Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SEMINAR

PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL


KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Peristiwa perpindahan massa atau transfer mssa atau difusi banyak
dijumpai didalam kehidupan sehari – hari, di dalam ilmu pengetahuan
dan industri.Contoh peristiwa transfer massa adalah larutnya kristal
gula dalam air, terjerapnya zat beracun kedalam arang.
Dalam industri kimia, operasi transfer massa dari satu fase ke fase
yang lain digunakan sebagai bahan dasar pemisahan komponen dari
campurannya. Sebagai contoh, penerapan proses transfer massa dalam
pemurnian belerang dengan menghembuskan udara untuk
menghilangkan kotorannya.
Kondisi optium suatu proses dapat ditentukan jika mekanisme
dalam peristiwa transfer massa diketahui
Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan kapur barus
atau naftalena (C10H8) yang dikontakkan dengan udara. Naftalena
merupakan senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki rumus
sebagai berikut:

Gambar 1. Gugus Naftalena


Dalam hal ini, terjadi transfer massa dari fase padat (naftalena) ke fase
gas (udara) yang dikenal sebagai sublimasi.

I.2 Tujuan Percobaan


1. Mencari besarnya koefisien transfer masssa (kCa) dengan menggunakan
variabel tinggi tumpukan (L) naftalena (C10H8)

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
1
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

2. Menentukan hubungan antara koefisien transfer massa (kCa) dengan


tinggi tumpukan naftalena (L)

I.3 Tinjauan Pustaka


Transfer massa merupakan perpindahan suatu komponen dari
campuran yang terjadi karena adanya perubahan dalam kesetimbangan
sistemnya disebabkan karena adanya perbedaan konsentrasi. Adanya
perbedaan konsentrasi zat kimia antara bahan dan lingkungan disebut
sebagai driving force atau gaya penggerak dari proses transfer massa.
Perpindahan dapat terjadi dalam satu fase maupun antara satu fase dengan
driving force. Proses transfer massa dipengaruhi oleh :

1. Luas permukaan kontak bahan dengan fluida


Luas permukaan kontak bahan dengan fluida berpengaruh terhadap
proses transfer massa. Semakin besar luas permukaan kontak bahan
dengan fluida maka transfer massa yang terjadi semakin banyak
2. Konsentrasi
Perbedaan konsentrasi zat kimia antara bahan dan lingkungan
merupakan driving force atau gaya penggerak dari proses transfer massa.
Semakin besar perbedaan konsentrasi, maka transfer massa semakin
cepat.
3. Jarak dari permukaan ke pusat naftalena
Semakin besar jarak dari permukaan ke pusat bahan maka transfer massa
semakin lama karena untuk mencapai kesetimbangan yang
meratadibutuhkan waktu yang lama.
4. Waktu
Semakin lama waktu penyubliman, laju pergerakkan transfer massa
semakin lambat. Hal ini dikarenakan perbedaan konsentrasi
yangsemakin kecil.
5. Porositas

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
2
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

Menurut Wikipedia (2017), porositas adalah ukuran dari ruang kosong di


antara material, dan merupakan fraksi dari volume ruang kosong
terhadap total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai
persentase antara 0-100%. Semakin besar atau semakin banyak pori
padabahan maka semakin cepat transfer massanya. Hal ini
dikarenakansemakin banyak porositasnya menyebabkan luas
permukaannya semakin besar.
Percobaan ini menggunakan bahan naftalena. Naftalena adalah
hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan berwarna putih
denganrumus molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena yang
bersatu.Senyawa ini bersifat volatile (mudah menguap) walau dalam bentuk
padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudah terbakar. Naftalena paling
banyak dihasilkan dari distilasi tar batubara dan sedikit dari hasil fraksinasi
minyak bumi.
Naftalena memiliki kemiripan sifat yang memungkinkannya menjadi
aditif untuk meningkatkan angka oktan. Sifat-sifat tersebut antara lain: sifat
pembakaran yang baik, mudah menguap, sehingga tidak meninggalkan
getah padat pada bagian-bagian mesin. Penggunaan naftalena sebagai aditif
memang belum terkenal karena masih dalam tahap penelitian.Sampai saat
ini memang belum diketahui akibat buruk dari penggunnaan naftalena
terhadap lingkungan dan kesehatan, namun ia relatif aman untuk digunakan.
Satu molekul naftalena merupakan perpaduan sepasang cincin benzena.
Sifat-sifat fisik:

Massa molar : 128,17052 gr

Kepadatan : 1,14 gr/cm3

Titik lebur : 80,26oC = 353 K = 424oF

Titik didih : 218oC = 491 K = 424oF


Kelarutan dalam air : 30 mg/L (Chemisty of Unja, 2011)

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
3
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

Kegunaan dari naftalena antara lain, sebagai reaksi intermediet dari


berbagai reaksi kimia industri, seperti reaksi sulfonasi, polimerisasi, dan
lain-lain.

Gambar 2. Diagram Fase

Menyublim adalah peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi


gas, menyublim sering disebut juga dengan istilah penyubliman atau sublim.
Penyubliman kapur barus atau naftalena pada fixed bed, fase padat dilalui
gas secara kontinu. Bila konsentrasi antar muka kedua fase lebih besar dari
pada konsentrasi gas yang mengalir, maka terjadi transfer massa langsung
dari fase padat ke fase gas (Brown,1978).
Reaktor Fixed Bed adalah reaktor dengan menggunakan katalis padat
yang diam dan zat pereaksi berfase gas. Butiran-butiran katalisator yang
biasa dipakai dalam reaktor fixed bed adalah katalisator yang berlubang di
bagian tengah, karena luas permukaan persatuan berat lebih besar jika
dibandingkan dengan butiran katalisator berbentuk silinder, dan aliran gas
lebih lancar (Nunulasa, 2011).
Pada keadaan steady state, kecepatan perpindahan massa dari padat ke
fase ga

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
4
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

=kCa×(CAs-CAg)…………….. (1)
kCa adalah nilai transfer massa per satuan bidang per satuan beda
konsentrasi dan biasanya didasarkan kecepatan mulai yang seragam
(Mc.cabe,1983).
Dengan menganggap diameter zat padat konstan pada elemen volume
tertentu pada kondisi steady state dapat ditulis :

Gambar 3. Mekanisme transfer massa

Neraca kecepatan
Kecepatan masuk - kecepatan keluar = kecepatan akumulasi
G*A*Cag |z – G*A*Cag |z+∆z = -kCa*A*(CAs – CAg)*∆z …… (2)
Persamaan (2) dibagi elemen volume (∆V = A* ∆z), sehingga:

Pada suatu aliran masuk (gas) belum ada zat padat yang terikut
sehingga CAg dianggap nol, sehingga:

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
5
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

...................................................................(3)
Kecepatan perpindahan massa zat padat dalam gas ekuivalen
dengan berat zat pada satuan waktu, maka dapat ditulis:

Karena CAg1 = 0, maka:

.....................................................................................(4)
Persamaan (4) disubstitusikan ke persamaan (3) menjadi:

.............................................................................(5)

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya koefisien transfer


massa dapat ditentukan dengan analisis dimensional.
Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan
fisis yang secara keseluruhan tidak dapat diselesaikan secara teoritis atau
matematis ataupun tidak dapat diselesaikan secara empiris. Analisis
dimensional sendiri tidak dapat menghasilkan sebuah persamaan fungsional
yang masih memerlukan percobaan-percobaan untuk mendapatkan sebuah
persamaan yang lengkap. Dengan analisis dimensional variabel-variabel
akan digabungkan menjadi golongan-golongan yang tidak berdimensi.
Untuk dapat menggunakan analisis dimensional kepada suatu persoalan
fisis, maka harus diketahui terlebih dahulu variabel-variabel apa saja yang
terlihat dalam persoalan tersebut.
Langkah pertama di dalam analisis dimensional ialah memilih sistem
dimensi primer. Dalam hal ini yang dipilih sebagai dimensi besaran primer
adalah massa (M), panjang (L), dan waktu (t). dimensi besaran-besaran yang
lain (besaran sekunder) selanjutnya didasarkan kepada dimensi primer,
misalnya : dimensi luas adalah L2, dimensi kecepatan adalah Lt atau Lt-1, dan
seterusnya.( Hardjono, 1989)

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
6
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

Faktor-faktor yang berpegaruh terhadap besarnya koefisien transfer


massa dapat ditentukan dengan analisa dimensi:

kCa = f(G, Dt, Ds, L, 𝜌, 𝜇, C)

-1
t = k(L*t-1)a(L)b(L)c(L)d(M*L-3)e(M*L-1*t-1)f(M*L-3)g

M = e + f + g = 0 ……………………………………….. (6)

L = a + b + c +3e – f -3g = 0 ……………………………(7)

t = -a – f = -1 …………………………………………….(8)

Dari persamaan (6) diperoleh : e = -f – g

(8) diperoleh : a = 1 – f

Persamaan yang diperoleh disubstitusikan ke persamaan (7) :

(1 – f) + b + c + d – 3(-f – g) – f – 3g = 0

1+f+b+c+d=0

b = -d – c –f – 1

t-1 = k(G)1-f(Dt)-d-c-f-1(Ds)c(L)d(𝜌)-f-g(μ)fCg

E
Kca=K G(G)1-f (Dt)-d(Dt)c(Dt_)-f(Dt)-1(Ds)c(L)d(ρ)-f(ρ)-g(μ)f(C)g
= K G Dt -1 (G-1 Dt-1 ρ-1 μ)f(Dt-1 L)d(Dt-1 DS)c(ρ-1t)g

.........................................(9)

Dengan

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
7
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

Dengan mengasumsi L sebagai suatu perubah, sedangkan besaran-


besaran lainnya tetap, maka dari persamaan (9) didapat

Log KCa = log k + (log G – log Dt) +f*(Log 𝜇 - log(G*Dt*𝜌) + d*(log L –


log Dt) + c*(log Ds – log Dt) + g*(log C – log 𝜌)
= d*log L + (log k + log G + f*log 𝜇 + c*log Ds + g*log C – log
Dt – f*log (G*Dt*𝜌) – d*log Dt – g*log 𝜌)

Log Kca = d*log L + c

I.4 Hipotesis
Dari tinjauan pustaka, kami mengajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Semakin lama waktu transfer massa maka massa yang tertransfer juga
semakin banyak.
2. Semakin tinggi tumpukan naftalena maka semakin kecil koefisien
transfer massa.
3. Susunan naftalena secara horizontal akan lebih baik dibandingkan saat
disusun secara vertikal, karena rongga antar naftalena yang disusun
secara vertikal lebih besar.

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
8
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1 Alat
1. Timbangan
2. Gelas Arloji
3. Stopwatch
II.2 Bahan
1. Naftalena (C10H8) atau kapur barus
II.3 Rangkaian Alat

Gambar 4. Rangkaian Alat Transfer Massa


Keterangan gambar:
1. Tabung gelas dengan tutup yang berlubang
2. Tumpukan Naftalena
3. Statif
4. Blower

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
9
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

II.4 Cara Kerja


Merangkai alat sesuai gambar rangkaian alat, naftalena dimasukkan ke
dalam tabung gelas dengan ketinggian tertentu, kemudian dikeluarkan
kembali untuk dihitung beratnya dengan ditimbang dan naftalena yang telah
ditimbang dimasukkan kembali ke dalam tabung gelas kemudian
menghidupkan blower.
Blower dimatikan setelah selang waktu 240 detik dan menimbang
naftalena. Hasil penimbangan dicatat sebagai berat akhir. Pecobaan
dilakukan sebanyak 5 kali dengan selang waktu yang sama. Ulangi kembali
pecobaan dari awal ketinggian tumpukan naftalena yang berbeda.

II.5 Bagan Alir

Gambar 5. Bagan alir transfer massa

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
10
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

II.4 Analisa Perhitungan


a) Menentukan Luas
Luas penampang tabung gelas :At = ¼ . 3,14 . D2
Luas penampang pipa: Ap = 1/4 . 3,14 . Dp2

Dimana: At = Luas penampang tabung gelas (cm2)


Ap = Luas penampang pipa (cm2)
Dt = Diameter dalam tabung pipa (cm)
Dp = Diameter dalam pipa (cm)
b) Menentukan Kecepatan linier Gas

c) Menghitung koefisien transfer massa

d) Menghitung % kesalahan

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
11
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan

Laju volumetrik udara masuk = 360 cm3/s


Konsentrasi jenuh naftalena = 4,5982x10-6 gmol/cm3
BM Naftalena = 128,1705 gram/gmol
Diameter tabung = 6,15 Cm

Luas penampang tabung = 29,69 cm2


Diameter pipa = 1,26 Cm

Luas penampang pipa = 1,246 cm2


Selang waktu = 240 S
Tabel 1. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat pada L = 3 cm

Massa Naftalena (gram) ∆W ∆m


No t (detik)
Awal Akhir (gram) (gmol)
1 240 195,8 192,74 3,06 0,023874
2 480 192,74 192,45 0,29 0,047154
3 720 192,41 192,14 0,31 0,010441
4 900 192,14 191,79 0,35 0,277778
5 1200 191,79 191,45 0,34 0,272873

Tabel 2. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat pada L = 5 cm

Massa Naftalena (gram) ∆W ∆m


No t (detik)
Awal Akhir (gram) (gmol)
1 240 187,60 186,61 0,8 0,006242
2 480 186,61 186,16 0,45 0,073171
3 720 186,16 185,72 0,44 0,01482
4 900 185,72 185,28 0,44 0,349206
5 1200 185,28 184,84 0,44 0,35313

Tabel 3. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat pada L = 7 cm

Massa Naftalena (gram) ∆W ∆m


No t (detik)
Awal Akhir (gram) (gmol)
1 240 218,79 218,27 0,52 0,004057

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
12
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

2 480 218,27 217,64 0,63 0,102439


3 720 217,64 217,0 0,64 0,021556
4 900 217,0 216,51 0,49 0,388889
5 1200 216,51 215,88 0,63 0,505618

III. 2. Pembahasan
Berasarkan teori, koefisien transfer massa adalah suatu bilangan
yang menunjukan kemampuan suatu komponen untuk berpindah ari satu
fase ataupun ari satu tempat ke fase ataupun tempat yang lain. Dalam
industri, transfer massa itu dijadikan sebagai dasar dari pemisahan
komponen dari campurannya, sebagai contoh kristalisasi, absorbsi,
ekstraksi, distilasi, dll.Tujuan percobaan koefisien transfer massa adalah
untuk menentukan besarnya koefisien transfer massa dengan variabel tinggi
naftalena. Percobaan ini dilakukan dengan menghembuskan udara dari
blower ke tumpukan naftalena yang berada dalam tabung gelas dengan
selang waktu tertentu, sehingga berat naftalena semakin berkurang.

Hasil yang telah diperoleh setelah percobaan koefisien transfer


massa adalah sebagai berikut:

1. Percobaan I dengan tinggi naftalena 3 cm, diperoleh harga


koefisien transfer massa sebesar 0,366429/detik
2. Percobaan II dengan tinggi naftalena 5 cm, diperoleh harga
koefisien transfer massa sebesar 0,259197/detik
3. Percobaan III dengan tinggi naftalena 7 cm, diperoleh harga
koefisien transfer massa sebesar 0,259197/detik

Dari data yang diperoleh dapat diketahui hubungan antara koefifien


transfer massa dengan tinggi tumpukan naftalena, dimana semakin tinggi
tumpukan naftalena maka harga koefisien transfer massa semakin besar. Hal
ini dapat dijelaskan oleh rumus Kca itu sendiri, yaitu:

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
13
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

𝐺 𝐶𝑎𝑠
𝐾𝑐𝑎 = 𝑙𝑛 𝑚
𝐿 𝐶𝑎𝑠 −
𝑄. 𝐴. ∆𝑡

Dari rumus diatas pula dapat diketahui bahwa semakin lamanya


waktu operasi atau paa praktikum ini adalah waktu penghembusan udara
dari blower melewati tumpukan naftalena maka harga koefisien transfer
massanya juga semakin besar.

Hasil percobaan juga dapat dilihat pada grafik perhitungan yang


dibuat dan data data percobaan yaitu grafik hubungan antara log Kca dan
log L, dapat diamati bahwa semakin tinggi tumpukan naftalen, massa
kecepatan transfer massa naftalen menuju udara adalah berbanding terbalik
atau semakin kecil. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya naftalen atau
semakin tinggi tumpukan naftalen tersebut, akan menghambat laju alir udara
menujutumpukan yang paling atas, sehingga transfer massa yang paling
banyakterjadi paa tumpukan bawah.Hal ini dikarenakan semakin banyaknya
naftalen atau semakin tinggi tumpukan naftalen tersebut, akan terhambat
laju alir udara menuju tumpukan yang paling atas, sehingga transfer massa
yang paling banyak terjadi pada tumpukan bawah. Hal ini dikarenakan
tumpukan paling abawah dekat dengan datangnya udara yang masuk dari
blower. Dapat diketahui pula bahwa semakin tinggi tumpukan naftalena,
berarti selubung gasnya semakin tebal dan tahan udaranya semakin besar
sehingga nilai koefisien transfer massa(Kca) semakin kecil. Selain itu dapat
diketahui faktor – faktor yang mepengaruhi kecepatan difusi:

1. Perbedaan konsentrasi
Semakin besar perbedaan konsentrasi antara 2 bagian, maka
semakin besar pula proses difusi yang terjadi
2. Jarak tempat berlangsungnya disfusi
Semakin dekat jarak tempat terjadinya difusi, maka semakin cepat
difusi yang berlangsung

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
14
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

3. Area tempat berlangsungnay difusi


Semakin luas area yang terdifusi, maka semakin cepat proses
difusinya.
4. Ukuran zat yang mendifusi
Semakin kecil ukuran bahan yang menifusi, maka proses
penifusian akan semakin cepat
Dari perhitungan hasil percobaan diperoleh % kesalahan sebesar
2,59355616 % hal ini dapat terjadi karena ketidakakuratan waktu saat
menimbang yang seharusnya cepat, sehingga dapat meminimalisir difusi
nafatlena pada udara bebas yang dapat mempengaruhi massa naftalena
yang ditimbang.

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
15
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

BAB IV
KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin besar tinggi tumpukan naftalene (L) maka semakin kecil koefisien
transfer massanya (Kca)
2.Hasil percobaan diperoleh:
a. Percobaan I dengan L = 3 cm diperoleh harga KCA = 0,366429 detik-1
b. Percobaan II dengan L=5 cm diperoleh harga KCA = 0,259197 detik-1
c. Percobaan III dengan L= 7 cm diperoleh harga KCA = 0,234177 detik-1
3. Dengan metode „Least square‟ diperoleh harga KCA untuk berbagai L
mengikuti persamaan linier =
Y= -0,54059547X – 0,186729661

IV.2 Kritik dan Saran


Rangkaian alat transfer massa seperti statif dan selang pada blower
mengalami kerusakan. Untuk menghindari kesalahan, penyusun menyarankan
beberapa saran antara lain :
1. Pastikan alat-alat yang akan digunakan dalam keadaan baik, sehingga
dalam percobaan tidak mengalami kendala yang menimbulkan kesalahan.
2. Udara yang digunakan tidak pada kondisi jenuh.
3. Naftalena yang digunakan ukurannya kecil sehingga luas permukaannya
lebih besar.
4. Pastikan pada saat mengukur tinggi tumpukan naftalena, dilakukan
dengan tepat dan rongga antar naftalena diminimalisir agar kontak antara
naftalena dengan udara dapat berjalan lancar.
5. Sebaiknya mengurangi kontak antara tangan dengan naftalena

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
16
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
(D-04)

ANASTASYA SHAQILLA AUDINA 121170031


MUHAMMAD ANDHIKA PERMANA 121170033
ANGGIT WIDHI WIBAWA 121170038
17

Anda mungkin juga menyukai