Anda di halaman 1dari 18

10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

EKOLOGI PEMERINTAHAN

MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI


INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

Dosen Pengampu:

Eko Priyo, P, S.IP., M. Res., Ph.D.

Oleh:

M. Taufiq Fatchurrahman

(20150520214)

ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2018

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 1/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI


INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

Oleh Muhammad Taufiq Fatchurrahman (20150520214)

Email: Muhammad.taufiq.2015@fisipol.umy.ac.id

PENDAHULUAN

Permasalahan global sehubungan dengan masa depan perkotaan beberapa d


antaranya adalah permasalahan lingkungan. Wati dalam (Haris & Purnomo, 2017
menyebutkan ada dua jenis faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidu
dua jenis tersebut, yaitu: 1. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan ole
faktor alam, bentuk bencana alam yang menimbulkan dampak rusaknya lingkunga
hidup. 2. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh faktor manusi
Manusia sebagai mahluk hidup yang menguasai lingkungan hidup di bumi memili
peran besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Beberap
permasalahan lingkungan yang di hadapi oleh Kota Yogyakarta adalah jumla
penduduk miskin dan jumlah sampah perkotaan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakart
(BPS DIY), Kota Yogyakarta termasuk kota yang sukses dalam menurunka
jumlah kemiskinan dan jumlah sampah perkotaan. Kondisi ini menunjukkan bahw
tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Yogyakarta dari tahun ke tahun semaki
membaik. Sedangkan untuk berkurangnya jumlah sampah, dapat dikatakan bahw
kebijakan pemerintah selama ini telah berhasil dalam mengatasi permasalaha
https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 2/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

sampah di Kota Yogyakarta sesuai dengan hasil temuan Mulasari dkk (Mulasar
Husodo, & Muhadjir, 2016)

Tabel 1. Jumlah Penduduk Miskin, Produksi dan Volume Sampah per Hari

di Kota Yogkarta dari Tahun 2012-2015

Tahun Jumlah
No. Indikator
2012 2013 2014 2015 (Total)
1 Jumlah Penduduk Miskin (000) 37,43 35,62 35,60 35,98 144,63
2 Sampah Organik (m3) 535,50 523,22 513,34 512,82 3.120,50
3
3 Sampah Anorganik (m ) 367,00 371,00 366,66 384,18 2.084,88
4 Jumlah Sampah (m3) 902,50 746 742 730 1.488,84

(Sumber: https://yogyakarta.bps.go.id/)
Masyarakat perkotaan identik dengan gaya hidup seperti tingginya kesadara
terhadap isu kesehatan dan kebugaran, bertambahnya kesadaran diri terka
pentingnya perilaku ramah lingkungan, harusnya berimplikasi terhadap perilakuny
dalam membeli produk-produk ramah lingkungan atau produk hijau, yang nantiny
akan menyebabkan berkurangnya jumlah sampah di perkotaan. Namun lain halny
di Kota Yogyakarta, berdasarkan tabel di atas, jumlah sampah organik meman
berkurang, tetapi sampah anorganik semakin bertambah. Hal ini mengindika
bahwa perilaku ramah lingkungan masyaraka Kota Yogyakarta masih rendah, yait
dalam hal membeli produk hijau. Fenomena ini memperjelas kembali has
penelitian terdahulu yang menjelaskan bahwa tingginya kesadaran masyarak

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 3/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

terhadap lingkungan tidak cukup berpengaruh terhadap perilaku membeli produ


hijau, dengan alasan harga produk hijau relatif mahal dibandingkan dengan produk
produk konvensional. (Junaedi, 2005)
Dalam kondisi tingkat kesejahteraan yang semakin membaik, didukun
tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku ramah lingkngan
harusnya bukan menjadi penghambat bagi masyarakat untuk dapat berperilak
ramah lingkungan, terutama dalam hal membeli produk hijau. Hal ini sesuai denga
hasil temuan (Ali, 2013), yang menyatakan bahwa nilai dan gaya hidup memilik
pengaruh positif pada perilaku ramah lingkungan, salah satunya yaitu berkemaua
membayar lebih untuk produk ramah lingkungan. Akan tetapi, realita di Kot
Yogyakarta seperti yang disebutkan sebelumnya tidaklah demikian. Produks
sampah anorganik atau plastik terus mengalami peningkatan (lihat tabel 1).

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta


menyebutkan bahwa pada tahun 2016, angka pembuangan sampah yang dihasilka
rumah tangga mencapai 6.600 ton atau 220 ton per hari. Jumlah sampah ini jug
bisa mencapai 240 ton per hari terutama pada masa-masa liburan dan dibanjiri ole
wisatawan (dalam http://jogja.tribunnews.com/2016/12/14/kota-yogyakarta
hasilkan-220-ton-sampah-per-hari, diakses 2 Mei 2018). Penurunan jumlah sampa
yang sangat drastis jika dibandingkan dengan data-data seperti yang tela
disebutkan sebelumnya (lihat tabel 2).

Tabel 2. Data Volume Sampah Per Hari Per Kecamatan Tahun 2013-2015 di
Kota Yogyakarta

Volume TPSS (m3/hari)


No. Kecamatan
2013 2014 2015
1 Umbulharjo 100 67 70

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 4/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…
2 Kotagede 70 70 70
3 Gondokusuman 151 172 169
4 Jetis 28,5 34 32
5 Tegalrejo 92 96 96
6 Gedongtengen 44 46 46
7 Gondomanan 15 29 29
8 Pakualaman 12 12 12
9 Kraton 49 30 20
10 Mergangsan 54 54 54
11 Wirobrajan 38 38 38
12 Mantrijeron 22 62 26
13 Ngampilan 22 20 20
14 Danurejan 48 48 48
Jumlah Total 746 742 730

(sumber: http://lingkungan hidup.jogjakota.go.id/page/index/basis-data)

Tabel di atas sangat jelas menunjukkan terjadinya penurunan jumlah sampa


di Kota Yogyakarta. Akan tetapi, terlihat juga bahwa penurunan jumlah sampa
secara`signifikan hanya terjadi di Kecamatan Kraton. Sementara, untuk lim
kecamatan seperti Kecamatan Kotagede, Pakualam, Mergangsan, Wirobrajan, da
Danurejan tidak mengalami perubahan jumlah sampah atau konstan. Sedangka
sisanya, di sembilan kecamatan jumlah sampah naik turun dan bahkan mengalam
peningkatan pada tahun terakhir. Hemat penulis, kebijakan pemerintah dalam

mengatasi permasalahan sampah selama ini, masih setengah hati dan belum merat
Hal ini sesuai dengan penelitian Mulasari (Mulasari et al., 2016), yang menyataka
bahwa cakupan pelayanan persampahan yang dilakukan BLH Kota Yogyakart
baru mencapai 85% disebabkan karena keterbatasan sumber daya dan anggaran.

Kebijakan pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi permasalaha


sampah yang belum merata ini berimplikasi terhadap prestasi yang diraihny
Selama empat tahun berturut-turut Kota Yogyakarta tidak memperoleh Adipur
https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 5/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

lagi. Selain itu, Pemkot Yogyakarta juga terlihat masih sangat bergantung pad
TPA Piyungan. Hal ini terbukti dengan diadakannya perpanjangan kontrak terhada
TPA Piyungan yang harusnya sudah berhenti beroperasi dan adanya rencan
perluasan TPA hingga 2,5 hektare, karena TPA telah over kapasitas sejak 2013 lalu
Dan berdasarkan data terbaru juga menunjukkan bahwa Kota Yogyakarta masi
menjadi penyumbang sampah terbesar di TPA Piyungan (lihat tabel 3).

Tabel 3. Data Timbangan TPA Piyungan Tahun 2016

(sumber: http://lingkungan hidup.jogjakota.go.id/page/index/basis-data)

Selain itu, Kota Yogyakarta kini kembali dihadapkan dengan permasalaha


sampah plastik. Hal ini disebabkan karena di beberapa tempat atau sumber produk
sampah, seperti di Pasar Bringharjo dan Pasar Gedongkuning, para petuga
pengangkut sampah sudah lebih dulu menyingkirkan sampah organik (buah, sayu
maupun bonggol pisang) untuk dimanfaatkan sebagai pakan sapi mereka (dalam

http://jogja.tribunnews.com/2017/09/07/petugas-kebersihan-pemkot-yogyakarta-

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 6/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

ni-angkuti-sampah-sambil-berburu-pakan-sapi, diakses 2 Mei 2018). Semen-tar


sisanya yang dominan berupa sampah anorganik diangkut ke TPA Piyungan
Peningkatan jumlah sampah plastik tersebut menjadi permasalahan urgent da
membutuhkan perhatian yang serius dari berbagai kalangan atas berbagai macam
pertimbangan. Beberapa di antaranya, pertama berdasarkan sifatnya yang sul
terurai di tanah hingga ratusan tahun lamanya, sampah plastik juga mengindika
pencemaran air dan munculnya zat kimia yang dapat mencemari tanah sehingg
berkurang tingkat manfaat dan kesuburannya. Selain itu, dominasi sampah plasti
yang disetor ke TPA Piyungan telah menyebabkan sampah plastik menjadi paka
sapi, sehingga sapi-sapi kini berada pada status waspada karena sudah tercema
logam berat dan menimbulkan bahaya pada kesehatan manusia yang mengonsum
dagingnya.

Hingga pada akhirnya, Pemerintah Kota (DLH Kota Yogyakarta) pu


mencoba untuk menerapkan konsep ecobrick sebagai suatu sistem pengelolaa
sampah plastik berkelanjutan. Dengan memanfaatkan botol ukuran 600 mililite
yang mampu diisi dengan 250 sampah plastik, sampah plastik ini bisa disula
menjadi kursi, meja, bangku, bahkan menjadi bahan konstruksi seperti rumah
Adapun berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan DLH Kota Yogyakarta, has
botol-botol ecobriks yang telah jadi sebanyak 6 ribu botol ecobriks dengan volum
sampah 1,5 ton akhirnya tidak dibuang ke TPA Piyungan (dalam www
ecobricks.org/wp-content/uploads/2016/06/JogjaPressReleasecopy.pdf, diakses
Mei 2018). Selain itu, harapannya konsep ecobrick ini dapat menjadi peluang usah
sanitasi baru bagi masyarakat. Meskipun dalam realitanya terbilang program yan
baru dan masih banyak kendala dalam penerapannya, dengan konsep yang sanga
sederhana dan hasil yang fantastik, mendorong pemerintah untuk tetap optimm
dan terus berupaya untuk menggalakkan program ecobrick ini.

Kompleksitas permasalahan sampah mulai dari permasalahan di hili


permasalahan proses, hingga permasalahan di hulu tampak sangat jelas. Sebagu

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 7/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

apapun kebijakan yang dilakukan pemerintah, tidak akan dapat berjalan optima
jika tidak didukung dengan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Kebijaka
yang pernah diterapkan oleh pemerintah Kota Yogyakarta (Badan Lingkunga
Hidup) dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 dan Perd
Kota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2002 sesuai dengan temuan Mulasari (Mulasar
et al., 2016), kebijakan pengelolaan sampah yang diberlakukan melipu
pengumpulan dan pengangkutan sampah. Dapat dilihat bahwa saat itu, kebijaka
pengelolaan sampah oleh pemerintah belum sampai pada tahap upaya penguranga
sampah sesuai dengan asas-asas pengelolaan sampah yang termuat dalam Peratura
Daerah Pengelolaan Sampah Kota Yogyakarta terbaru, yaitu Perd a Kot
Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah. Dari penjelasan
diatas maka penulis akan membahas terkait manajemen dan strategi pengelolaa
sampah berkelanjutan melalui inovasi “ecobrick” oleh pemerintah Kota Yogyakart
serta mencari tahu kendala yang dihadapi dalam menerapkan program “ecobrick
di Kota Yogyakarta.

PEMBAHASAN

1. Manajemen Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Melalui Inovasi Ecobrick

Kebijakan yang pernah diterapkan oleh pemerintah Kota Yogyakarta (Bada


Lingkungan Hidup) dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 200
dan Perda Kota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2002. Sesuai dengan temua
(Mulasari et al., 2016), kebijakan pengelolaan sampah yang diberlakukan melipu
pengumpulan dan pengangkutan sampah. Dapat dilihat bahwa saat itu, kebijaka
pengelolaan sampah oleh pemerintah belum pada sampai pada tahap upay
pengurangan sampah sesuai dengan asas-asas pengelolaan sampah yang termu
dalam Peraturan Daerah Pengelolaan Sampah Kota Yogyakarta terbaru, yaitu Perd
Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah.

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 8/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

Dalam permasalahan sampah, selain berfokus pada perilaku masyarakat da


faktor-faktor yang mempengaruhinya, pemerintah juga memiliki kewajiban dalam
upaya pengelolaan sampah. Adapun peran pemerintah tersebut bisa berupa kebijka
atau program pengelolaan sampah seperti penelitian yang dilakukan oleh (Mulasa
et al., 2016) Namun, hasil temuan ini juga mengungkapkan bahwa, sejauh i
khususnya pemerintah Kota Yogyakarta, kebijakan pengelolaan sampah plasti
masih sebatas kebijakan pengumpulan dan pengangkutan sampah, sama halny
juga dengan kebijakan pemerintah di seluruh Kabupaten di Daerah Istimew
Yogyakarta seperti Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul. Belum ad
upaya pengelolaan sampah yang arahnya pada usaha untuk mengurangi produk
sampah atau mengelola sampah menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai tingg
sesuai dengan tujuan yang termuat dalam Perda Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahu
2012 Tentang Pengelolaan Sampah.
Dalam Peraturan Daerah Pengelolaan Sampah tersebut telah disebutka
bahwa pengelolaan sampah mandiri adalah pengelolaan sampah yang dilakuka
oleh masyarakat baik secara individu maupun berkelompok di tingkat sumbe
Sumber sampah yang dimaksudkan di sini ialah asal timbulan sampah itu sendir
Jika diamati lebih jauh, sebenarnya Perda Pengelolaan Sampah ini memperlihatka
adanya perubahan paradigma dalam cara pandang dan pengelolaan terhada
sampah. Sampah yang dulunya dianggap sebagai sesuatu yang harus dibuang ata
tidak berguna lagi. Kini dengan perubahan paradigma yang ada, sampah in
dipandang sebagai potensi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan dan bernilai jua
tinggi apabila dapat dikelola dengan baik.
Perubahan paradigma ini diharapkan menjadi suatu langkah yang efekt
dalam mengurangi biaya pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan limbah. H
ini sesuai dengan apa yang telah disampaikan Apinhapath dalam penelitian (Gust
https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 9/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

Isyandi, Bahri, & Afandi, 2015) pada siswa sekolah dasar yang mana sikap ata
perilaku pengelolaan sampah secara berkelanjutan didefinisikan sebagai upaya
upaya untuk;
1. Mengurangi sampah (reduce).

2. Menggunakan kembali barang yang masih layak pakai (reuse).


3. Mendaur ulang sampah (recycle), dan
4. Mengubah sampah menjadi sumber energy (waste to energi).

Perubahan paradigma ini juga diperjelas dalam tujuan pengelolaan sampa


sesuai dengan tujuan yang diamanatkan Perda Pengelolaan Sampah, yaitu untuk:

1. Membudayakan kebersihan dan keindahan di seluruh wilayah Kot


Yogyakarta.
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan.
3. Menjadikan sampah sebagai sumber daya.
4. Memberikan nilai tambah untuk kegiatan ekonomi produktif, kreatif da
mandiri berorientasi pasar.
5. Memberdayakan masyarakat untuk pengelolaan sampah mandiri.
6. Memberikan daya Tarik wisata di daerah, dan
7. Mengurangi kuantitas sampah dan dampak yang ditimbulkan oleh sampah.

Dengan demikian, baik itu pemerintah daerah, masyarakat, maupun pelak


usaha memiliki tanggung jawab untuk mengelola sampah yang timbul da
aktivitasnya sehari-hari. Dalam hal ini, khususnya pemerintah daerah Ko
Yogyakarta memiliki tugas untuk menjamin terselenggaranya dan tercapainy
tujuan dalam pengelolaan sampah atau limbah yang baik serta berwawasa

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 10/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

lingkungan sesuai dengan tujuan yang termuat dalam Peraturan Daerah Pengelolaa
Sampah Kota Yogyakarta. Dan dalam rangka mencapai tujuan ini, pemerinta
mulai tahun 2015 telah mengupayakan penerapan ecobrick sebagai suatu sistem
pengelolaan sampah berkelanjutan.

Dalam rangka mencapai tujuan seperti yang termuat dalam Perda Pengelolaa
Sampah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pemerintah Kota Yogyakart
telah mengupayakan berbagai macam bentuk program kebijakan dalan mengata
permasalahan sampah. Adapun salah satu bentuk kebijakannya yang terbaru seja
tahun 2015 lalu ialah melalui program ecobrick yang diadopsi dari hasil pemikira

Russel Maier, seorang pemerhati lingkungan asal Kanada. Program ecobrick in


merupakan wujud komitmen Pemerintah khususnya Dinas Lingkungan Hidup Ko
Yogyakarta dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Kota Yogyakarta.

Dalam sejarahnya, Yogyakarta menjadi Kota pertama di dunia yang secar


formal mengadopsi ecobricking sebagai strategi pemerintah untuk mengata
persoalan sampah plastik di kota. Hala ini seperti yang disampaikan oleh salah sat
pemimpin utama gerakan ecobrick dunia yaitu Russel Maier. Russel yan
merupakan seorang desainer regeneratif dari Kanada ini telah mengembangka
teknologi ecobrick sejak tahun 2012 di Philippines dan Bali. Keahliannya adala
memicu ecobricking menjadi gerakan komunitas, kota dan Negara. Ecobrick adala
suatu sistem untuk mengelola dan menggunakan ulang sampah plastik.

Ecobrick berasal dari dua kata dalam bahasa inggris, yaitu “ecology” da
“brick”. Di mana ecology menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB
diartikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup da
https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 11/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

(kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya). Sedangkan brick berarti bata, batu, bat
merah/tembok, dan bisa juga berarti orang yang baik atau menembok. Dua kata in
jika digabungkan menjadi “ecobrick” yang berarti bata ramah lingkungan
Ecobrick adalah teknik pengelolaan sampah plastik yang terbuat dari botol-boto
plastik bekas yang di dalamnya telah diisi berbagai sampah plastik hingga penu
kemudian dipadatkan sampai menjadi keras. Setelah botol penuh dan keras, boto
botol tersebut bisa dirangkai dengan lem dan dirangkai menjadi meja, kur
sederhana, bahan bangunan dinding, menara, panggung kecil, bahkan berpoten
untuk dirangkai menjadi pagar dan fondasi taman bermain sederhana bahkan ruma
(dalam www.ecobricks.org/wp-content/uploads/2016/06/JogjaPressRelease
opy.pdf, diakses 3 Mei 2018).

Program ecobrick sebagai suatu sistem pengelolaan sampah berkelanjutan


dengan cara yang sederhana dan bahan yang terjangkau diharapakan dap
meningkatkan partisipasi maysarakat dalam pengelolaan sampah berkelanjutan

Tidak hanya itu, program ecobrick ini jika dilakukan secara konsisten dan seriu
program ini berpotensi menghasilkan daya tarik tersendiri khususnya di bidan
pariwisata.

2. Strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Mengoptimalkan Penerapan


Program Ecobrick
Dalam rangka mengoptimalkan penerapan program ecobrick di Kot
Yogyakarta, ada beberapa upaya strategis yang dilakukan oleh pemerintah melalu
Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakart

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 12/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

(http://lingkunganhidup.jogjakota.go.id), yaitu:
a. Bekerjasama dengan Bank Sampah dalam pembuatan program ecobric
dengan memanfaatkan sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang.
b. Pembuatan program ecobrick dalam ratusan workshop telah menghasilka
2.385 ecobrick.
c. Memperkenalkan program ecobrick ke sekolah-sekolah.
d. Memperkenalkan hasil ecobrick dengan membawanya ke ruang-ruan
publik.
e. Kegiatan pelatihan kepada 18 trainer yang selanjutnya beberapa kali putara
melakukan workshop di seluruh kelurahan dan menjangkau 405 Ban
Sampah di Kota Yogyakarta.
Dari strategi yang ada, pada tahun 2016 lalu, sebanyak 1,5 ton plastik suda
masuk ecobrick. Jumlah ini diperkirakan sama dengan jumlah plastik yan
menumpuk di area sepanjang 100 meter dan lebar 100 meter dengan tinggi 30 cm

3. Kendala dalam Penerapan Program Ecobrick di Kota Yogayakarta


Program ecobrick merupakan sebuah kebijakan baru yang dalam
implementasinya sudah pasti memiliki banyak hambatan atau kendala selama tig
tahun berjalan sejak diluncurkan pertama kalinya. Beberapa kendala dalam
pengimplementasian program ecobrick ini, yaitu:

a. Sosialisasi program ecobrick belum dilakukan secara merata di seluru


daerah Kota Yogyakarta. Sosialisasi ini masih berkisar di tempat-tempa
tertentu seperti sekolah dan tempat-tempat publik lainnya. Sementara, untu

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 13/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

tempat-tempat yang berpotensi mengasilkan sampah plastik seperti Ka


Code, TPS legal dan TPS ilegal Kota Yogyakarta belum terlihat upaya yan
serius dari pemerintah.
b. Sasaran sosialisasi program ecobrick belum menjangkau masyarakat secar
merata. Sosialisasi yang dilakukan hingga kini terlihat hanya berfokus pad
kelompok berpendidikan yang pada dasarnya memiliki tingkat kesadara
tinggi dalam mengelola lingkungan.
c. Budaya lingkungan yang berkembang di masyarakat masih rendah. Hal in
terbukti dari hasil wawancara dengan beberapa warga Kota Yogyakart
tentang perilaku ramah lingkungan terutama dalam hal niat dan mina
membeli produk hijau. Dari hasil wawancara langsung tersebut, pak Supa
sebagai salah satu warga Kota Yogyakarta menyatakan bahwa dia kuran
berminat dalam membeli produk hijau, seperti botol minuman (tupperware
yang harganya rata-rata di atas Rp 50.000,-. Selain itu, untuk pembelia
produk hijau lainnya seperti sepeda, beberapa siswa bahkan mahasiswa lebi
memilih untuk membeli dan menggunakan sepeda motor dengan alasan dem
efisiensi waktu, meskipun harganya terbilang lebih mahal dari sepeda.

KESIMPULAN

Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 Tentang


Pengelolaan Sampah telah mengamanahkan adanya perubahan paradigma dalam
cara pandang dan pengelolaan terhadap sampah. Di mana manajemen pengelolaa
sampah berkelanjutan ini terdiri dari upaya-upaya untuk mengurangi sampa
(reduce), menggunakan kembali barang yang masih layak pakai (reuse), mendau
ulang sampah (recycle), dan mengubah sampah menjadi sumber energy ( waste t
energi). Adapun kebijakan pengelolaan sampah berkelanjutan yang baru-baru in

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 14/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

diterapkan oleh pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidu


adalah program ecobrick. Ecobrick adalah teknik pengelolaan sampah plastik yan
terbuat dari botol-botol plastik bekas yang di dalamnya telah diisi berbagai sampa
plastik hingga terisi penuh dan padat. Setelah botol penuh dan keras, botol-boto
tersebut akan dirangkai mengunakan lem menjadi beberapa peralatan seperti mej
kursi sederhana, bahan bangunan dinding, menara, panggung kecil, bahka
berpotensi untuk dirangkai menjadi pagar dan fondasi taman bermain sederhan
bahkan rumah.

Upaya strategis pemerintah Kota Yogyakarta dalam rangka optimalisas


penerapan program ecobrick ini ditempuh dengan cara seperti dengan bekerjasam
dengan Bank Sampah dalam pembuatan program ecobrick, pembuatan program
ecobrick dalam ratusan workshop, memperkenalkan program ecobrick ke sekolah
sekolah, memperkenalkan dan membawa hasil ecobrick ke ruang public, da
kegiatan pelatihan pembuatan ecobrick. sementara, kendala dalam penerapa
ecobrick ialah belum dilakukannya sosialisasi secara merata dan sasaran sosialisa
yang belum menjangkau masyarakat secara merata, serta budaya lingkunga
masyarakat yang masih rendah.

RREFERENSI

Buku

Flick, U. d. (2017). Buku Induk Penelitian Kualitatif: Pradigma, Teori, Metode,


Prosedur, dan Praktik. Diterjemahkan oleh: Achmad Fawaid. Yogyakarta:
Cantrik Pustaka.
Tanjung, B. N., & Ardial. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Jurnal

Ali, S. (2013). Prediksi Perilaku Ramah Lingkungan yang Dipengaruhi oleh Nila
dan Gaya Hidup Konsumen. Jurnal Administratio. Vol. 1. No. 1.

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 15/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

Arifian, I. S., & Fauzie, M. M. (2017). PEMANFAATAN MODEL TEMPAT


SAMPAH BERVIDEO SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 8(4), 151–157.
Dirgantara, I. M. B. (2013). Pengetahuan Mendaur Ulang Sampah Rumah
Tangga. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, 10(1), 1–12.
Gusti, A., Isyandi, B., Bahri, S., & Afandi, D. (2015). Faktor Determinan Intensi
Perilaku Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Pada Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 9(2), 65.
https://doi.org/10.24893/jkma.9.2.65-72.2015
Haris, A. M., & Purnomo, E. P. (2017). Implementasi CRS (Corporate Social
Responsibility) PT. Agung Perdana Dalam Mengurangi Dampak Kerusakan
Lingkungan (Study Kasus Desa Padang Loang, Seppang dan Desa
BijawangKec. Ujung LoeKab. Bulukumba). Journal of Governance and
Public Policy, 3(2), 203–225.
Junaedi, M. F. S. (2005). Pengaruh Kesadaran Lingkungan Pada Niat Beli Produk
Hijau : Studi Perilaku Konsumen Berwawasan Lingkungan. Benefit, 9(2),
189–201.
Mulasari, A., Husodo, A. H., & Muhadjir, N. (2016). Analisis Situasi
Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta Dan Kebijakan Penanggulangannya
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(2), 97–106.
Posmaningsih, A. D. A. (2016). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
PADAT DI DENPASAR TIMUR Dewa. Jurnal Skala Husada, 13(1), 59–
71.
Purnama, H., & Yuriandala, Y. (2010). Studi Pemanfaatan Sampah Plastik
Menjadi Produk dan Jasa Kreatif. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan,
2(1), 21–31.
Yuanjaya, P. (2015). Modal Sosial dalam Gerakan Lingkungan: Studi Kasus di
Kampung Gambiran dan Gondolayu Lor, Kota Yogyakarta. Natapraja, 3(1),
57–72. Retrieved from
http://journal.uny.ac.id/index.php/natapraja/article/view/11958

Undang-Undang
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Sampah.
Internet
Http://jogja.tribunnews.com/2016/12/14/kota-yogyakarta-hasilkan-220-ton-s
ampah-per-hari, pada 2 Mei 2018,pukul 15.06 WIB.
Https://Yogyakarta.Bps.Go.Id/, pada 2 Mei 2018, pukul 15.33 WIB.
Http://LingkunganHidup.Jogjakota.Go.Id/Page/Index/Basis-Data, pada 2 M
https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 16/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

2018, pukul 15.13 WIB.

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 17/18
10/08/2020 (PDF) MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN MELALUI INOVASI “ECOBRICK” OLEH PEMERINTAH KOTA…

https://www.researchgate.net/publication/325284392_MANAJEMEN_PENGELOLAAN_SAMPAH_BERKELANJUTAN_MELALUI_INOVASI_EC… 18/18

Anda mungkin juga menyukai