Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020

MODUL : Fluidisasi
PEMBIMBING : Ibu Ghusrina MT .

Disusun oleh:
Kelompok 8

Hervita Khoirun Nisa (NIM 181411078)


Naufal Rafi Prabawa (NIM 181411083)
Putri Utama Dita Cahya (NIM 181411085)

Kelas 2C-Teknik Kimia

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat yang
berkelakukan seperti fluida karena dialiri fluida. Manfaat dari sifat padatan yang
terfluidisasi adalah sifatnya yang dapat dialirkan sehingga memungkinkan operasi
menggunakan padatan dapat bersifat kontinyu. Selain itu keuntungan lain adalah
dengan terangkatnya butiran sampai mengapung ini membuat luas permukaan kontak
sangat besar sehingga operasi menjadi sangat efektif.
Peristiwa fluidisasi digunakan dalam industri petrokimia dalam reaktor
cracking, katalis padat dalam butiran dapat diregenerasi secara kontinyu dengan
mengalirkan katalis dari reaktor ke unit aktivasi katalis. Contoh pemakaian dari reaktor
ini adalah pembuatan alkil klorida dari gas klorin dan olefin dan pembuatan phtalic-
anhidride dari oksidasi naphtalena oleh udara.
Pemakaian lain tanpa reaksi katalitik antara lain untuk pembakaran kapur,
pengembalian tembaga, perak atau emas dari bijihnya. Pada pembakaran kapur aliran
udara digunakan untuk supply oksigen untuk pembakaran, sedangkan pada
pengambilan logam dari bijihnya aliran gas yag digunakan adalah gas pereduksi,
sehingga oksida logam tereduksi menjadi logam murni.
Beberapa incenerator menggunakan prinsip fluidisasi, digunakan untuk
pembakaran lumpur dari proses mikrobiologi dan juga penyelesaian akhir untuk
perlakuan limbah B3. Selain pembakaran juga dihasilkan panas yang dapat digunakan
sebagai penghasil steam.

1.2 Tujuan
1. Membuat kurva karakteristik fluidisasi.
2. Menentukan rapat massa butiran padat.
3. Menentukan harga kecepatan alir minimum (umf) dari kurva karakteristik dan dari
perhitungan.
4. Mengetahui pengaruh ukuran partikel dan tinggi unggun terhadap (umf).
BAB II
DASAR TEORI

Ketika fluida atau gas mengalir dengan laju kecil pada kolom berisi unggun
padatan maka tekanan gas akan berkurang sepanjang unggun padatan. Apabila laju
aliran gas diperbesar terus maka besarnya penurunan tekanan gas sepanjang unggun
juga akan berambah, hingga pada suatu saat dimana butiran padatan tersebut terangkat
oleh aliran gas maka penurunan tekanan menjadi tetap. Keadaan dimana padatan
terangkat sehingga tidak lagi berupa unggun diam disebut terfluidisasi, artinya padatan
tersuspensi dalam gas dan pada keadaan ini sifat dari padatan tidak lagi seperti semula
tetapi berubah seperti fluida, yaitu dapat dialirkan melalui pipa maupun keran. Besarnya
kecepatan minimum yang diperlukan untuk membuat padatan unggun diam menjadi
terfluidisasi tergantung beberapa faktor seperti besarnya diameter padatan, porositas
padatan, rapat massa padatan, dan faktor bentuk dari butiran padat.

Gambar 1. Alat Fluidisasi


Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1. Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam.
2. Fenomena minimum or incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir fluida
mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada kondisi ini
partikel-partikel padat mulai terekspansi.
3. Fenomena smooth or homogenously fluidization terjadi ketika kecepatan dan distribusi
aliran fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam unggun sama atau homogen
sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan seragam.
4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung – gelembung pada
unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen.
5. Fenomena slugging fluidization yang terjadi ketika gelembung-gelembung besar yang
mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel-partikel padat.Pada kondisi
ini terjadi penorakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat.
6. Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam ungggun partikel padatan
terbentuk saluran-saluran seperti tabung vertical.
7. Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui
kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa
aliran fluida dan ekspansi mencapai nilai maksimum.

Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:


1. laju alir fluida dan jenis fluida
2. ukuran partikel dan bentuk partikel
3. jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
4. porositas unggun
5. distribusi aliran
6. distribusi bentuk ukuran fluida
7. diameter kolom
8. tinggi unggun
Pada kecepatan sedikit diatas Vmin unggun yang terjadi adalah laminer, apabila
kecepatan gas diperbesar unggun yang terjadi disebut fluidisasi bubbling dan apabila
kecepatan ini bertambah terus fluidisasi yang terjadi disebut fluidisasi turbule n.

Gambar 2. Fenomena bubbling fluidization Gambar 3. Fenomena slugging fluidization Gambar 4. Fenomena chanelling fluidization

Gambar 5. Fenomena fluidisasi pada kecepatan bervariasi

Keuntungan proses fluidisasi, antara lain:


1. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat secara
kontinu dan memudahkan pengontrolan,
2. Kecepatan pencampuran yang tinggi membuat reaktor selalu berada dalam kondisi
isotermal sehingga memudahkan pengendaliannya,
3. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan
pemindahan jumlah panas yang besar dalam reaktor,
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan massa antara partikel cukup tinggi,
5. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas yang
baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang memiliki luas permukaan
kecil.
Sebaliknya, kerugian proses fluidisasi antara lain:
1. Selama operasi partikel-partikel padat mengalami pengikisan sehingga karakteristik
fluidisasi dapat berubah dari waktu ke waktu,
2. Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya sejumlah tertentu
padatan,
3. Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin,
Terjadinya chanelling dan slugging/penorakan di dalam unggun sering kali tidak dapat
dihindari sehingga kontak antara fluida dan partikel tidak seragam. Jika hal ini terjadi
pada reaktor, konversi reaksi akan kecil.
(Sumber : Modul Fluidisasi, Departemen Teknik Kimia ITB)
Pada operasi fluidisasi :

DpUm f  f  Dp  f  p   f 
3

 33,7   0,0408   33,7 ……………(1.1)


2

  2 
Untuk keadaan khusus :

ρDv
 Nre < 20 ; Nre =
μ

D p  p   f 
2

Umf = ……………..………..........….(1.2)
1650 

ρDv
 Nre > 1000 ; Nre =
μ
D p .g. p   f 
Umf =( ) 1/2 ……………..……...........…..(1.3)
24,5 f
Dimana :
Dp = Diameter padatan (mm)
𝜌p = Rapat massa padatan (kg/m3 )
𝜌f = Rapat massa gas (kg/m3 )
Umf = Kecepatan gas minimum (m/dt)
G = gravitasi (m/dt2 )
𝜇 = Viskositas gas (Ndt/m2 )
Gambar 6. Kurva Karakteristik Fluidisasi

U0 = Kecepatan superfisial rata-rata fluida


P = kehilangan tekanan pada unggun
= perbedaan antara tekanan fluida yang akan masuk unggun dan tekanan fluida
yang akan keluar unggun.
Fluida dialirkan kedalam kolom dengan kecepatan atas dasar kolom kosong, U 0 .
Yang berarti kecepatan rata-rata fluida dalam kolom kosong dengan luas penampang sama
dengan penampang unggun pada laju alir volume yang sama dengan laju alir fluida dalam
unggun.
Sehingga, U0 = Q/A
Dimana Q : Laju alir volume (m3 /s)
A: Luas penampang kolom kosong (m2 )
Dengan peningkatan kecepatan fluida, tinggi unggun juga meningkat, tetapi kehilangan
tekanan (P) akan konstan. Dari kenyataan ini menunjukkan bahwa geometri intern
unggun berubah terutama mengenai porositas unggun (), yaitu fraksi ruang kosong dalam
unggun.
Menurut (Geldart,1973) tidak semua padatan dapat terfluidisasi , sifat dari padatan
difluidisasi bergantung pada ukuran partikel dan rapat massanya. Geldart mengklasifikasi
padatan dalam 4 bagian utama yaitu:
a. Kelompok A (areatable particles)
Material pada kelompok ini memiliki ukuran kecil (Dp<30nm) dan/atau densitas
yang rendah (< 1.4 gr/ml).Fluid cracking catalyst termasuk kedalam kelompok ini.
Padatan terfluidisasi dengan mudah, dengan kecepatan rendah tanpa pembentukan
gelembung. Pada kecepatan yang lebih tinggi. Pada suatu titik tercapai ketika
gelembung mulai terbentuk maka tercpai kecepatan gelembung minimum.
b. Kelompok B (sandlike particles)
Kebanyakan partikel pada kelompok ini memiliki ukuran 150 nm – 500 nm dan
densitas 1.4-4 gr/ml. Untuk jenis ini, ketika umf terlewati, gas muncul dalam bentuk
gelebung. Gelembung pada kelompok ini bisa terbentuk dengan ukuran yang besar.
Biasanya material yang tergolong pada kelompok ini adalah glass beads (Ballotini)
dan coarse beads
c. Kelompok C (cohesive atau bubuk sangat halus)
Ukuran kelompok ini kurang dari 20 nm dan sulit untuk terfluidisasi karena gaya
interpartikel relative besar. Pada unggun dengan diameter yang kecil, kelompok ini
mudah membentuk channeling . Contohnya seperti talk, tepung dan pati.
d. Kelompok D (spoutable)
Ukuran partikel pada kelompok ini sangat besar atau sangat rapat. Partikel ini susah
untuk terfluidisasi pada unggun yang dalam (tinggi). Tidak sepertikelompok B,
dengan peningkatan kecepatan, material dapat terlempar seperti semburan.Jika
distribusi gas tidak rata, sifat menyembur dan sebagian channeling dapat terjadi.
Contohnya biji kopi, peluru timbal dan beberapa bijih logam.
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan

Alat Bahan
 Kolom Fluidisasi  Partikel manik-manik plastik
 Pompa Udara berdiameter 3,6 mm
 Rotameter Udara  Partikel resin penukar anion.
 Kerangan Pengatur Laju Alir Diameter 1 mm
Udara  Udara dari kompresor
 Ayakan (shieve shaker)
 Piknometer
 Neraca Analitik

3.2 Langkah Kerja


Penentuan Massa Jenis Partikel

Siapkan piknometer yang sudah bersih dan kering

Timbang dengan neraca piknometer kosong

Timbang padatan terlebih dahulu setengah volume piknometer

Masukkan air sampai piknometer penuh dan timbang dengan menggunakan neraca

Isi piknometer dengan partikel padat yang akan digunakan

Masukkan air sampai piknometer penuh dan timbang dengan menggunakan neraca

Ulangi prosedur diatas dengan menggunakan ukuran partikel yang lain.


Percobaan Fluidisasi

Nyalakan kompresor (saklar warna hitam, kanan atas dari panel) dan atur kecepatan udara
yang kecil, kemudian matikan kompresor

Isi kolom dengan partikel polipropilen setinggi 10 cm

Nyalakan kompresor dan catat ∆P unggun dan laju alir udara Q

Besarkan laju alir udara dengan menggunakan keran secara bertahap dan ukur ∆P setiap
kenaikan laju alir udara.

Ulangi prosedur tersebut untuk ketinggian 15 dan 20 cm, serta untuk partikel resin dan manik -
manik

3.3 Gambar Alat


BAB IV
TABEL DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 Keterangan tambahan :

ρ air = 1022 kg/m3


ρ resin = 1400 kg/m3
ρ manik = 2250 kg/m3
ρ udara = 1,17 kg/m3
D kolom = 2 inch
μ air = 0,000836 kg/m.s
μ udara = 0,0000186 kg/m.s

4.1.2 Perhitungan luas pipa :

Diameter kolom = 2 inch =5,08 cm


Luas pipa penampang =

𝐴 = 𝜋𝑑 2
1
𝐴 = 𝜋(5,08) 2 = 20,25 cm2 = 0,002025 m2 = 0,2025 dm2
4

4.1.3 Fluidisasi Udara


 Partikel Resin Anion Diameter 1 mm
Laju Alir ∆𝑷 (mmH2O)
Q (m3 /s) H = 10 mm H = 90 mm
Alat Visual Alat Visual

0 0 10 0 90

3 9 17 9 112

6 34 23 32 126

9 82 27 91 129

12 113 30 146 132


 Partikel Manik-Manik Diameter 3,6 mm
Laju Alir ∆𝑷 (mmH2O)
Q (m3 /s) H = 10 mm H = 90 mm
Alat Visual Alat Visual

0 0 10 0 90

3 8 14 64 90

6 14 21 87 95

9 22 28 135 119

12 26 32 168 125

4.1.4 Fluidisasi Air


 Partikel Resin Anion Diameter 1 mm
Laju Alir ∆𝑷 (mmH2O)
Q
H = 10 mm H = 90 mm
(L/menit)
Alat Visual Alat Visual

0 0 10 0 90

0,6 23 16 13 101

0,8 45 19 61 134

1 104 24 94 142

1,4 118 31 127 156

 Partikel Manik-Manik Diameter 3,6 mm


Laju Alir ∆𝑷 (mmH2O)
Q
H = 10 mm H = 90 mm
(L/menit)
Alat Visual Alat Visual

0 0 10 0 90

0,6 36 14 32 90

0,8 52 17 61 90

1 121 21 98 102

1,4 132 28 138 105


4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Perhitungan kecepatan supervisial rata-rata fluida (U0 )


𝑄
Uo =
𝐴

 Fluidisasi Udara -> untuk partikel resin anion dan partikel manik-manik
Q (m3 /s) A (m2 ) U0
0 0,002025 0
3 0,002025 1481,481
6 0,002025 2962,963
9 0,002025 4444,444
12 0,002025 5925,926
 Fluidisasi Air-> untuk partikel resin anion dan partikel manik-manik
Q (L/menit) A (dm2 ) U0
0 0,2025 0
0,6 0,2025 2,962963
0,8 0,2025 3,950617
1 0,2025 4,938272
1,4 0,2025 6,91358

4.2.2 Perhitungan log(U0 ) dan log ΔP

(Fluida Udara)

 Partikel Resin Anion Diameter 1mm

∆P (mmH2O) Log ∆P
U0 Log U0 H=10 H=90
H=10 mm H=90 mm
mm mm
Alat visual Alat visual
0 0 10 0 90 - - -
1481,481 9 17 9 112 3,170696 0,9542 0,9542
2962,963 34 23 32 126 3,471726 1,5315 1,5051
4444,444 82 27 91 129 3,647817 1,9138 1,9590
5925,926 113 30 146 132 3,772756 2,0530 2,1644
 Partikel Manik-manik 3,6mm
∆P (mmH2O) Log ∆P
U0 Log U0 H=10 H=90
H=10 mm H=90 mm
mm mm
Alat visual Alat visual
0 0 10 0 90 - - -
1481,481 8 14 64 90 3,170696 0,9031 1,8061
2962,963 14 21 87 95 3,471726 1,1461 1,9395
4444,444 22 28 135 119 3,647817 1,3424 2,1303
5925,926 26 32 168 125 3,772756 1,4149 2,2253

(Fluida Air)

 Partikel Resin Anion Diameter 1mm

∆P (mmH2O) Log ∆P
Log
U0 H=10 H=90
H=10 mm H=90 mm U0
mm mm
Alat visual Alat visual
0 0 10 0 90 - - -
2,962963 23 16 13 101 0,4717 1,3617 1,1139
3,950617 45 19 61 134 0,5966 1,6532 1,7853
4,938272 104 24 94 142 0,6935 2,0170 1,9731
6,91358 118 31 127 156 0,8397 2,0718 2,1038

 Partikel Manik-manik 3,6mm

∆P (mmH2O) Log ∆P
Log
U0 H=10 H=90
H=10 mm H=90 mm U0
mm mm
Alat visual Alat visual
0 0 10 0 90 - - -
2,962963 36 14 32 90 0,4717 1,5563 1,5051
3,950617 52 17 61 90 0,5966 1,7160 1,7853
4,938272 121 21 98 102 0,6935 2,0827 1,9912
6,91358 132 28 138 105 0,8397 2,1205 2,1398
4.2.3 Perhitungan Vm teoritis

ρ air = 1022 kg/m3


ρ resin = 1400 kg/m3
ρ manik = 2250 kg/m3
ρ udara = 1,17 kg/m3
D kolom = 2 inch
μ air = 0,000836 kg/m.s
μ udara = 0,0000186 kg/m.s

 Perhitungan N re pada operasi fluida :

𝐷𝑝3 𝜌𝑓(𝜌𝑝−𝜌𝑓)
Nre= 33,72 + 0,0408
𝜇

- Nre Fluida Udara resin anion


0,0013 1,17(1400−1,17)
Nre= 33,72 + 0,0408 – 33,7= 1101,99
0,0000186

- Nre Fluida Udara manik manik


0,00363 1,17(2250−1,17)
Nre= 33,72 + 0,0408 – 33,7=1102,25
0,0000186

- Nre Fluida air resin anion


0,0013 1,17(1400−1,17)
Nre= 33,72 + 0,0408 – 33,7=1101,99
0,000836

- Nre Fluida air manik manik


0,00363 1,17(2250−1,17)
Nre= 33,72 + 0,0408 – 33,7=1101,99
0,000836

 Perhitungan Umf (Vm teoritis)

𝐷𝑝 𝑔(𝜌𝑝−𝜌𝑓) 1/2 𝜌𝐷𝑣


𝑈𝑚𝑓 = ( ) 𝑁𝑟𝑒 =
24,5𝜌𝑓 𝜇

(fluida udara)

1,17 . 5,08
𝑁𝑟𝑒 = = 319548,3871 ( 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛)
0,0000186
resin anion
0,001 9,8 (1400−1,17 ) 1/2
𝑈𝑚𝑓 = ( ) = 0,6915 m/s
24,5 . 1,17
manik-manik
0,0036 9,8 (2250 −1,17) 1/2
𝑈𝑚𝑓 = ( ) =1,6636 m/s
24,5 . 1,17
(fluida air)

1022 . 5,08
𝑁𝑟𝑒 = = 6210239,234 ( 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛)
0,000836
resin anion
0,001 9,8 (1400−1022 ) 1/2
𝑈𝑚𝑓 = ( ) = 0,0121 m/s
24,5 . 1022
manik-manik
0,0036 9,8 (2250 −1022) 1/2
𝑈𝑚𝑓 = ( ) = 0,00173 m/s
24,5 . 1022

4.2.4 Kurva karakteristik fluidisasi


(Fluida Udara)
 Kurva karakteristik fluidisasi Udara pada Partikel Resin Anion H = 10mm

Kurva log V VS log ∆P


2,5

1,5
Log ∆P

0,5
y = 1,8784x - 4,9904
R² = 0,9936
0
3 3 3 3 4 4 4 4 4
Log V

 Kurva karakteristik fluidisasi Udara pada Partikel Resin Anion H = 90mm

Kurva log V VS log ∆P


2,5

1,5
Log ∆P

0,5 y = 2,0515x - 5,5668


R² = 0,9946
0
3 3 3 3 4 4 4 4 4
Log V
 Kurva karakteristik fluidisasi Udara pada Partikel Manik-Manik H = 10mm

Kurva log V VS log ∆P


1,6

1,4

1,2

1
Log ∆P

0,8

0,6

0,4
y = 0,8755x - 1,8763
0,2
R² = 0,9933
0
3 3 3 3 4 4 4 4 4
Log V

 Kurva karakteristik fluidisasi Udara pada Partikel Manik-Manik H = 90mm

Kurva log V VS log ∆P


2,5

1,5
Log ∆P

y = 0,7076x - 0,4623
0,5
R² = 0,9617

0
3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
Log V
(Fluida Air)
 Kurva karakteristik fluidisasi Air pada Partikel Resin Anion H = 10mm

Kurva log V VS log ∆P


2,5

1,5
Log ∆P

0,5
y = 2,0274x + 0,4574
R² = 0,897
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Log V

 Kurva karakteristik fluidisasi Air pada Partikel Resin Anion H = 90mm

Kurva log V VS log ∆P


2,5

1,5
Log ∆P

0,5 y = 2,5974x + 0,0548


R² = 0,8425

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Log V
 Kurva karakteristik fluidisasi Air pada Partikel Manik-Manik H = 10mm

Kurva log V VS log ∆P


2,5

1,5
Log ∆P

0,5
y = 1,6675x + 0,7843
R² = 0,8763
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Log V

 Kurva karakteristik fluidisasi Air pada Partikel Manik-Manik H = 90mm

Kurva log V VS log ∆P


2,5

1,5
Log ∆P

0,5 y = 1,7383x + 0,7248


R² = 0,9655
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Log V
BAB V
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat yang


berkelakukan seperti fluida karena dialiri fluida. Manfaat dari sifat padatan yang
terfluidisasi adalah sifatnya yang dapat dialirkan sehingga memungkinkan operasi
menggunakan padatan dapat bersifat kontinyu. Selain itu keuntungan lain adalah
dengan terangkatnya butiran sampai mengapung ini membuat luas permukaan kontak
sangat besar sehingga operasi menjadi sangat efektif.
Fluidisasi terjadi apabila butiran padatan tersuspensi dalam gas atau cairan
sehingga sifat dari butiran itu berubah seperti fluida. Pada praktikum kali ini padatan
yang dipakai untuk fluidisasi yaitu resin anion berdiameter 1 mm dan manik-manik
berdiameter 3,6 mm dengan fluida yang dipakai adalah gas dan cair. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui nilai minimum Umf dan faktor-faktor yang mempengaruhi
fluidisasi. Laju alir gas yang digunakan pada proses fluidisasi ini dibuat bervariasi
dimana unggun yang dipakai memiliki ketinggian 10 mm dan 90 mm. Dapat dilihat di
tabel data bahwa semakin besar laju alir maka semakin besar pula nilai ∆P (kehilangan
tekanan pada unggun). Terjadinya pressure drop (ΔP) dikarenakan fluida bertumbukkan
dengan partikel padatan, sehingga energi kinetik dari padatan bertambah sedangkan
tekanan fluida yang mengenainya berkurang. Nilai ∆P pada alat dan yang terbaca secara
visual memiliki nilai yang berbeda. Hal ini terjadi karena pembacaan secara visual
dengan menggunakan mata langsung memiliki potensi pengambilan data yang kurang
akurat.
Di dalam pengolahan data dihitung nilai Uo (kecepatan superfisial rata-rata
fluida) dengan cara membagi debit (Q) dengan luas permukaan (A) unggun. Kecepatan
superfisial rata-rata yang didapat hasilnya adalah semakin besar debit yang dipakai
maka semakin besar pula nilai Uo yang didapat. Selain itu dihitung juga nilai Nre untuk
menentukan Umf atau kecepatan gas minimum. Setelah dihitung nilai Nre dari masing-
masing fluida udara dan air baik resin anion dan manik manik memiliki nilai Nre diatas
1000. Artinya jenis aliran dalam fluida adalah turbulen. Nilai Umf yang didapat antara
lain 0,6915 m/s untuk resin anion dalam fluida udara dan 0,0121 m/s dalam fluida air.
Sedangkan untuk manik-manik 1,6636 m/s dalam fluida udara dan 0,00173 m/s dalam
fluida air.
KESIMPULAN
- Semakin besar laju alir volumetrik (Q) maka akan semakin cepat proses fluidisasi
unggun butiran partikel.
- Faktor yang mempengaruhi peristiwa fluidisasi yaitu : besarnya diameter padatan
massa/berat padatan, dan laju alir udara yang diberikan.
- Berikut adalah Umf dari proses fluidisasi pada praktikum ini :

Umf (m/s)
Padatan
Udara Air
Resin Anion 0,6915 0,0121
Manik-Manik 1,6636 0,00173

- Semakin besar ukuran partikel dan semakin tinggi unggun, kecepatan minimum
fluidisasi semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Geldart D.Types, 1973. Types of Gas Fluidization.Powder Techno 7 (1973), 285-292. Elsevier,
Sequoia, S.A. Lausanne.

Modul Fluidisasi.Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II. Departemen Teknik


Kimia ITB.

Formisani B dan Girimonte R, 2003, KONA No 21, Experimental Analysis of the Fluidisation
Process of Binary Mixtures of Solids, 187030 Arcavacata di Rende (Cosenza), Italy.

Iswara, M.A.I., Nurtono, T dan Winardi, S., 2016, Penentuan kecepatan Minimum Fluidisasi
dan Bubbling Batu Bara di dalam Fluidized Bed dengan Simulasi CFD, Jurnal
ESDM, Vol 8, No.1, Mei 2016, hlm. 51-57.

Leung lpT,T., 1988, Influence of Particle Size Distribution on Fluidized Bed Hydrodynamics,
The University of British Columbia.

Mc-Cabe, W.L., Smith, J.C., and Harriot, P. 1985, “Unit Operations of Chemical
Engineering”, Mc-Graw Hill, New York.

Mills, D., 2004. Pneumatic Conveying Design Guide. Second Edition. ISBN: 0 7506 5471 6.
Elsvier Butterworth-Heinemann. Linacre House, Jordan Hill, Oxford OX2 8DP. 200
Wheeler Road, Burlington, MA 01803.

Richardson, J.F., Harker, J.H., Backhurst, J.R., 2002. Coulson and Richardson’s Chemical
Engineering Volume 2, Fifth Edition, Particle Technology and Separation,
Butterworth-Heinemann

Anda mungkin juga menyukai