MODUL
PEMBIMBING
Praktikum
Penyerahan Laporan
Oleh :
Kelompok :
Nama
Ambrianto Ghenatya
131424003
Caesaria Rizky K
131424007
Luthfiyah Sinatriya
131424013
Kelas
BAB I
PENDAHULUAN
incenerator
menggunakan
prinsip
fluidisasi,
digunakan
untuk
pembakaran lumpur dari proses mikrobiologi dan juga penyelesaian akhir untuk perlakuan
limbah B3. selain pembakaran juga dihasilkan panas yang dapat digunakan sebagai
pengasil steam
1.2 Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan dapat melakukan :
1. Membuat kurva karakteristik fluidisasi.
2. Menentukan rapat massa butiran padat.
3. Menentukan harga kecepatan alir minimum Umf dari kurva karakteristik dan dari
perhitungan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat berkelakuan seperti
fluida karena dialiri oleh fluida. Dalam kata lain fluidisasi merupakan metoda pengontakan
butiran-butiran padatan dengan fluida baik cair maupun gas. Metoda ini diharapkan butiran
padatan memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Manfaat dari sifat padatan yang
terfluidisasi adalah sifatnya yang dapat dialirkan sehingga memungkinkan operasi
menggunakan padatan dapat bersifat kontinyu. Selain itu keuntungan lain adalah dengan
terangkatnya butiran sampai mengapung ini membuat luas permukaan kontak sangat besar
sehingga operasi menjadi sangat efektif.
Ketika fluida atau gas mengalir dengan laju kecil pada kolom berisi unggun padatan,
maka tekanan gas akan berkurang sepanjang unggun padatan. Apabila laju aliran gas
diperbesar terus, maka besarnya penurunan tekanan gas sepanjang unggun juga akan
bertambah, hingga pada suatu saat dimana butiran padatan tersebut terangkat oleh aliran gas
maka penurunan tekanan menjadi tetap. Keadaan dimana padatan terangkat sehingga tidak
lagi berupa unggun diam disebut terfluidisasi, artinya padatan tersuspensi dalam gas dan pada
keadaan ini sifat dari padatan tidak lagi seperti semula tidak berubah seperti fluida, yaitu dapat
dialirkan melalui pipa maupun keran. Besarnya kecepatan minimum yang diperlukan untuk
membuat padatan unggun diam menjadi terfluidisasi tergantung beberapa faktor seperti
besarnya diameter padatan, porositas padatan, rapat massa padatan, dan faktor bentuk dari
butiran padat.
Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang
2.
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam.
Fenomena minimum or incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir fluida mencapai laju
alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada kondisi ini partikel-partikel
3.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
padatan,
Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin,
Terjadinya gelombang dan penorakan di dalam unggun sering kali tidak dapat dihindari
sehingga kontak antara fluida dan partikel tidak seragam. Jika hal ini terjadi pada reaktor,
konversi reaksi akan kecil.
D pUm f f
33,7 0,0408
Dp f p f
3
33,7
(1.1)
Nre =
Dv
Nre < 20 ;
Dp p f
2
1650
Umf
.............(1.2)
Nre =
Dv
D p . p f
24,5 f
Umf
=(
1/2
...............(1.3)
Dimana :
Dp
Umf
= grafitasi (m/dt2)
KarakteristikUnggun terfluidakan
Log P
logUmf
log U0
Gambar2 :Grafik antara log (P) terhadap log (U0) pada peristiwa fluidisasi.
U0
Perbedaan antara tekanan fluida yang akan masuk unggun dan tekanan
fluida
U0= Q/A
Apabila kecepatan Uo diturunkan maka tinggi unggun akan menurun juga secara linear
mulai titik D menuju O. Peristiwa ini disebabkan karena saat unggun menurun partikelpartikel akan meletakkan dirinya secara perlahan-lahan satu di atas lainnya tanpa pemadatan.
Sehingga bila dari keadaan ini dimulai kembali suatu fluidisasi, maka grafik O-A-B-C akan
melalui titik-titik O-D-B-C. Hal ini disebabkan karena tidak diperlukan lagi gaya dorong
untuk mengatasi himpitan antar butiran yang terjadi karena pemadatan.
Kondisi fluidisasi seperti di atas adalah kondisi fluidisasi ideal. Fluidisasi demikian
disebut fluidisasi homogen yang mensyaratkan :
Butiran partikel terdistribusi secara merata dalam unggun sehingga porositas unggun
merata di setiap tempat
Kerapatan partikel dan kerapatan fluida hampir sama
Bentuk partikel berupa bola.
Bentuk dan ukuran partikel sama dan kecil.
Pada kondisi yang sebenarnya, kondisi fluidisasi homogen sukar diperoleh, khususnya
bila fluida yang digunakan adalah gas, sehingga terjadi fluidisasi heterogen. Tiga jenis
fluidisasi heterogen, yaitu:
Penggelembungan (bubbling)
Kanal-kanal (channeling)
Penorakan (slugging)
distributor gas di bagian bawah unggun mempunyai lubang sedikit, sehingga aliran
gas akan terlokalisasi dan terbentuk saluran-saluran (kanal) dalam unggun. Akibat
adanya fluidisasi heterogen menyebabkan kontak antara fluida dan padatan tidak
sempurna sehingga efisiensi operasi menjadi rendah
BAB III
METODOLOGI
4.1 Alat
Spesifikasi
Jumlah
1
1
1
1
25 mL
-
1
1
1
4.2 Bahan
Tabel 3.2.1 Bahan yang dibutuhkan :
Nama Bahan
1. Partikel polimer
Spesifikasi
Diameter 200-355 m
Diameter 355-630 m
Diameter 630-1000 m
mpa. Lakukan kembali tahapan di atas dengan variasi ukuran partikel berdiameter 200-355 m, 355-6
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.2 Pengukuran Rapat Massa Partikel
Piknometer kosong, Wa
Piknometer isi air penuh, Wb
Piknometer isi padatan setengah, Wc
Piknometer isi padatan + air, Wd
Rapat massa partikel
Diameter
Berat parikel
Diameter
Diameter
200-355 m
33,11 g
58,24 g
49,38 g
66, 46 g
2,0152 g/mL
355-630 m
33,11 g
58,24 g
48,01 g
65,48 g
1,9395 g/mL
630-1000 m
33,11 g
58,24 g
49,45 g
65,49 g
1,7924 g/mL
Unggun 2 cm
Naik
Turun
0
0.1
0,2
0,2
0,2
0
0,3
0,1
0,3
0,1
0,3
0,1
0,3
0,2
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,4
0,3
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
Unggun 3 cm
Naik
Turun
0
0,3
0,2
0,4
0,4
0,5
0,5
0,6
0,6
0,7
0,8
0,8
1,0
0,9
1,1
1,0
1,2
1,1
1,2
1,1
1,2
1,2
1,2
1,2
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
Laju Alir Q
Unggun 2 cm
Naik
Turun
0
0
0
0,1
0,1
0,2
0,2
0,3
0,3
0,4
0,4
0,5
0,5
0,6
0,6
0,7
0,7
0,8
0,7
0,8
0,8
0,9
0,8
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
1
1
1
1
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
A= D2
4
Q
(m3/s)
1,17 x 10-4
1,33 x 10-4
1,50 x 10-4
1,67 x 10-4
1,83 x 10-4
2,00 x 10-4
A(m2)
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
U
0,049123
0,055882
0,063158
0,070175
0,077193
0,084211
Log
U
-1,31
-1,25
-1,20
-1,15
-1,11
-1,07
P
0
0.1
0,2
0,2
Naik
Log P
-1
-0,699
-0,699
Turun
P
Log P
-
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
2,17 x 10-4
2,33 x 10-4
2,50 x 10-4
2,67 x 10-4
2,83 x 10-4
3,00 x 10-4
3,17 x 10-4
3,33 x 10-4
3,50 x 10-4
3,67 x 10-4
3,83 x 10-4
4,00 x 10-4
4,17x 10-4
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,091228
0,098246
0,105263
0,112281
0,119298
0,126316
0,133333
0,140351
0,147368
0,154386
0,161404
0,168421
0,175439
-1,04
-1,00
-0,98
-0,95
-0,92
-0,90
-0,88
-0,85
-0,83
-0,81
-0,79
-0,77
-0,76
0,2
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
-0,699
-0,523
-0,523
-0,523
-0,523
-0,523
-0,523
-0,523
-0,398
-0,398
-0,398
-0,398
-0,398
0
0,1
0,1
0,1
0,2
0,3
0,3
0,3
0,3
0,4
0,4
0,4
0,4
-1
-1
-1
-0,699
-0,523
-0,523
-0,523
-0,523
-0,398
-0,398
-0,398
-0,398
-1.1
-1
-0.9
-0.8
-0.7
-0.4
-0.5
-0.6
log P
-0.7
-0.8
-0.9
-1
-1.1
log U
Log Umf
Umf
Umf
= -0,9
= 10(-0.9)
= 0,1259 m/s
Naik
Turun
A(m2)
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
U
0,049123
0,055882
0,063158
0,070175
0,077193
0,084211
0,091228
0,098246
0,105263
0,112281
0,119298
0,126316
0,133333
0,140351
0,147368
0,154386
0,161404
0,168421
0,175439
Log
U
-1,31
-1,25
-1,20
-1,15
-1,11
-1,07
-1,04
-1,00
-0,98
-0,95
-0,92
-0,90
-0,88
-0,85
-0,83
-0,81
-0,79
-0,77
-0,76
P
0
0,2
0,4
0,5
0,6
0,8
1,0
1,1
1,2
1,2
1,2
1,2
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
Naik
Log P
-0,699
-0,398
-0,301
-0,222
-0,097
0
0,004
0,079
0,079
0,079
0,079
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114
P
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
1,1
1,1
1,2
1,2
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
Turun
Log P
-0,523
-0,398
-0,301
-0,222
-0,155
-0,097
-0,046
0
0,004
0,004
0,079
0,079
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114
-1
log P
0
-0.9 -0.8 -0.7-0.1-0.6
-0.2
Naik
-0.3
Turun
-0.4
-0.5
-0.6
-0.7
log U
Log Umf
Umf
= -0,92
= 10(-0.92)
Umf
= 0,1202 m/s
c. Partikel berdiameter 355-630 m pada tinggi unggun 2 cm
Q
Q
(L/min)
(m3/s)
7
1,17 x 10-4
8
1,33 x 10-4
9
1,50 x 10-4
10
1,67 x 10-4
11
1,83 x 10-4
12
2,00 x 10-4
13
2,17 x 10-4
14
2,33 x 10-4
15
2,50 x 10-4
16
2,67 x 10-4
17
2,83 x 10-4
18
3,00 x 10-4
19
3,17 x 10-4
20
3,33 x 10-4
21
3,50 x 10-4
22
3,67 x 10-4
23
3,83 x 10-4
24
4,00 x 10-4
25
4,17x 10-4
A(m )
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
U
0,049123
0,055882
0,063158
0,070175
0,077193
0,084211
0,091228
0,098246
0,105263
0,112281
0,119298
0,126316
0,133333
0,140351
0,147368
0,154386
0,161404
0,168421
0,175439
Log
U
-1,31
-1,25
-1,20
-1,15
-1,11
-1,07
-1,04
-1,00
-0,98
-0,95
-0,92
-0,90
-0,88
-0,85
-0,83
-0,81
-0,79
-0,77
-0,76
Naik
Log P
-1
-0,699
-0,523
-0,398
-0,301
-0,222
-0,155
-0,097
-0,097
-0,046
-0,046
-0,046
-0,046
0
0
P
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,8
0,9
0,9
0,9
0,9
1
1
P
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,7
0,8
0,8
0,9
0,9
0,9
1
1
Turun
Log P
-1
-0,699
-0,523
-0,398
-0,301
-0,222
-0,155
-0,155
-0,097
-0,046
-0,046
-0,046
-0,046
0
0
-1.1
-1
-0.9
-0.8
-0.7
-0.1
-0.2
log P
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
log U
Log Umf
Umf
= -0,9
= 10(-0.88)
Naik
Turun
Umf
= 0,1318 m/s
28,97
1
( 22414
)( 273,2
298 )
f = 1,185 kg/m3
Menentukan nilai Bilangan Reynold
x D xU
Nre
200 m+355 m
2
Dpadatan = 0,278x10-3 m
f
= 1.185 kg/m3
padatan = 2105,2 kg/m3
Nre
(L/min)
(m/s)
(kg/ms)
7
0,049123 1,84 x 10-5 1562,45
8
0,055882 1,84 x 10-5 1777,43
9
0,063158 1,84 x 10-5 2008,86
10
0,070175 1,84 x 10-5 2232,04
11
0,077193 1,84 x 10-5 2455,26
12
0,084211 1,84 x 10-5 2678,48
13
0,091228 1,84 x 10-5 2901,67
14
0,098246 1,84 x 10-5 3124,89
15
0,105263 1,84 x 10-5 3348,08
16
0,112281 1,84 x 10-5 3571,30
17
0,119298 1,84 x 10-5 3794,49
18
0,126316 1,84 x 10-5 4017,71
19
0,133333 1,84 x 10-5 4240,90
20
0,140351 1,84 x 10-5 4464,12
21
0,147368 1,84 x 10-5 4687,31
22
0,154386 1,84 x 10-5 4910,53
23
0,161404 1,84 x 10-5 5133,75
24
0,168421 1,84 x 10-5 5356,94
25
0,175439 1,84 x 10-5 5580,16
Untuk NRe > 1000 (turbulen)
= 278 m
U mf
U mf
Dp ( p f )
24,5 f
0.000278( 2105,2 1.185)
24,5 x1.185
= 0.02015 m/s
355 m+630 m
2
U
(m/s)
0,049123
0,055882
0,063158
0,070175
0,077193
0,084211
0,091228
0,098246
0,105263
0,112281
0,119298
0,126316
0,133333
0,140351
0,147368
0,154386
0,161404
(kg/ms)
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
24
25
0,168421
0,175439
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
Nre
2550,13
2901,02
3278,74
3643,01
4007,34
4371,67
4735,94
5100,27
5464,54
5828,87
6193,15
6557,47
6921,75
7286,08
7650,35
8014,68
8379.,0
1
8743,28
9107,61
= 492,5 m
U mf
0.0004925(1939,5 1.185)
24,5 x1.185
= 0.03288 m/s
5.7 Pembahasan
Nama
: Anindya Dwi Kusuma Marista
Nim
: 131424004
Proses fluidisasi dilakukan dengan cara mengalirkan fluida gas atau cair ke dalam
kolom yang berisi unggun butiran-butiran padat. Pada percobaan fluidisasi padat gas
menggunakan partikel padatan yaitu pasir karena sifat dari partikel padat yang menyerupai
sifat fluida cair dengan viskositas tinggi. Tujuan praktikum kali ini adalah membuat kurva
karakteristik fluidisasi, menentukan rapat massa butiran padat, menentukan harga
kecepatan alir minimum Umf dari kurva karakteristik dan dari perhitungan serta
mengetahui pengaruh ukuran partikel dan tinggi unggun terhadap Umf.
Pertama kami mengisi kolom dengan pasir, dimana butiran padatannya mempunyai
diameter yang bermacam-macam, yaitu: 0,2-0,355 mm; 0,355-0,63 mm dan 0,63-1,0 mm
dengan rapat massa sebesar 2,0152 g/mL; 1,9395 g/mL dan 1,7924 g/mL pada ketinggian
yang bermacam-macam (3 cm, 4 cm dan 5 cm). Kemudian alirkan laju alir udara (gas)
yang bervariasi. Butiran padatan tersebut akan tersuspensi dalam gas sehingga sifat dari
butiran padatannya itu berubah seperti fluida. Semakin kecil nilai rapat massa, semakin
besar rongga yang ada diantara tiap partikelnya sehingga banyak udara yang keluar
melalui rongga tersebut. Jadi dapat dikatakan semakin kecil rapat massa partikel maka
semakin tinggi laju alir yang dibutuhkan. Kita dapat melihat kenaikan tinggi butiran
padatan yang terangkat keatas akibat laju aliran udara yang diberikan terhadap butiranbutiran padat semakin meningkat, sehingga penurunan tekanan menjadi lebih besar,
walaupun perubahan kenaikan tinggi butiran yang terangkat tidak terlalu tampak serta
penurunan tekanan yang tidak terlalu jauh karena kerja pompa udara yang tidak maksimal.
Pada percobaan fluidisasi ini didapatkan data besarnya nilai penurunan tekanan (P)
pada laju tertentu (Q). Sehingga dapat dibuat kurva karakteristik fluidisasinya. Dari hasil
percobaan, kurva karakteristik fluidisasi tiap butiran padatan dengan berbagai ketinggian
berbeda meskipun laju alir udara tekan yang diberiksan sama. Hal ini disebabkan karena
pengaruh perbedaan diameter dan massa jenis dari setiap partikel padatan yang digunakan.
Semakin besar diameter suatu butiran padatan, maka butiran padatan tersebut yang
terfluidisasi hanya sedikit bahkan ada juga yang tidak terfluidisasi. Sebaliknya semakin
kecil diameter suatu padatan, maka butiran padatan yang terfluidisasi akan semakin
banyak. Tinggi dari unggun pun berpengaruh pada percobaan ini. Semakin tinggi unggun
menyebabkan semakin banyaknya volume dari butiran padatan yang mengisi kolom
tersebut.
Sehingga
akan
mempengaruhi
terfluidisasinya
butiran
padatan
yang
Pada praktikum ini, fluidisasi dilakukan dengan cara mengalirkan gas ke dalam
tabung/kolom berisi padatan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui nilai minimum
Umf dan faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi. Fluidisasi terjadi apabila butiran
padatan tersuspensi dalam gas atau cairan sehingga sifat dari butiran itu berubah seperti
fluida. Praktikan menggunakan butiran padatan yang berdiameter 200355 m ; 355630 m ; dan 630-1000 m dengan tinggi unggun 2 cm dan 3 cm.
Dari percobaan didapatkan kenaikan dan penurunan tekanan (P) berdasarkan
perubahan laju alir (Q) pada setiap tinggu unggun. Tetapi pada butiran padatan yang
berdiameter 630-1000 m unggun tidak terfluidisasi meskipun laju alir yang diberikan
sudah maximal. Hal ini dikarenakan rapat massa pada butiran padatan berdiameter 6301000 m terlalu rendah, yaitu 1792,4 kg/m3
Data yang didapat kemudian diubah kedalam bentuk kurva karakteristik fluidisasi
yaitu log P terhadap log U. Nilai Umf pada kurva didapatkan ketika kecepatan (U) mulai
terlihat konstan. Nilai U yang konstan ini disebabkan karena kecepatan sudah mencapai
titik dimana padatan terfluidisasi. Nilai U yang konstan ini juga dapat disebabkan karena
porositas padatan yang besar sehingga mengakibatkan adanya daya dorong pada padatan.
Berdasarkan hasil percobaan, butiran padatan berdiameter 200-355 m dengan
tinggi unggun 2 cm; 3 cm Umf nya berturut-turut yaitu 0,1259 m/s ; 0,1202 m/s. Apabila
semakin kecil volume unggun dari padatan tersebut, maka padatan yang terfluidisasipun
akan semakin banyak begitupun sebaliknya. Jika volume padatan pada kolom besar maka
aliran gas yang melalui celah-celah partikel semakin sulit untuk menyebabkan pergerakan
pada partikel (merubah susunan butiran). Jika volume kecil maka semakin banyak pdatan
yang tersuspensi dalam alairan gas yang melaluinya, sehingga butiran satu dengan yang
lainnya terpisah dan menyebabkannya mudah bergerak.
Selain itu diameter dan berat dari butiran padatan sangat mempengaruhi
terfluidisasinya padatan tersebut, meskipun laju udara yang diberikan sama. Semakin besar
diameter suatu padatan, maka padatan tersebut yang terfluidisasi hanya sedikit bahkan ada
juga padatan yang tidak terfluidisasi dan begitupun sebaliknya. Karena semakin besar
diameter maka semakin besar massa/berat padatan tersebut sehingga semakin sulit untuk
terfluidisasi.
Untuk menentukan nilai Umf terlebih dahulu praktikan harus menentukkan nilai
Nre. Berdasarkan perhitungan Nre yang didapat lebih dari 1000 sehingga Umf berdasarkan
perhitungan untuk butiran padatan berdiameter 200-355 m sebesar 0,02015 m/s,
sedangkan Umf untuk butiran padatan berdiameter 355-1000 m sebesar 0,03288 m/s.
Perbedaan nilai ini dikarenakan Nre sangat berpengaruh pada besar kecilnya kecepatan
aliran fluida untuk fluidisasi.
Nama : Ridha Nudianti Darmawan
Nim : 131424029
BAB V
SIMPULAN
Berdasarkan data hasil percobaan didapatkan hasil sebahai berikut :
1. Rapat massa butiran padatan :
Diameter partikel 200-355 m = 2,1052 g/mL = 2105,2 kg/m3
Diameter partikel 355-630 m = 1,9395 g/mL = 1939,5 kg/m3
Diameter partikel 630-1000 m = 1,7924 g/mL = 1792,4 kg/m3
2. Harga kecepatan alir minimum Umf berdasarkan kurva karakteristik:
Diameter partikel 200-355 m , tinggi unggun 2 cm = 0,1259 m/s
Diameter partikel 200-355 m , tinggi unggun 3 cm = 0,1202 m/s
Diameter partikel 355-630 m , tinggi unggun 2 cm = 0,1318 m/s
3. Harga kecepatan alir minimum Umf berdasarkan perhitungan :
Diameter partikel 200-355 m = 0,02015 m/s
Diameter partikel 355-630 m = 0,03288 m/s
4. Semakin besar ukuran diameter partikel padatannya maka semakin besar pula harga
kecepatan laju alir minimum (Umf) yang dibutuhkannya. Dan Pada ukuran diameter
partikel yang sama dengan tinggi unggun yang bervariasi, semakin tinggi unggun
maka semakin besar harga kecepatan laju alir minimum (Umf) yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Djauhari, A., 2002, Peralatan Kontak dan Pemisah Antar Fasa , Diktat Kuliah, hal 33-42,
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
Geankoplis, C.J., 1993,Transport Processes and Unit Operations 3 rd, pp 127-132,
Prentice-Hall, Inc., Eanglewood Cliffs, New Jersey USA.
Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi, 2004 Fluidisasi Padat Gas Jurusan Teknik
Kimia, Politeknik negeri Bandung.
http://id.scribd.com/doc/91779131/laporan-FLUIDISASI diakses 19 Maret 2015.
LAMPIRAN
Perhitungan Menghitung Rapat Massa Partikel
a. Menghitung volume piknometer
Volume piknometer = volume air penuh
massa air penuh
Volume air penuh = rapat massa air
Volume air penuh =
= 25,2031 mL
Diamter partikel 0,355 0,630mm
58,24 g33,11 g
Volume air penuh =
0,9971 g /mL
=
25,13 g
0,9971 g/mL
25,13 g
0,9971 g/mL
= 25,2031 mL
Diameter partikel 0,630 1,000mm
58,24 g33,11 g
Volume air penuh =
0,9971 g /mL
=
25,13 g
0,9971 g/mL
= 25,2031 mL
b. Menghitung volume air pada piknometer berisi padatan dan air sampai penuh
Volume air =
Volume air =
( massa piknometer isi air padatan dan airmassa piknometer isi padatan setengah )
rapat massa air
= 17,1297 mL
Diamter partikel 0,355 0,630mm
65,48 g48,01 g
Volume air =
0,9971 g /mL
=
17,08 g
0,9971 g/ mL
17,47 g
0,9971 g/ mL
= 17,5208 mL
Diameter partikel 0,630 1,000mm
65,49 g49,45 g
Volume air =
0,9971 g /mL
=
16,04 g
0,9971 g/ mL
= 16,0866 mL
c. Menghitung rapat massa butiran
massa butiran
Rapat massa butiran (b) = volume butiran
Volume air penuh =
= 2,01525 g/mL
Diamter partikel 0,355 0,630mm
48,01 g33,11 g
Rapat massa butiran = 25,2031 mL17,5208 mL
=
16,27 g
8,0734 mL
14,9 g
7,6823 mL
= 1,9395 g/mL
Diameter partikel 0,630 1,000mm
49,45 g33,11
Rapat massa butiran = 25,2031 mL16,0866 mL
=
16,34 g
9,165 mL
= 1,7925 g/mL