Anda di halaman 1dari 4

Alat flokulasi terdiri dari basin atau tangki, dan system pengadukan lambat.

Beberapa contoh dari type ini diperlihatkan pada gambar dibawah.


Dikarenakan proses flokulasi berlangsung lebih lama dibandingkan proses
koagulasi, maka tangki flokulasi harus lebih besar. Flok yang terbentuk masih
mudah pecah maka pengadukannya harus lebih tenang dengan kecepatan aliran
yang lambat sehingga partikel flok tidak rusak atau pecah. Tangki flokulasi harus
cukup luas agar dapat menampung waktu tinggal sekitar 20-60 meit.

gambar 3-13 dan 3-14 : pengadukan untuk flokulasi dapat dilakukan secara
mekanik, menggunakan rotasi paddle, atau secara hidrolik, dihasilkan dari gerakan
air.
gambar 3-15 : propeller dan flokulator
gambar 3-16 : turbin flokulator
gambar 3-17 : blok berjalan flokulator

flokulator mekanik umumnya dilengkapi dengan varibel pengatur kecepatan untuk


memberikan control yang maksimum dari flokulasi.
gambar 3-18 : flokulator hidrolik
merupakan kombinasi koagulasi, flokulasi dan sedimentasi pada satu unit. Peralatan
ini biasanya digunakan pada proses lime-soda abu untuk pelunakan air.
Montgomery (1985) menjelaskan bahwa tipe flokulator yang umum
digunakan adalah pengaduk mekanis. Flokulator dengan paddle digunakan untuk
energi pengadukan rendah hingga sedang. Sedangkan flokulator dengan propeler
atau turbin digunakan untuk energi pengadukan sedang hingga besar.
Pengadukan di dalam flokulator direkomendasikan dengan menggunakan
pengaduk paddle shaft vertikal karena dapat menghasilkan energi yang bervariasi
terhadap zona-zona flokulasi. Sedangkan bak flokulasi yang disarankan adalah
rektangular karena dapat menghasilkan pengadukan yang sempurna (AWWA,
1997).

Anda mungkin juga menyukai