Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Minum

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA
STTL “YLH”
NO. DOC : 1 /BEDP/DESEMBER/2015
YOGYAKARTA
TANGGAL : 5 JANUARI 2016
KONSEP PENGOLAHAN AIR GAMBUT MENJADI AIR
MINUM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI REVISI :1
MEMBRAN ULTRAFILTRASI (UF) HAL : Page 1 of 68
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS DOKUMEN BASIC ENGINERING DESIGN PACKAGE
(BEDP)
NAMA PENYUSUN : NDARI FITRIYANI (13314370)
NINGRUM DESTI DWI APSARI (13314372)
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA 1 (S1)
PROGRAM STUDI : TEKNIK LINGKUNGAN
JUDUL DOKUMEN :
KONSEP PENGOLAHAN AIR GAMBUT MENJADI AIR MINUM DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN ULTRAFILTRASI (UF)
D.I. Yogyakarta, 15 desember 2015
Disetujui oleh,
Dosen Pengampu
Mata Kuliah Basic Engineering Design Package
Ir. PRAYITNO, M.Eng

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA NO. DOC : 1 /BEDP/DESEMBER/2015
YAYASAN LINGKUNGAN HIDUP
YOGYAKARTA
REVISI :1
MINUM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI HAL : Page 2 of 68
MEMBRAN ULTRAFILTRASI (UF)
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................................i
Halaman Pengesahan..........................................................................................................1
Daftar Isi.............................................................................................................................2
Ringkasan Eksekutif...........................................................................................................4
BAB I Pendahuluan............................................................................................................6
A...............................................................................................................Latar Belakang
................................................................................................................................6
B.........................................................................................................................Tujuan
................................................................................................................................6
C........................................................................................................................Manfaat
................................................................................................................................6
BAB II Tinjauan Pustaka....................................................................................................8
A....................................................................................................................Air Gambut
................................................................................................................................8
B.................................................................................................Pengolahan Air Gambut
...............................................................................................................................10
C.....................................................................................................Alternatif Pengolahan
...............................................................................................................................14
YOGYAKARTA
REVISI :1
BAB III Rencana Dasar.....................................................................................................16
A. Alternatif Pengolahan Unit Proses dan Unit Operasi.............................................16

B. Bangunan Penunjang..............................................................................................18
BAB IV Kriteria Desain....................................................................................................21
A. Kriteria Disain dipilih untuk Tiap-Tiap Unit Pengolahan.......................................21

B. Dosis Kimia dipakai................................................................................................25
BAB V Perhitungan Desain...............................................................................................27
A....................................................................................Perhitungan Kapasitas Produksi

...............................................................................................................................27
B.............................................................................................Perhitungan Tiap-tiap Unit
...............................................................................................................................29
BAB VI RAB.....................................................................................................................50
A.Rekapitulasi Pembangunan Instalansi Pengolahan Air Minum...............................50

B. Rencana Anggaran Biaya........................................................................................51
BAB VII Studi Kelayakan Usaha......................................................................................56
A. Analisa Kelayakan Usaha.......................................................................................56

B. Rekap Analisa.........................................................................................................60
C. Analisa Keuangan...................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................65
LAMPIRAN
YOGYAKARTA
REVISI :1

MINUM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI
Kapasitas Produksi : 2732068,8 m3/tahun
Ringkasan Eksekutif
Lahan gambut merupakan suatu ekosistem yang unik dan rapuh, karena lahan tersebut
berada pada suatu lingkungan rawa, yang terletak dibelakang (Backswamp) tanggul sungai
(Levee). Oleh karena dalam lingkungan rawa, maka lahan tersebut senantiasa tergenang dan
tanah yang terbentuk pada umumnya merupakan tanah yang belum mengalami perkembangan
seperti tanah-tanah alluvial (Entisols) dan tanah-tanah yang berkembang dari tumpukan bahan
organik, yang lebih dikenal sebagai tanah gambut atau tanah organik (Histosols).
YOGYAKARTA
REVISI :1
Teknologi Membran Ultrafiltrasi (UF) merupakan salah satu terobosan teknologi

yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan dalam pengolahan air bersih. Sifat
membran yang sangat selektif telah terbukti mampu rnemisahkan berbagai kontaminan dari
dalam air sehingga diperoleh air yang bersih, baik secara fisik, kimia maupun biologi dan
bahkan aman untuk dikonsumsi. Penggunaan teknologi ini memerlukan biaya yang besar dan
unit yang digunakan harus sesuai dengan kapasitas produksi yang ada .
Dalam hal pra-rancangan ini, direncanakan untuk melayani 36000 kk (1kk =
5orang).
1.Nama Perusahaan : PT. UNSTOPPABLE
2.Alamat Kantor : Jl. Mawar 29c
3.Nama Proyek : Konsep Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Minum

Dengan Menggunakan Teknologi Membran
Ultrafiltrasi (Uf)
4.Alamat Pabrik : Jl. Mercusuar 92
5.Total Investasi : Rp2,860,338,000.00
6.Analisa Kelayakan : ROI before taxes = 17,48%
ROI after taxes = 12.23%
BEP = 57.75%
SDP = 21.95%
POT before taxes = 3.64 tahun
POT after taxes = 4.50 tahun
7. Manfaat perekonomian : Menyerap tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan

masyarakat
YOGYAKARTA
REVISI :1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lahan gambut merupakan suatu ekosistem yang unik dan rapuh, karena lahan
tersebutberada pada suatu lingkungan rawa, yang terletak dibelakang (Backswamp)
tanggul sungai (Levee). Oleh karena dalam lingkungan rawa, maka lahan tersebut
senantiasa tergenang dan tanah yang terbentuk pada umumnya merupakan tanah yang
belum mengalami perkembangan seperti tanahtanah alluvial (Entisols) dan tanah-tanah
yang berkembang dari tumpukan bahan organik, yang lebih dikenal sebagai tanah gambut
atau tanah organik (Histosols).
YOGYAKARTA
REVISI :1
Indonesia memiliki lahan rawa yang cukup luas dan sebagian besar lahan rawa
tersebut merupakan gambut yang tersebar terutama di Sumatera, Kalimantan dan Papua.
Tanah gambut terbentuk oleh lingkungan yang khas yaitu rawa atau suasana genangan
yang terjadi hamper sepanjang tahun.
Tanah gambut di Indonesia belum dikelola dengan baik karena pemahaman atas
karakteristik ekosistem rawa belum diketahui secara utuh. Aktivitas penebangan dan
pengangkutan kayu serta pembukaan lahan rawa gambut untuk pertanian dilakukan
dengan membuat saluran drainase untuk mengatur muka air tanah, hal ini menyebabkan
terjadi penurunan muka air tanah dan perubahan ekosistem rawa, sehingga mengakibatkan
perubahan karakteristik lahan gambut. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penurunan muka air tanah terhadap
karakteristik tanah gambut sehingga dapat diketahui sejauh mana perubahan yang terjadi.
B. TUJUAN DESAIN
1. Mengolah sumber air gambut menjadi air minum yang sampai saat ini belum
umum dilakukan.
2. Menemukan terobosan terbaru dalam mengolah sumber air baku air gambut
menjadi air minum.
3. Mencari alternatif pengolahan air minum dengan sumber air baku air gambut
yang dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.
4. Agar mahasiswa khususnya yang mengambil matakuliah pb.pam paham dan
mengerti
tujuan dari mata kuliah ini.
C. MANFAAT DESAIN
YOGYAKARTA
REVISI :1
1. Untuk memberikan alternatif pengolahan air gambut menjadi air minum dari
identifikasi karakteristik air gambut itu sendiri.
2. Untuk mengaplikasikan ilmu teknik lingkungan dalam pengolahan air gambut
menjadi air minum.
3. Mahasiswa paham dan mengerti mengenai unit pengolahan air minum
khususnya untuk air baku air gambut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. AIR GAMBUT
Karakteristik Air Gambut
Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah berawa maupun
dataran rendah terutama di Sumatera dan Kalimantan, yang mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut (Kusnaedi, 2006) :
a. Intensitas warna yang tinggi (berwarna merah kecoklatan)
b. pH yang rendah
c. Kandungan zat organik yang tinggi
d. Kekeruhan dan kandungan partikel tersuspensi yang rendah
e. Kandungan kation yang rendah
Warna coklat kemerahan pada air gambut merupakan akibat dari tingginya
kandungan zat organik (bahan humus) terlarut terutama dalam bentuk asam humus dan
YOGYAKARTA
REVISI :1
turunannya. Asam humus tersebut berasal dari dekomposisi bahan organik seperti daun,
pohon atau kayu dengan berbagai tingkat dekomposisi, namun secara umum telah
mencapai dekomposisi yang stabil (Syarfi, 2007). Dalam berbagai kasus, warna akan
semakin tinggi karena disebabkan oleh adanya logam besi yang terikat oleh asam-asam
organik yang terlarut dalam air tersebut. Struktur gambut yang lembut dan mempunyai
pori-pori menyebabkannya mudah untuk menahan air dan air pada lahan gambut tersebut
dikenal dengan air gambut. Berdasarkan sumber airnya, lahan gambut dibedakan menjadi
dua yaitu (Trckova, M., 2005) :
1. Bog
Merupakan jenis lahan gambut yang sumber airnya berasal dari air hujan dan
air permukaan. Karena air hujan mempunyai pH yang agak asam maka setelah
bercampur dengan gambut akan bersifat asam dan warnanya coklat karena terdapat
kandungan organik.
2. Fen
Merupakan lahan gambut yang sumber airnya berasal dari air tanah yang
biasanya dikontaminasi oleh mineral sehingga pH air gambut tersebut memiliki pH
netral dan basa. Berdasarkan kelarutannya dalam alkali dan asam, asam humus
dibagi dalam tiga fraksi utama yaitu (Pansu, 2006) :
3. Asam humat
Asam humat atau humus dapat didefinisikan sebagai hasil akhir dekomposisi
bahan organik oleh organisme secara aerobik. Ciri-ciri dari asam humus ini antara
lain:
a) Asam ini mempunyai berat molekul 10.000 hingga 100.000 g/mol
(Collet, 2007).
b) Merupakan makromolekul aromatik komplek dengan asam amino,
gula amino, peptide, serta komponen alifatik yang posisinya berada antara
kelompok aromatik (Gambar 2.1).
c) Merupakan bagian dari humus yang bersifat tidak larut dalam air pada
kondisi pH < 2 tetapi larut pada pH yang lebih tinggi.
d) Bisa diekstraksi dari tanah dengan bermacam reagen dan tidak larut
dalam larutan asam.
YOGYAKARTA
REVISI :1
e) Asam humat adalah bagian yang paling mudak diekstrak diantara

komponen humus lainnya.
f) Mempunyai warna yang bervariasi mulai dari coklat pekat sampai abu-
abu pekat.
g) Humus tanah gambut mengandung lebih banyak asam humat
(Stevenson, 1982).
h) Asam humus merupakan senyawa organik yang sangat kompleks, yang
secara umum memiliki ikatan aromatik yang panjang dan nonbiodegradable
yang merupakan hasil oksidasi dari senyawa lignin (gugus fenolik).
Karakteristik Air Gambut yang akan diolah
NO PARAMETER UNIT KADAR MAX AIR BAKU
1 Warna TCU 15 25
2 Bau Tdk berbau -
3 Rasa Tdk berasa acid
4 pH 6,5 - 8,5 5
5 Kekeruhan NTU 5 2
O
6 Temperatur C 3 28
7 TDS mg/L 1000 300
8 Fe mg/L 0,3 2
9 Mn mg/L 0,1 <0,1
10 Zn mg/L 3 0,7
11 E. Coli jml/100ml 0 -
12 Coliform jml/100ml 0 -
YOGYAKARTA
REVISI :1
Baku mutu : KEP.MENKES RI NO.492/MENKES/PER/IV/2010
Data sekunder diambil dari hasil penelitian contoh air gambut di daerah Jambi
B. PENGOLAHAN AIR GAMBUT

Karakteristik air gambut seperti yang telah disebutkan di atas menunjukkan
bahwa air gambut kurang menguntungkan untuk dijadikan air minum bagi masyarakat di
daerah berawa. Namun karena jumlah air gambut tersebut sangat banyak dan dominan
berada di daerah tersebut maka harus bisa menjadi alternatif sumber air minum
masyarakat. Kondisi yang kurang menguntungkan dari segi kesehatan adalah sebagai
berikut :
1. Kadar keasaman pH yang rendah dapat menyebabkan kerusakan gigi dan sakit
perut.
2. Kandungan organik yang tinggi dapat menjadi sumber makanan bagi
mikroorganisma dalam air, sehingga dapat menimbulkan bau apabila bahan
organik tersebut terurai secara biologi, (Wagner, 2001).
3. Apabila dalam pengolahan air gambut tersebut digunakan klor sebagai
desinfektan, akan terbentuk trihalometan (THM’S) seperti senyawa argonoklor
yang dapat bersifat karsinogenik (kelarutan logam dalam air semakin tinggi bila
pH semakin rendah), (Wagner, 2001).
4. Ikatannya yang kuat dengan logam (Besi dan Mangan) menyebabkan
kandungan logam dalam air tinggi dan dapat menimbulkan kematian jika
dikonsumsi secara terus menerus (Wagner, 2001).
Metode pertukaran ion menggunakan resin MEIXR dapat menghilangkan warna sejati air
(asam humat dan fulvat) dari 109 Pt-Co menjadi 1 Pt-Co. Dengan mempertimbangkasebagian
besar pengolahan air di Indonesia masih menggunakan system (koagulasi – flokulasi –
sedimentasi – filtrasi – netralisasi dan desinfektan) dapat digunakan untuk menghilangkan
warna terutama pembentuk warna semu sekitar 80 %, efisiensi penghilangan warna akan
YOGYAKARTA
REVISI :1
lebih efektif jika dilakukan modifikasi dan tambahan proses seperti aplikasi karbon aktif,
reaksi redoks, dan koagulan – flokulan aid, (Pararaja, 2007).
Efektifitas proses elektrokoagulasi untuk memindahkan (removing) zat-zat organik

dari limbah rumah potong hewan menggunakan sel-sel elektrolitik (electrolytic cells)
monopolar dan bipolar. Hasil menunjukkan bahwa pencapaian (performance) terbaik
diperoleh menggunakan sistem elektroda baja (mild steel)
Bipolar yang dioperasikan pada intensitas arus 0,3 A selama 60-90 menit. Berhasil
menurunkan BOD sebesar 86 } 1%, lemak dan minyak sebesar 99 } 1%, COD sebesar 50
} 4%, TSS (total suspended solid) sebesar 89} 4% dan Turbidity sebesar 90 } 4%. Total
biaya yang dibutuhkan 0,71 USD $ / m3 limbah rumah potong hewan, (Asselin, M., 2008).
Menyelidiki efek pH awal untuk menurunkan unsur-unsur humus dari air limbah
dengan proses elektrokoagulasi. Efek dari pH awal pada system elektrokoagulasi bisa duakali
lipat, yaitu distribusi produk hidrolisis aluminium, transformasi unsur-unsur humus yang
terkait ke pH awal dan akhirnya efek dari lapisan gel khususnya pada konsentrasi unsur-unsur
humus yang tinggi dan pH awal yang tinggi yang dibentuk pada permukaan anoda. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa konsentrasi awal unsur-unsur humus dan pH awal sangat
efektif pada efisiensi dan tingkat penurunan. pH awal air limbah telah disesuaikan 5,0 dan
efisiensi penurunan yang tinggi telah diamati. Sehingga system elektrokoagulasi akan
dioperasikan pada pH rendah yaitu 5,0 pada konsentrasi unsur-unsur humus yang tinggi,
(Koparal, A.S., 2008).
Pengolahan air gambut yang dilakukan dengan mengkombinasikan larutan tawas dan
metode elektrokoagulasi yang kemudian di uji coba ke model. Sebelum proses
elektrokoagulasi berlangsung, air gambut terlebih dahulu dicampur dengan larutan tawas
(tawas yang dikomersialkan dengan mutu 17 %) sebanyak 10 ml/l air gambut (kadar 1000
ppm). Proses elektrokoagulasi berlangsung optimum dengan waktu elektrokoagulasi 45 menit
YOGYAKARTA
REVISI :1
dengan memberikan tegangan pada elektroda aluminium sebesar 12 volt dan kecepatan alir 1
L/menit. Hasil uji coba ke model diperoleh persentase penurunan warna sebesar 91,79 % (dari
94,295 Pt- Co menjadi 7,746 Pt-Co), dan kekeruhan sebesar 98,68 % (dari 72,43 NTU
menjadi 0,953 NTU) (Susilawati, et al., 2009).
DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN AIR GAMBUT
HWL Ca(OH)2
LWL
pompa Dosing
BAK NETRALISASI
pompa Dosing
pompa BAK PRA-SEDIMENTASI
TRAY AERATOR
BAK KOAGULASI
Bellmout strainer
ClO2
BAK FLOKULASI
pompa
Dosing
UNTUK
DESINFEK
SI ULTRAFILTRASI (UF)
BAK SEDIMENTASI
RESERVOIR
YOGYAKARTA
REVISI :1
ALTERNATIF PENGOLAHAN
C. ALTERNATIF PENGOLAHAN
Alternatif pengolahan (gambar 3)dipilih karena yang mendasari adalah
karakteristik air baku yaitu air gambut yang memiliki tingkat kandungan Fe (besi) yang
tinggi, serta kandungan pH yang rendah (asam) .
Selain itu, yang menjadi perbedaan dengan alternatif lain (alt.1 & 3) terletak pada
penggunaan membran UltraFiltrasi. Teknologi Membran Ultrafiltrasi (UF) merupakan
salah satu terobosan teknologi yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan dalam
pengolahan air bersih. Sifat membran yang sangat selektif telah terbukti mampu
rnemisahkan berbagai kontaminan dari dalam air sehingga diperoleh air yang bersih, baik
secara fisik, kimia maupun biologi dan bahkan aman untuk dikonsumsi. Penggunaan
YOGYAKARTA
REVISI :1
teknologi ini memerlukan biaya yang besar dan unit yang digunakan harus sesuai dengan
kapasitas produksi yang ada .
Keunggulan dari sistem UF ini adalah pori-pori yang memiliki nilai absolut
dibandingkan dengan filter biasa. Filter UF memiliki ukuran sangat kecil dibandingkan
dengan bakteri sehingga lebih steril dari filterisasi biasa.
a. Penghambat mikroorganisme dan bakteri yang lengkap. Kualitas hasil
yang difilter tidak
b. tergantung dari air masuk .
c. Ultrafiltrasi juga dapat membuang chlorine resistant germs seperti
cryptosporidium. Konsentrat (air limbah) juga akan terbuang.
d. Dalam sistem yang dirangkai secara lengkap dapat menurunkan biaya
investasi dan juga biaya perawatan.
e. Memungkinkan sistem yang full otomatis.
YOGYAKARTA
REVISI :1
BAB III
RENCANA DASAR
A. Alternatif Dan Pemilihan Unit Operasi Dan Unit Proses
Berdasarkan data kualitas air baku yang ada dan standar kualitas air minum yang
telah ditetapkan, maka diperlukan rangkaian pengolahan yang sesuai untuk memperbaiki
kualitas air baku. Pengolahan ini harus direncanakan seefektif dan seefisien mungkin
sehingga akan mengurangi parameter-parameter yang melebihi standar yang berlaku
antara lain kekeruhan, besi dan mangan.
Dalam menentukan suatu alternatif pengolahan yang sesuai perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Standar kualitas air minum untuk menentukan kualitas air yang dihasilkan
sistem pengolahan yang direncakan.
b. Kualitas air baku yang akan diolah
c. Parameter yang akan diturunkan pada pengolahan
d. Efisiensi pengolahan untuk setiap unit dalam menurunkan kadar atau

konsentrasi dari tiap parameter yang akan diturunkan
e. Biaya investasi dan biaya operasional setiap unit pengolahan

YOGYAKARTA
REVISI :1
Alternatif unit operasi dan unit proses yang dipilih pada pengolahan adalah sebagai
berikut:
1. Prapengolahan
a.Prasedimentasi
Mengingat kekeruhan dari sumber air baku diperlukan bangunan
pengolahan ini sehingga diharapkan penurunan kekeruhan sehingga effluen dari
sedimentasi akan lebih ringan. Prasedimentasi adalah bangunan penyadap
pertama dalam air minum yang berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
padat dengan diameter kurang dari 1 nm dengan gravitasi sehingga menurunkan
kekeruhan pada air baku. Umumnya bak ini digunakan untuk kekeruhan yang
lebih besar dari 200 NTU.
2. Pembubuhan
a. Adsorban ( zat penyerap ): Berfungsi untuk menyerap senyawa – senyawa atau
partikel – partikel terutama yang larut, umumnya untuk menyerap senyawa
atau parameter yang bersifat racun. Karena sifatnya menyerap, kadang –
kadang tidak hanya partikel terlarut saja yang terserap, melainkan juga partikel
lain yang lebih besar. Untuk menghindari pembubuhan absorban yang tinggi,
pembubuhan absorban diletakkan pada akhir pengolahan. Contohnya
pembubuhan karbon aktif.
b. Koagulan: Berfungsi untuk memperbesar ukuran partikel yang tidak

mengendap atau lolos pada bak prasedimentasi, umunya partikel yang
mempunyai diameter < 1 nm.
3. Pengolahan Kimia dan Fisik

a. Koagulasi : Pengadukkan cepat ini berfungsi untuk pencampuran koagulan
dengan air. Koagulasi dibutuhkan untuk memperbesar ukuran partikel yang
tidak mengendap pada bak prasedimentasi, yaitu partikel dengan diameter < 1
YOGYAKARTA
REVISI :1
nm, baik berupa koloid atau padatan terlarut. Proses ini memerlukan
penambahan bahan kimia yang disebut koagulan yang mengakibatkan
terjadinya ikatan antar partikel yang saling bertumbukan.
b. Flokulasi : Proses ini membentuk pengumpulan flok secara teratur baik dengan
mekanik atau hidrolis. Dengan cara demikian diharapkan dapat membentuk
flok yang bagus, khusus kaitannya dengan efisiensi pengendapan di
sedimentasi. Unit ini secara umum disebut pengaduk lambat.
c. Sedimentasi : Bertujuan untuk mengendapakan flok – flok yang terbentuk

karena penambahan koagulan. Pengendapan terjadi karena gaya gravitasi.
d. Filtrasi : Proses filtrasi adalah mengalirkan air hasil sedimentasi atau air baku
yang telah memenuhi syarat kekeruhan (< 10 mg/L zat padat) melalui media
pasir. Berfungsi untuk memisahkan partikel kecil yang masih belum dapat
terendapkan pada proses sedimentasi.
4. Pengolahan lainnya.
Pengolahan lain yang dibutuhkan adalah pengolahan inkovensional, yaitu
dengan menggunakan aerasi untuk menurunkan kadar besi dan mangan yang
melebihi standar baku mutu.
Yang dimaksud dengan aerasi adalah terjadinya kontak air dengan udara,
mengoksidasi senyawa besi dan mangan (terlarut) sehingga dapat membentuk
senyawa yang tidak terlarut yang mudah terendapkan. Proses aerasi lebih berhasil
bila diiukuti dengan filtrasi. Bila air mengandung mangan yang cukup tinggi,
maka waktu kontak antara udara dengan air membutuhkan waktu yang relatif
lama, untuk mempercepat dibantu dengan menambah zat kimia tertentu seperti
klorin.
YOGYAKARTA
REVISI :1
B Bangunan Penunjang
Dalam suatu bangunan pengolahan air minum selain instalasi pengolahan juga
diperlukan adanya bangunan lain yang disebut sebagai bangunan penunjang. Bangunan
ini berguna untuk membantu kelancaran kegiatan di dalam bangunan pengolahan air
minum tersebut.
Bangunan penunjang yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Kantor
Selain kantor utama, berguna juga untuk mengatur segala sesuatu yang bersifat
administratif dan non teknis.
2. Ruang operator
Merupakan empat pengoperasian dan pengawasan segala unit operasi dan

proses dari instalasi pengolahan air minum tersebut.
3. Laboratorium analisis
Merupakan tempat untuk melakukan penelitian dan analisa kualitas air baku,
mengontrol parameter kualitas air minum, dan kegiatan lainnya yang berhubungan
dengan pengolahan air.
4. Ruang pembubuhan zat kimia
Berfungsi untuk mengatur pembubuhan zat kimia untuk proses BPAM dari
analisa laboratorium.
5. Ruang listrik
YOGYAKARTA
REVISI :1
Merupakan tempat yang menyediakan tenaga listrik cadangan dan sebagai

pusat listrik di seluruh BPAM atau sebagai tempat generator agar aman dari cuaca,
kelembaban dan sebagainya.
6. Ruang pompa
Untuk menempatkan pompa agar mudah diawasi dan terlindung dari

kelembaban, suhu dan cuaca sehingga keberadaannya cukup aman dan tahan lama.
7. Gudang bahan kimia
Sebagai tempat untuk menyimpan persediaan bahan-bahan kimia yang

diperlukan dalam unit pengolahan air bersih.
8. Gudang peralatan
Berguna untuk menyimpan persediaan bahan-bahan kimia yang dibutuhkan

dalam unit pengolahan air bersih.
9. Musholla
Merupakan tempat beribadah bagi karyawan atau pegawai
10. Kantin
Sebagai tempat untuk menjual makanan bagi para pegawai.
11. Rumah jaga atau pos keamanan
Untuk keamanan instalasi pengolahan air minum dan peralatan yang ada di
dalamnya.
12. Tempat parkir

YOGYAKARTA
REVISI :1
Merupakan tempat parkir ntuk kendaraan milik instalasi pengolahan air minum
maupun milik karyawan.
YOGYAKARTA
REVISI :1
BAB IV
KRITERIA DISAIN
A . KRITERIA DISAIN DIPILIH UNTUK TIAP – TIAP UNIT PENGOLAH

1. PRA SEDIMENTASI
Overflowrate = 40 m3/m2.hari
Debit = Q = 5,198 m3/menit : 2 bak = 2,599 m3/menit
Waktu detensi = ½-1 jam
Perbandingan = P : L = 3 : 1 ( B : L = 3 : 1 )
ρ lumpur = 1,05 kg/L
ρ air = 1 gr/cm3 = 1 kg/L
% solid = 5%
TSS = 50 mg/L
Efisiensi removal lumpur = 80%
2. NETRALISASI
Kriteria desain
Q = 5,198 m3/menit x1000 L/m3 x 1mnt/60 dt = 86,63 liter/dt
Waktu operasi = 6 jam/hari
Kadar bahan kimia CaOH2 = 80%
Memakai dosing pump
3. AERASI
YOGYAKARTA
REVISI :1
Desain dan karakteristik operasional aerator (Sumber :Qasim.2000)

Tray aerator = 4-8 tray susunan vertikal
Kecepatan = 0,8-1,5 m3/m2 menit
Kebutuhan udara = 7,5 m3/m3 air
Jarak antar Tray (H) = 30-75 cm
Luas Area (As) = 50-160 m2/m3 dt
Direncanakan
Jumlah tray (n) = 5 buah
Jarak antar Tray (H) = 70 cm = 0,7m
Luas Area (As) = 80 m2/m3 dt
KLa = 1,29 Freeboard tray (fbt) = 15 cm = 0,15 m
= 0,087 m3/dt
4. KOAGULASI
Debit (Qmax) = 37.422 m3/hari
m3 1hari
= 37.422 x
hari (24 x 60 ) menit
= 25,99 m3/menit, untuk waktu periode 5 tahun, maka :
25,99 m3 /menit
Q = = 5,198 m3/menit
5 ta hun
Dosis alum yang diperlukan = 42,5 mg/lt (data sekunder)
Perbandingan P : L : T =1:1:1
Gradient Kecepatan = 750 s-1
Waktu Detensi (Td) = 45 sec
Kec. Impeller (n) = 100 rpm = 100/60rps = 1,667 rps
Pengaduk turbin, 6 cuved blades, Kt = 4,80
Suhu = 27oC
YOGYAKARTA
REVISI :1
5. FLOKULASI
Debit = 5,198 m3/menit
Perbandingan P : L : T = 1:1:1
Gradien Kecepatan = 30/s
Kecepatan Putaran Pengaduk = 10 rpm = 0,17 rps
Pengaduk turbin, 6 curves blade, Kt = 4,80
Waktu Detensi (Td) = 100 detik
6. SEDIMENTASI
Overflowrate = 20 m3/m2.hari
Debit = Q = 5,198 m3/menit : 2 bak = 2,599 m3/menit
Waktu detensi = ½-1 jam
Perbandingan =P:L=2:1(B:L =2:1)
% solid = 5%
TSS = 80 mg/L
Efisiensi removal lumpur = 80%
Pengendapan dengan Plate Settlet
7. ULTRAFILTRASI
Kapasitas produksi = 5,198 m3/menit
1000 l 60 menit
= 5,198 m3/menit x x = 311880 ltr /
m3 1 jam
jam
Standar alat UF yang dipakai :
YOGYAKARTA
REVISI :1
Type : UF (0.05um-0.001um)
Model :-
Capacity : 140- 180 m3/jam (kapasitas total)
Membrane : Hollow Fiber
Material : Hydropilic modified Poly acrylonitrile (PAN)
Housing : Stainless Steel
Dimention : Dia. 4 inch x L 40 inch (Membrane)
Derajad Filtrasi : 0.10-0.001micron
Jumlah Membran : 10 unit
Backwash : Automatic
Accessories : 4 buah solenoid valve control dengan timer
Skid : Carbon steel
Jumlah : 1 set
8. DESINFEKSI
Adalah proses pengurangan mikroorganisme pathogen dalam air sehingga
mencapai tingkat atau jumlah yang dapat yang diterima . data yang dibutuhkan adalah:
a) Kadar klor dalam kaporit = 60 %
b) Debit = 5,198 m3/mnt x 1000 l / m3 = 5198
l /mnt
c) Periode pelarutan = 24 jam
d) Dosis klor = 0,5 mg/ltr
e) Daya pengikat chlor = 1,18 mg/l
f) Berat jenis kaporit = 12 kg/l
9. RESERVOIR
waktu kontak = 30 menit ( asumsi)
kapasitas = 20% . Q . Td
= 0,2 . 5,198 m3/dt . 1800 dt
=1871,28 m3
YOGYAKARTA
REVISI :1
P:L:T =3:2:1
B. DOSIS KIMIA DIPAKAI
Dalam hal ini Unit Pengolah yang menggunakan Dosis Kimia adalah pada Unit :
1. NETRALISASI
Dari data sekunder Dosis optimum Soda Ash konsentrasi 10% adalah 10mg/liter
Kapasitas pengolahan per hari = 86,63 liter/dt x 3600 dt/jam x 6 jam/hari
= 1871208 liter/hari
Kebutuhan CaOH2/hari = 10 mg/l x 1871208 liter/hari x 80%
= 14969664 mg/hari
= 14,969664 kg/hari 15 kg/hari
Sehingga larutan yang diinjeksikan 10% soda Ash dengan melarutkan 15 kg dalam
150 liter air pelarut.
2. KOAGULASI
Kebutuhan Tawas Al2(SO4) = Q x dosis
= 5,198 m3/menit x 42,5 mg/lt
= 5198 lt/menit x 42,5 mg/lt = 220.915 mg/mnt
3. DESINFEKSI
YOGYAKARTA
REVISI :1
Kadar klor dalam kaporit = 60 %

Debit = 5,198 m3/mnt x 1000 l / m3 = 5198 l /mnt
Periode pelarutan = 24 jam
Dosis klor = 0,5 mg/ltr
Daya pengikat chlor = 1,18 mg/l
Berat jenis kaporit = 12 kg/l
Dosis chlor total = DPC + sisa chlor
= 1,18 mg/l + 0,5 mg/l = 1,68 mg/l
Dosis kaporit = (100/60) x dosis klor
= (100/60) x 1,68 mg/lt = 2,8 mg/lt
Kebutuhan kaporit = Q x dosis kaporit
= 5198 L/mnt x 2,8 mg/lt
= 14554,4 mg/mnt = 14,5544 gr/mnt
Kebutuhan selama 24 jam = 14,55 gr/mnit x 1440 menit
= 20952 gr
= 20,952 kg
YOGYAKARTA
REVISI :1
BAB V
PERHITUNGAN DISAIN
A. PERHITUNGAN KAPASITAS PRODUKSI

Data diketahui:
Po = 150.000 jiwa (dalam kategori kota sedang , Cipta Karya,1994)
R = 2000/tahun
n = 25 tahun
1. Proyeksi jumlah penduduk

Metode Aritmatik:
Pn = Po + (R x n)
P25 = 150.000 + (2000 x 25)
= 200.000 orang
2. Jumlah penduduk yg dilayani (Kota Sedang)
Cakupan pelayanan = 90%
Yg dilayani = 200.000 org x 90%
= 180.000 org
3. Jumlah penduduk yg dilayani melalui SR dan HU
Untuk kota sedang rasio SR: HU = 80% : 20%
YOGYAKARTA
REVISI :1
a. Yg dilayani SR = 180.000 x 80% = 144.000 org

b. Yg dilayani HU = 180.000 x 20% = 36.000 org
4. Kebutuhan air domestic (Kota Sedang)
Untuk SR = 150 L/org/hari
Untuk HU = 30 L/org/hari
Shg keb.domestik
a. SR = 144.000 x 150 L/org/hari = 21.600.000 L/hari =
21.600m3/hari
b. HU = 36.000 x 30 L/org/hari = 1.080.000 L/hari =
1.080m3/hari
c. Q domestic = 21.600 m3/hari + 1.080 m3/hari = 22.680 m3/hari
5. Kebutuhan air non domestic (Kota Sedang)
Keb.non domestik = 20% - 30% domestik
Q non domestik = 25% x 22.680 m3/hari
= 5.670 m3/hari
6. Kehilangan air Diambil kehilangan air dari 25% domesticehilangan
= 25% x 22.680 m3/hari
= 5.670 m3/hari
7. Total kebutuhan air (Qr)
Qr = Q domestik + Q non domestik + Q kehilangan
= (22.680 + 5.670 + 5.670) m3/hari
=34.020 m3/hari
8. Kapasitas produksi BPAM (Qmak)
Qmak = fmak x Qr
= 1,1 x 34.020 m3/hari
= 37.422 m3/hari
9. Jumlah SR dan HU yg dipasang
a. Jumlah jiwa/SR =5
b. Jumlah jiwa/HU = 100, maka :
144.000
SR terpasang = = 28.800 SR
5
36.000
HU terpasang = = 360 HU
100
10. Qpeak (untuk desain system distribusi)
Qpeak = fpeak x Qr
= 1,5 x 34.020 m3/hari
= 51.030 m3/hari
B. PERHITUNGAN DISAIN TIAP – TIAP UNIT

YOGYAKARTA
REVISI :1
1. BANGUNAN INTAKE (DIRECT INTAKE)

a. Kapasitas produksi = 37.422 m3/hari , untuk proyeksi 25 tahun maka dibagi
dalam 5 tahap: 37.422 m3/hari /5 = 7484,4 m3/hari = 5,198 m3/menit Untuk 5
tahun pertama
b. Pertimbangan pemilihan pompa =
1) kapasitas pompa sesuai dengan kap. Produksi
2) jenis pompa mudah dicari di pasaran.
c. Perhitungan :
1) Strainer (Bellmouth)
Strainer diletakkan di ujung pipa.
Asumsi : V = 0,15 m/det (0,15-0,3 m/dt) x 60 = 9 m/menit
Diketahui Q = 5,198 m3/menit : 2 bangunan intake = 2,599 m3/menit
A efektif = Q/V
= 2,599 m3/menit : 9 m/menit
= 0,289 m2
A total permukaan strainer = 0,289 x 2
= 0,578 m2
Diameter bellmouth strainer =
=
√ Ax 4
3, 14
√
= 0,86 m
0,578 x4
3,14
2) Suction pipe & backwashing pipe

Asumsi kecepatan air melalui pipa = 1,5 m/det = 90m/menit
YOGYAKARTA
REVISI :1
A =
3
2, 599 m /menit
90m/menit
= 0,0289 m2
D suction pipe =
=
√ Ax 4
3, 14
√ 0,0589 x 4
3,14
= 0,27 m 27 cm
Kuantitas air untuk backwashing pipa = 1/3. Q = 1/3 x 2,599 m3/menit
= 0,87 m3/menit
Asumsi v pada backwash= 3m/dt = 180 m/menit
A =
3
0,87 m /menit
180m/menit
= 0,00483 m2
D = =
√ Ax 4
3, 14
= 0,078 m = 7,8 cm 8 cm
√ 0,00483 x 4
3,14
3) Dimensi BAK PENENANG SEMENTARA

Q = 2,599 m3/menit
Td = 5 menit (asumsi)
Q = V/td
V = Q x td
= 2,599 m3/menit x 5 menit
= 12,995 m3 15,625m3
YOGYAKARTA
REVISI :1
Vol = pxlxh
=pxpxp
Vol = p3
p = ∛ 12,995 ∛ 15,625
= 2,35m 2,5m
l = p = 2,35m 2,5m
Dasar bak dibuat 1m dibawah muka air terendah maka kedalaman
efektif bak (HWL=10m, LWL=5,70m) = (10-5,70) m + 1 m = 5,3 m
Free board = 0,7 m
h bak = 5,3m + 0,7 m = 6 m (h +fb)
4) Daya pompa
P= γ.g.Q.H
ή . sp
=
1000 kg/ m3 x 9, 81 m /det2 x 0, 433 m3 /det x10 m
0,8x75
= 707,955 watt (kapasitas 60 l/det)
5) Transmisi:
Q = 5,198 m3/menit (kap. Air baku)
V = 1,5 m/dt = 90 m/menit (Asumsi)
A = = = 0,058 m²
Q 5, 198
V 90
YOGYAKARTA
REVISI :1
D =
=
√ Ax 4
3, 14
= 0,27 m
√ 0,058 x 4
3,14
2. PRA SEDIMENTASI
Q = 5,198 m3/menit : 2 bak = 2,599 m3/menit
Jadi masing-masing bak memiliki kapasitas debit Q =240 m 3/hari = 4 m3/menit =
0,067 m3/dt
So = 40 m3/m2.hari
P:L=3:1(B:L =3:1)
Q 240 m3/hari
As = = = 6 m3
So 40 m 3/m2 . hari
a) Dimensi Zona Settling

A=LxB
A = 3B2
6 m3 = 3B2
B=
√
❑ 6m 3
3
=1,4 m
6 m3
L = As/B = =4,2 m
1,4 m
1 1
H= x L 0,8 = x 4,2 0,8 = 0,26 m
12 12
Karena H tidak memenuhi, maka digunakan H = 2 m ( kriteria desain )
b) Checking
Q 240 m 3/hari
Vo = = =86 m/h ari=0,02m/dtk
BH 1,4 m x 2 m
YOGYAKARTA
REVISI :1
BH 1,4 m x 2m
R= = =0.5 m
B+2 H 1,4 m+ 4 m
T = 270C v = 0.8581 x 10-6 m2/dtk
m
0,02 x 0,5 m
Vo x R dtk
NRe = = =1,16 x 10 -8
¿ 2000 …………………ok
V m2
0.8581 x 10−6
dtk
Vo 2 (0,02 m/dtk )2
=
NFR = gR 9,81m = 2,03x10-5 > 10-5……………………………ok
x 0,5 m
s2
Karena sesuai criteria maka tidak perlu menggunakan plate.

c) Zona Sludge
Lumpur diremoval = TSS x % removal x Q x faktor konversi
= 50 mg/L x 80% x 0,067 m3/dtk x 1000 L/m3
= 2680 mg/detik
= 231552 kg/hari
kg
1,05
ρlumpur L
Sg (ss) = = =1,05 kg
ρ air kg
1
L
% solid = 5%
berat lumpur 231552 kg /hari
Vol. lumpur = = =¿ 4410
sg x solid x faktor konversi 1,05 x 5 x 10 00 L/m3
m3/hari
Pembersihan dilakukan setiap 8 jam/hari
d) Pipa Outlet
Q = 0,067 m3/mnt
YOGYAKARTA
REVISI :1
V = 1,5 m/dtk ( asumsi )

Q 0,067 m 3/dtk
A= = = 0.1 m2
V 1,5 m/dtk
Diameter pipa ( D ) =
√ Ax4
3,14
=
√0,1 m2 x 4
3,14
=0,36 m=0,4 m=40 cm
1 inch = 2,54 cm maka diameter pipa = 40 cm x 1inch/2,54cm = 16 inch
Q = 5,198 m3/menit x1000 L/m3 x 1mnt/60 dt = 86,63 liter/dt Waktu operasi = 6

jam/hari
3. NETRALISASI (Penambahan Kapur Tohor CaOH2)

Dari data sekunder Dosis optimum Soda Ash konsentrasi 10% adalah 10mg/liter
Kriteria desain
Kadar bahan kimia CaOH2 = 80%
a. Kapasitas pengolahan per hari = 86,63 liter/dt x 3600 dt/jam x 6
jam/hari
= 1871208 liter/hari
b. Kebutuhan CaOH2/hari = 10 mg/l x 1871208 liter/hari x 80%
= 14969664 mg/hari
= 14,969664 kg/hari 15 kg/hari
Sehingga larutan yang diinjeksikan 10% soda Ash dengan melarutkan 15
kg dalam 150 liter air pelarut.
c. Dimensi Bak Pelarut
Q = V/td
V = Q x td
YOGYAKARTA
REVISI :1
= 1871208 liter/hari x 6 /24 jam

= 467802 liter 468m3
Vol= p x l x h
=pxpxp
Vol = p3
p = ∛ 468
= 7,8m 8m
l = h = 8m
d. Spesifikasi teknis Dosing Pump yang digunakan
1) Merk : Mechanical Diaphragm Pump (DPMWS(Stainless))
2) Type : Type No.: DP(M) WS
3) Flow rate: Max.: 120L/H, Min.: 10L/H
4) Discharge Pressure: 0.3~0.8MPa
5) Metering Accuracy: ± 1%
6) Control Method: Manual
7) Motor: 380v 3phases, 50Hz
8) Storing rate = 105 SPM
9) Kapasitas tangki pengencer = 63,0 liter/jam (10,0ml/stroke)
10) Sehingga Larutan yang ada untuk operasi 24 jam/hari adalah 600 liter
air, maka pengetesan ke pompa dosing adalah= 41,67 stoke per menit (SPM)
=
(600 liter x 1000) / (60 x 24 )menit
10,0 ml/stroke
11) Jumlah pompa dosing yang dibutuhkan = 3 buah dosing pump + 1 buah
cadangan Sehingga dilakukan pengenceran = 600liter kapur : (3 x 63liter) = 3
kali dalam 24 jam (setiap 8 jam sekali)
4. UNIT AERASI
Desain dan karakteristik operasional aerator (Sumber :Qasim.2000)
Tray aerator = 4-8 tray susunan vertikal
YOGYAKARTA
REVISI :1
Kecepatan = 0,8-1,5 m3/m2 menit

Kebutuhan udara = 7,5 m3/m3 air
Jarak antar Tray (H) = 30-75 cm
Luas Area (As) = 50-160 m2/m3 dt
Direncanakan
Jumlah tray (n) = 5 buah
Jarak antar Tray (H) = 70 cm = 0,7m
Luas Area (As) = 80 m2/m3 dt
KLa = 1,29
Freeboard tray (fbt) = 15 cm = 0,15 m
Q = 0,087 m3/dt
Perhitungan
a. Waktu Kontak
t = = = 0,38 detik
√ 2 xH
g √ 2 x 0,7m
9,8 m/dt
b. Luas lubang total

A tot = As x Q
= 80 m2/m3 dt x 0,087 m3/dt
= 6,96 m2
c. Jumlah Lubang tiap tray

Ø Lubang Tray = 2cm = 0,02 m
Jarak antar lubang tray = 3cm = 0,03m
2
Luas Lubang tray = πr = 3,14 x (0,01)2 m = 0,000314 m2
6,96
Jumlah lubang total tray = = 22165,6 ≈ 22166 lubang
0,000314
YOGYAKARTA
REVISI :1
Jumlah lubang tray pada sisi lebar nB = Jumlah lubang tray pada sisi panjang nL
nB =
√ jumlah lubang tray total

2
=
√22166
2
= 105,3 lubang ≈ 106 lubang
nL = 106 lubang
d. Transfer oksigen tiap tray

Cn = Cs – [ (Cs – Co) x e –KLa x t ]
Cs = 8,22 mg/l pada suhu T = 26oC (Sumber ; Benefield & Randall,1982)
Co = Kandungan Fe2+ max yang didinginkan
1) Tray ke 1
C1 = 8,22 mg/l – [ (8,22 mg/l – 0 mg/l) x e –1.29 x0,38 ]
= 8,22 mg/l – 4,68 mg/l
= 3,54 mg/l
2) Tray ke 2
C2 = 8,22 mg/l – [ (8,22 mg/l – 3,54 mg/l) x e –1.29 x0,38 ]
= 8,22 mg/l – 2,67 mg/l
= 5,55 mg/l
3) Tray ke 3
C3 = 8,22 mg/l – [ (8,22 mg/l – 5,55 mg/l) x e –1.29 x0,38 ]
= 8,22 mg/l – 1,52 mg/l
= 6,70 mg/l
4) Tray ke 4
C4 = 8,22 mg/l – [ (8,22 mg/l – 6,70 mg/l) x e –1.29 x0,38 ]
= 8,22 mg/l – 0,8664 mg/l
= 7,3536 mg/l
5) Tray ke 5
C5 = 8,22 mg/l – [ (8,22 mg/l – 7,3536 mg/l) x e –1.29 x0,38 ]
YOGYAKARTA
REVISI :1
= 8,22 mg/l – 0,49 mg/l

= 7,73 m/l
e. Dimensi luas tray

Panjang (Lt) = (nL x d) + ((nL + 1)x y)
= (106 x 0,02m) + [(106+1) x 0,03 m)
= 5,33 meter
Lebar (Bt) = (nb x d) + ((nb + 1)x y)
= (106 x 0,02m) + [(106+1) x 0,03 m)
= 5,33 meter
Luas tray (A) =PxL
= 5,33 m x 5,33 m
= 28,41 m2
(Sumber: AWWA, 1990)
f. Kebutuhan oksigen
Reaksi oksidasi besi dan mangan adalah sebagai berikut:
4Fe2+(aq) + O2(g) + 10H2O(l) 4Fe(OH)3(s) + 8H+(aq)
4Mn2+(aq) + O2(g) + 10H2O(l) 4Mn(OH)3(s) + 8H+(aq)
Secara stokiometri,
1) (2 x 16) / (4 x 55,85) = 0,143 mg/l oksigen akan mengoksidasi 1 mg/l
besi (II)
2) (2 x 16) / (4 x 54,94) = 0,146 mg/l oksigen akan mengoksidasi 1 mg/l
mangan (II)
3) (8 x 1) / (4 x 55,85) = 0.036 mg/l ion hidrogen akan dihasilkan untuk
setiap 1mg/l besi (II) yang teroksidasi.
Berdasarkan reaksi oksidasi akan didapatkan bahwa :
1) tiap 1mg/l Fe2+ menghasilkan (4 x 106,85) / (4 x 55,85) = 1,913 mg/l
endapan besi.
2) tiap 1 mg/l Mn2+ menghasilkan (4 x 105,94) / (4 x54,94) = 1,928 mg/l
endapan mangan.
Oksigen total yang harus ditransfer ke air
= oksigen sisa + kebutuhan oksigen untuk penurunan besi (Fe) + Kebutuhan
oksigen untuk penurunan mangan (Mn)
= 3 mg/l + 0,0214 mg/l + 0,0376 mg/l
= 3,059 mg/l
YOGYAKARTA
REVISI :1
5. UNIT KOAGULASI
Perhitungan & Kriteria Design :
Debit (Qmax) = 37.422 m3/hari
m
3
1hari
= 37.422 x
hari (24 x 60 ) menit
= 25,99 m3/menit, untuk waktu periode 5 tahun, maka :
3
25,99 m /menit
Q = = 5,198 m3/menit
5 tahun
Dosis alum yang diperlukan = 42,5 mg/lt (data sekunder)
Perbandingan P : L : T= 1 : 1 : 1
Gradient Kecepatan = 750 s-1
Waktu Detensi (Td) = 45 sec
Kec. Impeller (n) = 100 rpm = 100/60rps = 1,667 rps
Pengaduk turbin, 6 cuved blades, Kt = 4,80
Suhu = 27oC
a. Kebutuhan Tawas Al2(SO4)
= Q x dosis
= 5,198 m3/menit x 42,5 mg/lt
= 5198 lt/menit x 42,5 mg/lt = 220.915 mg/mnt
= 2209,15 x 10-4 kg/mnt
= 0,221 kg/menit
b. Volume bak koagulasi
Vol = Q x Td
3
m 3
= 5,198 x
menit 4 menit
3
= 3,89 m
c. Dimensi bak koagulasi
Volume =LxLxL
YOGYAKARTA
REVISI :1
= L3
3,89 m3 = L3
L = √3 3,89m3
= 1,57 m
P = 1,57 m
T = 1,57 m + 0,35 m (freeboard)
Panjang bak= 1,57 m
Lebar bak = 1,57 m
Kedalaman= 1,57 m + 0,35 (freeboard)
Daya motor pengaduk = 1877,63 Watt
Tinggi baling2 pengaduk di luar bak = 0,61 m
P = G2 x μ x vol
d. Daya motor pengaduk
G =
√ P
μ . vol
= (750s-1)2 x (0,8581x10-3 Ns/m2) x 3,89m3

= 1877,63 N-m/s
= 1877,63 J/s
= 1877,63 Watt
e. Diameter pengaduk
P
Di5 =
Kt x n3 x ρ
Di = 5
√ 1877,63 Nm / s
3
4,8 x [ 1,667 ] x 999,7
√
Nm
5 1877,63
= s
22.228,88
= √5 0,084 = 0,61 m
Note : kriteria design diameter pengaduk turbin impeller adalah 30% - 50% Di
atau W bak.
Di 0,61m
= = 0,38 = 38% OK,,!
W 1,57 m
f. Chek Nre
Di 2 × n× ρ
Nre =
μ
YOGYAKARTA
REVISI :1
0,8581 x 10−3
¿
=
( 0,61 )2 ×1,667 × 999,7
¿
= 722.643,04
Note :
aliran pada bak koagulasi adalah turbulen, karena Nre > 10.000
6. FLOKULASI
Debit = 5,198 m3/menit
Perbandingan P : L : T = 1:1:1
Gradien Kecepatan = 30/s
Kecepatan Putaran Pengaduk = 10 rpm = 0,17 rps
Pengaduk turbin, 6 curves blade, Kt = 4,80
Waktu Detensi (Td) = 100 detik
Vol = Q x Td
Perhitungan :
a. Volume Bak
= 0,244 m3/dt x 100 dt = 24,4 m3
b. Dimensi Bak
Vol = LxLxL
24,4 m3 = L3
L = ∛ 4,80
= 2,9 m
P = 2,9 m
T = 2,9 m + 0,3 m (fb)
Panjang Bak = 2,9 m
Lebar Bak = 2,9 bak
YOGYAKARTA
REVISI :1
Kedalaman Bak = 2,9 m + 0.3 m (fb)

Daya Motor Pengaduk = 22 Watt
Diameter Pengaduk = 1,03 m
Tinggi baling-baling pengaduk dari dasar bak = 1m
c. Daya Motor Pengaduk

P = G2 x m x Vol
= (30/s)2 x 1,002 x 10-3 Ns/m2 x 24,4 m3
= 22 Nm/s
= 22 Watt
d. Diameter Pengaduk
Di5 = P
Kt x n3 x ρ
= 24,4 Nm/s
4,80 x (0,17 rps)3 x 999,7
= 1,03
5
Di = 0,18
= 1m
Kriteria Design diameter pengaduk turbin adalah 30% - 50% lebar bak koagulasi.
Di = 1m = 0,35 = 35%
W 2,9 m
Diameter pengaduk turbind dapat digunakan karena sesuai dengan kriteria design.
= 169.609,8
Aliran yang terjadi di bak koagulasi adalah turbulen karena Nre > 10.000
e. Check Nre
Nre = Di2 x n x ρ
YOGYAKARTA
REVISI :1
µ
= (1)2 x 0,17 rps x 999,7
1,002x 10-3
7. SEDIMENTASI
Q = 5,198 m3/menit : 2 bak = 2,599 m3/menit
Jadi masing-masing bak memiliki kapasitas debit Q = 240 m 3/hari = 4 m3/menit =
0,067 m3/dt
So = 20 m3/m2.hari
P:L=2:1(B:L =2:1)
Q 240 m 3/hari
As = = = 12 m3
So 20 m3 /m2 .hari
a. Dimensi Zona Settling
A=LxB
A = 2B2
12 m3 = 2B2
B=
√
❑ 12 m3
2
=2,5 m
12 m3
L = As/B = =4,8 m=5 m
2,5 m
1 1
H= x L 0,8 = x 5 0,8 = 0.3 m
12 12
Karena H tidak memenuhi, maka digunakan H = 2 m + fb ( kriteria desain )
b. Checking
Q 240 m 3/hari m
Vo = = =48 =4,8 x 10−4 m/dtk
BH 2,5 m x 2 m h ari
BH 2,5 m x 2 m
R= = =0,78 m
B+2 H 2,5m+ 4 m
YOGYAKARTA
REVISI :1
T = 270C v = 0.8581 x 10-6 m2/dtk

m
4,8 x 10−4 x 0,78 m
Vo x R dtk
NRe = = =436 <2000
V m2
0.8581 x 10−6
dtk
Vo 2 (4,8 x 10−4 m/dtk )2
=
NFR = gR 9,81 m = 3,01x10-8 > 10-5 tdk sesuai
x 0,78 m
s2
Karena tidak sesuai dengan kriteria maka perlu menggunakan plate.
c. Plate
Jarak antar Plate (W) = 5 cm = 0,05 m
Tinggi plate (h) = 1,2 m
Tebal Plate (t) = 2 mm = 0,002m
Kemiringan plate (α) = 60°
So= 20 m/hari = 0,00023 m/detik
Q = 0,067 m3/detik
Q W
So= ×
A h cos α +W cos α
1 m3
×0,067
2 detik 0,05 m
0,00023 m/detik= ×
A 1,2m cos 60 ° +0,05 mcos 60°
0,0335 m3 /detik
0,00023 m/detik= ×0,625
A
A = 91,03 m2
w +¿
¿
¿
Jumlah plate = ¿
panjang Kompartemen
¿
YOGYAKARTA
REVISI :1
5
= ( 0,05+0,002) = 83,27 84 buah
sin 60
d. Cheking
3
Q 0,067 m /de � �ik
Vo= =
A sinX 91,03 m2 × sin60 °
¿ 8,5 ×10−4 m/detik
W 0,05
R= = =0,025
2 2
Vo . R 8 , 5 .10−4 m/detik × 0,025
NRe= =
ϑ m2
0.8581 x 10−6
dtk
¿ 24 , 76<2000 ……………………..OK
2 −4 2
Vo (8,5 . 10 m/ de � �ik )
NFR= =
g. R 9,81 m
x 0,025 m
s2
−3 −5
¿ 3 , 47 ×10 ≥10 …………………OK
Terbukti adanya perubahan sifat aliran maka proses pengendapan berjalan dengan
baik = 370483,2 kg/hari
e. Zona Sludge
Lumpur diremoval = TSS x % removal x Q x faktor konversi
= 80 mg/L x 80% x 0,067 m3/dtk x 1000 L/m3
= 4288 mg/detik
YOGYAKARTA
REVISI :1
kg
1,05
ρlumpur L
Sg (ss) = = =1,05 kg, % solid = 5%
ρ air kg
1
L
berat lumpur 370483 ,2 kg /hari
Vol. lumpur = = =¿ 7057
sg x solid x faktor konversi 1,05 x 5 x 10 00 L/m3
m3/hari
Pembersihan dilakukan 8 jam/hari
f. Pipa Outlet
Q = 0,067 m3/mnt
V = 1,5 m/dtk ( asumsi )
Q 0,067 m 3/dtk
A= = = 0.045 m2
V 1,5 m/dtk
Diameter pipa ( D ) =
√ Ax4
3,14
=
√0,045 m2 x 4
3,14
=0,2 4 m=0,3 m=30 cm
1 inch = 2,54 cm maka diameter pipa = 30 cm x 1inch/2,54cm = 12 inch
8. ULTRAFILTRASI
Penggunaan teknologi ultrafiltrasi merupakan upaya untuk menghilangkan
bahan berbahaya yang berukuran cukup kecil pada pengolahan air . Teknologi
ultafiltrasi ini bermanfaat untuk mengurangi bahan polutan di dalam air. Ukuran alat
ini 2/100 mikron atau 0,02 mikron, sementara ukuran bakteri patogen adalah 0,5
mikron. Dengan adanya ultrafiltrasi diharapkan bakteri patogen bisa tersaring.
Kapasitas produksi = 5,198 m3/menit
1000 l 60 menit
= 5,198 m3/menit x x
m3 1 jam
= 311880 ltr / jam
Standar alat UF yang dipakai =
Type : UF (0.05um-0.001um)
Model : -
YOGYAKARTA
REVISI :1
Capacity : 140- 180 m3/jam (kapasitas total)

Membrane : Hollow Fiber
Material : Hydropilic modified Poly acrylonitrile (PAN)
Housing : Stainless Steel
Dimention : Dia. 4 inch x L 40 inch (Membrane)
Derajad Filtrasi : 0.10-0.001micron
Jumlah Membran : 10 unit
Backwash : Automatic
Accessories : 4 buah solenoid valve control dengan timer
Skid : Carbon steel
Jumlah : 1 set
Maka jumlah alat yang di butuhkan dalam pengolahan =
311880 ltr / jam

180000 ltr / jam
= 1,73 ≈ 2 unit
9. DESINFEKSI
Adalah proses pengurangan mikroorganisme pathogen dalam air sehingga
mencapai tingkat atau jumlah yang dapat yang diterima data yang dibutuhkan adalah:
Kriteria desain
Kadar klor dalam kaporit = 60 %
Debit = 5,198 m3/mnt x 1000 l / m3 = 5198 l /mnt
Periode pelarutan = 24 jam
Dosis klor = 0,5 mg/ltr
Daya pengikat chlor = 1,18 mg/l
YOGYAKARTA
REVISI :1
Berat jenis kaporit = 12 kg/l
Perhitungan :
Dosis chlor = Daya ikat klor dari kaporit(di asumsikan) + sisa klor kaporit
Dosis kaporit = (100/60) x dosis klor
Kebutuhan kaporit = Q x kebutuhan kaporit
Kebutuhan air pelarut = (95/5) x dosis kaporit
Volume kaporit = kebutuhan kaporit / berat jenis kaporit
Kapasitas pembubuhan = kebutuhan air pelarut + volume kaporit
Volume bak = kapasitas pembubuhan x periode pelarutan
a. Dosis chlor total = DPC + sisa chlor

= 1,18 mg/l + 0,5 mg/l
= 1,68 mg/l
b. Dosis kaporit = (100/60) x dosis klor
= (100/60) x 1,68 mg/lt
= 2,8 mg/lt
c. Kebutuhan kaporit = Q x dosis kaporit
= 5198 L/mnt x 2,8 mg/lt
= 14554,4 mg/mnt = 14,5544 gr/mnt
d. Kebutuhan selama 24 jam = 14,55 gr/mnit x 1440 menit
= 20952 gr
= 20,952 kg
e. Kebutuhan air pelarut = (95/5) x kebutuhan kaporit
= (95/5) x 20, 95 kg
= 398,05 kg
f. Volume kaporit = kebutuhan air pelarut / berat jenis
= 20,95 kg / 1,2 kg/lt
= 25,4 lt = 25,4 kg
g. Kapasitas pembubuhan = kebutuhan air pelarut + volume kaporit
= 398,05 kg + 25,4 kg
= 423, 45 kg
h. Volume bak pelarutan = kapasitas pembubuhan x periode
= 423,45 kg x 24 jam
YOGYAKARTA
REVISI :1
10. RESERVOIR
waktu kontak = 30 menit ( asumsi)
kapasitas = 20% . Q . Td
= 0,2 . 5,198 m3/dt . 1800 dt
=1871,28 m3
P:L:T =3:2:1
=pxlxt
VOL = 3T . 2T . T
1871,28 m3 = 6T m3
T =
√
3 1871,28
6
=6,78 m = 6,8 m
P = 20m
L = 13.6m
YOGYAKARTA
REVISI :1
BAB VI
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
A. Rekapitulasi Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum
NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rp)

I PEKARJAAN PERSIAPAN Rp 53,525,000.00
II BAK PENENANG SEMENTARA Rp 500,060,000.00
III BAK PRA SEDIMENTASI Rp 55,900,000.00
IV BAK PEMBUBUH (NETRALISASI) Rp 74,100,000.00
V TRAY AERATOR Rp 664,000,000.00
VI BAK KOAGULASI Rp 33,300,000.00
VII BAK FLOKULASI Rp 102,100,000.00
VIII BAK SEDIMENTASI Rp 312,100,000.00
IX ULTRAFILTRASI Rp 106,600,000.00
X BAK PEMBUBUH DESINFEKSI Rp 63,975,000.00
XI RESERVOIR 1 Rp 417,955,000.00
SUB TOTAL Rp 2,383,615,000.00
PPN 10% Rp 238,361,500.00
KONTRAKTOR 10% Rp 238,361,500.00
JUMLAH TOTAL Rp 2,860,338,000.00
B. Rencana Anggaran Biaya
No. Pekerjaan Vol Satu Harga Satuan Subtotal Total

ume an
PEKERJAAN PERSIAPAN
I
1 Pekerjaan 250 m² Rp2,500.00 Rp6,250,000.00
YOGYAKARTA
REVISI :1
adset dan
pengukuran 0
lokasi
2 pembersihan,
perataan dan
penyiapan 250
lokasi 0 m² Rp5,000.00 Rp12,500,000.00
3 pekerjaan
bouwplank 35 M Rp15,000.00 Rp525,000.00
4 pembuatan
direksi keet 20 m² Rp300,000.00 Rp6,000,000.00
5 pekerjaan
pagar
pengaman
proyek 115 m Rp150,000.00 Rp17,250,000.00
6 pengadaan
shop drawing
dan asbuilt 1 Is Rp5,500,000.00 Rp5,500,000.00
7 papan nama
proyek 1 Is Rp500,000.00 Rp500,000.00
8 administrasi
dan
menejemen 1 Is Rp5,000,000.00 Rp5,000,000.00
Sub total Rp53,525,000.00
II PEKERJAAN UTAMA
BAK PENENANG SEMENTARA
Galian tanah 100 m³ Rp15,000.00 Rp1,500,000.00
urugan dan
pemadatan 60 m³ Rp30,000.00 Rp1,800,000.00
Lantai,
A
dinding,
beton 15 m³ Rp3,000,000.00 Rp45,000,000.00
pemasangan
pipa baja
karbon 4" 10 m Rp100,000.00 Rp1,000,000.00
YOGYAKARTA
REVISI :1
pekerjaan
tangga baja 8 m Rp95,000.00 Rp760,000.00
pondasi beton 150 m³ Rp3,000,000.00 Rp450,000,000.00
Sub total Rp500,060,000.00
BAK PRASEDIMENTASI
urugan dan
pemadatan 5 m³ Rp30,000.00 Rp150,000.00
lantai,
B dinding, plat
beton 10 m³ Rp3,000,000.00 Rp30,000,000.00
pemasangan
plate beton 8 m³ Rp3,000,000.00 Rp24,000,000.00
pemasangan
pipa pvc 4" 2.5 m Rp100,000.00
Rp250,000.00
BAK PEMBUBUH NETRALISASI
Galian tanah 18 m³ Rp15,000.00 Rp270,000.00
urugan dan
pemadatan 6 m³ Rp30,000.00 Rp180,000.00
lantai,
dinding,
penyangga
bak beton
K225 8 m³ Rp3,000,000.00 Rp24,000,000.00
C pompa
dosing 4 bh Rp850,000.00 Rp3,400,000.00
pemasangan
pipa inlet
bahan kimia
PVC 4" 10 m Rp100,000.00 Rp1,000,000.00
pemasangan
pipa outlet
bahan kimia
PVC 1" 5 m Rp50,000.00 Rp250,000.00
D TRAY AERATOR
YOGYAKARTA
REVISI :1

urugan dan
pemadatan 20 m³ Rp30,000.00 Rp600,000.00
lantai,
dinding,
penyangga
beton K225 150 m³ Rp3,000,000.00 Rp450,000,000.00
Pompa 1 bh Rp4,500,000.00 Rp4,500,000.00
pekerjaan
tangga baja 35 m Rp95,000.00 Rp3,325,000.00
pemasangan
pipa inlet
PVC 4" 35 m Rp100,000.00 Rp3,500,000.00
pemasangan
pipa outlet
PVC 1" 5 m Rp50,000.00 Rp250,000.00
bak penadah
beton K225 30 m³ Rp3,000,000.00 Rp90,000,000.00
Sub total Rp664,000,000.00
BAK KOAGULASI
lantai,
dinding, plat
beton K225 10 m³ Rp3,000,000.00 Rp30,000,000.00
pemasangan
pengaduk 1 bh Rp800,000.00 Rp800,000.00
E
motor
pengaduk 1 bh Rp1,500,000.00 Rp1,500,000.00
pemasangan
pipa PVC 4" 10 m Rp100,000.00 Rp1,000,000.00
BAK FLOKULASI
urugan dan
F
pemadatan 10 m³ Rp30,000.00 Rp300,000.00
lantai, 12.5 m³ Rp3,000,000.00 Rp37,500,000.00
YOGYAKARTA
REVISI :1
dinding, plat
beton K225
pemasangan
pengaduk 1 bh Rp800,000.00 Rp800,000.00
motor
pengaduk 1 bh Rp1,500,000.00 Rp1,500,000.00
pemasangan
pipa PVC 4" 10 m Rp100,000.00 Rp1,000,000.00
pekerjaan
tangga baja 5 bh Rp95,000.00 Rp475,000.00
pondasi beton
K225 20 m³ Rp3,000,000.00 Rp60,000,000.00
Sub total Rp102,100,000.00
BAK SEDIMENTASI
urugan dan
pemadatan 35 m³ Rp30,000.00 Rp1,050,000.00
lantai,
dinding, plat
beton 100 m³ Rp3,000,000.00 Rp300,000,000.00
G
pemasangan
plate beton 1 m³ Rp3,500,000.00 Rp3,500,000.00
pemasangan
pipa pvc 4" 8 m Rp100,000.00 Rp800,000.00
Sub total Rp312,100,000.00
ULTRAFILTRASI
paket
utrafiltrasi 3 bh Rp35,000,000.00 Rp105,000,000.00
pemasangan
H
pipa pvc 4" 8 m Rp100,000.00 Rp800,000.00
pemasangan
pipa pvc 1" 8 m Rp100,000.00 Rp800,000.00
Sub total Rp106,600,000.00
BAK PEMBUBUH DESINFEKSI
urugan dan
I
pemadatan 5 m³ Rp30,000.00 Rp150,000.00
lantai, 10 m³ Rp3,000,000.00 Rp30,000,000.00
YOGYAKARTA
REVISI :1
dinding,
penyangga
bak beton
K225
pompa
dosing 3 bh Rp850,000.00 Rp2,550,000.00
pemasangan
pipa inlet
bahan kimia
PVC 4" 8 m Rp100,000.00 Rp800,000.00
pemasangan
pipa outlet
bahan kimia
PVC 1" 5 m Rp50,000.00 Rp250,000.00
RESERVOIR
urugan dan
pemadatan 176 m³ Rp30,000.00 Rp5,280,000.00
lantai,
dinding,
beton 85 m³ Rp3,000,000.00 Rp255,000,000.00
pemasangan
J
pipa baja
karbon 4" 15 m Rp100,000.00 Rp1,500,000.00
pekerjaan
tangga baja 20 m Rp95,000.00 Rp1,900,000.00
Sub total Rp417,955,000.00
Rp2,383,615,000.
TOTAL 00
YOGYAKARTA
REVISI :1
BAB VI
STUDI KELAYAKAN USAHA
A. ANALISA KELAYAKAN USAHA

Keterangan
Bunga : 19%
Pajak : 30%
Sales (Sa) : per orang 15 L/hari (1 tahun = 365) harga air Rp 50,- / liter
: Rp13,687,500,000.00
n : 4 tahun
1. Fixed Capital Investment

YOGYAKARTA
REVISI :1
No Physical Plant Cost (PPC) Harga

1 Delivery equipment cost (PEC) Rp 2,860,338,000.00
2 Instalasi Rp 4,090,283,340.00
3 Piping Rp 858,101,400.00
4 Instrumentation Rp 343,240,560.00
5 Insulation Rp 286,033,800.00
6 Mekanikal – Elektrikal Rp 286,033,800.00
7 Bangunan, Tanah dan perbaikan Rp 1,716,202,800.00
8 Auxiliaries (elektrik, steam) Rp 715,084,500.00
9 Outside Line Rp 429,050,700.00
Physical Plant Cost Rp 11,584,368,900.00
Engineering and Construction (25% x PPC) Rp 2,896,092,225.00
Direct Plant Cost [DPC] (PPC + Engineering-
construction) Rp 14,480,461,125.00
Contractor fee (20% x DPC) Rp 2,896,092,225.00
Contingency (biaya tak terduga) (10% x DPC) Rp 1,448,046,112.50
Size Factor (10% x DPC) Rp 1,448,046,112.50
Fixed Capital Investment Rp 20,272,645,575.00
2. Manufacturing Cost
No Jenis biaya pengeluaran Harga

Direct manufacturing
cost
Raw Material (Bahan baku dan
1 pendukung) Rp 1,000,000,000.00
2 Labor cost Rp 350,000,000.00
3 Supervision cost Rp 87,500,000.00
4 Maintenance cost Rp 2,027,264,557.50
5 Plant Suppliest Rp 304,089,683.63
6 Royalties and patent Rp 20,000,000.00
7 Utility cost Rp 250,000,000.00
Total direct manufacturing cost (DMC) Rp 4,038,854,241.13
Indirect manufacturing
YOGYAKARTA
REVISI :1
cost
1 Payroll overhead Rp 70,000,000.00
2 Laboratory Rp 70,000,000.00
3 Plant overhead Rp 315,000,000.00
4 Packaging and shipping Rp 70,000,000.00
Total indirect manufacturing cost (IMC) Rp 525,000,000.00
Fixed manufacturing
cost
1 Depresiasi Rp 2,027,264,557.50
2 Property Tax Rp 202,726,455.75
3 Asurance Rp 202,726,455.75
Total fixed manufacturing cost (FMC) Rp 2,432,717,469.00
Total Manufacturing Cost Rp 6,996,571,710.13
d. Working Capital

1 Raw material inventory Rp 180,000,000.00
2 In process inventory Rp 200,000,000.00
3 Product inventory Rp 200,000,000.00
4 Extended credit Rp 150,000,000.00
5 Available cash Rp 150,000,000.00
Total working capital Rp 880,000,000.00
e. General Expanse

1 Administrasi cost Rp 410,625,000.00
2 Sales cost Rp 1,368,750,000.00
3 Research dan development Rp 684,375,000.00
4 Finance Rp 684,375,000.00
Total General Expanse Rp 3,148,125,000.00
YOGYAKARTA
REVISI :1
f. Total Capital Investment

1 Fixed Capital Investment Rp 20,272,645,575.00
2 Working Capital Rp 880,000,000.00
Total Capital Investment Rp 21,152,645,575.00
g. Production Cost

1 Manufacturing Cost Rp 6,996,571,710.13
2 General Expanse Rp 3,148,125,000.00
Total production cost Rp 10,144,696,710.13
h. Analisa Keuntungan
No Komponen Harga
1 Hasil penjualan Rp 13,687,500,000
2 Total production cost Rp 10,144,696,710
Total Keuntungan Rp 3,542,803,290
Profit Before Taxes Rp 3,542,803,290
Pajak Rp 1,062,840,987
Profit After Taxes Rp 2,479,962,303
i. Fixed Cost (Fa)
No Komponen Harga
1 Depresiasi Rp 2,027,264,558
2 Property Tax Rp 202,726,456
3 Finance Rp 684,375,000
4 Asurance Rp 202,726,456
YOGYAKARTA
REVISI :1
Total Fixed Cost Rp 3,117,092,469
j. Regulated Cost (Ra)
No Komponen Harga
1 Labor cost Rp 350,000,000
2 Payroll overhead Rp 70,000,000
3 Plant overhead Rp 315,000,000
4 Supervision cost Rp 87,500,000
5 Laboratory Rp 70,000,000
6 General Expanse Rp 3,148,125,000
7 Maintenance cost Rp 2,027,264,558
8 Plant Suppliest Rp 304,089,684
Total Regulated Cost Rp 6,371,979,241
k. Variable Cost (Va)
No Komponen Harga
1 Raw material inventory Rp 180,000,000
2 Packaging and shipping Rp 70,000,000
3 Utility cost Rp 250,000,000
4 Royalties and patent Rp 20,000,000
Total Variable Cost Rp 520,000,000
l. Annual Cash Flow (CF)
No Komponen Harga
1 Profit After Taxes Rp 2,479,962,303
2 Depresiasi Rp 2,027,264,558
3 Finance Rp 684,375,000
Total Annual Cash
Flow Rp 5,191,601,860
B. Rekap Analisa
YOGYAKARTA
REVISI :1
No Uraian Nilai
1 Fixed Capital Investment Rp 20,272,645,575.00
2 Manufacturing Cost Rp 6,996,571,710.13
3 Working Capital Rp 880,000,000.00
4 General Expanse Rp 3,148,125,000.00
5 Total Capital Investment Rp 21,152,645,575.00
6 Production Cost Rp 10,144,696,710.13
7 Fixed Cost (Fa) Rp 3,117,092,469
8 Regulated Cost (Ra) Rp 6,371,979,241
9 Variable Cost (Va) Rp 520,000,000
10 Sales (Sa) Rp 13,687,500,000
11 Annual Cash Flow (CF) Rp 5,191,601,860
12 Salvage Value (Sv) Rp 1,716,202,800
13 Annual Cash Flow (CF) Rp 5,191,601,860
14 Profit Before Taxes Rp 3,542,803,290
15 Profit After Taxes Rp 2,479,962,303
Keterangan
Bunga Bank :12%
Bunga (Discounted Cash Flow) :19.20%
Pajak : 30%
Sales (Sa) : Rp13,687,500,000
n : 4.00 tahun
C. Analisa Keuangan
1. Retun of Investment (ROI)
ROI before taxes = Profit before taxes x 100%

Fixed capital
YOGYAKARTA
REVISI :1
investment
Rp3,542,803,289.88
ROI before taxes = Rp20,272,645,575.0 x 100%
0
ROI before taxes = 17.48%
Profit after taxes

ROI after taxes = Fixed capital x 100%
investment
Rp2,479,962,302.91
ROI after taxes = Rp20,272,645,575.0 x 100%
0
12.23
ROI after taxes =
%
2. Pay Out Time (POT)
Fixed capital investment

POT before taxes =
(Profit before taxes + 0,1.FCI)
Rp20,272,645,575.00
POT before taxes = Rp Rp
+ 0.1 x
3,542,803,290 20,272,645,575.00
POT before taxes = 3.64 tahun
Fixed capital investment

POT after taxes =
(Profit after taxes + 0,1.FCI)
Rp20,272,645,575
POT after taxes = Rp Rp
+ 0.1 x
2,479,962,303 20,272,645,575.00
POT after taxes = 4.50 tahun
3. Break Even Point
BEP = (Fa + 0.3Ra) x

YOGYAKARTA
REVISI :1
(Sa - Va - 0.7Ra) 100%

Rp5,028,686,241 x
BEP =
Rp8,707,114,531 100%
BEP = 57.75%
4. Shut Down Point
0.3Ra x
SDP =
(Sa - Va - 0.7Ra) 100%
Rp1,911,593,772.34 x
SDP =
Rp8,707,114,531.21 100%
SDP = 21.95%
5. Discounted Cash Flow (DFC)
(FC + WC)(1+i)n = (CF[(1+i)(n-1)+(1+i)(n-2)+....+(1+i)(n-8)])+SV+WC

inde
Sisi kiri persamaan = Sisi kanan persamaan x
1.693669888 1
1.420864 2
1.192 3
Rp
Rp 42,704,113,843 = 24,954,012,144.87
DFC = 19.20%
6. Tabel Standar Kelayakan Suatu Investasi

YOGYAKARTA
REVISI :1
No Kriteria Nilai Standar kelayakan Keterangan

ROI before Minimum 11% (aries & investasi
1 taxes 17.48% newton, 1954) layak
ROI after
2 taxes 12.23%
POT before Maksimal 5 tahun (aries investasi
3 taxes 3.64 & newton, 1954) layak
POT after
4 taxes 4.50
investasi
5 BEP 57.75% (40% - 60%) layak
investasi
6 SDP 21.95% < BEP layak
> bunga bank (1,5 kali investasi
7 DFC 19% bunga bank) layak
7. Perhitungan grafik analisa investasi
Fa Va Ra Sa SDP
Rp Rp
Rp 3,117,092,46 Rp 3,117,092,46
0% 3,117,092,469 9 5,028,686,241 0 9
Rp Rp Rp Rp
Rp 3,637,092,4 10,009,071,71 13,687,500,0 16,804,592,4
100% 3,117,092,469 69 0 00 69
8. Grafik Analisa Investasi

YOGYAKARTA
REVISI :1
DAFTAR PUSTAKA
AWWA, ASCE, CSSE. 1997. Water Treatment Plant Design, Third Edition. New York:
McGraw-Hill Book Company.
Benefield, L.D. 1983. Proses Chemistry for Water and Wastewater Treatment. New
York : Prentice Hall Inc.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
YOGYAKARTA
REVISI :1
Modul Pelatihan UP-RATE IPA PAKET PT. MASWANDI, Bantuan Teknis Optimalisasi Dan
Uprating Ipa Paket Tahun Anggaran 1999/2000. Bagian Proyek Pelaksanaan
Pembangunan Penyediaan Air Bersih Wilayah PDAM Kabupaten Pacitan.
Montgomeri M James, 1985. Water Treatment Principles And Design. New York :
Consulting Engineers, Inc
Petunjuk Teknis Bangunan Pengolah Air Minum. Desember 1998. Departemen Pekerjaan
Umum. Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Reynolds, Tom D, 1982. Unit Operations and Processes in Environment Engineering.
Brooks/Cole Engineering Division: California.
Sutrisno, Totok dkk, 2004, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta, Rineka Cipta.
LAMPIRAN
TAMPAK ATAS
BAK KOAGULASI
BAK NETRALISASI
TRAY AERATOR
BAK INTAKE BAK PRA-SEDIMENTASI

YOGYAKARTA
REVISI :1
RESERVOIR
BAK FLOKULASI
BAK SEDIMENTASI
DESINFE
ULTRA FILTRASI

Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Minum

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Minum

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA

TUGAS DOKUMEN BASIC ENGINERING DESIGN PACKAGE

NAMA PENYUSUN : NDARI FITRIYANI (13314370)

NINGRUM DESTI DWI APSARI (13314372)

JENJANG PENDIDIKAN : STRATA 1 (S1)

PROGRAM STUDI : TEKNIK LINGKUNGAN

KONSEP PENGOLAHAN AIR GAMBUT MENJADI AIR MINUM DENGAN

D.I. Yogyakarta, 15 desember 2015

Mata Kuliah Basic Engineering Design Package

Ir. PRAYITNO, M.Eng

BAB II Tinjauan Pustaka....................................................................................................8

BAB III Rencana Dasar.....................................................................................................16

A. Alternatif Pengolahan Unit Proses dan Unit Operasi.............................................16

BAB IV Kriteria Desain....................................................................................................21

A. Kriteria Disain dipilih untuk Tiap-Tiap Unit Pengolahan.......................................21

BAB V Perhitungan Desain...............................................................................................27

A....................................................................................Perhitungan Kapasitas Produksi

A.Rekapitulasi Pembangunan Instalansi Pengolahan Air Minum...............................50

BAB VII Studi Kelayakan Usaha......................................................................................56

A. Analisa Kelayakan Usaha.......................................................................................56

KONSEP PENGOLAHAN AIR GAMBUT MENJADI AIR

Kapasitas Produksi : 2732068,8 m3/tahun

Teknologi Membran Ultrafiltrasi (UF) merupakan salah satu terobosan teknologi

2.Alamat Kantor : Jl. Mawar 29c

3.Nama Proyek : Konsep Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Minum

4.Alamat Pabrik : Jl. Mercusuar 92

5.Total Investasi : Rp2,860,338,000.00

6.Analisa Kelayakan : ROI before taxes = 17,48%

ROI after taxes = 12.23%

POT before taxes = 3.64 tahun

POT after taxes = 4.50 tahun

7. Manfaat perekonomian : Menyerap tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan

e) Asam humat adalah bagian yang paling mudak diekstrak diantara

Karakteristik Air Gambut yang akan diolah

NO PARAMETER UNIT KADAR MAX AIR BAKU

2 Bau Tdk berbau -

3 Rasa Tdk berasa acid

7 TDS mg/L 1000 300

9 Mn mg/L 0,1 <0,1

Baku mutu : KEP.MENKES RI NO.492/MENKES/PER/IV/2010

B. PENGOLAHAN AIR GAMBUT

Efektifitas proses elektrokoagulasi untuk memindahkan (removing) zat-zat organik

DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN AIR GAMBUT

A. Alternatif Dan Pemilihan Unit Operasi Dan Unit Proses

b. Kualitas air baku yang akan diolah

c. Parameter yang akan diturunkan pada pengolahan

d. Efisiensi pengolahan untuk setiap unit dalam menurunkan kadar atau

e. Biaya investasi dan biaya operasional setiap unit pengolahan

b. Koagulan: Berfungsi untuk memperbesar ukuran partikel yang tidak

3. Pengolahan Kimia dan Fisik

c. Sedimentasi : Bertujuan untuk mengendapakan flok – flok yang terbentuk

Bangunan penunjang yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Merupakan empat pengoperasian dan pengawasan segala unit operasi dan

4. Ruang pembubuhan zat kimia

Merupakan tempat yang menyediakan tenaga listrik cadangan dan sebagai

Untuk menempatkan pompa agar mudah diawasi dan terlindung dari

7. Gudang bahan kimia

Sebagai tempat untuk menyimpan persediaan bahan-bahan kimia yang

Berguna untuk menyimpan persediaan bahan-bahan kimia yang dibutuhkan

Merupakan tempat beribadah bagi karyawan atau pegawai

Sebagai tempat untuk menjual makanan bagi para pegawai.

11. Rumah jaga atau pos keamanan