Anda di halaman 1dari 16

MEKANIKA FLUIDA DAN AGITASI

Dosen Pengampu: Ir Slamet Priyanto, M.S.


Mata kuliah: Unit Operasi II (Mekanika Fluida)

Disusun oleh:
Nurhidayatul Fadila W. (NIM 21030119120008)

Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Diponegoro
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

Pengadukan dan pencampuran cairan dapat memengaruhi keberhasilan dari


banyak operasi pemrosesan. Agitasi mengacu pada gerakan bahan yang diinduksi
dengan cara tertentu, biasanya dalam circulatory pattern di dalam semacam
wadah. Pencampuran/Mixing adalah distribusi acak dari dua atau lebih fase yang
awalnya terpisah hingga dapat melalui satu sama lain. Sebuah bahan homogen
tunggal seperti tangki penuh air dingin dapat diaduk, tetapi tidak dapat dicampur
sampai beberapa bahan lain (seperti sejumlah air panas atau beberapa bubuk
padat) ditambahkan ke dalamnya.
Istilah pencampuran diterapkan pada berbagai operasi, yang sangat berbeda
dalam tingkat homogenitas bahan campuran. Dalam suatu kasus dua gas yang
disatukan dan dicampur secara menyeluruh dan dalam kasus lain, pasir, kerikil,
semen, dan air disatukan dalam drum yang berputar untuk waktu yang lama.
Dalam kedua kasus tersebut, produk akhir dikatakan tercampur. Namun
produknya jelas tidak sama homogennya. Sampel dari campuran gas, bahkan
sampel yang sangat kecil, semuanya memiliki komposisi yang sama. Di sisi lain,
sampel kecil dari campuran beton, sangat berbeda dalam komposisi.
Pergerakan cairan dan padatan untuk meningkatkan hasil proses dicapai
melalui sumber agitasi. Misalnya, matahari adalah sumber agitasi untuk
pencampuran di atmosfer bumi. Demikian pula, kompresor udara dan/atau
pencampur mekanis adalah sumber pengadukan di setiap instalasi pengolahan air
limbah kota untuk meningkatkan hasil proses suspensi padatan dan penyerapan
oksigen dari udara yang disemprotkan atau dimasukkan. Dalam pengertian yang
paling umum, proses pencampuran berkaitan dengan semua kombinasi fase, yang
paling sering terjadi adalah:
1. Gas dengan gas
2. Gas menjadi cairan: dispersi gas
3. Gas dengan padatan granular: fluidisasi, pengangkutan pneumatik,
pengeringan

1
4. Cairan menjadi gas: penyemprotan dan atomisasi
5. Cairan menjadi cairan: pembubaran, emulsifikasi, dispersi
6. Cairan dengan padatan granular: suspensi padatan, perpindahan massa, dan
pelarutan
7. Menempel satu sama lain dan dengan padatan
8. Padatan dengan padatan: pencampuran bubuk
Interaksi tiga fase, gas, cairan, dan padatan dapat juga terjadi, seperti dalam
hidrogenasi minyak nabati dengan adanya katalis nikel padatan tersuspensi dalam
reaktor yang diaduk secara mekanis dengan percikan hidrogen. Pencampuran
yang melibatkan cairan telah dipelajari secara ekstensif dan paling penting dalam
praktik.
Beberapa proses pencampuran dapat dirancang dengan menggunakan
literatur pencampuran tanpa menggunakan studi eksperimental. Hal ini termasuk
kebutuhan daya agitator, perpindahan panas, pencampuran cair-cair, suspensi
padatan, perpindahan massa ke partikel tersuspensi, dan banyak aplikasi padat-
padat. Namun, banyak aplikasi lain selalu melibatkan pekerjaan eksperimental
yang diikuti dengan peningkatan skala. Ini termasuk cair-cair, gas-cair, dan reaksi
kimia kompetitif cepat. Pemahaman tentang dasar-dasar pencampuran sangat
penting untuk penanganan peningkatan skala yang tepat. Insinyur hari ini
dihadapkan pada tugas berat untuk memisahkan metode desain yang benar-benar
praktis dan segera berguna dari literatur yang tersedia.

2
3
BAB 2
PERUMUSAN MASALAH

Tangki berpengaduk secara luas digunakan dalam industri untuk


memberikan sirkulasi pada aliran fluida didalamnya. Tangki berpengaduk banyak
diaplikasikan untuk pencampuran, reaksi dua larutan yang terlarut, mendispersi
dua larutan yang tak saling larut, pencampuran dalam sistem multifasa, dan lain-
lain. Banyak sektor yang menggunakan pengadukan dalam skala yang besar, tidak
hanya pada industri kimia, melainkan industri makanan minuman, farmasi, kertas,
plastik, keramik, dan karet.
Faktor yang mempengaruhi proses fermentasi dalam bioreaktor tangki
berpengaduk adalah pengadukan. Pengadukan berfungsi untuk meratakan kontak
sel dan substrat, menjaga agar mikroorganisme tidak mengendap di bawah,
meratakan temperatur di seluruh bagian bioreaktor, dan meratakan penyebaran
antifoam guna mencegah timbulnya buih yang dapat mengakibatkan
pengembangan volume liquid yang menyebabkan terjadinya overflow sehingga
mengurangi hasil fermentasi. Oleh karena itu pemilihan jenis pengaduk dan
kecepatan pengaduk yang tepat diharapkan dapat menunjang fungsi pengadukan
sehingga dapat meningkatkan hasil fermentasi.
Pengadukan bertujuan untuk mempercepat proses pencampuran fluida
karena dapat mempercepat terjadinya perpindahan massa dan energi yang berupa
panas, baik yang disertai reaksi kimia maupun tidak. Biasanya dalam alat tangki
berpengaduk yang merupakan satu sistem pencampuran dapat dilengkapi dengan
impeller dan baffle. Prinsip kerja tangki pengaduk sendiri adalah mengubah
energi mekanis motor yang memutar shaft impeller menjadi energi kinetik aliran
fluida dalam tangki berpengaduk. Energi kinetik tersebut menimbulkan sirkulasi
aliran fluida di ujung blade impeller sehingga terjadi proses pencampuran. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pengadukan tangki meliputi kecepatan putar impeller,
geometri tangki, jenis fluida, sifat fluida, jenis impeller, jumlah impeller, dan letak
atau posisi poros impeller. Beberapa kendala aplikasi di industri adalah kondisi

4
proses yang kompleks akibat sifat-sifat fisika fluida multifasa dan fenomena
instabilitas aliran.

5
BAB 3
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Jenis Pengaduk


Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang
menghasilkan laju volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input
daya. Input daya dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida yang
digunakan. Profil aliran dan derajat turbulensi merupakan aspek penting
yang mempengaruhi kualitas pencampuran. Rancangan pengaduk sangat
dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar atau turbulen. Aliran laminar biasanya
membutuhkan pengaduk yang ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri.
Hal ini disebabkan karena aliran laminar tidak memindahkan momentum
sebaik aliran turbulen. Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi
karena adanya gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini
memotong fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus yang bergerak
keseluruhan sistem fluida tersebut. Oleh sebab itu, pengaduk merupakan
bagian yang paling penting dalam suatu operasi pencampuran fasa cair
dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan
dimensi pengaduk yang digunakan, karena akan mempengaruhi keefektifan
proses pencampuran, serta daya yang diperlukan. Aliran yang dihasilkan,
pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1. Pengaduk aliran aksial, yang akan menimbulkan aliran yang sejajar
dengan sumbu putaran
2. Pengaduk aliran radial, yang akan menimbulkan aliran yang berarah
tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk.
3. Pengaduk aliran campuran, yang merupakan gabungan dari kedua jenis
pengaduk diatas.

6
Figure 9.2 Mixing impeller: (a) three blade marine propeller; (b)
open straight blade turbine; (c) bladed disk turbine; (d) vertical
curved blade turbine; (e) pitched blade turbine
Sedangkan menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga
golongan:
1. Propeller
Kelompok ini biasa digunakan untuk kecepatan pengadukan
tinggi dengan arah aliran aksial. Pengaduk ini dapat digunakan untuk
cairan yang memiliki viskositas rendah dan tidak bergantung pada
ukuran serta bentuk tangki. Kapasitas sirkulasi yang dihasilkan besar
dan sensitif terhadap beban head. Dikarenakan geometrinya, nilai power
consumption dari sebuah propeller akan lebih rendah dibandingkan
pengaduk lain pada nilai bilangan Reynold yang sama. Propeller dapat
digunakan pada operasi berkecepatan tinggi tanpa penggunaan gearbox
sehingga lebih efektif secara biaya penggunaannya karena tidak ada
mechanical loss. Propeller menghasilkan aliran aksial yang memiliki
efek pemompaan yang baik dan menghasilkan waktu pencampuran
yang relatif lebih cepat.
2. Turbine
Pengaduk jenis ini digunakan pada viskositas fluida rendah
seperti halnya pengaduk jenis propeller. Pengaduk turbin menimbulkan
aliran arah radial dan tangensial. Di sekitar turbin terjadi daerah
turbulensi yang kuat, arus dan geseran yang kuat antar fluida. Salah satu

7
jenis pengaduk turbine adalah pitched blade. Aliran terjadi pada arah
aksial, meski demikian terdapat aliran yang lemah pada arah radial.
Aliran ini akan mendominasi jika sudut berada dekat dengan dasar
tangki.
3. Paddle / Hydrofoil Impeller
Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada proses
pencampuran dalam industri. Bentuk pengaduk ini memiliki minimum
2 sudut, horizontal atau vertikal, dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle
digunakan pada aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle.
Pengaduk padel menimbulkan aliran arah radial dan tangensial dan
hamper tanpa gerak vertikal sama sekali. Arus yang bergerak ke arah
horisontal setelah mencapai dinding akan dibelokkan ke atas atau ke
bawah. Pengaduk jenis ini digunakan pada proses pencampuran, sangat
efisien digunakan viskositas rendah hingga 750000 cps. Juga digunakan
untuk menangani masalah pencampuran pada pencampuran suspensi
padat dengan konsentrasi rendah hingga 65%. Desain ini terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu pisau sempit hidrofoil disebut “soliditas
rendah” hidrofoil, pisau yang lebih lebar disebut “soliditas ringan”, dan
pisau yang paling lebar “soliditas tinggi”. Pengaduk ini mempunyai tiga
blade dengan kemiringan 45o atau 36o.

3.2 Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk


Pada tangki berpengaduk, pola aliran yang dihasilkan bergantung pada
beberapa faktor antara lain geometri tangki, sifat fisik fluida dan jenis
pengaduk itu sendiri. Pengaduk jenis flat blade turbine akan cenderung
membentuk pola aliran radial sedangkan inclined blade turbine dan
propeller cenderung membentuk aliran aksial. Pada dasarnya terdapat 3
komponen yang hadir dalam tangki berpengaduk yaitu:
1. Komponen radial pada arah tegak lurus terhadap tangki berpengaduk
2. Komponen aksial pada arah sejajar (paralel) terhadap tangki pengaduk

8
3. Komponen tangensial atau rotasional pada arah melingkar mengikuti
putaran sekitar tangki pengaduk
Komponen radial dan tangensial terletak pada daerah horizontal dan
komponen longitudinal pada daerah vertikal untuk kasus tangkai tegak
(vertical shaft). Komponen radial dan longitudinal sangat berguna untuk
penentuan pola aliran yang diperlukan untuk aksi pencampuran (mixing
action). Pengadukan pada kecepatan tinggi ada kalanya mengakibatkan pola
aliran melingkar disekitar pengaduk. Gerakan melingkar tersebut dinamakan
vorteks.

3.3 Pengaruh Vortex dalam Pengadukan


Dalam Dinamika Fluida, Vorteks adalah sebuah daerah di dalam
fluida dimana aliran sebagian besar bergerak memutar pada terhadap sumbu
yang imajiner. Pola gerakan disebut Aliran Vorteks. Vorteks terbentuk oleh
fluida termasuk cairan, gas, dan plasma.
Vorteks adalah sebuah komponen utama dalam aliran turbulen.
Dengan tidak adanya gaya luar, gesekan viskos dalam cairan cenderung
membuat aliran menjadi kumpulan yang disebut vortisitas irrotasional.
Dalam pusaran tersebut, kecepatan fluida yang terbesar berada di samping
sumbu imajiner, dan penurunan kecepatan berbanding terbalik terhadap
jarak dari sumbu imajner. Pusaran sangat tinggi di wilayah inti sekitar
sumbu, dan hampir nol di ujung pusaran; sementara tekanan turun tajam
saat mendekati wilayah itu. Setelah terbentuk, vorteks dapat berpindah,
meregang, berputar, dan berinteraksi secara kompleks. Sebuah Vorteks
bergerak membawa serta momentum sudut dan linier, energi, dan massa di
dalamnya. Dalam pusaran stasioner, maka streamlines dan pathlines
tertutup. Dalam pusaran bergerak atau berkembang, streamline dan
pathlines biasanya bergerak spiral.
Secara umum, fenomena vorteks terbagi atas dua bagian yaitu:
1. Vorteks Paksa / Vorteks Berotasi

9
Adalah vorteks yang terbentuk karena adanya gaya luar yang
berpengaruh pada fluida.
2. Vorteks Bebas / Vorteks Tak Berotasi
Adalah vorteks yang terbentuk karena fenomena natural, tidak
terpengaruh oleh gaya dari luar sistem fluida, pada aliran
inkompresibel, umumnya terjadi karena adanya lubang keluar.
Vorteks yang terjadi di permukaan tangki berpengaduk menandakan
seluruh isi tangki bergerak dalam solid body rotation. Jika seluruh fluida
bergerak secara bersamaan, artinya tidak ada pencampuran yang terjadi baik
di arah radial maupun arah aksial.
Vorteks dapat terbentuk disekitar pengaduk ataupun di pusat tangki
yang tidak menggunakan baffle. Fenomena ini tidak diinginkan dalam
industri karena berbagai alasan. Pertama dikarenakan buruknya kualitas
pencampuran meski fluida berputar dalam tangki yang disebabkan oleh
kecepatan sudut pengaduk dan fluida sama. Kedua, udara dapat dengan
mudah masuk kedalam fluida karena tinggi fluida dipusat tangki jatuh
hingga mencapai bagian atas pengaduk. Ketiga, adanya vortex akan
mengakibatkan naiknya permukaan fluida pada tepi tangki secara signifikan
sehingga fluida tumpah. Upaya berikut ini dapat dilakukan untuk
menghindari vorteks, yaitu:
1. Menempatkan tangki pengaduk lebih ke tepi (off-center)
2. Menempatkan tangki pengaduk dengan posisi miring
3. Menambahkan baffle pada dinding tangki

3.4 Power Consumption


Dalam pengadukan, daya yang dikonsumsi oleh sebuah impeller
bergantung pada dimensi dan properti fisik dari fluida yang diaduk (e.g.
densitas dan viskositas). Secara umum, kebutuhan dari sistem untuk diaduk
akan menentukan jenis impeller yang akan digunakan. Penelitian dalam
skala laboratorium dapat menentukan kecepatan yang tepat untuk menjaga
turbulensi isotropik dalam tangki pengadukan. Sehingga estimasi nilai

10
power consumption untuk operasi pengadukan skala besar haruslah
mengikutsertakan pertimbangan dari hasil scale up.
Dalam menentukan nilai power consumption dilakukan pendekatan
menggunakan grafik power correlations. Dimana dibutuhkan nilai pitch dari
propeller yang menentukan kurva yang akan digunakan. Pitch dari sebuah
propeller biasanya telah dihitung dalam desain propeller, namun ada cara
untuk menghitung nilai pitch dari propeller yang sudah ada. Pitch adalah
jarak aksial yang ditempuh/diambil oleh propeler pada satu kali putaran
penuh (360). Dalam satu revolusi, propeller akan berpindah dari A ke A',
sejauh P. Apabila silinder dengan radius R tersebut dibentangkan menjadi,
helix yang dibentuk oleh A akan menjadi garis lurus AM yang dapat
digambarkan dengan persamaan:.
P
tanΦ=
2 Πr
Dalam menggunakan grafik nilai pergerakan cairan di dalam tangki
berpengaduk dapat digambarkan dengan bilangan tak berdimensi lain yaitu
bilangan Reynold (NRe). Bilangan Reynold merupakan rasio antara inersia
dengan kekentalan. Bilangan Reynold (NRe) didefinisikan sebagai berikut.
ρN D 2
NRe=
η
Dimana :
NRe=Bilangan Reynolds
kg
η=Kekentalan( )
m.s
kg
ρ=Densitas cairandalam tangki( 3
)
m
N=Putaran pengadukan(Rps)
D=Diameter pengaduk (m)
Selain itu, dibutuhkan nilai bilangan Fraude yang merupakan bilangan
tak bersatuan yang digunakan untuk mengukur resistensi dari sebuah benda
yang bergerak melalui air, dan membandingkan benda-benda dengan ukuran
yang berbedabeda. Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang

11
signifikan. Bilangan ini hanya diperhitungkan pada system pengadukan
dalam tangki tidak bersekat. Pada sistem ini bentuk permukaan cairan dalam
tangki akan dipengaruhi gravitasi sehingga membentuk pusaran vortex)
dimana vortex menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan
gaya inersia. Perhitungan nilai bilangan Fraude dapat diselesaikan dengan
menggunakan persamaan berikut.
2
N D
NFr=
g
N=Putaran pengaduk ( Rps)
D=Diameter pengaduk (m)

g=Percepatan gravitasi
( ms )
2

Jika kesamaan geometrik peralatan skala kecil ke skala besar


dipertahankan pada kondisi yang sama, maka bagian–bagian yang relevan
dengan perilaku cairan dalam tangki berpengaduk adalah tenaga yang
digunakan untuk pengadukan (P) dan kecepatan putar pengaduk (N).
Konsumsi energi oleh tangki berpengaduk digambarkan dengan Bilangan
Power (Power Number). Bilangan Power merupakan bilangan yang tak
berdimensi yang diperoleh dengan persamaan:
P=Np . ρ . N 3 D5
Dimana:

P=Tenaga eksternal dari agitator ( detik


Nm
)
Np=Bilangan Power

ρ=Densitas cairandalam tangki


( )
kg
m3
N=kecepatan agitasi(Rps)
D=Diameter pengaduk (m)

3.5 Contoh Soal


Contoh 1. Konsumsi daya dalam agitator

12
Sebuah flat-blade turbe agitator dengan piringan mempunayi 6 bilah
dipasang dalam tanki. Tanki mempunyai diameter Dt = 1 ,83 m, diameter
turbin Da = 0,61 m, Dt = H, dan lebar W = 0,122 m. Tanki mempunyai
empat baffles, masing-masing dengan J = 0,15 m. Turbin dioperasikan pada
90 rpm dan cairan dalam tanki mempunyai viskositas 10 cp dan densitas
929 kg/m.
a) hitung kebutuhan daya, kW dari mixer tersebut
b) untuk kondisi yang sama, kecuali untuk viskositas 100.000 cp, hitung
kebutuhan daya

Penyelesaian:
a) Da = 0,61 m
W = 0,122 m
D = 1,83 m
J = 0,15 m
N = 90/60 = 1,5 rps
kg
ρ=929
m3
kg
μ= (10 cp ) ( 1× 10 )=0,01
−3
=0,02 Pa. s
m. s

' D2a Nρ ( 0,61 )2 (1,50 ) 929 4


N ℜ= = =5,185× 10
μ 0,01
Da
=5
W
Dt
=12
J
4
Np=5 untuk N ℜ=5,185× 10
J
P=Np . ρ . N 3 . D5a=( 5 ) ( 929 ) ( 1,50 )3 ( 0,61 )5 =1324 =1,324 kW (1,77 hp)
s

13
kg
(b) μ= (10 0.000 cp ) ( 1× 10 )=100
−3
m. s
D2a Nρ ( 0,61 )2 (1,50 ) 929
'
N = ℜ = =5,185
μ 100
Aliran berada pada daerah laminar dengan Np = 14
3 5 3 5 J
P=Np . ρ . N . Da=( 14 )( 929 )( 1,50 ) ( 0,61 ) =3707 =3,71kW (4,98 hp)
s

Contoh 2. Penurunan eksponen Scale up rule


Untuk eksponen scale-up rule n dalam Pers (8) memperlihatkan sebagai berikut
untuk agitasi turbulen.
a. ketika n = 2/3 daya per satuan volume konstan dalam scale-up

Penyelesaian:
P1=Np . ρ. N 31 . D 5a1
P1 N 1=P2 N 2
P1 P1 P P2
= = 2=
V 1 π DT 1 V 2 π D3/T 24
3/ 4

( )
2 /3
1
N 2=N 1
R

14
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Agitasi mengacu pada gerakan bahan yang diinduksi dengan cara
tertentu, biasanya dalam circulatory pattern di dalam semacam wadah.
Sedangkan pencampuran/Mixing adalah distribusi acak dari dua atau
lebih fase yang awalnya terpisah hingga dapat melalui satu sama lain.
2. Tangki berpengaduk secara luas digunakan dalam industri untuk
memberikan sirkulasi pada aliran fluida didalamnya. Faktor yang
mempengaruhi proses fermentasi dalam bioreaktor tangki berpengaduk
adalah pengadukan. Pengadukan bertujuan untuk mempercepat proses
pencampuran fluida karena dapat mempercepat terjadinya perpindahan
massa dan energi yang berupa panas, baik yang disertai reaksi kimia
maupun tidak.
3. Aliran yang dihasilkan, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan
yaitu aliran aksial, aliran radial, dan aliran campuran.
4. Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu
propeller, turbine, dan paddle
5. Pada dasarnya terdapat 3 komponen yang hadir dalam tangki
berpengaduk yaitu komponen aksial, komponen radial, dan komponen
tangensial.

4.2 Saran
Sebelum merancang agitator yang dibutuhkan dalam suatu proses butuh
pemahaman mendasar mengenai agitasi dan beberapa hal yang
mempengaruhi perancangannya, sehingga dalam perancangan tidak ditemui
kesalahan yang signifikan.

15

Anda mungkin juga menyukai