BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Peristiwa perpindahan massa atau transfer mssa atau difusi banyak
dijumpai didalam kehidupan sehari – hari, di dalam ilmu pengetahuan
dan industri.Contoh peristiwa transfer massa adalah larutnya kristal
gula dalam air, terjerapnya zat beracun kedalam arang.
Dalam industri kimia, operasi transfer massa dari satu fase ke fase
yang lain digunakan sebagai bahan dasar pemisahan komponen dari
campurannya. Sebagai contoh, penerapan proses transfer massa dalam
pemurnian belerang dengan menghembuskan udara untuk
menghilangkan kotorannya.
Kondisi optium suatu proses dapat ditentukan jika mekanisme
dalam peristiwa transfer massa diketahui
Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan kapur barus
atau naftalena (C10H8) yang dikontakkan dengan udara. Naftalena
merupakan senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki rumus
sebagai berikut:
=kCa×(CAs-CAg)…………….. (1)
kCa adalah nilai transfer massa per satuan bidang per satuan beda
konsentrasi dan biasanya didasarkan kecepatan mulai yang seragam
(Mc.cabe,1983).
Dengan menganggap diameter zat padat konstan pada elemen volume
tertentu pada kondisi steady state dapat ditulis :
Neraca kecepatan
Kecepatan masuk - kecepatan keluar = kecepatan akumulasi
G*A*Cag |z – G*A*Cag |z+∆z = -kCa*A*(CAs – CAg)*∆z …… (2)
Persamaan (2) dibagi elemen volume (∆V = A* ∆z), sehingga:
Pada suatu aliran masuk (gas) belum ada zat padat yang terikut
sehingga CAg dianggap nol, sehingga:
...................................................................(3)
Kecepatan perpindahan massa zat padat dalam gas ekuivalen
dengan berat zat pada satuan waktu, maka dapat ditulis:
.....................................................................................(4)
Persamaan (4) disubstitusikan ke persamaan (3) menjadi:
.............................................................................(5)
-1
t = k(L*t-1)a(L)b(L)c(L)d(M*L-3)e(M*L-1*t-1)f(M*L-3)g
M = e + f + g = 0 ……………………………………….. (6)
t = -a – f = -1 …………………………………………….(8)
(8) diperoleh : a = 1 – f
(1 – f) + b + c + d – 3(-f – g) – f – 3g = 0
1+f+b+c+d=0
b = -d – c –f – 1
t-1 = k(G)1-f(Dt)-d-c-f-1(Ds)c(L)d(𝜌)-f-g(μ)fCg
E
Kca=K G(G)1-f (Dt)-d(Dt)c(Dt_)-f(Dt)-1(Ds)c(L)d(ρ)-f(ρ)-g(μ)f(C)g
= K G Dt -1 (G-1 Dt-1 ρ-1 μ)f(Dt-1 L)d(Dt-1 DS)c(ρ-1t)g
.........................................(9)
Dengan
I.4 Hipotesis
Dari tinjauan pustaka, kami mengajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Semakin lama waktu transfer massa maka massa yang tertransfer juga
semakin banyak.
2. Semakin tinggi tumpukan naftalena maka semakin kecil koefisien
transfer massa.
3. Susunan naftalena secara horizontal akan lebih baik dibandingkan saat
disusun secara vertikal, karena rongga antar naftalena yang disusun
secara vertikal lebih besar.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1 Alat
1. Timbangan
2. Gelas Arloji
3. Stopwatch
II.2 Bahan
1. Naftalena (C10H8) atau kapur barus
II.3 Rangkaian Alat
d) Menghitung % kesalahan
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan
III. 2. Pembahasan
Berasarkan teori, koefisien transfer massa adalah suatu bilangan
yang menunjukan kemampuan suatu komponen untuk berpindah ari satu
fase ataupun ari satu tempat ke fase ataupun tempat yang lain. Dalam
industri, transfer massa itu dijadikan sebagai dasar dari pemisahan
komponen dari campurannya, sebagai contoh kristalisasi, absorbsi,
ekstraksi, distilasi, dll.Tujuan percobaan koefisien transfer massa adalah
untuk menentukan besarnya koefisien transfer massa dengan variabel tinggi
naftalena. Percobaan ini dilakukan dengan menghembuskan udara dari
blower ke tumpukan naftalena yang berada dalam tabung gelas dengan
selang waktu tertentu, sehingga berat naftalena semakin berkurang.
𝐺 𝐶𝑎𝑠
𝐾𝑐𝑎 = 𝑙𝑛 𝑚
𝐿 𝐶𝑎𝑠 −
𝑄. 𝐴. ∆𝑡
1. Perbedaan konsentrasi
Semakin besar perbedaan konsentrasi antara 2 bagian, maka
semakin besar pula proses difusi yang terjadi
2. Jarak tempat berlangsungnya disfusi
Semakin dekat jarak tempat terjadinya difusi, maka semakin cepat
difusi yang berlangsung
BAB IV
KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin besar tinggi tumpukan naftalene (L) maka semakin kecil koefisien
transfer massanya (Kca)
2.Hasil percobaan diperoleh:
a. Percobaan I dengan L = 3 cm diperoleh harga KCA = 0,366429 detik-1
b. Percobaan II dengan L=5 cm diperoleh harga KCA = 0,259197 detik-1
c. Percobaan III dengan L= 7 cm diperoleh harga KCA = 0,234177 detik-1
3. Dengan metode „Least square‟ diperoleh harga KCA untuk berbagai L
mengikuti persamaan linier =
Y= -0,54059547X – 0,186729661