Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

PENGADUKAN

Nama/NIM : Silvi Nofita Sari


NIM : 011700020
Program Studi : D-IV Teknokimia Nuklir
Kelompok :D
Rekan Kerja : 1. Agalio Yosef
2. Ilhami Ariyanti
3. Niki Fidiarini
Tanggal Praktikum : 4 Desember 2018
Pembimbing : Harum Azizah, MT

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2018
PENGADUKAN

I. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh waktu terhadap kecepatan pelarutan.
2. Mengetahui pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan pelarutan.
3. Mengetahui pengaruh kecepatan pengadukan terhadap daya pengadukan.
4. Menentukan desain tangki pengadukan berdasarkan ketetapan.
II. Dasar teori
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang
diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar
(terdispersi). Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu
bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa
atau lebih. Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim
dalam pengadukan dan pencampuran.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud bergantung dari tujuan langkah
pengolahan itu sendiri. Tujuan pengadukan antara lain adalah :
a) Untuk membuat suspensi partikel zat padat.
b) Untuk meramu zat cair yang mampu campur (miscible).
c) Untuk menyebarkan (dispersi) gas dalam zat cair dalam bentuk gelembung-gelembung
kecil.
d) Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair yang lain sehingga
membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus.
e) Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau mantel
pemanas.
f) Alat Pengadukan
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair/padat, cair,cair/gas, cair/padat/gas)
di dalam bejana pengaduk. Biasanya yang berlangsung adalah gerakan turbulen (misalnya untuk
melaksanakan reaksi kimia, proses pertukaran panas, proses pelarutan). Alat pengaduk terdiri atas
sumbu pengaduk dan strip pengaduk yang dirangkai menjadi satu kesatuan atau dapat dipisah-
pisah menjadi 2-3 bagian pengaduk yang dapat dipisah-pisahkan juga dapat dibongkar pasang
didalam satu unit tangki pengaduk.
Alat pengadukan biasanya terdiri dari :
1. Bejana
Syarat tertentu bejana:
1. Biasanya bagian bawahnya (bottomend) berbentuk melengkung (bulat/lonjong)
untuk mencegah penumpukan disudut bejana (staghnasi), sehingga pengadukan
terjadi dengan sempurna.
2. Diameter bejana hampir sama dengan tinggi permukaan fluida.
3. Harus mempunyai ruang kosong yang tidak dipenuhi oleh fluida, hal ini untuk
mengatasi pergolakan fluida akibat adukan, khususnya untuk fluida yang cenderung
fuming (berbusa) bila diaduk.
4. Bahan bejana terbuat dari bahan inert dan cukup kuat.

Gambar 1. Tangki atau bejana


2. Jenis-jenis Pengaduk
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum, yaitu
pengaduk baling – baling, pengaduk turbin, dan pengaduk dayung.
1. Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah baling-
baling berdaun tiga.

Gambar 2. Pengaduk jenis baling-baling

Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga


1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas
rendah.

2. Impeler.
Ada dua macam impeler pengaduk, yaitu impeler dengan untuk membangkitkan
arus sejajar dengan sumbu poros impeler, dan impeler untuk membangkitkan arus
pada arah tangensial atau radial.

3. Pengaduk dayung (paddle)


Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan
rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa
digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung
biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari
panjangnya.

Gambar 3. Pengaduk Dayung (paddle)


4. Pengaduk turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk
dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan
dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya
antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun
pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini
juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah
pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi
gelembung gas.

Gambar 4. Pengaduk turbin


5. Pengaduk Helical-Ribbon
Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi dan
beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti pita)
dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-balling helicopter dan
ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran
berliku-liku pada bagiam bawah dan naik ke bagian atas pengaduk.
Gambar 5. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral

Pemilihan Pengaduk
Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi
pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk
adalah:
1. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah Pa.s (3000
cP).
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100.000
cp).
3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa
digunakan untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP).
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s dan
telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2,5 - 5 Pa.s
(5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil..

Gambar 6. Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda,
(a) Impeller, (b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon

Kecepatan Pengaduk
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah kecepatan
putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan
gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam
proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan putaran pengaduk
dibagi tiga, yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi.
a. Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm. Pengadukan
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur dimana terdapat
serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa.
Jenis pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch yang empurna dengan sebuah
permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan dengan
viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.
b. Keepatan putaran sedang
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan minyak pernis.
Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada viskositas yang
rendah, mengurangi waktu pencampuan, mencampuran larutan dengan viskositas yang
berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau mendinginkan.
c. Kecepatan putaran tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan viskositas rendah misalnya
air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan yang cekung pada viskositas yang
rendah dan dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas
sangat besar.

Kebutuhan Daya
Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk telah dikembangkan
berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti telah mengembangkan beberapa
hubungan empiris yang dapat memperkirakan ukuran alat dalam pemakaian nyata atas dasar
percobaan yang dilakukan pada skala laboratorium. Perkiraan kebutuhan daya yang
diperlukan untuk mengaduk cairan dalam tangki pengaduk dapat dihitung atas dasar
percobaan pada skala laboratorium. Persyaratan penggunaan hubungan empiris tersebut
adalah :
a) Adanya kesamaan geometris yang menentukan kondisi batas peralatan, artinya bentuk
kedua alat harus sama dan perbandingan ukuran-ukuran geometris
b) Adanya kesamaan dinamik dan kesamaan kinematik, yaitu terdapat kesamaan harga
perbandingan antara gaya yang bekerja di suatu kedudukan (gaya viskos terhadap
gaya gravitasi, gaya inersia terhadap gaya viskos, dan sebagainya).

Daya Pengadukan
Pada proses pengadukan terjadi gerakan relatif antara zat pada (pengaduk) dengan
fluida (zat cair yang diaduk). Gaya gesekan yang terjadi dapat dinyatakan dalam persamaan
aliran fluida sebagai berikut :

....................................... (1)
Dengan :
F
R’ : gaya gesek pada proses pengadukan
f' : faktor friksi
𝜌 : densitas larutan
A : luas permukaan impeller
v
2
: kecepatan putar impeller
Diketahui bahwa kecepatan putar impeller (v2) adalah hasil kali antara jari-jari
impeller pengaduk (r) dengan kecepatan sudut (𝜔), dengan demikian Persamaan-1 dapat
ditulis sebagai :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Momen (T) yang bekerja pada impeller dari pengaduk merupakan hasil kali gaya yang
bekerja dengan jarak dari pusat.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)

dengan
Untuk bentuk impeller yang sudah tertentu, luas perpukaan A dapat dinyatakan dengan
hasil kali antara suatu tetapan dengan kuadrat jari-jari :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)
Sedangkan daya (P) yang diperlukan pada pengadukan dinyatakan dalam persamaan
berikut :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
f " merupakan fungsi Bilangan Reynold (N ), dengan :
i Re

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6)
Untuk memudahkan perhitungan, digunakan data 𝜔 diganti dengan putaran per detik
(n) dan r diganti diameter impeller (Di), sehingga Persamaan-6 menjadi :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7)
Karena f ” merupakan fungsi N maka dapat dinyatakan dalam lambang  yang disebut
i Re

Power Number (Po) dan tidak berdimensi. Po dicari dengan grafik hubungan antara Po
dengan N , sehingga :
Re

........................................ (8)

Desain turbin Rushton :

Gambar 7. Desain Turbin Rushton

Rancangan agitator turbin:

Agar bejana proses bekerja efektif pada setiap masalah pengadukan yang dihadapi
volume fluida yang disirkulasikan oleh impeller harus cukup besar agar dapat menyapu
keseluruhan bejana dalam waktu singkat. Demikian pula kecepatan arus yang
meninggalkan impeller itu harus cukup tinggi agar dapat mencapai semua sudut tangki.
Dalam operasi pencampuran dan penyebaran, laju sirkulasi bukanlah merupakan satu-
satunya faktor dan bukan pula merupakan faktor yang terpenting. Keturbulenan adalah
akibat dari arus yang terarah baik serta gradien kecepatan yang cukup besar di dalam zat
cair. Sirkulasi dan pembangkitan keturbulenan membutuhkan energi; hubungan antara
pemasukkan daya dan parameter rancang bejana aduk .

Menurut aliran yang dihasilkan pengaduk dapat dibagi menjadi 3 golongan:


1. Pengaduk aliran aksial
Pengaduk ini akan menimbulkan arus atau aliran yang sejajar dengan sumbu poros
pengaduk.
2. Pengaduk aliran radial
Pengaduk ini akan menimbulkan aliran yang mempunyai arah tangensial dan radial
terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial akan menyebabkan
timbulnya vorteks dan terjadinya suatu pusaran tetapi dapat dihilangkan dengan
pemasangan buffle atau cruciform buffle.
3. Pengaduk aliran campuran
Pengaduk ini merupakan gabungan dari dua jenis pengaduk diatas. Untuk tugas-tugas
sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar yang berputar pada poros vertikal
merupakan pengaduk yang cukup efektif. Kadang-kadang daun-daunnya di buat miring,
tetapi biasanya vertikal saja. Dayung ini berputar di tengah bejana dengan kecepatan
rendah sampai sedang dan mendorong zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa
adanya gerakan vertikal pada impeler, kecuali bila daunnya agak miring.

Gambar 5. Proses pengadukan pada suatu tangki industry

III. Alat dan bahan


A. Alat :
1. Pompa pengaduk yang dapat diatur kecepatannya
2. Tangki pengaduk
3. Batang pengaduk (impeller)
4. Piknometer
5. Visometer
6. Alat kaca lainnya
7. Stop watch
8. Viskosimeter
9. Neraca analitik
10. Gelas beaker
11. Gelas ukur
12. Batang pengaduk kaca
13. Kaca arloji

Gamabar 6. Rangkaian Alat Pengadukan Mekanik

B. Bahan
1. Air (aquadest)
2. Sampel gula

IV. Cara kera


Metode Pengadukan Manual
1. Diukur dimensi tangki pengadukan.
2. Diukur densitas dan viskostas air kran.
3. Dimasukkan air kran ke dalam gelas beaker.
4. Sampel sejumlah tertentu dimasukkan ke dalam gelas beaker yang telah diisi air kemudian
diaduk hingga larut.
5. Diukur densitas dan viskositas larutan.
6. Sampel kembali ditambahkan ke dalam gelas beaker yang berisi larutan sampel, kemudian
diaduk kembali hingga larut.
7. Diukur densitas dan viskositas larutan.
8. Langkah e sampai f diulang sampai diperoleh minimal 5 data.

Metode Pengadukan Dengan Rangkaian Alat Pengadukan


1. Diukur dimensi impeller dan tangki pengadukan.
2. Disiapkan rangkaian alat pengadukan mekanik.
3. Dimasukkan air ke dalam tangki pengaduk hingga keadaan steady state.
4. Pengaduk dijalankan pada kecepatan lambat.
5. Sampel sejumlah tertentu dimasukkan ke dalam tangki pengadukan sampai larut kemudian
diukur debitnya dengan menampung volume air yang keluar.
6. Densitas dan viskositas larutan yang ditampung diukur.
7. Langkah (e) sampai ( f ) diualang sampai diperoleh minimal 5 data.

V. Data pengamata
A. Data Persiapan
Proses Manual
 Volume piknometer = 25 ml
 Massa piknometer kosong = 17,59 gr
 Massa piknometer + aquadest = 42,23 gr
 Massa piknometer + air kran = 42,21 gr
 Massa aquadest = 24,64 gr
 Massa air kran = 24,62 gr
Proses dengan alat
 Volume piknometer = 5 ml
 Massa piknometer kosong = 10,69 gr
 Massa piknometer + aquadest = 15,88 gr
 Massa piknometer + air kran = 15,89 gr
 Massa aquadest = 5,19 gr
 Massa air kran = 5,20 gr

 T air kran = 29 °C
 T aquadest = 29 °C
 Diameter tangki = 12 cm
 Diameter impeller = 5 cm
 Panjang impeller = 18 cm
 Lebar impeller = 1 cm
 Tinggi tangki = dari dalam 14 cm, dari luar 15 cm
 Kecepatan pengadukan = 1200 rpm
B. Data Praktikum
 Pengadukan secara Manual
No. Massa Massa pikno + lar Waktu Rata-rata
sampel (gr) gula (gr) Pengadukan Viskositas
(menit) 3 kali pengukuran
1 2,03 42,25 1.28.53 0,746
2 2,06 42,27 1.30.43 0,850
3 2,02 42,29 1.44.78 0,743
4 2,04 42,34 1.25.21 0,873
5 2,03 42,36 1.29.73 0,660

 Pengadukan dengan alat


No. Massa Massa Waktu Volume yang Rata-rata
sampel pikno + lar Pengadukan ditampung Viskositas
(gr) gula (gr) (sekon) (ml) 3 kali pengukuran
1 2,03 15,90 28 52 0,756
2 2,06 15,91 78 17 0,786
3 2,02 15,89 130 9 0,550
4 2,03 15,93 78 23 0,640
5 2,02 15,92 127 10 0,720

 Variasi Kecepatan Pengadukan


No. Massa Massa Waktu Kecepatan Waktu Rata-rata Volume (ml)
sampel pikno + lar Pengadukan Pengadukan Alir (s) Viskositas
(gr) gula (gr) (sekon) (rpm) 3 kali pengukuran
1 2,05 15,89 35,69 900 120 0,503 300
2 2,03 15,90 25,47 1200 120 0,483 55
3 2,03 15,91 23,34 1500 120 0,483 20
4 2,04 15,92 22,02 2000 120 0,526 20
5 2,04 15,92 21,84 2500 120 0,413 8

VI. Perhitungan
A. Perhitungan Densitas
1. Densitas Aquadest
𝑚
𝜌𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 =
𝑉
24,64 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝜌𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 = 25 𝑚𝑙

= 0,9856 𝑔𝑟/𝑚𝑙
Untuk Volume Piknometer 5 ml :
𝑚
𝜌𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 =
𝑉
5,19 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝜌𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 = 5 𝑚𝑙

= 1,038 𝑔𝑟/𝑚𝑙

2. Densitas Air Kran


𝑚
𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑟𝑎𝑛 =
𝑉
24,62 𝑔𝑟
𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑟𝑎𝑛 = = 0,9848 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25 𝑚𝑙

B. Perhitungan Viskositas
1. Viskositas Aquadest
Berdasarkan tabel buku Geankoplis, Viskositas aquadest pada suhu 29 °C adalah
sebesar 0,000818 kg/m.s.

Pengadukan secara Manual


No. Massa Massa pikno + lar Konsentrasi (%) Densitas (gr/ml)
sampel (gr) gula (gr)
1 2,03 42,25 0,00203 0,9968
2 2,06 42,27 0,00409 0,9976
3 2,02 42,29 0,00611 0,9984
4 2,04 42,34 0,00815 1,0004
5 2,03 42,36 0,01018 1,0012

Pengadukan dengan alat


No. Massa Massa pikno + lar Konsentrasi (%) Densitas (gr/ml)
sampel (gr) gula (gr)
1 2,03 15,90 0,00203 0,9998
2 2,06 15,91 0,00409 1,0017
3 2,02 15,89 0,00611 0,9979
4 2,03 15,93 0,00814 1,0055
5 2,02 15,92 0,01018 1,0036
Grafik hubungan Konsentrasi vs Densitas
Pengadukan Manual
1.002
1.001 y = 0.5697x + 0.9954
R² = 0.9687
Densitas (gr/ml)

1
0.999
0.998
0.997
0.996
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
Konsentrasi (%)

Dari grafik diatas di dapat persamaan y = 0,5697x + 0,9954


Untuk densitas 0,9998 g/mL → y = 0,5697x + 0,9954
0,9998 = 0,5697x + 0,9954
x = 0,0077
dengan cara yang sama maka didapat konsentrasi

Densitas (g/mL) Waktu (sekon) Konsentrasi (%)


0,9998 28 0,0077
1,0017 78 0,0111
0,9979 130 0,0044
1,0055 78 0,0177
1,0036 127 0,0144

Massa gula yang larut pada saat 28 sekon


Jika 1 ppm = 0,0001%
Maka 0,0077% = 77 ppm
Massa gula larut = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖
= 77 × 1582,56 𝑚𝐿
77 𝑚𝑔 1
= 𝑥 1000 𝑚𝑔 𝑥 1582,56 𝑚𝐿
1000 𝑚𝐿
= 0,1219 gram
Volume Tangki Pengadukan
𝑉 = 𝜋 × 𝑟2 × 𝑡
𝑉 = 3.14 × (6 𝑐𝑚)2 × 14 𝑐𝑚
1 𝑚𝐿
= 1582,56 𝑐𝑚3 × 1 𝑐𝑚3 = 1582,56 mL
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑢𝑙𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Kecepatan pelarutan = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
0,1219 𝑔
= 28 𝑠
= 0,0044 g/s

Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil :


Waktu Konsentrasi Konsentrasi Massa gula Kecepatan Pelarutan
(s) (%) (ppm) terlarut (gram) (g/s)
28 0,0077 77 0,1219 0,0044
78 0,0111 111 0,1757 0,0023
130 0,0044 44 0,0696 0,0005
78 0,0177 177 0,2801 0,0036
127 0,0144 144 0,2279 0,0018

Grafik Waktu vs Kecepatan Pelarutan


0.005
0.0045
Kecepatan Pelarutan (g/s)

0.004
0.0035
0.003
0.0025
0.002
0.0015
0.001 y = -3E-05x + 0.0054
0.0005 R² = 0.829
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (s)

Pengaruh Kecepatan Pengadukan terhadap Kecepatan Pelarutan


No. Massa Massa Waktu Kecepatan Waktu Rata-rata Volume (ml)
sampel pikno + lar Pengadukan Pengadukan Alir (s) Viskositas
(gr) gula (gr) (sekon) (rpm) 3 kali pengukuran
1 2,05 15,89 35,69 900 120 0,503 300
2 2,03 15,90 25,47 1200 120 0,483 55
3 2,03 15,91 23,34 1500 120 0,483 20
4 2,04 15,92 22,02 2000 120 0,526 20
5 2,04 15,92 21,84 2500 120 0,413 8

Dengan cara yang sama diatas diperoleh hasil :


Densitas Konsen (ppm) Massa gula larut (gr) Kec. Pelarutan (g/s)
0,99787 43,3549 0,06861 0,00192
0,99979 77,039 0,12192 0,00479
1,00171 110,723 0,17523 0,00751
1,00363 144,407 0,22853 0,01038
1,00363 144,407 0,22853 0,01046

Grafik Hubungan antara


Kec. Pengadukan vs Kecepatan Pelarutan
0.014
0.012 y = 5E-06x - 0.0018
Kec. Pelarutan (g/s)

R² = 0.8865
0.01
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Kecepatan Pengadukan (rpm)

Pengaruh Kecepatan Pengadukan terhadap Daya Pengadukan


Daya pengadukan = Daya pada tipe aliran dalam tangki pengaduk
Tipe aliran ditentukan bilangan Reynold (NRe), pada saat densitas terkecil dari pengadukan
𝑛 𝐷2 𝜌
NRe = 𝜇

Diameter pengaduk = 5 cm

Viskositas gula suhu 29 ᵒ


η 𝑡𝜌
=
η0 𝑡0𝜌0

η 0,503 𝑠 x 0,99787 g/mL


=
kg 0,77 𝑠 x 0,995945 g/mL
0,000818 m . s

η = 0,0005354 kg/m.s
𝑘𝑔 1000 𝑔 1𝑚
= 0,0005354 𝑚.𝑠 × ×
1 𝑘𝑔 100 𝑐𝑚

= 0,005354 g/cm.s
1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
n = 900 rpm × 60 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛

= 15 rps
15 𝑟𝑝𝑠 ×(5𝑐𝑚)2 × 0,99787 𝑔/𝑐𝑚3
NRe = 0,005354 g/𝑐𝑚.𝑠

= 69891,90 (turbulen)
Sehingga dapat ditentukan bahwa pada densitas selanjutnya aliran selalu turbulen.
Untuk aliran turbulen, cara mencari daya pengadukannya menggunakan rumus :
𝜌
𝑃 = 𝑛𝐷3 𝑁𝑄 (𝛼𝜋𝑛𝐷)2
2𝑔𝑐
Dengan nilai NQ untuk pengaduk dengan untuk turbin rata 6 = 1.3
1.3558 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒 0.2248 𝑙𝑏𝑓
Nilai gc adalah sebesar = 32.174 ft-lb/lbf-s2 x 𝑥
1 𝑓𝑡−𝑙𝑏 1𝑁

= 9.8061 m/s2
= 980.61 cm/s2
𝛼 = 0.92 (asumsi kecepatan resultan absolut pada
impeller dibanding kecepatan pada ujung daun impeller)
0,99787 𝑔/𝑚𝐿
P = 15 𝑟𝑝𝑠 𝑥 (5 𝑐𝑚)3 𝑥 1.3 𝑥 (1 𝑥 𝜋 𝑥 15 𝑟𝑝𝑠 𝑥 5 𝑐𝑚)2
2 𝑥 980.61 𝑐𝑚/𝑠2

= 68.782 watt = 68,782 kwatt


Dengan cara yang sama, diperoleh data :
Kecepatan Daya Pengadukan
Pengadukan (rps) (kwatt)
15,00 68,781
20,00 163,352
25,00 319,659
33,33 759,162
41,67 1.482,739
Grafik Hubungan antara
Kec. Pengadukan vs Daya Pengadukan
2,000,000.00
Daya Pengadukan (kwatt)
1,500,000.00 y = 52953x - 871003
R² = 0.9411
1,000,000.00

500,000.00

-
- 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
(500,000.00)
Kecepatan Pengadukan (rps)

Desain Tangki Pengadukan


Desain tangki pengaduk untuk konsentrasi 16,43% dengan debit 143,5 L/menit
16,43 𝑔𝑟𝑎𝑚 16430 𝑚𝑔
16,43% = = = 164300 𝑝𝑝𝑚
100 𝑚𝐿 0.1 𝐿

Penentuan Waktu Tinggal


Dari data perhitungan dicari hubungan antara waktu dengan konsentrasi larutan, diperoleh
grafik sebagai berikut.
Waktu Konsentrasi
(s) (%)
35,69 60,8998
25,47 42,9605
23,34 39,2217
22,02 36,9047
21,84 36,5887
Grafik Waktu vs Konsentrasi Larutan
70
Konsentrasi Larutan (%) 60 y = 1.7553x - 1.7472
R² = 1
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu (s)

Dari grafik tersebut diperoleh persamaan y = 1,7553x – 1,7472


Maka waktu tinggal untuk larutan konsentrasi 16,43% adalah ;
(16,43%) = 1,7553x – 1,7472
0,1643 = 1,7553x – 1,7472
x = 1,0889 sekon = 0,01815 menit
Volume Bak
Pada desain ini diberikan faktor keamanan 10%
Volume bak = (waktu tinggal × debit) x 1,1
= (0,01815 menit x 143,5 L/menit ) x 1,1
10−3 𝑚3
= 2,8649 L × 1𝐿

= 2,8649 x 10−3 m3
Dimensi Bak
Kriteria menurut buku Unit Operation Of Chemical Engineering 4th Edition adalah
sebagai berikut,
Da 1 H J 1
 1 
Dt 3 Dt D t 12
E W 1 L 1
1  
Da Da 5 Da 4

Pada bentuk,
𝐷𝑡
= 1 𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐷𝑡 = 𝐻 = 𝑥, 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝐻

Volume = 0.25πDt2H
2,8649 x 10−3 m3 = 0.25.π.x2.x
2,8649 x 10−3 m3 = 0.25.π.x3
x = 0,154 meter (diameter dan tinggi bak)

diameter impeller = 1/3 × diameter bak


= 1/3 × 0,154 meter
= 0,051 meter
Jumlah daun impeller = 6
Panjang Daun Impeller = ¼ × diameter impeller
= ¼ × 0,051 m
= 0,013 m
Lebar Daun Impeller = 1/5 × diameter impeller
= 1/5 × 0,051 m
= 0,0102 m
Ketinggian impeller = Diameter Impeller
= 0,051 m
Jumlah buffle = 4
Lebar buffle = 1/12 × diameter tangki
= 1/12 × 0,154 m
= 0,013 meter

Anda mungkin juga menyukai