Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGADUKAN
I. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh waktu terhadap kecepatan pelarutan.
2. Mengetahui pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan pelarutan.
3. Mengetahui pengaruh kecepatan pengadukan terhadap daya pengadukan.
4. Menentukan desain tangki pengadukan berdasarkan ketetapan.
II. Dasar teori
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang
diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar
(terdispersi). Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu
bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa
atau lebih. Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim
dalam pengadukan dan pencampuran.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud bergantung dari tujuan langkah
pengolahan itu sendiri. Tujuan pengadukan antara lain adalah :
a) Untuk membuat suspensi partikel zat padat.
b) Untuk meramu zat cair yang mampu campur (miscible).
c) Untuk menyebarkan (dispersi) gas dalam zat cair dalam bentuk gelembung-gelembung
kecil.
d) Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair yang lain sehingga
membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus.
e) Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau mantel
pemanas.
f) Alat Pengadukan
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair/padat, cair,cair/gas, cair/padat/gas)
di dalam bejana pengaduk. Biasanya yang berlangsung adalah gerakan turbulen (misalnya untuk
melaksanakan reaksi kimia, proses pertukaran panas, proses pelarutan). Alat pengaduk terdiri atas
sumbu pengaduk dan strip pengaduk yang dirangkai menjadi satu kesatuan atau dapat dipisah-
pisah menjadi 2-3 bagian pengaduk yang dapat dipisah-pisahkan juga dapat dibongkar pasang
didalam satu unit tangki pengaduk.
Alat pengadukan biasanya terdiri dari :
1. Bejana
Syarat tertentu bejana:
1. Biasanya bagian bawahnya (bottomend) berbentuk melengkung (bulat/lonjong)
untuk mencegah penumpukan disudut bejana (staghnasi), sehingga pengadukan
terjadi dengan sempurna.
2. Diameter bejana hampir sama dengan tinggi permukaan fluida.
3. Harus mempunyai ruang kosong yang tidak dipenuhi oleh fluida, hal ini untuk
mengatasi pergolakan fluida akibat adukan, khususnya untuk fluida yang cenderung
fuming (berbusa) bila diaduk.
4. Bahan bejana terbuat dari bahan inert dan cukup kuat.
2. Impeler.
Ada dua macam impeler pengaduk, yaitu impeler dengan untuk membangkitkan
arus sejajar dengan sumbu poros impeler, dan impeler untuk membangkitkan arus
pada arah tangensial atau radial.
Pemilihan Pengaduk
Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi
pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk
adalah:
1. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah Pa.s (3000
cP).
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100.000
cp).
3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa
digunakan untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP).
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s dan
telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2,5 - 5 Pa.s
(5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil..
Gambar 6. Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda,
(a) Impeller, (b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon
Kecepatan Pengaduk
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah kecepatan
putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan
gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam
proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan putaran pengaduk
dibagi tiga, yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi.
a. Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm. Pengadukan
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur dimana terdapat
serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa.
Jenis pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch yang empurna dengan sebuah
permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan dengan
viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.
b. Keepatan putaran sedang
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan minyak pernis.
Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada viskositas yang
rendah, mengurangi waktu pencampuan, mencampuran larutan dengan viskositas yang
berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau mendinginkan.
c. Kecepatan putaran tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan viskositas rendah misalnya
air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan yang cekung pada viskositas yang
rendah dan dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas
sangat besar.
Kebutuhan Daya
Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk telah dikembangkan
berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti telah mengembangkan beberapa
hubungan empiris yang dapat memperkirakan ukuran alat dalam pemakaian nyata atas dasar
percobaan yang dilakukan pada skala laboratorium. Perkiraan kebutuhan daya yang
diperlukan untuk mengaduk cairan dalam tangki pengaduk dapat dihitung atas dasar
percobaan pada skala laboratorium. Persyaratan penggunaan hubungan empiris tersebut
adalah :
a) Adanya kesamaan geometris yang menentukan kondisi batas peralatan, artinya bentuk
kedua alat harus sama dan perbandingan ukuran-ukuran geometris
b) Adanya kesamaan dinamik dan kesamaan kinematik, yaitu terdapat kesamaan harga
perbandingan antara gaya yang bekerja di suatu kedudukan (gaya viskos terhadap
gaya gravitasi, gaya inersia terhadap gaya viskos, dan sebagainya).
Daya Pengadukan
Pada proses pengadukan terjadi gerakan relatif antara zat pada (pengaduk) dengan
fluida (zat cair yang diaduk). Gaya gesekan yang terjadi dapat dinyatakan dalam persamaan
aliran fluida sebagai berikut :
....................................... (1)
Dengan :
F
R’ : gaya gesek pada proses pengadukan
f' : faktor friksi
𝜌 : densitas larutan
A : luas permukaan impeller
v
2
: kecepatan putar impeller
Diketahui bahwa kecepatan putar impeller (v2) adalah hasil kali antara jari-jari
impeller pengaduk (r) dengan kecepatan sudut (𝜔), dengan demikian Persamaan-1 dapat
ditulis sebagai :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Momen (T) yang bekerja pada impeller dari pengaduk merupakan hasil kali gaya yang
bekerja dengan jarak dari pusat.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
dengan
Untuk bentuk impeller yang sudah tertentu, luas perpukaan A dapat dinyatakan dengan
hasil kali antara suatu tetapan dengan kuadrat jari-jari :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)
Sedangkan daya (P) yang diperlukan pada pengadukan dinyatakan dalam persamaan
berikut :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
f " merupakan fungsi Bilangan Reynold (N ), dengan :
i Re
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6)
Untuk memudahkan perhitungan, digunakan data 𝜔 diganti dengan putaran per detik
(n) dan r diganti diameter impeller (Di), sehingga Persamaan-6 menjadi :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7)
Karena f ” merupakan fungsi N maka dapat dinyatakan dalam lambang yang disebut
i Re
Power Number (Po) dan tidak berdimensi. Po dicari dengan grafik hubungan antara Po
dengan N , sehingga :
Re
........................................ (8)
Agar bejana proses bekerja efektif pada setiap masalah pengadukan yang dihadapi
volume fluida yang disirkulasikan oleh impeller harus cukup besar agar dapat menyapu
keseluruhan bejana dalam waktu singkat. Demikian pula kecepatan arus yang
meninggalkan impeller itu harus cukup tinggi agar dapat mencapai semua sudut tangki.
Dalam operasi pencampuran dan penyebaran, laju sirkulasi bukanlah merupakan satu-
satunya faktor dan bukan pula merupakan faktor yang terpenting. Keturbulenan adalah
akibat dari arus yang terarah baik serta gradien kecepatan yang cukup besar di dalam zat
cair. Sirkulasi dan pembangkitan keturbulenan membutuhkan energi; hubungan antara
pemasukkan daya dan parameter rancang bejana aduk .
B. Bahan
1. Air (aquadest)
2. Sampel gula
V. Data pengamata
A. Data Persiapan
Proses Manual
Volume piknometer = 25 ml
Massa piknometer kosong = 17,59 gr
Massa piknometer + aquadest = 42,23 gr
Massa piknometer + air kran = 42,21 gr
Massa aquadest = 24,64 gr
Massa air kran = 24,62 gr
Proses dengan alat
Volume piknometer = 5 ml
Massa piknometer kosong = 10,69 gr
Massa piknometer + aquadest = 15,88 gr
Massa piknometer + air kran = 15,89 gr
Massa aquadest = 5,19 gr
Massa air kran = 5,20 gr
T air kran = 29 °C
T aquadest = 29 °C
Diameter tangki = 12 cm
Diameter impeller = 5 cm
Panjang impeller = 18 cm
Lebar impeller = 1 cm
Tinggi tangki = dari dalam 14 cm, dari luar 15 cm
Kecepatan pengadukan = 1200 rpm
B. Data Praktikum
Pengadukan secara Manual
No. Massa Massa pikno + lar Waktu Rata-rata
sampel (gr) gula (gr) Pengadukan Viskositas
(menit) 3 kali pengukuran
1 2,03 42,25 1.28.53 0,746
2 2,06 42,27 1.30.43 0,850
3 2,02 42,29 1.44.78 0,743
4 2,04 42,34 1.25.21 0,873
5 2,03 42,36 1.29.73 0,660
VI. Perhitungan
A. Perhitungan Densitas
1. Densitas Aquadest
𝑚
𝜌𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 =
𝑉
24,64 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝜌𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 = 25 𝑚𝑙
= 0,9856 𝑔𝑟/𝑚𝑙
Untuk Volume Piknometer 5 ml :
𝑚
𝜌𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 =
𝑉
5,19 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝜌𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 = 5 𝑚𝑙
= 1,038 𝑔𝑟/𝑚𝑙
B. Perhitungan Viskositas
1. Viskositas Aquadest
Berdasarkan tabel buku Geankoplis, Viskositas aquadest pada suhu 29 °C adalah
sebesar 0,000818 kg/m.s.
1
0.999
0.998
0.997
0.996
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
Konsentrasi (%)
0.004
0.0035
0.003
0.0025
0.002
0.0015
0.001 y = -3E-05x + 0.0054
0.0005 R² = 0.829
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (s)
R² = 0.8865
0.01
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Kecepatan Pengadukan (rpm)
Diameter pengaduk = 5 cm
η = 0,0005354 kg/m.s
𝑘𝑔 1000 𝑔 1𝑚
= 0,0005354 𝑚.𝑠 × ×
1 𝑘𝑔 100 𝑐𝑚
= 0,005354 g/cm.s
1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
n = 900 rpm × 60 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
= 15 rps
15 𝑟𝑝𝑠 ×(5𝑐𝑚)2 × 0,99787 𝑔/𝑐𝑚3
NRe = 0,005354 g/𝑐𝑚.𝑠
= 69891,90 (turbulen)
Sehingga dapat ditentukan bahwa pada densitas selanjutnya aliran selalu turbulen.
Untuk aliran turbulen, cara mencari daya pengadukannya menggunakan rumus :
𝜌
𝑃 = 𝑛𝐷3 𝑁𝑄 (𝛼𝜋𝑛𝐷)2
2𝑔𝑐
Dengan nilai NQ untuk pengaduk dengan untuk turbin rata 6 = 1.3
1.3558 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒 0.2248 𝑙𝑏𝑓
Nilai gc adalah sebesar = 32.174 ft-lb/lbf-s2 x 𝑥
1 𝑓𝑡−𝑙𝑏 1𝑁
= 9.8061 m/s2
= 980.61 cm/s2
𝛼 = 0.92 (asumsi kecepatan resultan absolut pada
impeller dibanding kecepatan pada ujung daun impeller)
0,99787 𝑔/𝑚𝐿
P = 15 𝑟𝑝𝑠 𝑥 (5 𝑐𝑚)3 𝑥 1.3 𝑥 (1 𝑥 𝜋 𝑥 15 𝑟𝑝𝑠 𝑥 5 𝑐𝑚)2
2 𝑥 980.61 𝑐𝑚/𝑠2
500,000.00
-
- 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
(500,000.00)
Kecepatan Pengadukan (rps)
= 2,8649 x 10−3 m3
Dimensi Bak
Kriteria menurut buku Unit Operation Of Chemical Engineering 4th Edition adalah
sebagai berikut,
Da 1 H J 1
1
Dt 3 Dt D t 12
E W 1 L 1
1
Da Da 5 Da 4
Pada bentuk,
𝐷𝑡
= 1 𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐷𝑡 = 𝐻 = 𝑥, 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝐻
Volume = 0.25πDt2H
2,8649 x 10−3 m3 = 0.25.π.x2.x
2,8649 x 10−3 m3 = 0.25.π.x3
x = 0,154 meter (diameter dan tinggi bak)