Anda di halaman 1dari 9

FLU PREPARATION

TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan karakteristik proses fludisasi gas dan cair

SASARAN PERCOBAAN
1. Menentukan kecepatan minimum fluidisasi gas.
2. Menentukan fenomena yang terjadi pada proses fluidisasi gas.
3. Menentukan besarnya hilang tekan unggun serta hubungannya dengan laju alir fluida.
4. Menentukan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap hidrodinamika unggun terfluidakan.
5. Menentukan kecepatan partikel serta laju alir superfisial cairan pada keadaan terminal fluidisasi cair
6. Menentukan laju alir superfisial fluidisasi minimum untuk fluidisasi cair.
7. Menentukan efisiensi pemisahan pada fluidisasi cair
VMIN FENOM DELTAP VAR VPAR SUPER EFIS

ALAT BAHAN PERCOBAAN

Alat Bahan
Satu set peralatan SOLTEQ (terdiri dari tangki penampung air (B1), pompa Butiran padat
sirkulasi (P1), kolom fluidisasi (K1 dan K2), DPT 101, DPT 102, FT 201, FT 202, (alumina dan pasir
dan kompresor (P2) aktif)
Ayakan Aqua dm
Gelas kimia Air keran
Penggaris dan/atau jangka sorong Tipol
Mortar dan alu Udara bertekanan
Piknometer
Stopwatch
Termometer
Timbangan
Viskometer

PROSEDUR PERCOBAAN UMUM

1. Penentuan Densitas dan Viskositas Fluida Cair (cari data literatur densitas aqua DM pada temperatur
ruangan, kalau air keran pakai step yg nyari volume pikno dulu)
2. Kalibrasi Piknometer (buat nyari volume pikno)
3. Penentuan Densitas Partikel (TIPOL aja > massa pikno dan tipol-massa tipol-densitas tipol; TIPOL dan
PARTIKEL > massa pikno dan partikel-massa total-massa tipol-massa partikel-volume tipol-volume
partikel-densitas partikel)
4. Kalibrasi Beda Tekan thd Laju Alir Volumetrik Fluida (mainin valve, baca nilai laju alir fluida, beda
tekan bacaan software, dan beda tekan dlm presentase)
5. Start UP Peralatan SOLTEQ (tangki B1 diisi aqua DM, penutup kolom dibuka, diisi padatan dg
ketinggian sesuai penugasan, kolom ditutup dan pastikan semua sambungan rapat, peralatan SOLTEQ
dan komputer dinyalakan)
6. Percobaan Utama Fluidisasi (setelah start up, UNTUK CAIR pastikan kolom K1 terisi air dan selang
gaada gelembung, pompa P1 dinyalain, valve FT201 diatur, laju alir dicatat, bacaan DPT101 dan tinggi
unggun dicatat, fenomena diamati, variasikan laju alir, UNTUK GAS pastikan semua valve tertutup rapat,
kompresor P2 dinyalakan, valve FT202 diatur, laju alir dicatat, bacaan DPT102 dan tinggi unggun dicatat,
fenomena diamati, variasikan laju alir)
7. Shut Down SOLTEQ (kedua pompa dimatikan, kolom dan tangki dikosongkan, peralatan dibersihkan,
sambungan listrik ke alat diputuskan dan dirapikan)

SKEMA ALAT PERCOBAAN

Keterangan:
B1 : Tangki penampung air
P1 : Pompa sirkulasi
K1 dan K2 : Kolom fluidisasi
DPT 101 : Water differential pressure transmitter (DPT 101) (bar)
DPT 102 : Air differential pressure transmitter (DPT 102) (bar)
FT 201 dan FT 202 : Pengukur laju alir digital (L/min)
P2 : Kompresor

Kode alat Deskripsi Satuan Rentang data


FT 201 Water flow meter L/min 0,2-2,5
FT 202 Air flow meter L/min 2-50
DPT 101 Water differential pressure transmitter bar 0-0,1
DPT 102 Air differential pressure transmitter kPa 0-5
PENGOLAHAN DATA
DASAR TEORI FLUIDISASI
Fluidisasi
Fluidisasi adalah operasi yang dapat membuat partikel padatan berubah atau memiliki sifat seperti
fluida karena partikel tersebut tersuspensi didalam gas ataupun cairan (Levenspiel dan Kunii, 1991).
Fluidisasi digunakan dalam industri karena dapat membuat luas kontak antar fasa yang besar, sehingga
berpengaruh terhadap unjuk kerja reaksi, perpindahan panas, dan perpindahan massa. Dalam hal ini,
proses fluidisasi berlangsung pada suatu unggu berjejal (packed bed) yang diailir fluida. Fluidisasi akan
terjadi apabila kecepatan fluida dapat memberikan gaya yang lebih besar untuk melawan gaya berat
dari unggun tetap (Geldart, 1973).
Ketika aliran fluida mengalir ke arah atas pada kecepatan yang rendah, partikel padatan masih akan
berbentuk sebagai unggun tetap (fixed bed). Ketika kecepatan dinaikkan, terdapat hilang tekan didalam
unggun dan disuatu saat kecepatan tersebut dapat melawan gaya gravitasi massa partikel, sehingga
partikel dapat bergerak. Hal inilah yang disebut sebagai fluidisasi minimum, yakni ketika partikel mulai
terfluidakan. Adapun istilah kecepatan superfisial fluidisasi minimum, yaitu kecepatan yang didapat
berdasarkan penampang melintang unggun kosong ketika fluida mulai bergerak (Geankoplis, 2003).
Kecepatan superfisial fluidisasi minimum dapat dicari dengan menggunaakan dua persamaan seperti
pada Persamaan 2.1 hingga Persamaan 2.3 berikut.
(фs ×dp)2 ×( ρs− ρg)× g × ε mf 3
U mf = (2.1)
150 × μ ×(1−ε mf )
2 dp× ( ρ s−ρf ) × g ×ε mf 3 (2.2)
U mf =
1,75× ρf
2
dp × ( ρ s−ρf ) × g (2.3)
U mf =
1650 × μ f
Persamaan 2.1 dan 2.2 adalah persamaan Ergun. Persamaan ini digunakan untuk fluida mengalir secara
umum (gas dan cair) dan mempertimbangkan porositas dari unggun. Persamaan 2.1 digunakan untuk
aliran laminar dengan Re<20. Sementara itu, Persamaan 2.2 digunakan untuk aliran turbulen dengan
Re>1000. Persamaan 2.3 adalah persamaan Wen Yu.

Tahapan dan Rezim Aliran Fluidisasi


Mekanisme terjadinya fluidisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan laju alir fluida yang dialirkan ke
dalam kolom fluidisasi. Fluidisasi akan terjadi apabila fluida telah mencapai kecepatan tertentu ketika
gaya berat dan gaya interlock partikel dapat diimbangi dan dilawan. Tahapan fluidisasi yang terjadi
antara lain:
a. Fixed bed
Keadaan awal fluidisasi ketika fluida masih melewati ruang kosong di antara partikel dalam
unggun. Fluida masih belum dapat mengangkat unggun.
b. Minimum fluidization
Saat partikel mulai terfluidakan, yaitu fluida mencapai kecepatan minimum fluidisasi dan
mampu mengangkat partikel. Hilang tekan mulai turun.
c. Smooth fluidization
Terjadi ketika kecepatan gas masih rendah dan partikel sudah terekspansi secara homogen,
seperti suatu fluida. Densitas dan distribusi partikel sama.
d. Bubbling fluidization
Terjadi pada fluida gas. Kecepatan gas yang tinggi menyebabkan timbulnya gelembung di
dalam unggun.
e. Slugging fluidization (axial slugs)
Gelembung gas bergabung menjadi satu sehingga gelembung yang terbentuk lebih besar.
Partikel halus dapat ikut terangkat oleh gelembung. Gelembung tersebut berkembang seiring
dengan kenaikannya pada kolom.
f. Slugging fluidization (flat slugs)
Unggun terangkat seperti piston dan partikel akan jatuh kembali ke dasar kolom karena
disintegrasi gelembung di bagian atas kolom. Namun, gelembung akan terus terbentuk
dibawah kolom dan siklus tersebut tetap berjalan.
g. Turbulent fluidization
Gelembung menjadi lebih tidak beraturan dan terdapat ketidakteraturan aliran dalam unggun
tersebut. Apabila ditambahkan lagi kecepatannya, partikel dapat terbawa keluar bersamaan
dengan fluida (entrainment).
h. Lean-phase fluidization
Kondisi yang menyebabkan partikel meluap dari unggun karena kecepatan yang sangat tinggi.
Ilustrasi mengenai tahapan atau rezim yang terjadi pada fluidisasi dapat dilihat pada Gambar 2.1
berikut.

Gambar 2.1. Ilustrasi rezim yang terjadi dalam fluidisasi (Levenspiel dan Kunii, 1991)

Kurva Karakteristik Fluidisasi


Fenomena yang terjadi pada fluidisasi dapat juga dinyatakan dalam bentuk grafik yang disebut sebagai
grafik karakteristik fluidisasi. Kurva tersebut menyatakan hubungan antara nilai hilang tekan dengan
kecepatan superfisial fluida yang mengalir. Kurva tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.1. Kurva karakteristik fluidisasi (Levenspiel dan Kunii, 1991)

Karakteristik Partikel Padat


Partikel padat banyak digunakan dalam industri kimia. Salah satu contoh penggunaan partikel padat
adalah dalam industri batubara, yakni dalam Fluidized Bed Combustion (FBC). Dalam hal ini, partikel
padat menjadi salah satu bagian penting dalam fluidisasi. Karakteristik partikel padat akan
mempengaruhi fluidisasi yang terjadi. Beberapa karakteristik tersebut antara lain:
a. Ukuran partikel dan distribusi ukuran
Ukuran partikel akan mempengaruhi sifati fisik dari material (Horiba, 2012). Ukuran partikel
dapat berpengaruh terhadap laju pelarutan, kestabilan dalam suspense dan kemampuan
mengalir partikel dalam fluida (Malvern Instruments, 2012).
b. Densitas partikel
Densitas partikel dapat dibagi menjadi tiga nilai, yaitu bulk density, particle density, dan true
density (Alex, 2014). Bulk density adalah densitas yang diukur dengan mengukur volume
keseluruhan padatan termasuk pori-pori terbuka dan tertutup. Particle density adalah
perbandingan massa padatan dengan volume keseluruhan tanpa memperhitungkan volume
terbuka. Sementara itu, true density adalah densitas partikel yang membandingkan bolume
tanpa adanya ruang terbuka atau tertutup (Krokida, 1997).
c. Bentuk partikel padat
Ragam bentuk partikel padat yang digunakan dalam fluidisasi juga berpengaruh terhadap
fenomena yang terjadi. Beberapa karakteristik bentuk partikel padatan yaitu sphericity,
circularity, dan operational sphericity and circularity. Masing-masing karakteristik tersebut
dapat direpresentasikan sebagai suatu faktor koreksi dalam persamaan. Circularity adalah
perbandingan keliling lingkaran yang memiliki luas yang sama dengan partikel. Sphericity
adalah perbandingan kebolaan partikel terhadap bola sempurna (nilai 1). Sementara itu,
operational sphericity dan circularity adalah tingkat kebolaan dan sirkularitas partikel yang
lebih sederhana dalam perhitungannya (Yang, 2003).

Viskometer
Viskositas adalah hambatan fluida untuk mengalir. Viskositas relative adalah perbandingan antara
viskositas fluida dengan viskositas air. Viskometer Ostwald menggunakan prinsip viskositas kinematic
(miu/rho) untuk mendapatkan viskositas dinamik dengan rumus (miu1/miu2 = t1.rho1/t2.rho2).
Klasifikasi Geldart

A mudah terfluidisasi, unggun terekspansi sebelum gelembung fluidisasi muncul ada gaya
antarpartikel
B gaya antar partikel diabaikan, fluidisasi minimum terbentuk gelembung, ekspansi unggu lebih kecil
dibandingkan A
C sangat mudah terfluidisasi
D partikel padat dan rapat. Banyak tenakan pada fluida gas dibutuhkan untuk fluidisasi gelembung
terbentuk jika kecepatan fluida mendekati kecepatan minimum fluidisasi.

FAQ PAK HENDRA

1. Kurva diameter/ukuran thd densitas = kurva Geldart, keterangan baca di atas.

2. Nanya sesuatu dan jawabannya harus alat ukur laju alir bukan laju alir. Wet test meter digunakan
untuk mengkalibrasi alat ukur laju alir yg digunakan bukan mengkalibrasi laju alir. Alat ukur laju alir yg
digunakan adalah rotameter.

3. Kenapa pake rotameter dan prinsip kerjanya gimana? Karena ada gasnya, yg diukur adalah debit
(L/menit).

4. Viskometer Ostwald gambar harus bisa dan rotameter dan juga keterangan tanda batasnya harus pas
di sebelah mana. Sudah bisa

5. Penjelasan faktor yg mempengaruhi FLU:


a. Ukuran; (densitas sama) makin gede makin sulit FLU
b. Void fraction: makin gede makin gampang FLU, fluida mengalami hilang tekan yg lbh kecil
c. Viskositas: makin gede, laju alir fluida rendah, makin sulit FLU
d. Densitas fluida: makin gede, laju alir fluida rendah, makin sulit FLU
e. Laju alir fluida: makin gede makin mudah FLU
f. Diameter kolom: (debit sama) makin gede, laju alir makin rendah, makin sulit FLU
g. Faktor interlock: makin kasar makin gede, interlock mekanik (bentuk slg ngunci), kohesi antar
partikel, liquid bridging. Interlock makin gede makin sulit FLU.
6. FLU ideal dan non ideal
Yg ideal hanya yg smooth saja.

7.

Syarat FLU minimum: saat laju alir fluida dapat tepat melawan gaya gravitasi (berat) dari partikel
padatan

PEMBI FLU PAK HENDRA FT. PAK SONG 20 MARET 2019

1. Tujuan sasaran percobaan (ada di atas)

2. Hilang tekan yg terukur sebenarnya beda tekan siapa? Hilang tekan kolom kosong dan unggun, jdi
untuk mencari hilang tekan unggun, hsl bacaan hilang tekan total hrs dikurangi hilang tekan kolom
kosong.

3. Cara kerja wet test meter: liat 1 putaran tuh 10 liter, dia berapa lama, nnti dapet debit. Yang
dikalibrasi adalah alat ukur laju alir.

4. Buat kurva karakteristik fluidisasi (ada di atas)

5. Ciri2 fluidisasi ideal: ukuran partikelnya homogeny, sphericity dekat dengan bola (bentuknya
mendekati bulat sempurna), dan densitas partikel dekat dengan densitas fluida. Fluidisasi ideal lbh
banyak di fluidisasi cair karena densitasnya lbh dekat dg densitas partikel padat, kalo gas densitasnya
relatif jauh jdi sulit ideal.

6. Jenis2 fluidisasi non ideal: bubbling, channeling, slugging (hrs bisa gambar dan jelasin fenomenanya,
ada di atas semua). Hubungin ke diagram Geldart, yg kelompok mana yg relatif sering msk ke bubbling,
channeling, dan slugging.

7. Cara ukur densitas partikel (ada di atas)


8. Kenapa harus pake tipol? Tegangan permukaan rendah, bisa mengisi sela2 kosong partikel tanpa
terserap ke dalam partikel. Coba cari pengganti tipol (cek jenis2 surfaktan lain yg bisa dibuat gantiin
tipol)

9. Faktor2 yg mempengaruhi fluidisasi (ada di atas)

10. Gambar viscometer Ostwald, cara kerja, dan rumus perhitungan yg dipakai buat nentuin viskositas.
Sebenarnya kalo dari visc Ostwald, dapetnya dari perbandingan sama waktu adalah viskositas
kinematik, tapi yang dibutuhkan dlm perhitungan adalah viskositas dinamik.

11. Persamaan Ergun vs persamaan Wen Yu bedanya apa? Ergun umum, Wen Yu khusus gas. Persamaan
yg bisa lgsg dipake buat nyari laju fluidisasi minimum teoritik adalah pers Wen Yu karena semua
variabelnya bisa didapat nilainya. Variabel di Ergun yg gabs didapet adalah porositas dan sphericity.

12. Jelaskan semua kelompok Geldart ABCD (ada di atas)

13. Aplikasi kalibrasi wet test meter dlm kehidupan nyata: meteran air di rumah, meteran bensin di
SPBU.

PESAN: pembahasan dilakukan di tiap fenomena (jangan digeneralisasi), up-down-up di range yg sama,
utk partikel yg sama usahakan sumbu x nya sama, ada 12 run (variasi 2 partikel, 2 fluida, 3 ketinggian),
pembi akhir bikin slide tiap kelompok (presentasi 15 menit, membahas hasil2 ptg, fenomena yg terjadi,
kalo bs ada video fenomena lbh baik).

Anda mungkin juga menyukai