B3
PENGOLAHAN LIMBAH B3
SECARA FISIK
Insinerasi Limbah
B3
INSINERASI
merupakan teknologi pengolahan limbah yang melibatkan
pembakaran dengan temperatur tinggi.
mengubah bentuk limbah menjadi abu, gas buang, dan panas.
mengurangi volume dan massa limbah sampai sekecil mungkin,
serta mengolah limbah tersebut supaya menjadi tidak
berbahaya bagi lingkungan dan stabil secara kimiawi.
INSINERASI
Dalam keadaan baik mampu mengurangi berat dan volume
limbah hingga 95%
dirancang untuk membakar material organik yang mengandung
karbon, hidrogen dan oksigen.
tidak dirancang untuk membakar gelas dan logam (material
anorganik)
KEUNTUNGAN
Minim lahan
Efisien, tidak terpengaruh iklim
Menghilangkan bahan-bahan organik dan bebas dari gangguan
kesehatan lingkungan
Panas (kalor) dapat dijadikan sumber listrik
uap dapat mengeringkan lumpur pada penggolongan limbah
(sludge)
KEKURANGAN
Modal awal sangat besar
Biaya operasional tinggi
Masih memerlukan langkah-langkah lanjutan pada akhir proses
(abu dan sisa pembakaran).
Memerlukan tenaga yang terampil dan terlatih untuk
pengoperasiannya.
Potensi pencemaran emisi udara ke atmosfer lebih besar
JENIS-JENIS INCINERATOR
Rotary Kiln Incinerator
Keuntungan
Makroenkapsulasi
Enkapsulasi
Mikroenkapsulasi
Mikroenkapsulasi
Netralisasi diterapkan untuk limbah bersifat asam atau basa, khususnya pH kurang
dari 5 atau lebih dari 9
Pengolahan dilakukan secara praktis dengan menambahkan asam atau basa yang
setara bagi limbah tersebut
Biasanya netralisasi digunakan sebagai treatment awal pengolahan limbah
Jika kondisi air limbah telah mencapai pH normal maka dapat dilakukan
pengolahan lanjutan atau dapat langsung dibuang ke badan air.
Netralisasi
Batuan
O2
Air
Kapur adalah agen penetral yang paling umum untuk air asam (Douglas et al.,
2005)
Mayoritas pengolahan limbah asam tambang menggunakan kapur sebagai bahan
netralisasi asam untuk meningkatkan pH dan mengendapkan logam berat
(Younger et al., 2003)
Kapur dapat menjadi pilihan utama untuk pengolahan air limbah yang
mengandung logam berat (Hammarström et al., 2003)
Netralisasi menggunakan Batu Kapur
kapur
pertanian
(CaCO3)
Dolomite Kapur tohor
(CaMg(CO3)2) (CaO)
BATU
KAPU
R
Murah
Mudah diperoleh
NaOH berbentuk serbuk/butiran/pelet yang larut dalam air dan akan membentuk
alkalin yang kuat.
Natrium hidroksida biasanya digunakan pada industry kimia untuk mendorong
reaksi kimia dan juga untuk netralisasi limbah asam
Netralisasi dengan kaustik soda banyak dilakukan dalam skala industry, karena
lebih efisien dan tidak menimbulkan endapan (Lawson,2008).
Netralisasi dengan Fly Ash
Fly ash berasal dari sisa pembakaran boiler PLTU yang berbentuk
partikel halus
Fly ash umumnya bersifat alkalin di alam, namun pH abu terbang dapat
bervariasi dari 4,5-12. Nilai pH abu terbang sebagian besar ditentukan
oleh kandungan S
Kemampuan pengapuran atau daya netralisasi fly ash mempunyai variasi
yang besar tergantung pada sumber abu dan proses pelapukan (Herlina,
2012).
Netralisasi dengan Limbah Alkalin
Proses Netralisasi
•Pengkondisian pH saat
presipitasi sangat penting
karena masing-masing logam
berat memiliki rentang pH yang
berbeda-beda.
Presipitasi dengan Sulfida
Logam berat pada penelitian ini diendapkan dengan presipitasi tunggal dan
presipitasi kombinasi.
Presipitasi kombinasi lebih efisien dari pada presipitasi tunggal. Persen
penyisihan logam Pb adalah 100%, Cr: 99.9 %, Cu: 99.7 % and Zn: 99.7-
99.9% (Marchioretto, 2002).
Hidroksida NaOH
Sulfida Na2S
Presipitasi dengan Agen Pengkhelat
Agen Pengkhelat Keterangan
Trimercaptotriazine, Penyisihan lgam berat- merkuri
kalium/sodiumthiocarbonate dan (Matlock et al, 2002)
sodiumdimethyldithiocarbamate
1,3 benzenediamidoethanethiol (BDET2) Matlock et al. (2002 )
dianion
chelatorddipropyl dithiophosphate (organic Efisiensi penyisihan 99,9% ; pH
heavy metals chelator) 3-6 (Xu and Zhang,2006)
N,N0-bis-(dithiocarboxy)piperazine (BDP) and Fu et al. (2006,
1,3,5- 2007)
hexahydrotriazinedithiocarbamate (HTDC)
untuk menghilangkan kandungan air limbah asam tambang. Metode yang bisa
dilakukan adalah metode kimia dan kimia-biologi. Pertama dengan
menambahkan NaOH. Kedua, menambahkan bakteri sehingga memproduksi
H2S (Luptáková, 2012).
Air asam tambang dari tambang emas di afrika selatan diolah dengan presipitasi
logam berat oleh kapur dan sulfida dengan rentang PH tertentu, diikuti oleh
pertukaran ion (Feng D et al, 2000).
Limbah Eletronik
Dari hasil penelitian secara keseluruhan, efisiensi penyisihan sulfida dan cod
hanya 45-75% jika hanya digunakan Fe2+ dan Fe3+.Efisien penyisihan sulfida
mengalami peningkatan hingga 96-99% dan efisiensi COD mencapai 50-80%
pada Ph 7 diperoleh dengan menggabungkan ion Fe2+ dengan Ca(OH)2 sebagai
presipitan bantuan pada kondisi yang sama.
KESIMPULAN
Metode presipitasi kimia paling banyak diaplikasikan untuk menyisihkan logam
berat pada air limbah. Tetapi ada juga penelitian yang membahas pengaplikasian
presisitasi untuk menyisihkan limbah sulfida dari industri perminyakan yang
bersifat reaktif.
Presipitanyang digunakan untuk presipitasi kimia adalah hidroksida, sulfida atau
zat pengkelat yang aman lebih aman bagi lingkungan.
Pengkombinasian proses presipitasi dengan metode lain seperti nanofiltrasi,
elektro fenton dan ion exchange dapat meningkatkan efisiensi penyisihan logam
berat.
Efektivitas presipitan bergantung pada jenis dan komplesitas logam berat yang
ingin disisihkan.
Pengaruh ph sangat penting dalam proses presipitasi karena masing-masing logam
memiliki rentang ph optimal untuk memnghasilkan presipitat atau endapan.
APLIKASI ION EXCHANGE
PADA PENGOLAHAN LIMBAH B3
Pengertian
Ion exchange adalah proses pertukaran timbal
balik antara ion yang terdapat di dalam air dengan ion
yang ada pada resin ion exchange.
Dalam prosesnya: senyawa yang tidak larut
(resin) menerima ion positif atau negatif tertentu dari
larutan dan melepaskan ion lain ke dalam larutan
tersebut dalam jumlah ekivalen yang sama.
Jika ion yang dipertukarkan berupa kation, maka
menggunakan resin penukar kation, dan jika ion yang
dipertukarkan berupa anion, maka resinnya
dinamakan resin penukar anion.
Resin penukar Ion
Resin ion exchange adalah senyawa
hidrokarbon terpolimerisasi, yang
mengandung ikatan silang (crosslinking)
serta gugus-gugus fungsional yang
mempunyai ion-ion yang dapat
dipertukarkan.
- Lewatit M+MP600,
- XUS 43600.00
Tahap layanan adalah tahap terjadi reaksi pertukaran ion. Hal yang
penting pada tahap layanan dalah kapasitas (teoritis & operasi) dan beban
pertukaran ion (ion exchange load)
Tahap pencucian balik dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai titik habis.
Sebagai pencuci, digunakan air produk
Tahap penggantian ion yang terserap dengan ion awal yang semula berada dalam
matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat awal atau ke tingkat yang
diinginkan.
Pembilasan dilakukan dalam dua tingkat, yaitu tingkat laju alir rendah untuk
menghilangkan larutan regenerasi, dan tingkat laju alir tinggi untuk
menghilangkan sisa ion.
Aplikasi: 1. Pengolahan Air Limbah Industry Elektroplating
Air limbah yang diolah mengandung logam berat: (Cr+6) , (CN-), (Cu=2),
(Zn+2), (Ni+2), (Pb+2) dan(Cd+2). Resin Penukar Ion yang digunakan adalah
resin kation dan anion.
Keterangan Gambar:
1.Bak penampung air limbah
2.Bak kendali aliran
3. Kolom resin anion
4. Kolom resin kation
5. Bak penampung hasil pengolahan
Prinsipnya:
Beda potensial antar elektroda
sehingga kation berpindah dari
larutan ke resin.
Larutan nikel melewati elektroda
anoda dan resin penukar kation.
Selanjutnya melewati elektroda
katoda.
Fraksi diuji dengan AAS.
2. Laju alir
Laju aliran mengurangi waktu kontak antara larutan dengan resin dan mobilitas
ion.Waktu tinggal menjadi kecil, sehingga ion Ni2+ yang teremove menjadi berkurang.
Hasilnya: penyerapan ion nikel dengan purolite C150S adalah 91 mg ion nikel / g
resin, sementara dengan AG MP-50 hanya 68 mg ion nikel / g resin
Aplikasi:3. Pengolahan Kromium dari Limbah Penyamakan Kulit (peningkatan
regenerasi)
Resin penukar ion yang digunakan : resin penukar kation asam kuat (gugus
aktif R-SO3 ) yakni Amberjet 1200Na
Mekanisme pertukaran ion sebagai berikut:
1.Matriks resin dikonversi dari Na+ menjadi H+ menurut reaksi:
Hasil:
Resin (ZGC151) yang dilapisi kitosan memiliki kemampuan terbaik dalam
meremoval ion logam (magnesium, mangan, cadmium, stronsium, dan
titanium)
Tujuan pelapisan dengan kitosan :
meningkatkan kemampuan adsorpsi ion logam. Atom nitrogen & oksigen
dalam kitosan bertindak sebagai sisi aktiv adsorpsi ion logam berat.
Atom Nitrogen dan oksigen memiliki pasangan elektron bebas sehingga dapat
mengikat ion logam bermuatan positif membentuk kompleks logam yang
stabil.
Dowex 22 (1),
tersusun atas resin
anion basa kuat,
polystiren AER
Selektivitas Dowex 22 AER
adalah :
Urin yang mengandung
obat-obatan
(DCF) diklofenak,
Dowex 22 (2) DCF (diclofenac) >
(IBP) ibuprofen,
(NPX) naproxen, NPX (naproxen) >
(KTP) ketoprofen, dll.
KTP (ketoprofen) >
IBP (ibuprofen) >
Dowex 22 (3)
PCM (paracetamol)
Aplikasi
6. Beberapa Contoh Hasil Proses Penghilangan Merkuri di Dalam Air dengan
Cara Pertukaran Ion, (Sumber : EPA, 1997)
Aplikasi
7. Aplikasi Faujasite Zeolite sebagai ion exchanger dalam pengolahan polutan ion
Ni2+, Pb2+, Zn2+, Cr+6, Cd+2 dan Co+2 (Mekatel et al., 2012).
Penelitian mengkaji penggunaan zeolit Na-Y untuk recovery ion Ni 2+, Pb2+, Zn2+,
Cr+6, Cd+2 dan Co+2. Na-Y [Na2O.Al2O3.26SiO2.92H2O] dilakukan kalsinasi pada
suhu 600ºC selama 6 jam sebelum dianalisa. Zeolit Na-Y dianalisa menggunakan
XRD, SEM dan EDS. Proses recovery ion Ni2+, Pb2+, Zn2+, Cr+6, Cd+2 dan Co+2 oleh
Na-Y zeolit dilakukan pada kolom bacth. Proses dilakukan pada suhu 25ºC dan pH
5 dengan konsentrasi larutan logam umpan 50mg/L.
Berdasarkan hasil pengukuran, afinitas electron dari Na-Y terhadap ion adalah:
Co2+>Ni2+>Zn2+>Pb2+>Cr6+>Cd2+.
PHYTOTREATMENT
-PHYTOREMEDIASI
PENDAHULUAN
Latar Belakang Tujuan
PENGOLAHAN LIMBAH B3
1. Fisik
2. Kimia
Mikroba
3. Biologi
Tumbuhan
PHYTOTREATMENT
Phytotreatment
“Phyto” adalah
Suatu metode yang menggunakan
Tumbuhan
tumbuhan untuk membersihkan dan
mengontrol berbagai macam jenis
kontaminan seperti logam, pestisida
“Treatment” adalah dan minyak (Zhang et al., 2010)
Pengolahan
PHYTOTREATMENT
Kelebihan &
Pengertian Mekanisme
Kekurangan
KELEB
IHAN
Phytotr
eatment
Fitovolatilisasi
Fitoekstraksi
Fitodegradasi
r a d asi
i z o deg
Rh
Fitostabilisasi
Hiperakumulator
Jenis kontaminan
PHYTOTREATMENT
TUMBUHAN
PHYTOTREATMENT
Peneliti Jenis Kontaminan Mekanisme Hasil