembaban % 65 71 68 65-71 50 – 80 %
meter
udara
Mengukur pH 5,7 -
pH 6,9 6,0 5,7 <4,0 ; >7
tanah 6,9
Soiltes
3 Mengukur
ter Kelemb
kelembaban 57 56 58 56-58 90 %
aban
tanah
Min Min Min
0,0 0,0 0,0
Max Max Max
0,4 0,9 1,3

Min Min Min


Mengukur
Anemo 0,0 0,0 0,0 0,0 –
4 kecepatan m/s 8 m/s
meter Max Max Max 1,7
angin
0,5 0,3 1,7

Min Min Min


0,0 0,0 0,0
Max Max Max
3 1,2 1,2
Min
1360
0 Min Min
Max 17980 17350
>200 Max Max
00 6960 >2000
0
Min Min
Mengukur 3360 7160 Min
Lux 3360 -
5 intensitas Lux Max Max 9520 200 Lux
meter >20000
cahaya 1199 13740 Max
0 13620
Min
Min 15480 Min
1538 Max 12040
0 >2000 Max
Max 0 18210
>200
00
6 Termo Mengukur ⁰C 31 30 29 29-31 18-28⁰C

21
derajat suhu di
meter
lingkungan
Dissol
Mengukur
ved
kadar oksigen
7 Oxyge mg/L 0,2 - - 0,0-0,2 5 ppm
terlarut dalam
n
air
Meter
4 - -
Mengukur
tingkat 6 - -
masuknya
Secchi
8 cahaya ke Cm 12 - - 4-12 ≥ 100 cm
disk
dalam air atau
mengukur 16 - -
kejernihan air
11,5 - -
Mengukur
tingkat
Salino keasinan atau
9. Ppt 32 33 32 32-33 0
meter kadar garam
terlarut dalam
air

22
B. Pembahasan

Berdasarkan survey yang telah dilakukan di TPA Cahaya Kencana


Kabupaten Banjar, maka dapat kita ketahui :
1. Manajemen dan Pengorganisasian
a. Operasi pemprosesan akhir sampah di TPA Taman Kencana Kabupaten
Banjar sudah berjalan dengan baik dan benar menurut kaidah yang telah
ditetapkan
b. Operasi pemrosesan akhir sampah sudah berjalan secara kontinu
c. Kepala TPA dapat mengantisipasi segala permasalahan yang muncul di
lapangan dengan cepat, tanpa harus mengganggu kinerja operasi
penimbunan
d. Sudah tercapainya efisiensi sumber daya yang dibutuhkan dan
tercapainya efektifitas kerja secara maksimal dengan sesuai bidang kerja
masing-masing.

2. Sarana dan Pengelolaan Sampah


a. Sarana
Sarana pengelolaan sampah di TPA Taman Kencana di Kabupaten
Banjar seperti unit pengolahan sampah, unit pengolahan lindi, unit
pengolahan gas bio, alat berat, truck pengangkut tanah dan sarana
penunjang lainnya sudah tersedia dengan cukup yang sesuai dengan
fungsinya dan terpelihara dengan baik.
b. Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah di TPA Taman Kencana di Kabupaten Banjar sudah
berjalan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Kerja) dan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga.

23
Secara garis besar sarana dan prasarana di TPA meliputi :
 Penanganan Sampah :

Pos Jaga

Jembatan Timbang
1. Jemb

Pemilahan

Sanitary Landfill Bank Sampah 3R Komposting


n

 Penanganan lindi

Sanitary Landfill Kolam Anaerobik Kolam Aerasi Kolam Biofilter

Kolam wetland
SumurP
antau
Kolam kebadan air

 Gas Metan

50 KK (Desa Padang Panjang) 2013


Kampung Metan
50 KK (Desa Sungai Landas) 2014

Gas Metan Bahan bakar TPA ( Flaring )

Genset/Listrik ( PJU )

24
 3R (Reuse-Reduce-Recycle)

Diolah ( Ban bekas/botol-botol plastik )

3R (Reuse-Reduce-Recycle)

Di jual

 Komposting Dinas Pertanian

Komposting Sekolah-sekolah

Instansi yang membutuhkan

Di jual

25
3. Monitoring Kualitas Lingkungan
Monitoring Kualitas Lingkungan di TPA Taman Kencana Kabupaten
Banjar sudah sangat baik, yang bertujuan untuk memastikan operasional TPA
berlangsung secara optimal sehingga tidak merusak atau mencemari
lingkungan.

Gambar : Skema Monitoring Kualitas Lingkungan


Untuk pemantauan (monitoring) kualitas air tanah, air lindi, udara dan
vektor penyakit dilakukan secara berkala 1 tahun sekali sesuai dengan
dokumen AMDAL/UKL-UPL. Setelah dilakukan pengukuran kemudian
dibandingan dengan peraturan yang berlaku, diantaranya :
1. Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Air Bersih.
2. Peraturan Pemerintah No. 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara.

4. Parameter Lingkungan Sumur Pantau


Berdasarkan hasil pegukuran dengan menggunakan beberapa parameter
lingkungan, maka didapatkan data sebagai berikut. Pada pengukuran
menggunakan Secchi disc maka diketahui bahwa tingkat kejernihan air pada
sumur pantau ini mencapai 136 cm. angka ini menunjukkan tingkat kejenihan
yang bagus, dimana diketahui bahwa air dalam sumur pantau ini telah melalui

26
berbagai proses pemurnian air dari beberapa kolam sebelumnya sehingga air
pada sumur ini dapat dikatakan telah bersih dalam kategori warna airnya.
Kemudian, dilakukan pengukuran terhadap kelembaban udara dengan
alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kelembaban udara pada daerah
pengamatan yaitu dengan menggunakan alat Hygrometer sehingga diketahui
tingkat kelembaban di sekitar lokasi pengamatan adalah 84. Angka yang
ditunjukkan tergolong rendah, hal ini berkaitan dengan tingkat pengukuran
temperatur udara berikut.
Pengukuran tingkat keasaman air atau pH menggunakan pH meter
sehingga diketahui tingkat keasaman air sumur yaitu 8,0 yang berarti air sumur
dapat dikatakan basa. Hal yang menyebabkan air menjadi basa mungkin
fidrbabkan karena air ini pernah melalui kolam aerobik dimana unsur-unsur
karbon yang terdapat pada air telah digunakan berbagai mikroba untuk
metabolisme tubuh dari mikroba sendiri pada kolam sebelumnya.
Dan yang terakhir dilakukan pengukuran terhadap temperatur lingkungan
sekitar lokasi pengamatan dengan menggunakan thermometer dan hasil
pengukuran menunjukkan temperatur di sekitaran lokasi pengamatan yaitu
290C, dimana dengan suhu setinggi ini dapat dikatakan tinggi hal ini mungkin
disebabkan karena saat pengambilan sampel air dilakukan pada saat siang hari
dan cuacanya panas. Hal ini juga berkaitan dengan kelembaban udara yang
rendah, karena temperatur udara berbanding terbalik dengan tingkat
kelembaban udara, dengan temperatur udara yang tinggi sehingga kelembaban
udara rendah .

27
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode pembuangan sampah TPA Cahaya Kencana di Kabupaten Banjar
adalah Sanitary Landfill.
2. Manajemen dan Pengorganisasian di TPA Cahaya Kencana di Kabupaten
Banjar sudah berjalan dengan baik, yaitu tercapainya efektifitas kerja
secara maksimal dengan sesuai bidang kerja masing-masing dan sumber
daya yang sudah terpenuhi.
3. Sarana dan pengelolaan Sampah
a. Sarana
Sarana di TPA Cahaya Kencana di Kabupaten Banjar sudah tersedia
dengan cukup sesuai dengan fungsinya dan terpelihara dengan baik.
b. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah di TPA Cahaya Kencana di Kabupaten Banjar
sudah berjalan sesuai Standar Operasional Kerja (SOP) dan sesuai
dengan PP. No 81 Tahun 2012 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
4. Monitoring Kualitas Lingkungan di TPA Cahaya Kencana Kabupaten
Banjar sudah sangat baik, dilakukan secara berkala 1 tahun sekali sesuai
dengan dokumen AMDAL/UKL-UPL
5. Mikroorganisme yang di dapat dari sampel air di sumur pantau adalah
Chlorococcum sp dan Mougeotia sp

B. Saran
Demi sukses nya semua program persampahan yang dicanangkan,
segera lakukan sosialisasi gerakan pemilahan sampah rumah tangga dan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis
masyarakat.

28
DAFTAR PUSTAKA

Dianantari, A. 2013. Alga Air. (dalam)


https://ajengdianantari.wordpress.comlaporanpraktikum alga.2013
(diakses 02 Januari 2019)

Herwono. 2007. Pengertian Sampah. (dalam) http://lwww.jala-sampah.or.id/


(diakses 02 Januari 2019)

Ningrum, P. 2013. Identfikasi Thallophyta (dalam)


http://purwaningrumpier.blogspot.co.id/2013/06/identifikasi-
thallophyta.html (diakses 02 Januari 2019)

Nugraha, Sandi. Sampah. diakses dalam http://sandinugraha@sumurpantau.com


(diakses pada 02 Januari 2019)
Profil TPA Taman Kencana Karang Intan Kab.Banjar

Rahim, abdul. 2009. Polusi atau pencemaran lingkungan. (dalam)


http://gurungeblok.wordpress.com/2009/01/13/polusi/-atau-
pencemaran lingkungan/ (di akses 02 Januari 2019).

Rahman, apria. 2010. Pengertian sampah. Jakarta. (dalam)


http://ardansirodjuddin.wordpress.com/2008/08/05/pemanfaatan-
sampah/ (di akses  23 Desember 2018).

Tjitroesoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Universitas Gadjah


Mada, Yogyakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai