Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2


FLUIDISASI

Dosen Pembimbing: Keryanti, S.T,.M.T.

Tanggal Praktikum: 15 Februari 2023


Tanggal Laporan : 21 Februari 2023

Kelompok 8 2AD-3 Teknik Kimia:


Shafa Afifah (211411029)
Teddy Tanuwijaya (211411031)
Teguh Aditya Nugraha (211411032)

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat yang berkelakukan
seperti fluida karena dialiri fluida. Manfaat dari sifat padatan yang terfluidisasi adalah
sifatnya yang dapat dialirkan sehingga memungkinkan operasi menggunakan padatan dapat
bersifat kontinyu. Selain itu keuntungan lain adalah dengan terangkatnya butiran sampai
terapung ini membuat luas permukaan kontak antara padatan dan fluida sangat besar sehingga
operasi menjadi sangat efektif.
Peristiwa fluidisasi digunakan dalam industri petrokimia dalam reaktor cracking,
katalis padat dalam butiran dapat diregenerasi secara kontinyu dengan mengalirkan katalis
dari reaktor ke unit aktivasi katalis. Contoh pemakaian dari reaktor ini adalah pembuatan alkil
klorida dari gas klorin dan olefin dan pembuatan phtalic-anhidride dari oksidasi naphtalena
oleh udara.
Pemakaian lain fluidisasi antara lain untuk pembakaran kapur, pemungutan (recovery)
tembaga, perak atau emas dari bijihnya. Pada pembakaran kapur aliran udara digunakan
untuk supply oksigen pada pembakaran, sedangkan pada pengambilan logam dari bijihnya
aliran gas yag digunakan adalah gas pereduksi, sehingga oksida logam tereduksi menjadi
logam murni.
Beberapa incinerator menggunakan prinsip fluidisasi, digunakan untuk pembakaran
lumpur dari proses mikrobiologi dan juga penyelesaian akhir untuk perlakuan limbah B3.
Selain pembakaran juga dihasilkan panas yang dapat digunakan sebagai penghasil steam.
1.2 Tujuan
1. Membuat kurva karakteristik fluidisasi.
2. Menentukan rapat massa butiran padat.
3. Menentukan harga kecepatan alir minimum Umf dari kurva karakteristik dan dari
perhitungan.
4. Mengetahui pengaruh ukuran partikel dan tinggi unggun terhadap Umf
BAB II
DASAR TEORI

Ketika fluida atau gas mengalir dengan laju kecil pada kolom berisi unggun padatan
maka tekanan gas akan berkurang sepanjang unggun padatan. Apabila laju aliran gas
diperbesar terus maka besarnya penurunan tekanan gas sepanjang unggun juga akan
berambah, hingga pada suatu saat dimana butiran padatan tersebut terangkat oleh aliran gas
maka penurunan tekanan menjadi tetap. Keadaan dimana padatan terangkat sehingga tidak
lagi berupa unggun diam disebut terfluidisasi, artinya padatan tersuspensi dalam gas dan pada
keadaan ini sifat dari padatan tidak lagi seperti semula tetapi berubah seperti fluida, yaitu
dapat dialirkan melalui pipa maupun keran. Besarnya kecepatan minimum yang diperlukan
untuk membuat padatan unggun diam menjadi terfluidisasi tergantung beberapa faktor seperti
besarnya diameter padatan, porositas padatan, rapat massa padatan, dan faktor bentuk dari
butiran padat.
Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1. Fenomena unggun diam (fixed bed) yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju
minimum yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan
tetap diam.
2. Fenomena fluidisasi minimum (incipient fluidization) yang terjadi ketika laju alir fluida
mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada kondisi ini
partikel-partikel padat mulai terekspansi.
3. Fenomena smooth / homogenously fluidization terjadi ketika kecepatan dan distribusi aliran
fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam unggun sama atau homogen sehingga
ekspansi pada setiap partikel padatan seragam.
4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung – gelembung pada unggun
terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen.
5. Fenomena slugging fluidization yang terjadi ketika gelembung-gelembung besar yang
mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel-partikel padat.Pada kondisi ini
terjadi penorakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat.
6. Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam ungggun partikel padatan
terbentuk saluran-saluran seperti tabung vertikal.
7. Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui
kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa
aliran fluida dan ekspansi mencapai nilai maksimum.
Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. laju alir fluida dan jenis fluida

2. ukuran partikel dan bentuk partikel

3. jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel

4. porositas unggun

5. distribusi aliran

6. distribusi bentuk ukuran fluida


7. diameter kolom
8. tinggi unggun
Pada kecepatan sedikit diatas Vmin unggun yang terjadi adalah laminer, apabila kecepatan gas
diperbesar maka unggun yang terjadi disebut fluidisasi bubbling dan apabila kecepatan ini
bertambah terus fluidisasi yang terjadi disebut fluidisasi turbulen.

Gambar 1. Fenomena fluidisasi pada kecepatan bervariasi

Keunggulan proses fluidisasi, antara lain:

1. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat secara
kontinu dan memudahkan pengontrolan,
2. Kecepatan pencampuran yang tinggi membuat reaktor selalu berada dalam kondisi
isotermal sehingga memudahkan pengendaliannya,
3. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan pemindahan
jumlah panas yang besar dalam reaktor,
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan massa antara partikel cukup tinggi,
5. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas yang baik
memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang memiliki luas permukaan kecil.
Sebaliknya, kerugian proses fluidisasi antara lain:
1. Selama operasi partikel-partikel padat mengalami pengikisan sehingga karakteristik
fluidisasi dapat berubah dari waktu ke waktu,
2. Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya sejumlah tertentu
padatan,
3. Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin,
Terjadinya chanelling dan slugging/penorakan di dalam unggun sering kali tidak dapat
dihindari sehingga kontak antara fluida dan partikel tidak seragam. Jika hal ini terjadi pada
reaktor, konversi reaksi akan kecil.
Pada operasi fluidisasi :

Untuk keadaan khusus :


Gambar 2. Kurva Karakteristik Fluidisasi

Fluida dialirkan ke dalam kolom dengan kecepatan atas dasar kolom kosong, U 0. yang berarti
kecepatan rata-rata fluida dalam kolom kosong dengan luas penampang sama dengan
penampang unggun pada laju alir volume yang sama dengan laju alir fluida dalam unggun.
Sehingga,
U0 = Q/A
dengan Q : Laju alir volume (m3/s)
A: Luas penampang kolom kosong (m2)
Dengan peningkatan kecepatan fluida, tinggi unggun juga meningkat, tetapi

kehilangan tekanan (∆P) akan konstan. Dari kenyataan ini menunjukkan bahwa geometri
intern unggun berubah terutama mengenai porositas unggun (ε), yaitu fraksi ruang kosong
dalam unggun.
Menurut (Geldart,1973) tidak semua padatan dapat terfluidisasi , sifat dari padatan pada
fluidisasi bergantung pada ukuran partikel dan rapat massanya. Geldart mengklasifikasi
padatan dalam 4 bagian utama yaitu:
a. Kelompok A (areatable particles)
Material pada kelompok ini memiliki ukuran kecil (Dp<30nm) dan/atau densitas yang
rendah ( < 1,4 g/ml).Fluid cracking catalyst termasuk ke dalam kelompok ini. Padatan
terfluidisasi dengan mudah, dengan kecepatan rendah tanpa pembentukan gelembung.
Pada kecepatan yang lebih tinggi tercapai ketika gelembung mulai terbentuk maka tercapai
kecepatan gelembung minimum.
b. Kelompok B (sandlike particles)
Kebanyakan partikel pada kelompok ini memiliki ukuran 150 nm – 500 nm dan densitas
1,4-4 gr/ml. Untuk jenis ini, ketika umf terlewati, gas muncul dalam bentuk gelembung.
Gelembung pada kelompok ini bisa terbentuk dengan ukuran yang besar. Biasanya
material yang tergolong pada kelompok ini adalah glass beads (Ballotini) dan coarse
beads
c. Kelompok C (cohesive atau bubuk sangat halus)
Ukuran kelompok ini kurang dari 20 nm dan sulit untuk terfluidisasi karena gaya
antarpartikel relative besar. Pada unggun dengan diameter partikel kecil mudah membentuk
channeling . Contoh: talk, tepung dan pati.

d. Kelompok D (spoutable)
Ukuran partikel pada kelompok ini sangat besar atau sangat rapat. Partikel ini susah untuk
terfluidisasi pada unggun yang dalam (tinggi). Tidak seperti kelompok B, dengan
peningkatan kecepatan, material dapat terlempar seperti semburan. Jika distribusi gas tidak
rata, sifat menyembur dan sebagian channeling dapat terjadi. Contoh: biji kopi, peluru timbal
dan beberapa bijih logam.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

Gambar 3. Rangkaian Alat Fluidisasi


Alat Bahan

 Kolom Fluidisasi a. Partikel polipropilen berdiameter 4


I. Kompresor Udara mm
II. Pompa Air b. Partikel manik-manik plastik
III. Rotameter Udara berdiameter 3,6 mm
IV. Rotameter air c. Partikel resin penukar anion,
V. Kerangan Pengatur Laju Alir Udara diameter 1 mm
VI. Kerangan Pengatur Laju Alir Air d. Air
VII. Piknometer e. Udara dari kompresor
VIII. Neraca analitis
3.2 Langkah Kerja
1) Penentuan Massa Jenis Partikel

ulangi prosedur di
siapkan piknometer Masukkan air
atas dengan
yang bersih dan sampai piknometer
menggunakan
kering penuh dan timbang
partikel yang lain.

isi piknometer
timbang
dengan partikel
piknometer kosong
padat yang akan
dengan neraca
digunakan

isikan padatan
masukkan air
hingga setengah
sampai piknometer
volume
penuh dan timbang
piknometer,
dengan neraca
timbang
2) Percobaan Fluidisasi

nyalakan kompresor
dan atur kecepatan isi kolom dengan nyalakan kompresor
udara yang kecil, partikel polipropilen dan catat ΔP unggun
kemudian matikan setinggi 10 cm dan laju alir udara Q
kompresor

ulangi prosedur a - d besarkan laju alir udara


Masukkan air sampai untuk ketinggian 15 dan dengan menggunakan
piknometer penuh dan 20 cm, serta untuk keran secara bertahap
timbang partikel resin dan dan ukur ΔP setiap
manik-manik. kenaikan laju alir udara.
3.3 Keselmatan Kerja
1. Pastikan tidak ada kebocoran pada peralatan sebelum pengoperasian
2. Pastikan level cairan pada tangki umpan cukup sebelum menjalankan pompa
3. Pastikan valve drain pada keadaan tertutup sebelum menyalakan peralatan
4. Pastikan saringan pada kolom fluidisasi udara sudah terpasang dengan baik
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
4.1.1 Pengukuran Rapat Massa Partikel
Tabel 4.1 Data Massa Jenis Partikel
Berat (gram)
Resin Manik-manik Polipropilen
Masa padatan (Mp) 1,5 33,4 12,2
Massa air dalam padatan (Ma) 1,5 0,7 18,7
Volume (ml)
Volume padatan (Vp) 3,55 24,33 7,02
Volume air dalam padatan (Va) 1,44 0,67 17,98
Densitas (g/mL)
Rapat massa partikel 1,715 1,373 1,738

Densitas Udara 1,17 kg/m3 pada suhu 28oC tekanan 1 atm


Viskositas udara pada suhu 28oC adalah 1,86 x 10-5 kg/m.s

4.1.2 Fluidisasi Partikel Resin Anion Diameter 1 mm, fluida udara

Table 4.2 Data ΔP pada Fluidisasi Partikel Resin diameter 1 mm dengan Tinggi
Unggun Berbeda
ΔP (cmH2O)
Laju
H = 6 cm H = 7 cm H = 8 cm
Alir Q
(L/h) ΔP (cmH2O) ΔP (cmH2O) ΔP (cmH2O)
2 1,1 1,5 5,5
4 1,4 1,4 6,5
6 1,5 1,4 6,5
8 1,4 1,45 6,7
10 1,3 1,6 6,8
4.1.3 Fluidisasi Partikel Polipropilen diameter 4 mm, fluida udara
Table 4.3 Data ΔP pada Fluidisasi Partikel Polipropilen diameter 4 mm dengan Tinggi
Unggun Berbeda
ΔP (cmH2O)
Laju
H = 6 cm H = 7 cm H = 8 cm
Alir Q
(L/h) ΔP (cmH2O) ΔP (cmH2O) ΔP (cmH2O)
2 0,85 2,9 1,1
4 2,2 2,4 2,5
6 2,55 2,7 3,1
8 2,6 2,8 2,8
10 2,7 2,8 2,7

4.1.4 Fluidisasi Partikel manik-manik plastik diameter 3,6 mm, fluida udara
Table4.4 Data ΔP pada Fluidisasi Partikel manik-manik plastik diameter 3,6 mm
dengan Tinggi Unggun Berbeda

ΔP (cmH2O)
Laju Alir Q H = 2 cm H = 3 cm
(L/h)
ΔP (cmH2O) ΔP (cmH2O)
2 0,4 0,8
3 1,1 2,4
6 1,1 2,4
8 1 2,4
10 1,2 2,5
4.1.5 Fluidisasi Partikel resin anion diameter 1 mm, fluida penggerak :air
Table4.5 Data ΔP pada Fluidisasi Partikel Resin diameter 1 mm dengan Tinggi
Unggun Berbeda
H = 9 cm
Laju Alir Q (L/h)
ΔP (cmH2O)
0,5 0,3
1 0,6
1,5 0,8
2 0,85
2,5 0,65

4.1.6 Menentukan Harga Umf dari kurva


 Menghitung laju alir linear udara (U)
Laju alir volume (Q)
U=
Luas permukaan( A)
1 2
A= x π x r
2
1 22
A= x x ( 2,75 cm )2
2 7
2
A=23,75 cm
−3 2
A=2,38 x 10 m

 Partikel resin dengan tinggi awal 6cm


Q(L/
min) Q(m3/s) ∆P U (m/s) U (cm/s) Log U Log ∆P
3,33333E- 1,14630 0,04139
2 05 1,1 0,140056 14,0056 2 3
6,66667E- 1,44733 0,14612
4 05 1,4 0,280112 28,0112 2 8
0,420168 42,0168 1,62342 0,17609
6 0,0001 1,5 1 1 3 1
0,00013333 0,560224 56,0224 1,74836 0,14612
8 3 1,4 1 1 2 8
0,00016666 0,700280 70,0280 1,84527 0,11394
10 7 1,3 1 1 2 3
0.2
0.18
0.16
f(x) = 0.119056341194893 x − 0.0612457656027421
0.14 R² = 0.406864595626841
Log ∆P 0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9
Log U

Log Umf = Log U


Log Umf = 1,6234
Umf = 5,0703 cm/s
Umf = 0,0507 m/s

 Partikel resin dengan tinggi awal 7 cm


Q(L/ U
min) Q(m3/s) ∆P U (m/s) (cm/s) Log U Log ∆P
3,33E- 0,14005 1,14630 0,14612
2 05 1,4 6 14,0056 2 8
6,67E- 0,28011 1,44733 0,14612
4 05 1,4 2 28,0112 2 8
0,42016 42,0168 1,62342 0,14612
6 0,0001 1,4 8 1 3 8
0,00013 0,56022 56,0224 1,74836 0,17609
8 3 1,5 4 1 2 1
0,00016 70,0280 1,84527
10 7 1,6 0,70028 1 2 0,20412
0.25

0.2

f(x) = 0.0721999759845275 x + 0.0509327409620591


R² = 0.585321901737456
0.15
Log ∆P

0.1

0.05

0
1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9
Log U

Log Umf = Log U


Log Umf = 1,4473
Umf = 4,2516 cm/s
Umf = 0,0425 m/s

 Partikel resin dengan tinggi awal 8 cm


Q(L/ U
min) Q(m3/s) ∆P U (m/s) (cm/s) Log U Log ∆P
3,33E- 0,14005 1,14630 0,74036
2 05 5,5 6 14,0056 2 3
6,67E- 0,28011 1,44733 0,81291
4 05 6,5 2 28,0112 2 3
0,42016 42,0168 1,62342 0,81291
6 0,0001 6,5 8 1 3 3
0,00013 0,56022 56,0224 1,74836 0,81954
8 3 6,6 4 1 2 4
0,00016 70,0280 1,84527 0,82607
10 7 6,7 0,70028 1 2 5
0.84
f(x) = 0.115295058768456 x + 0.622254831374211
0.82 R² = 0.822560396859199

0.8

0.78
Log ∆P

0.76

0.74

0.72

0.7

0.68
1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9
Log U

Log Umf = Log U


Log Umf = 1,4473
Umf = 4,2516 cm/s
Umf =0,0425 m/s

 Partikel polipropilen dengan tinggi awal 6 cm


Q(L/ U
min) Q(m3/s) ∆P U (m/s) (cm/s) Log U Log ∆P
3,33E- 0,14005 1,14630 -
2 05 0,85 6 14,0056 2 0,07058
6,67E- 0,28011 1,44733 0,34242
4 05 2,2 2 28,0112 2 3
0,42016 42,0168 1,62342
6 0,0001 2,55 8 1 3 0,40654
0,00013 0,56022 56,0224 1,74836 0,41497
8 3 2,6 4 1 2 3
0,00016 70,0280 1,84527 0,43136
10 7 2,7 0,70028 1 2 4
0.5
f(x) = 0.703525334552165 x − 0.79405990558191
R² = 0.833973371319504
0.4

Log ∆P 0.3

0.2

0.1

0
1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9

-0.1
Log U

Log Umf = Log U


Log Umf = 1,6234
Umf = 5,0702 cm/s
Umf = 0,0507 m/s

 Partikel polipropilen dengan tinggi awal 7 cm


Q(L/ U
min) Q(m3/s) ∆P U (m/s) (cm/s) Log U Log ∆P

3,33E- 0,14005 1,14630 0,46239


2 05 2,9 6 14,0056 2 8
6,67E- 0,28011 1,44733 0,38021
4 05 2,4 2 28,0112 2 1
0,42016 42,0168 1,62342 0,43136
6 0,0001 2,7 8 1 3 4
0,00013 0,56022 56,0224 1,74836 0,44715
8 3 2,8 4 1 2 8
0,00016 70,0280 1,84527 0,44715
10 7 2,8 0,70028 1 2 8
0.5
0.45
0.4 f(x) = 0.00124918829320817 x + 0.43170640874206
R² = 0.000117334551504866
0.35
0.3
Log ∆P

0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9
Log U

Log Umf = Log U


Log Umf = 1,6234
Umf = 5,0702 cm/s
Umf = 0,0507 m/s

 Partikel polipropilen dengan tinggi awal 8 cm


Q(L/ U
min) Q(m3/s) ∆P U (m/s) (cm/s) Log U Log ∆P
3,33E- 0,14005 1,14630 0,04139
2 05 1,1 6 14,0056 2 3
6,67E- 0,28011 1,44733
4 05 2,5 2 28,0112 2 0,39794
0,42016 42,0168 1,62342 0,49136
6 0,0001 3,1 8 1 3 2
0,00013 0,56022 56,0224 1,74836 0,44715
8 3 2,8 4 1 2 8
0,00016 70,0280 1,84527 0,44715
10 7 2,8 0,70028 1 2 8
0.6

0.5 f(x) = 0.581199306696589 x − 0.54291145425084


R² = 0.760867068361889

0.4
Log ∆P

0.3

0.2

0.1

0
1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9
Log U

Log Umf = Log U


Log Umf = 1,6234
Umf = 5,0702 cm/s
Umf = 0,0507 m/s

 Partikel manik-manik dengan tinggi awal 2 cm


Q(L/ U
min) Q(m3/s) ∆P U (m/s) (cm/s) Log U Log ∆P
3,33E- 0,14005 1,14630 -
2 05 0,4 6 14,0056 2 0,39794
6,67E- 0,28011 1,44733 0,04139
4 05 1,1 2 28,0112 2 3
0,42016 42,0168 1,62342 0,04139
6 0,0001 1,1 8 1 3 3
0,00013 0,56022 56,0224 1,74836
8 3 1 4 1 2 0
0,00016 70,0280 1,84527 0,07918
10 7 1,2 0,70028 1 2 1
0.2

0.1 f(x) = 0.609390558770504 x − 0.999146849969761


R² = 0.721102502470637
0
1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9
-0.1
Log ∆P

-0.2

-0.3

-0.4

-0.5
Log U

Log Umf = Log U


Log Umf = 1,4473
Umf = 4,2516 cm/s
Umf =0,0425 m/s

 Partikel manik-manik dengan tinggi awal 3 cm


Q(L/ U
min) Q(m3/s) ∆P U (m/s) (cm/s) Log U Log ∆P
3,33E- 0,14005 1,14630 -
2 05 0,8 6 14,0056 2 0,09691
6,67E- 0,28011 1,44733 0,38021
4 05 2,4 2 28,0112 2 1
0,42016 42,0168 1,62342 0,38021
6 0,0001 2,4 8 1 3 1
0,00013 0,56022 56,0224 1,74836 0,38021
8 3 2,4 4 1 2 1
0,00016 70,0280 1,84527 0,38021
10 7 2,4 0,70028 1 2 1
0.5
f(x) = 0.651146161073087 x − 0.7323931953733
0.4 R² = 0.7093851264992

0.3

0.2
Log ∆P

0.1

0
1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9
-0.1

-0.2
Log U

Log Umf = Log U


Log Umf = 1,4473
Umf = 4,2516 cm/s
Umf =0,0425 m/s

 Partikel resin dengan tinggi awal 3 cm didalam fluida cair


Q(L/
min) Q(m3/s) ∆P U (m/s) U (cm/s) Log U Log ∆P
0,5 8,33E-06 0,3 0,035014 3,501401 0,544242 -0,52288
1 1,67E-05 0,6 0,070028 7,002801 0,845272 -0,22185
1,5 0,000025 0,8 0,105042 10,5042 1,021363 -0,09691
2 3,33E-05 0,85 0,140056 14,0056 1,146302 -0,07058
2,5 4,17E-05 0,8 0,17507 17,507 1,243212 -0,09691
0
0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3

-0.1

Log ∆P -0.2

-0.3

-0.4

-0.5

-0.6
Log U

Log Umf = Log U


Log Umf = 1,1463
Umf = 3,1265 cm/s
Umf = 0,03126 m/s

4.1.7 Menghitung Umf dari Perhitungan


Densitas udara : 1,17 kg/m3
Viskositas udara: 1,86 x 10-5 kg/m.s
 Partikel Resin Anion Diameter 1mm Fluida Udara
o Diamaeter Partikel 1 mm = 10-3 m
gr kg
o Densitas Partikel = 1,715 = 1715 3
ml m
o Menentukan Bilangan Reynolds (Nre)
Q Q A U ρ µ Nre
(L/min) (m3/s) (m2) (m/s) (kg/m3) (kg/m.s)
2 3,33 x 10-5 2,38 x 10-3 0,140056 1,17 1,86 x 10-5 8,809974
4 6,67 x 10-5 2,38 x 10-3 0,280112 1,17 1,86 x 10-5 17,61995
6 10 x x 10-5 2,38 x 10-3 0,420168 1,17 1,86 x 10-5 26,42992
8 13 x 10-5 2,38 x 10-3 0,560224 1,17 1,86 x 10-5 35,2399
10 16 x 10-5 2,38 x 10-3 0,70028 1,17 1,86 x 10-5 44,04987
Karena nilai Nre <20
o Perhitungan Umf Menggunakan Rumus
2
D p (ρ p− ρ f ) 1/2
o Umf = ( )
1650 μ
= ( ¿ ¿ ¿) ½
= 0,02363 m/s
 Partikel Manik-Manik diameter 3,6 mm, fluida udara
o Diameter Partikel 3,6 mm = 3,6 x 10-3 m
gr kg
o Densitas Partikel = 1,373 = 1373 3
ml m
o Menentukan Bilangan Reynolds (Nre)

Q Q A U ρ µ Nre
(L/min) (m3/s) (m2) (m/s) (kg/m3) (kg/m.s)
2 3,33 x 10-5 2,38 x 10-3 0,140056 1,17 1,86 x 10-5 31,71591
4 6,67 x 10-5 2,38 x 10-3 0,280112 1,17 1,86 x 10-5 63,43181
6 10 x x 10-5 2,38 x 10-3 0,420168 1,17 1,86 x 10-5 95,14772
8 13 x 10-5 2,38 x 10-3 0,560224 1,17 1,86 x 10-5 126,8636
10 16 x 10-5 2,38 x 10-3 0,70028 1,17 1,86 x 10-5 158,5795

Karena nilai Nre <20


o Perhitungan Umf Menggunakan Rumus
2
D p (ρ p− ρ f ) 1/2
o Umf = ( )
1650 μ
= ( ¿ ¿ ¿) ½
= 0,7611 m/s

 Partikel Polipropilen diameter 4 mm, fluida udara


o Ukuran Partikel 4 mm = 4 x 10-3 m
gr kg
o Densitas Partikel = 1,738 = 1738 3
ml m
o Menentukan Bilangan Reynolds (Nre)
Q Q A U ρ µ Nre
(L/min) (m3/s) (m2) (m/s) (kg/m3) (kg/m.s)
2 3,33 x 10-5 2,38 x 10-3 0,140056 1,17 1,86 x 10-5 35,239897
4 6,67 x 10-5 2,38 x 10-3 0,280112 1,17 1,86 x 10-5 70,479794
6 10 x x 10-5 2,38 x 10-3 0,420168 1,17 1,86 x 10-5 105,71969
8 13 x 10-5 2,38 x 10-3 0,560224 1,17 1,86 x 10-5 140,95959
10 16 x 10-5 2,38 x 10-3 0,70028 1,17 1,86 x 10-5 176,19948
Karena nilai Nre <20
o Perhitungan Umf Menggunakan Rumus
2
D p (ρ p− ρ f ) 1/2
o Umf = ( )
1650 μ
= ( ¿ ¿ ¿) ½
= 0,9516 m/s

 Partikel Resin Anion Diameter 1mm Fluida Air


o Densitas air : 998 kg/m3
o Viskositas air: 8,36 x 10-4 kg/m.s

o Ukuran Partikel 1 mm = 10-3 m


gr kg
o Densitas Partikel = 1,715 = 1715 3
ml m
o Menentukan Bilangan Reynolds (Nre)
Q Q A U ρ µ Nre
(L/min) (m3/s) (m2) (m/s) (kg/m3) (kg/m.s)
0,5 0,83 x 10-5 2,38 x 10-3 0,035014 998 8,36 x 10-4 41,79901
1 1,67 x 10-5 2,38 x 10-3 0,070028 998 8,36 x 10-4 83,59802
1,5 2,5 x 10-5 2,38 x 10-3 0,105042 998 8,36 x 10-4 125,397
2 3,33 x 10-5 2,38 x 10-3 0,140056 998 8,36 x 10-4 167,196
2,5 4,17 x 10-5 2,38 x 10-3 0,17507 998 8,36 x 10-4 208,995
Karena nilai Nre <20
o Perhitungan Umf Menggunakan Rumus
D p2 (ρ p− ρ f ) 1/2
o Umf = ( )
1650 μ
= ( ¿ ¿ ¿) ½
= 0,1528 m/s
4.1.8 Perbandingan Nilai Umf Kurva dan Perhitungan
Jenis Partikel Umf Kurva Umf Perhitungan
Partikel Resin Anion Diameter 1mm H 6cm = 0,0507 m/s 0,02363 m/s
Fluida Udara H 7cm = 0,0425 m/s
H 8cm = 0,0425 m/s
Partikel Manik-Manik diameter 3,6 mm, H 2cm = 0,0425 m/s 0,7611 m/s
fluida udara H 3cm = 0,0425 m/s

Partikel Polipropilen diameter 4 mm, H 6cm = 0,0507 m/s 0,9516 m/s


fluida udara H 7cm = 0,0507 m/s
H 8cm = 0,0507 m/s
Partikel Resin Anion Diameter 1mm H 9cm = 0,03126 0,1528 m/s
Fluida Air

PEMBAHASAN

Pada Praktikum ini, fluidisasi dilakukan dengan cara mengalirkan gas dan cairan
kedalam tabung/kolom berisi padatan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui nilai
minimum umF dan faktor faktor yang mempengaruhi fluida, Fluidisasi terjadi apabila butiran
padatan tersuspensi dalam gas atau cairan sehingga sifat dari padatan berubah menjadi fluida.
Apabila laju alir gas rendah maka butiran padatan akan tetap diam, karena fluida hanya
mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya perubahan susunan
partikel. Namun apabila laju alir dinaikkan sedikit demi sedikit akan ada saat dimana
pebedaan penurunan tekanan akan sama dengan gaya berat yang bekerja terhadap butiran-
butiran padatan, penurunan tekanan pada permukaan unggun inilah yang menyebabkan
unggun terangkat.

Data nilai umf dari grafik

nilai umF untuk partikel dalam udara nilai umF dalam partikel dalam
Jenis
(m/s) air (m/s)
Partikel
2 cm 3 cm 6 cm 7 cm 8 cm 9 cm
0,050 0,042 0,042
Resin - - -
7 5 5
Polipropile 0,050 0,050 0,050
- - -
n 7 7 7
Manik- 0,042 0,042
- - - 0,03126
manik 5 5

Dari data diatas didapatkan hasil bahwa semakin kecil volume padatan awal maka
padatan semakin mudah terfluidisasi. Jika volume padatan pada kolom besar maka aliran gas
yang melalui celah-celah partikel semakin sulit untuk menyebabkan pergerakan pada . Jika
volume semakin kecil maka semakin banyak padatan yang tersuspensi dalam aliran gas yang
melaluinya, sehingga butiran satu dengan yang lainnya terpisah dan menyebabkannya mudah
bergerak.

Nilai umF dari perhitungan yang dialiri udara untuk partikel resin anion diameter 1
mm umF nya 0,02363 m/s, untuk partikel manik manik 3.6 mm fluida udara umf adalah
0,7611 m/s, untuk Polipropilen diameter 4mm umf nya 0,9516 m/s dan untuk resin diameter
1mm yang dialiri air umf nya adalah 0,1528 m/s. Menurut teori semakin besar diameter dan
berat jenisnya partikel maka nilai umf semakin besar dan semakin sulit terfluidisasi, data
yang didapatkan sesuai dengan teori.

Untuk nilai Umf dari perhitungan harus ditentukan terlebih dahulu Nre dan
mempengaruhi nilai Umf perhitungan, serta dari data umf grafik dan umf perhitungan yang
sudah didapat terdapat perbedaan nilai umf hal ini disebabkan karena pada nilai umf grafik
percobaan pada saat pengambilan data dapat terjadi penyimpangan pada alat, seperti kondisi
yang dilakukan pada percobaan bisa jadi tidak tepat sehingga data yang diterima tidak valid,
dari hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai umf dari perhitungan lebih akurat dibandingkan
grafik. Kurva karakteristik yang tidak sesuai pada saat praktikum seperti contoh pada partikel
polipropilen dengan tinggi unggun awal 7 cm dibawah ini dapat disebabkan laju alir udara
yang masuk ke kolom belum tentu sebesar yang terbaca pada rotameter, sehingga laju alir
yang masuk kekolomnya lebih kecil dan kurang mampu mengangkat sampel, sehingga
pressure drop pada saat memakai laju aliran yang kecil malah menjadi besar.

Kurva Karakteristik Polipropilen dengan tinggi unggun awal 7 cm


KESIMPULAN

1. Faktor faktor yang mempenagruhi fluidisasi adalah diameter padatan, massa/berat


padatan, dan laju alir, dan jenis fluida (cair atau gas)
2. Hubungan volume padatan atau dapat dipresentasikan dengan tinggi unggun dengan
mudahnya padatan difluidisasi adalah berbanding terbalik
3. Semakin besar diameter dan berat jenisnya suatu padatan maka semakin sulit padatan
itu terfluidisasi begitu pun sebaliknya.
4. Nilai antara laju alir gas dengan waktu proses fluidisasi berbanding lurus
5. Hubungan antara diameter padatan dengan proses fluidisasi berbanding terbalik dan
berbanding lurus dengan nilai Nre.
DAFTAR PUSTAKA
Christie J. Geankoplis, 1993, Transport Processes and Unit Operations, third edition,
Prentice Hall-International.
McCabe, W. L., Smith, J.C. and Harriot, P., 1993, ”Unit Operation of Chemical Engineering”
5th, McGraw-Hill, Singapore

Anda mungkin juga menyukai