Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK PRESIPITASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

MATA KULIAH
TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH B3

ADE RIZKY AGUSTINA ( 03211950035002 )

Dosen : Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MappSc

MAGISTER MANAJEMEN LINGKUNGAN


DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2


PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3
Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
Tujuan ................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 4
Pengertian Presipitasi ........................................................................................................... 4
Prinsip, Mekanisme, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Teknologi
Presipitasi ............................................................................................................................. 4
Kelebihan dan Kekurangan Teknik Presipitasi ...................................................................... 7
Studi Kasus Penerapan Teknologi Presipitaasi ..................................................................... 7
PENUTUP............................................................................................................................. 7
Kesimpulan ........................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 9

2
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat, hal ini menghasilkan
dampak positif dan negatif. Akibat positif jelas terlihat dari peningkatan PDRB daerah dan
akibat negatif yang utama adalah berasal dari limbah yang dihasilkannya. Banyak industri
yang sudah berproduksi namun masih belum mempunyai unit pengolahan limbahnya
sehingga terjadi pencemaran lingkungan dan masyarakatlah yang menjadi korbannya (Nugro
Rahardjo). Pengolahan limbah cair dengan proses kimia merupakan salah satu bagian yang
dominan dalam proses pengolahan limbah untuk menanggulangi bahan pencemar anorganik.
Presipitasi kimia dalam pengolahan air limbah adalah perubahan dalam bentuk bahan
yang dilarutkan dalam air menjadi partikel padat. Presipitasi kimia digunakan untuk
menghilangkan unsur ionik dari air dengan menambahkan ion-counter untuk mengurangi
kelarutan. Ini digunakan terutama untuk menghilangkan kation logam, tetapi juga untuk
menghilangkan anion seperti fluorida, sianida, dan fosfat, serta molekul organik seperti
presipitasi fenol dan amina aromatik oleh enzim, deterjen dan emulsi berminyak oleh barium
chloride (B.Gomulka). Proses presipitasi utama meliputi pelunakan dan stabilisasi air,
penghilangan logam berat, dan penghilangan fosfat. Pelunakan air melibatkan penghilangan
kation divalen, terutama ion kalsium dan magnesium. Penghapusan logam berat paling
banyak dilakukan di industri pelapisan logam, di mana garam kadmium, kromium, tembaga,
nikel, timah, seng, dan banyak lainnya yang larut, perlu dihilangkan dan kemungkinan
direcovery.
Presipitasi memiliki keuntungan dari biaya modal yang rendah dan operasi yang
sederhana. Kerugian utamanya adalah biaya operasinya dari biaya bahan kimia dan biaya
pembuangan endapan lumpur yang dihasilkan (D.Biver).
Sebagian besar logam dipresipitasi dengan hidroksida, tetapi metode lain seperti
sulfida dan presipitasi karbonat juga dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, unsur kimia
yang akan dihilangkan harus dioksidasi atau direduksi menjadi valensi yang kemudian dapat
diendapkan secara langsung. Fosfat dapat dihilangkan dengan presipitasi sebagai garam besi
atau aluminium, dan fluor dapat dihilangkan dengan menggunakan kalsium klorida
(B.Gomulka).
Proses pengendapan harus dibedakan dari koagulasi dan flokulasi. Koagulasi adalah
penghilangan partikel padat yang tidak dapat diendapkan dengan baik, terutama koloid,
dengan agregasi menjadi partikel yang lebih besar melalui destabilisasi lapisan ganda elektrik
(V. K. La Ver). Flokulasi adalah pembentukan partikel yang lebih besar dengan pembentukan
jembatan antara partikel yang dikoagulasi melalui adsorpsi molekul polimer besar dan oleh
kekuatan lain. Baik koagulasi dan flokulasi, yang sering terjadi bersamaan, menghasilkan
partikel yang dapat dihilangkan dengan sedimentasi atau filtrasi.

3
Tujuan

1. Mengetahui prinsip dan mekanisme kerja teknik presipitasi.


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi presipitasi.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan teknik presipitasi.
4. Mengetahui beberapa studi kasus presipitasi pada limbah industri.

PEMBAHASAN

Pengertian Presipitasi

Metode presipitasi merupakan salah satu metode pengolahan limbah yang


banyak digunakan untuk memisahkan logam berat dari limbah cair. Menurut Vogel
(1985), pengendapan (presipitasi) adalah suatu proses pemisahan diri suatu fase padat
keluar dari larutan. Endapannya mungkin berupa kristal atau koloid dan dapat dikeluarkan
dari larutan dengan penyaringan atau menggunakan centri-fuge.
Presipitasi kimia dalam pengolahan air limbah adalah perubahan dalam bentuk
bahan yang terlarut dalam air menjadi partikel padat. Presipitasi kimia digunakan untuk
menghilangkan unsur ionik dari air dengan menambahkan ion-counter untuk mengurangi
kelarutan. Ini digunakan terutama untuk menghilangkan kation logam, tetapi juga untuk
menghilangkan anion seperti fluorida, sianida, dan fosfat, serta molekul organik seperti
presipitasi fenol dan amina aromatik oleh enzim, deterjen dan emulsi berminyak oleh barium
chloride (B.Gomulka).
Presipitasi kimiawi dapat dipakai untuk mengolah limbah encer yang mengandung
bahan beracun, yang dapat diubah menjadi bentuk tak larut, misalnya limbah yang
mengandung arsen, cadmium, chrom, cuprum, plumbum, hidrargyrum, nikel, argentum, dan
zinc.

Prinsip, Mekanisme, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Teknologi


Presipitasi

Prinsip presipitasi kimia berdasarkan dengan teori kesetimbangan kelarutan dimana


suatu reaksi dikatakan telah mencapai kesetimbangan ketika laju reaksi produk sama dengan
laju reaksi reaktan
𝐴𝐵S ↔ A+ + B-

(𝐴+)(𝐵−)
𝐾𝑒𝑞 =
(𝐴𝐵𝑠)

Karena konsentrasi encer, maka konstanta kelarutan

𝐾𝑠𝑝 = [ A+] [B-]

Dimana :
ABs : solid
+ -
A , B : muatan ionik
Keq : konstanta kesetimbangan
Ksp : konstanta kelarutan produk

4
Tabel 1. Reaksi presipitasi dan harga konstanta kesetimbangannya

(sumber : Nugro Rahardjo)

Prinsip dari konstanta kesetimbangan (Ksp) yaitu semakin rendah kelarutan suatu
produk, semakin banyak keseimbangan pada produk padat (solid). Kelarutan akan berubah
jika temperature berubah, kekuatan ion akan mengubah kelarutan (penambahan garam/ion
kedalam larutan dapat menambah atau menurunkan kelarutan). Metode presipitasi dapat
dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Metode Presipitasi


(Abdu F. Assomadi)

5
Hubungan kesetimbangan kimia dalam presipitasi yang mempengaruhi kelarutan
komponen dapat dicapai dengan berbagai cara. Adapun kegunaan presipitasi dalam
pengolahan limbah, yaitu :

1. Metals Removal
- Kesadahan
Kesadahan adalah istilah yang digunakan pada air yang mengandung kation
penyebab kesadahan. Penyebab utama kesadahan adalah kalsium dan
magnesium (Ca2+ dan Mg2+). Kesadahan dapat dihilangkan dengan
menggunakan kapur (Kalsium Oksida), mungkin dengan menambahkan
ferrous sulphate.
- Logam berat yang terlarut dapat dihilangkan dengan hidroksida, karbonat,
sulfat, atau sulfit tergantung pada pH larutan tersebut.
- Besi dan Mangan dapat dihilangkan dengan melalui proses oksidasi,
dikonversi menjadi Fe dan Mn yang tidak larut

2. Fat, Oils, and Greases Removal


Dapat dilakukan dengan penambahan polimer yang dirancang untuk netralisasi
muatan.

3. Phosphorus Removal
Metal salt dapat dihilangkan dengan menggunakan Ferric chloride dan aluminium
sulphate.

Presipitasi memiliki banyak aplikasi yang berguna untuk pengolahan limbah


berbahaya, tetapi Jar Test harus dilakukan untuk memilih bahan kimia yang sesuai;
menentukan tingkat dosis; menilai pencampuran, flokulasi dan karakteristik pengendapan;
dan memperkirakan produksi lumpur (gambar. 2).

Gambar 2. Kurva Kelarutan Logam Hidroksida


(Solid and Hazardous Waste Management, 2016)

6
Kelebihan dan Kekurangan Teknik Presipitasi
- Menurut D.Biver (1983) presipitasi memiliki keuntungan dari biaya modal yang
rendah dan operasi yang sederhana. Kerugian utamanya adalah biaya operasinya
dari biaya bahan kimia dan biaya pembuangan endapan lumpur yang dihasilkan.
- Kelebihan dan kekurangan metode presipitasi Menurut Winda Maria Issani adalah
:
Keuntungan : merupakan pengolahan yang paling popular digunakan
karena beberapa logam berat (metal salts) bersifat terlarut
(insoluble) dalam air sehingga dengan cepat terpresipitasi
ketika anion yang tepat ditambahkan.

Kelemahan : mudah terpengaruh oleh pH yang rendah, kehadiran


ion-ion lain (salts) dan menghasilkan banyak lumpur
karena memakai bahan kimia.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan daan kekurangan proses
presipitasi yaitu :

Kelebihan :
1. Sangat fektif dalam mengolah logam berat
2. Biaya modal yang rendah
3. Pengoperasian sederhana
Kekurangan :
1. Mudah terpengaruh oleh pH yang rendah
2. Reaksinya mudah terganggu oleh ion-ion garam lain
3. Menghasilkan banyak lumpur
4. Biaya operasinya dari biaya bahan kimia dan biaya pembuangan endapan lumpur
yang dihasilkan tinggi

Studi Kasus Penerapan Teknologi Presipitaasi

1. Industri otomotif menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat dan gas. Limbah ini
dihasilkan oleh proses produksi yang paling dominan antara lain yaitu proses painting,
stamping dan machining. Berdasarkan studi kasus pada industri otomotif di
Southeastern Michigan, karakteristik limbah cair logam berat yang terkandung
tergolong sulit untuk direduksi terutama air limbah yang dihasilkan pada proses
produksi dalam tahapan painting Pengolahan konvensional yang efisien yang dapat
dilakukan yaitu menggunakan metode presipitasi kimia dengan bantuan katalisator
sodium sulfida (Na2S-) yang efektif bekerja pada pH rendah. (Issani)
2. Limbah cair industri kerajinan perak Kotagede memiliki kandungan tembaga yang
sangat tinggi. Untuk menghilangkan kandungan tersebut maka digunakan NaOH dalam
proses presipitasi. (Andaka,2008)
3. Kombinasi proses presipitasi dan adsorpsi karbon aktif dapat digunakan dalam
pengolahan air limbah industri penyamakan kulit (Eka Wardhani, 2014)
4. PT. Sido Muncul menggunakan ferro sulfat pada pengolahan limbah cair pada proses
produksinya (Dian Risdianto,2007)

PENUTUP

7
Kesimpulan

Teknik presipitasi adalah perubahan dalam bentuk bahan tertentu yang terlarut dalam
air menjadi partikel padat (solid) yang disebut presipitat. Presipitasi dilakukan terutama untuk
menghilangkan kation logam, tetapi juga untuk menghilangkan anion seperti fluorida, sianida,
dan fosfat, serta molekul organik seperti presipitasi fenol dan amina aromatik oleh enzim,
deterjen dan emulsi berminyak oleh barium chloride. Sebagian besar logam dipresipitasi
dengan hidroksida, tetapi metode lain seperti sulfida dan presipitasi karbonat juga dapat
digunakan. Prinsip dasar teknik presipitasi yaitu dengan menggunakan teori kesetimbangan
kelarutan, yang sangat dipengaruhi oleh suhu, kandungan ion gram lainnya, serta pH.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, metode ini telah banyak digunakan diberbagai
industri dan efisien untuk pengolahan logam yang terdapat pada limbah cair.

8
Daftar Pustaka

Andaka,Ganjar. (2008). Penurunan Kadar Tembaga pada Limbah Cair Industri Kerajinan
Perak dengan Presipitasi Menggunakan Natrium Hidroksida. Yogyakarta: Institut Sains
& Teknologi AKPRIND
Assomadi,Abdu.F.(tanpa tahun). Handout perkuliahan Unit Proses Fisik-Kimia Teknik
Lingkungan.Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
B. Gomulka and E. Gomolka, Effluent Water Treat. J. (G.B.) 24, 119 (1985).
D. Biver and A. Degols, Tech. de l’ Eau (Fr.), 428/429, 31, (1982); (abstr) WRC Info., 10, 83-
0524 (1983).
Issani,Winda.M.(tanpa tahun). Pengolahan Logam Berat Limbah Cair Industri Otomotif
Menggunakan Chemical Precipitation. Tersedia:
https://www.academia.edu/7723901/Tugas_Pengolahan_Air_Limbah_Lanjut
(11/05/2020)
Rahardjo,Nugro.2012.” Teknologi Pengolahan Limbah Cair dengan Proses Kimia”. Tersedia:
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuLimbahCairIndustri/012kimia.pdf
(09/05/2020).
Rao,Mn. Dkk. (2016). Solid and Hazardous Waste Management. US: Butterworth-Heinemann.
Risdianto,Dian. (2007). Optimasi Proses Koagulasi Flokulasi untuk Pengolahan Air Limbah
Industri Jamu (PT. Sido Muncul). Tesis pada Jurusan Teknik Kimia Universitas
Diponegoro Semarang.
V. K. La Ver, J. Colloid Science l9, 291–293 (1964).
Vogel.1985.Analisa anorganik kuantitatif makro dan semi mikro. London: Longman Scientific
& Technical.
Wardhani,Eka. dkk. (2014).Kombinasi Proses Presipitasi dan Adsorpsi Karbon Aktif dalam
Pengolahan Air Limbah Industri Penyamakan Kulit. Bandung: Institut Teknologi
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai