Anda di halaman 1dari 4

Nama TPA/TPST: TPA Jatibrang

Ijin Lingkungan: Ada

Penjelasan Ijin Lingkungan: Adendum, Andal dan RKL-RPL TPA Jatibarang Semarang Rencana
Pembangunan PLTSA 2017

Penanggung Jawab: Kepala UPTD TPA Jatibarang

Tahun Mulai Beroperasi: 1992

Luas TPA: 46.00Ha

Luas Terpakai: 25.00Ha

Jumlah Sampah Yang Dikelola: 850.00Ton/hari

Sisa Umur TPA (Tahun): 8

Pengembangan Teknologi: Ada

Penjelasan Pengembangan Teknologi: PLTSA, Gas Methan, Insenerator Gasifikasi dan Pierolisis

Jarak Ke Perumahan: 2.00Km

Jarak Ke Badan Air: 1.00Km

Jarak Ke Pantai: 10.00Km

Fasilitas Pengolahan Lindi (Ada/Tidak): ada

Sumur Pantau (Ada/Tidak): ada

Keterangan: PLTS 2.1 MW, Gas Methan 600 m3/hari, Kapsitas Total PLTSA dengan proses insenerasi 20
MW

Status (Aktif/Tidak Aktif): Aktif

Jenis Fasilitas: TPA

Sistem Operasional: Sanitary Landfill

Permasalahan yang Terjadi di TPA Jatibarang


TPA Jatibarang merupakan tempat pembuangan akhir dengan sistem controlled landfill,
yang terletak di Dusun Bambankerep, Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota
Semarang. TPA Jatibarang sendiri memiliki luas sekitar 46,183 Ha. Setiap harinya sampah
yang masuk di TPA ini sudah mencapai 1200 ton.
Pengelolaan dan pemisahan sampah yang ada di TPA Jatibarang belum maksimal
dikarenakan sampah dipilah sendiri oleh masyarakat sekitar TPA Jatibarang guna dijual
kembali. Sedangkan sampah lainnya langsung diurug.
Di TPA Jatibarang juga terlihat hewan ternak sapi yang dibiarkan memakan sampah
organic secara bebas dan kotorannya dibiarkan begitu saja. Belum ada petugas yang
memantau kesehatan hewan ternak sapi yang sudah memakan sampah organic tersebut.
TPA Jatibarang memiliki truk pengangkut sampah dengan bak terbuka atau memiliki
jaring yang tidak menutupi seluruh sampah yang ada di bak sampah. Sehingga terkadang
banyak sampah yang jatuh berceceran. Truk pengangkut sampah juga belum memiliki
penampung air lindi atau air sampah. Kebersihannya juga belum diperhatikan.

Dampak yang Ditimbulkan dari TPA Jatibarang bagi Lingkungan Sekitar


Dari permasalahan-permasalahan yang ada di TPA Jatibarang menimbulkan dampak
lingkungan yang negatif di lingkungan sekitar TPA Jatibarang. Berikut beberapa dampak
lingkungan yang negatif di TPA Jatibarang :
Timbulnya polusi tanah, polusi air, dan polusi udara yang mencemari lingkungan masyarakat
sekitar TPA Jatibarang. Selain mencemari air, pembuangan limbah atau sampah juga
dapat menghambat proses air tanah dan tentu saja ini merupakan sebuah kabar buruk
mengingat air tanah sangatlah penting bagi manusia. Sampah juga dapat mencemari
tanah dan menjadikannya tidak sehat.
Kemungkinan terjadi penyebaran penyakit dari hewan ternak sapi yang dibiarkan bebas
tanpa adanya pemantauan terhadap pola makan dan kotorannya. Sapi pemakan sampah
kemungkinan daging terkontaminasi penyakit. Daging sapi bisa mengandung logam
berat hingga berbahaya. Selain terkontaminasi logam berat, sapi pemakan sampah
berisiko terkena penyakit infeksi bakteri dan virus.
Sampah yang terjatuh dari truk pengangkut sampah di lingkungan masyarakat menyebabkan
bau tidak sedap. Bau tidak sedap yang ditimbulkan dapat mengganggu aktivitas warga.
Hal ini tentunya menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi warga sekitar TPA
Jatibarang.
Air lindi yang masih menetes dari truk pengankut sampah menyebabkan jalan menjadi licin
dan berbau. Air lindi atau air sampah merupakan suatu cairan yang dihasilkan dari
pemaparan air hujan pada timbunan sampah. Lindi mengandung mikroba dan berbagai
macam mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Lindi tersebut berbau,
dan jika tidak ditangani dengan baik, akan terserap tanah dan mencemari air di sekitar
tumpukan sampah.
Kurangnya perhatian pada kebersihan truk pengankut sampah dapat meyebabkan polusi
udara di lingkungan masyarakat. Seharusnya perawatan pada truk sampah rutin
dilakukan, karena truk yang tidak terawat dapat menyebabkan polusi udara, selain itu
jika perawatan tidak dilakukan secara rutin, maka resiko kerusakan yang terjadi pada
truk sampah akan semakin besar dan akan menyebabkan terbuangnya anggaran karena
harus membeli truk sampah yang baru

Cara Mengatasi Permasalahan Lingkungan yang Terjadi di TPA Jatibarang


Dari dampak-dampak yang ditimbulkan dari TPA Jatibarang bagi lingkungan sekitar,
berikut ini adalah cara mengatasi permasalahan tersebut :
Perlu adanya pendampingan dari Dinas Peternakan guna memantau kesehatan dan
pengelolaan kotoran hewan ternak sapi di TPA Jatibarang.
”Kepala DLH Kota Semarang, Muthohar mengatakan, pihaknya akan merelokasi sapi-
sapi yang ada di TPA Jatibarang. DLH akan menyediakan tempat tersendiri yang
dilengkapi dengan rumput dan air agar sapi tidak mengonsumsi sampah yang
menggunung di TPA.”(Dikutip dari Tribun Jateng; 22 April 2019).
Perawatan dan perbaikan armada truk pengangkut sampah sehingga sampah dapat diangkut
secara maksimal dan tidak berjatuhan di jalan.
Penambahan pengaman air lindi pada truk pengangkut sampah sehingga air lindi atau air
sampah dapat tertampung hingga TPA Jatibarang dan tidak menetes di sepanjang jalan
menuju TPA Jatibarang.
Pembersihan armada truk pengangkut sampah yang dilakukan secara rutin.
Pemberian hewan ternak sapi kepada masyarakat sekitar TPA Jatibarang.
Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Sampah guna mengurangi volume sampah
plastic. “Pihak penanggungjawab mengklaim saat ini dalam proses penyelesaian.
“Pertengahan April 2019 ini, sistem pengelolaan gas metana dari sampah tersebut akan
dilakukan uji coba. Apabila berhasil, dan pengelolaan sampah,” kata Kepala Dinas
tentunya ini merupakan prestasi tersendiri bagi Pemkot Semarang dalam penanganan
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Muthohar, Selasa (9/4/2019)” (Dikutip dari
Jateng Today; 9 April 2019).

Anda mungkin juga menyukai