Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015

MODUL

: Fluidisasi Padat Gas

PEMBIMBING

: Herawati Budiastuti, Ir., M.Eng.Sc.

Praktikum

: Senin, 16 Maret 2015

Penyerahan Laporan

: Senin, 23 Maret 2015

Oleh :
Kelompok :

Nama

Ambrianto Ghenatya

131424003

Caesaria Rizky K

131424007

Luthfiyah Sinatriya

131424013

Kelas

2A- Teknik Kimia Produksi Bersih

PROGRAM STUDI D4-TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat berkelakuan seperti
fluida karena dialiri fluida. Manfaat dari sifat padatan yang terfluidisasi adalah sifatnya
yang dapat dialirkan sehingga memungkinkan operasi menggunakan padatan dapat
bersifat kontinyu. Selain itu keuntungan lain adalah dengan terangkatnya butiran sampai
mengapung ini membuat luas permukaan kontak sangat besar sehingga operasi menjadi
sangat efektif.
Peristiwa fluidisasi digunakan dalam industri petrokimia dalam reaktor cracking,
katalis padat dalam butiran dapat diregenerasi secara kontinyu dengan mengalirkan katalis
dari reaktor ke unit aktivasi katalis. Contoh pemakaian dari reaktor ini adalah pembuatan
alkil klorida dari gas klorin dengan olefin dan pembuatan phthalic-anhidride dari oksidasi
naphtalena oleh udara.
Pemakaian lain tanpa reaksi katalitik antara lain untuk pembakaran kapur,
pengambilan tembaga, perak atau emas dari bijinya. Pada pembakaran kapur aliran udara
digunakan untuk suplai oksigen untuk pembakaran, sedangkan pada pengambilan logam
dari bijinya aliran gas yang digunakan adalah gas pereduksi, sehingga oksida logam
tereduksi menjadi logam murni.
Beberapa

incenerator

menggunakan

prinsip

fluidisasi,

digunakan

untuk

pembakaran lumpur dari proses mikrobiologi dan juga penyelesaian akhir untuk perlakuan
limbah B3. selain pembakaran juga dihasilkan panas yang dapat digunakan sebagai
pengasil steam
1.2 Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan dapat melakukan :
1. Membuat kurva karakteristik fluidisasi.
2. Menentukan rapat massa butiran padat.
3. Menentukan harga kecepatan alir minimum Umf dari kurva karakteristik dan dari
perhitungan.

4. Mengetahui pengaruh ukuran partikel dan tinggi unggun terhadap Umf.

BAB II
LANDASAN TEORI

Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat berkelakuan seperti
fluida karena dialiri oleh fluida. Dalam kata lain fluidisasi merupakan metoda pengontakan
butiran-butiran padatan dengan fluida baik cair maupun gas. Metoda ini diharapkan butiran
padatan memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Manfaat dari sifat padatan yang
terfluidisasi adalah sifatnya yang dapat dialirkan sehingga memungkinkan operasi
menggunakan padatan dapat bersifat kontinyu. Selain itu keuntungan lain adalah dengan
terangkatnya butiran sampai mengapung ini membuat luas permukaan kontak sangat besar
sehingga operasi menjadi sangat efektif.
Ketika fluida atau gas mengalir dengan laju kecil pada kolom berisi unggun padatan,
maka tekanan gas akan berkurang sepanjang unggun padatan. Apabila laju aliran gas
diperbesar terus, maka besarnya penurunan tekanan gas sepanjang unggun juga akan
bertambah, hingga pada suatu saat dimana butiran padatan tersebut terangkat oleh aliran gas
maka penurunan tekanan menjadi tetap. Keadaan dimana padatan terangkat sehingga tidak
lagi berupa unggun diam disebut terfluidisasi, artinya padatan tersuspensi dalam gas dan pada
keadaan ini sifat dari padatan tidak lagi seperti semula tidak berubah seperti fluida, yaitu dapat
dialirkan melalui pipa maupun keran. Besarnya kecepatan minimum yang diperlukan untuk
membuat padatan unggun diam menjadi terfluidisasi tergantung beberapa faktor seperti
besarnya diameter padatan, porositas padatan, rapat massa padatan, dan faktor bentuk dari
butiran padat.

Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada prose fluidisasi antara lain:


1.

Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang

2.

dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam.
Fenomena minimum or incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir fluida mencapai laju
alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada kondisi ini partikel-partikel

3.

padat mulai terekspansi.


Fenomena smooth or homogenously fluidization terjadi ketika kecepatan dan distribusi aliran
fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam unggun sama atau homogen sehingga

4.

ekspansi pada setiap partikel padatan seragam.


Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung gelembung pada unggun

5.

terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen.


Fenomena slugging fluidization yang terjadi ketika gelembung-gelembung besar yang
mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel-partikel padat.Pada kondisi ini

6.

terjadi penorakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat.


Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam ungggun partikel padatan

7.

terbentuk saluran-saluran seperti tabung vertical.


Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui kecepatan
maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa aliran fluida
dan ekspansi mencapai nilai maksimum.
Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

laju alir fluida dan jenis fluida


ukuran partikel dan bentuk partikel
jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
porositas unggun
distribusi aliran
distribusi bentuk ukuran fluida
diameter kolom
tinggi unggun

Keuntungan proses fluidisasi, antara lain:


1. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat secara
kontinu dan memudahkan pengontrolan,
2. Kecepatan pencampuran yang tinggi membuat reaktor selalu berada dalam kondisi
isotermal sehingga memudahkan pengendaliannya,

3. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan pemindahan


jumlah panas yang besar dalam reaktor,
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan massa antara partikel cukup tinggi,
5. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas yang baik
memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang memiliki luas permukaan kecil.
Sebaliknya, kerugian proses fluidisasi antara lain:
1.

Selama operasi partikel-partikel padat mengalami pengikisan sehingga karakteristik fluidisasi

2.

dapat berubah dari waktu ke waktu,


Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya sejumlah tertentu

3.
4.

padatan,
Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin,
Terjadinya gelombang dan penorakan di dalam unggun sering kali tidak dapat dihindari
sehingga kontak antara fluida dan partikel tidak seragam. Jika hal ini terjadi pada reaktor,
konversi reaksi akan kecil.

Pada operasi fluidisasi :

D pUm f f

33,7 0,0408

Dp f p f
3

33,7

(1.1)

Untuk keadaan khusus :

Nre =

Dv

Nre < 20 ;

Dp p f
2

1650
Umf

.............(1.2)

Nre =

Dv

Nre > 1000 ;

D p . p f
24,5 f
Umf

=(

1/2

...............(1.3)

Dimana :
Dp

= Diameter padatan (mm)


p

= Rapat massa padatan (kg/m3)

= Rapat massa gas (kg/m3)

Umf

= Kecepatan gas minimum (m/dt)

= grafitasi (m/dt2)

= Viskositas gas (Ndt/m2)

KarakteristikUnggun terfluidakan
Log P

logUmf
log U0
Gambar2 :Grafik antara log (P) terhadap log (U0) pada peristiwa fluidisasi.
U0

= Kecepatan superfisial rata-rata fluida

Perbedaan antara tekanan fluida yang akan masuk unggun dan tekanan

fluida

...............yang akan keluar unggun.


Fluida dialirkan kedalam kolom dengan kecepatan atas dasar kolom kosong, U 0. Yang
berarti kecepatan rata-rata fluida dalam kolom kosong dengan luas penampang sama dengan
penampang unggun pada laju alir volume yang sama dengan laju alir fluida dalam unggun.
Sehingga,

U0= Q/A

Dimana Q : Laju alir volume (m3/s)


A: Luas penampang kolom kosong (m2)
Apabila Uo dinaikkan maka p mula-mula akan naik secara linear hingga titik A (lihat
gambar 2) dengan menaikkan Uo lebih lanjut p mendadak turun dan akhirnya konstan.
Timbulnya puncak di A pada grafik disebabkan karena gaya dorong fluida tidak saja
digunakan untuk mengangkat unggun tetapi juga untuk mengatasi gaya penyusutan butiran
yang diakibatkan oleh himpitan butiran kasar satu denganyang lainnya. Jika unggun tercerai
satu sama lain p akan turun di titik B. Dengan peningkatan kecepatan fluida, tinggi unggun
juga meningkat, tetapi kehilangan tekanan akan konstan. Dari kenyataan ini menunjukkan
bahwa geomeri intern unggun berubah tetutama mengenai porositas unggun (), yaitu fraksi
ruang kosong dalam unggun.

Apabila kecepatan Uo diturunkan maka tinggi unggun akan menurun juga secara linear
mulai titik D menuju O. Peristiwa ini disebabkan karena saat unggun menurun partikelpartikel akan meletakkan dirinya secara perlahan-lahan satu di atas lainnya tanpa pemadatan.
Sehingga bila dari keadaan ini dimulai kembali suatu fluidisasi, maka grafik O-A-B-C akan
melalui titik-titik O-D-B-C. Hal ini disebabkan karena tidak diperlukan lagi gaya dorong
untuk mengatasi himpitan antar butiran yang terjadi karena pemadatan.
Kondisi fluidisasi seperti di atas adalah kondisi fluidisasi ideal. Fluidisasi demikian
disebut fluidisasi homogen yang mensyaratkan :
Butiran partikel terdistribusi secara merata dalam unggun sehingga porositas unggun
merata di setiap tempat
Kerapatan partikel dan kerapatan fluida hampir sama
Bentuk partikel berupa bola.
Bentuk dan ukuran partikel sama dan kecil.
Pada kondisi yang sebenarnya, kondisi fluidisasi homogen sukar diperoleh, khususnya
bila fluida yang digunakan adalah gas, sehingga terjadi fluidisasi heterogen. Tiga jenis
fluidisasi heterogen, yaitu:
Penggelembungan (bubbling)
Kanal-kanal (channeling)
Penorakan (slugging)

Gambar 2 : Fluidisasi Heterogen


Pada kecepatan gas yang besar, akan tampak gelembung-gelembung gas dalam
unggun. Dalam keadaan demikian, unggun akan mengalami pengadukan oleh
gelembung naik. Bila kecepatan gas diperbesar maka beberapa gelembung akan
bergabung dan dapat terjadi gelembung besar yang memenuhi penampang kolom,
sehingga unggun akan mengalami pengadukan oleh gelembung naik. Bila kecepatan
gas diperbesar maka beberapa gelembung akan bergabung dan dapat terjadi
gelembung besar yang memenuhi penampang kolom, sehingga unggun akan terangkat
ke atas kemudian jatuh dengan tiba-tiba menyebabkan beberapa partikel halus terbawa
aliran gas keluar (fluidisasi berpiston, slugging). Peristiwa ini dapat terjadi bila

distributor gas di bagian bawah unggun mempunyai lubang sedikit, sehingga aliran
gas akan terlokalisasi dan terbentuk saluran-saluran (kanal) dalam unggun. Akibat
adanya fluidisasi heterogen menyebabkan kontak antara fluida dan padatan tidak
sempurna sehingga efisiensi operasi menjadi rendah

BAB III
METODOLOGI
4.1 Alat

Tabel 3.1.1 alat yang dibutuhkan :


Nama Alat
1. Unit Utama Fluidisasi
o Kolom fluidisasi
o Popmpa udara
o Rotameter udara
o Keterangan pengatur laju alir
udara
o Kerangka tempat peralatan
2. Piknometer
3. Neraca Timbang

Spesifikasi

Jumlah

1
1
1
1

25 mL
-

1
1
1

4.2 Bahan
Tabel 3.2.1 Bahan yang dibutuhkan :
Nama Bahan
1. Partikel polimer

4.3 Prosedur Percobaan

Spesifikasi
Diameter 200-355 m
Diameter 355-630 m
Diameter 630-1000 m

Hentikan operasi saat laju alir suda

mpa. Lakukan kembali tahapan di atas dengan variasi ukuran partikel berdiameter 200-355 m, 355-6

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.2 Pengukuran Rapat Massa Partikel

Piknometer kosong, Wa
Piknometer isi air penuh, Wb
Piknometer isi padatan setengah, Wc
Piknometer isi padatan + air, Wd
Rapat massa partikel

Diameter

Berat parikel
Diameter

Diameter

200-355 m
33,11 g
58,24 g
49,38 g
66, 46 g
2,0152 g/mL

355-630 m
33,11 g
58,24 g
48,01 g
65,48 g
1,9395 g/mL

630-1000 m
33,11 g
58,24 g
49,45 g
65,49 g
1,7924 g/mL

5.3 Fluidisasi Partikel Berdiameter 200-355 m


P
Laju Alir Q
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Unggun 2 cm
Naik
Turun
0
0.1
0,2
0,2
0,2
0
0,3
0,1
0,3
0,1
0,3
0,1
0,3
0,2
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,4
0,3
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4

Unggun 3 cm
Naik
Turun
0
0,3
0,2
0,4
0,4
0,5
0,5
0,6
0,6
0,7
0,8
0,8
1,0
0,9
1,1
1,0
1,2
1,1
1,2
1,1
1,2
1,2
1,2
1,2
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3

5.4 Fluidisasi Partikel Berdiameter 355 630 m


P

Laju Alir Q

Unggun 2 cm
Naik
Turun
0
0
0
0,1
0,1
0,2
0,2
0,3
0,3
0,4
0,4
0,5
0,5
0,6
0,6
0,7
0,7
0,8
0,7
0,8
0,8
0,9
0,8
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
1
1
1
1

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

5.5 Menentukan Kurva Karakteristik Fluidisasi


Menghitung laju alir linear udara (U)
U=

laju alir volume (Q)


luas permukaan( A)

Menghitung Luas Permukaan (A)

1
A= D2
4

a. Partikel berdiameter 200-355m pada tinggi unggun 2 cm


Q
(L/min)
7
8
9
10
11
12

Q
(m3/s)
1,17 x 10-4
1,33 x 10-4
1,50 x 10-4
1,67 x 10-4
1,83 x 10-4
2,00 x 10-4

A(m2)
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238

U
0,049123
0,055882
0,063158
0,070175
0,077193
0,084211

Log
U
-1,31
-1,25
-1,20
-1,15
-1,11
-1,07

P
0
0.1
0,2
0,2

Naik
Log P
-1
-0,699
-0,699

Turun
P
Log P
-

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

2,17 x 10-4
2,33 x 10-4
2,50 x 10-4
2,67 x 10-4
2,83 x 10-4
3,00 x 10-4
3,17 x 10-4
3,33 x 10-4
3,50 x 10-4
3,67 x 10-4
3,83 x 10-4
4,00 x 10-4
4,17x 10-4

0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238

0,091228
0,098246
0,105263
0,112281
0,119298
0,126316
0,133333
0,140351
0,147368
0,154386
0,161404
0,168421
0,175439

-1,04
-1,00
-0,98
-0,95
-0,92
-0,90
-0,88
-0,85
-0,83
-0,81
-0,79
-0,77
-0,76

0,2
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4

-0,699
-0,523
-0,523
-0,523
-0,523
-0,523
-0,523
-0,523
-0,398
-0,398
-0,398
-0,398
-0,398

0
0,1
0,1
0,1
0,2
0,3
0,3
0,3
0,3
0,4
0,4
0,4
0,4

-1
-1
-1
-0,699
-0,523
-0,523
-0,523
-0,523
-0,398
-0,398
-0,398
-0,398

Kurva Karakteristik Fluidisasi Partikel berdiameter 200-355m pada tinggi unggun 2 cm


-0.3
-1.2

-1.1

-1

-0.9

-0.8

-0.7

-0.4
-0.5
-0.6

log P

-0.7
-0.8
-0.9
-1
-1.1

log U

Log Umf
Umf
Umf

= -0,9
= 10(-0.9)
= 0,1259 m/s

Naik
Turun

b. Partikel berdiameter 200-355 m pada tinggi unggun 3 cm


Q
Q
(L/min)
(m3/s)
7
1,17 x 10-4
8
1,33 x 10-4
9
1,50 x 10-4
10
1,67 x 10-4
11
1,83 x 10-4
12
2,00 x 10-4
13
2,17 x 10-4
14
2,33 x 10-4
15
2,50 x 10-4
16
2,67 x 10-4
17
2,83 x 10-4
18
3,00 x 10-4
19
3,17 x 10-4
20
3,33 x 10-4
21
3,50 x 10-4
22
3,67 x 10-4
23
3,83 x 10-4
24
4,00 x 10-4
25
4,17x 10-4

A(m2)
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238

U
0,049123
0,055882
0,063158
0,070175
0,077193
0,084211
0,091228
0,098246
0,105263
0,112281
0,119298
0,126316
0,133333
0,140351
0,147368
0,154386
0,161404
0,168421
0,175439

Log
U
-1,31
-1,25
-1,20
-1,15
-1,11
-1,07
-1,04
-1,00
-0,98
-0,95
-0,92
-0,90
-0,88
-0,85
-0,83
-0,81
-0,79
-0,77
-0,76

P
0
0,2
0,4
0,5
0,6
0,8
1,0
1,1
1,2
1,2
1,2
1,2
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3

Naik
Log P
-0,699
-0,398
-0,301
-0,222
-0,097
0
0,004
0,079
0,079
0,079
0,079
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114

P
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
1,1
1,1
1,2
1,2
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3

Turun
Log P
-0,523
-0,398
-0,301
-0,222
-0,155
-0,097
-0,046
0
0,004
0,004
0,079
0,079
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114
0,114

Kurva Karakteristik Fluidisasi Partikel berdiameter 200-355m pada tinggi unggun 3 cm


0.2
0.1
-1.4 -1.3 -1.2 -1.1

-1

log P

0
-0.9 -0.8 -0.7-0.1-0.6
-0.2

Naik

-0.3

Turun

-0.4
-0.5
-0.6
-0.7

log U

Log Umf
Umf

= -0,92
= 10(-0.92)

Umf
= 0,1202 m/s
c. Partikel berdiameter 355-630 m pada tinggi unggun 2 cm
Q
Q
(L/min)
(m3/s)
7
1,17 x 10-4
8
1,33 x 10-4
9
1,50 x 10-4
10
1,67 x 10-4
11
1,83 x 10-4
12
2,00 x 10-4
13
2,17 x 10-4
14
2,33 x 10-4
15
2,50 x 10-4
16
2,67 x 10-4
17
2,83 x 10-4
18
3,00 x 10-4
19
3,17 x 10-4
20
3,33 x 10-4
21
3,50 x 10-4
22
3,67 x 10-4
23
3,83 x 10-4
24
4,00 x 10-4
25
4,17x 10-4

A(m )
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238
0,00238

U
0,049123
0,055882
0,063158
0,070175
0,077193
0,084211
0,091228
0,098246
0,105263
0,112281
0,119298
0,126316
0,133333
0,140351
0,147368
0,154386
0,161404
0,168421
0,175439

Log
U
-1,31
-1,25
-1,20
-1,15
-1,11
-1,07
-1,04
-1,00
-0,98
-0,95
-0,92
-0,90
-0,88
-0,85
-0,83
-0,81
-0,79
-0,77
-0,76

Naik
Log P
-1
-0,699
-0,523
-0,398
-0,301
-0,222
-0,155
-0,097
-0,097
-0,046
-0,046
-0,046
-0,046
0
0

P
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,8
0,9
0,9
0,9
0,9
1
1

P
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,7
0,8
0,8
0,9
0,9
0,9
1
1

Turun
Log P
-1
-0,699
-0,523
-0,398
-0,301
-0,222
-0,155
-0,155
-0,097
-0,046
-0,046
-0,046
-0,046
0
0

Kurva Karakteristik Fluidisasi Partikel berdiameter 355-630m pada tinggi unggun 2 cm


0
-1.2

-1.1

-1

-0.9

-0.8

-0.7

-0.1
-0.2

log P

-0.3
-0.4
-0.5
-0.6

log U

Log Umf
Umf

= -0,9
= 10(-0.88)

Naik
Turun

Umf

= 0,1318 m/s

5.6 Menghitung Nilai Umf


Menghitung rapat massa udara
f

28,97

1
( 22414
)( 273,2
298 )

f = 1,185 kg/m3
Menentukan nilai Bilangan Reynold
x D xU

Nre

a. D (diameter padatan) rata-rata =

200 m+355 m
2

Dpadatan = 0,278x10-3 m
f
= 1.185 kg/m3
padatan = 2105,2 kg/m3

= 1,84 x 10-5 kg/ms


Q
U

Nre
(L/min)
(m/s)
(kg/ms)
7
0,049123 1,84 x 10-5 1562,45
8
0,055882 1,84 x 10-5 1777,43
9
0,063158 1,84 x 10-5 2008,86
10
0,070175 1,84 x 10-5 2232,04
11
0,077193 1,84 x 10-5 2455,26
12
0,084211 1,84 x 10-5 2678,48
13
0,091228 1,84 x 10-5 2901,67
14
0,098246 1,84 x 10-5 3124,89
15
0,105263 1,84 x 10-5 3348,08
16
0,112281 1,84 x 10-5 3571,30
17
0,119298 1,84 x 10-5 3794,49
18
0,126316 1,84 x 10-5 4017,71
19
0,133333 1,84 x 10-5 4240,90
20
0,140351 1,84 x 10-5 4464,12
21
0,147368 1,84 x 10-5 4687,31
22
0,154386 1,84 x 10-5 4910,53
23
0,161404 1,84 x 10-5 5133,75
24
0,168421 1,84 x 10-5 5356,94
25
0,175439 1,84 x 10-5 5580,16
Untuk NRe > 1000 (turbulen)

= 278 m

U mf

U mf

Dp ( p f )
24,5 f
0.000278( 2105,2 1.185)
24,5 x1.185

= 0.02015 m/s
355 m+630 m
2

b. D (diameter padatan) rata-rata =


Dpadatan = 0,4925 x10-3 m
f
= 1.18 kg/m3
padatan = 1939,5 kg/m3

= 1,84 x 10-5 kg/ms


Q
(L/min)
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

U
(m/s)
0,049123
0,055882
0,063158
0,070175
0,077193
0,084211
0,091228
0,098246
0,105263
0,112281
0,119298
0,126316
0,133333
0,140351
0,147368
0,154386
0,161404

(kg/ms)
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5
1,84 x 10-5

24
25

0,168421
0,175439

1,84 x 10-5
1,84 x 10-5

Nre
2550,13
2901,02
3278,74
3643,01
4007,34
4371,67
4735,94
5100,27
5464,54
5828,87
6193,15
6557,47
6921,75
7286,08
7650,35
8014,68
8379.,0
1
8743,28
9107,61

Untuk NRe > 1000 (turbulen)


Dp ( p f )
U mf
24,5 f

= 492,5 m

U mf

0.0004925(1939,5 1.185)
24,5 x1.185

= 0.03288 m/s

5.7 Pembahasan
Nama
: Anindya Dwi Kusuma Marista
Nim
: 131424004
Proses fluidisasi dilakukan dengan cara mengalirkan fluida gas atau cair ke dalam
kolom yang berisi unggun butiran-butiran padat. Pada percobaan fluidisasi padat gas
menggunakan partikel padatan yaitu pasir karena sifat dari partikel padat yang menyerupai
sifat fluida cair dengan viskositas tinggi. Tujuan praktikum kali ini adalah membuat kurva
karakteristik fluidisasi, menentukan rapat massa butiran padat, menentukan harga
kecepatan alir minimum Umf dari kurva karakteristik dan dari perhitungan serta
mengetahui pengaruh ukuran partikel dan tinggi unggun terhadap Umf.
Pertama kami mengisi kolom dengan pasir, dimana butiran padatannya mempunyai
diameter yang bermacam-macam, yaitu: 0,2-0,355 mm; 0,355-0,63 mm dan 0,63-1,0 mm
dengan rapat massa sebesar 2,0152 g/mL; 1,9395 g/mL dan 1,7924 g/mL pada ketinggian
yang bermacam-macam (3 cm, 4 cm dan 5 cm). Kemudian alirkan laju alir udara (gas)
yang bervariasi. Butiran padatan tersebut akan tersuspensi dalam gas sehingga sifat dari
butiran padatannya itu berubah seperti fluida. Semakin kecil nilai rapat massa, semakin
besar rongga yang ada diantara tiap partikelnya sehingga banyak udara yang keluar
melalui rongga tersebut. Jadi dapat dikatakan semakin kecil rapat massa partikel maka
semakin tinggi laju alir yang dibutuhkan. Kita dapat melihat kenaikan tinggi butiran
padatan yang terangkat keatas akibat laju aliran udara yang diberikan terhadap butiranbutiran padat semakin meningkat, sehingga penurunan tekanan menjadi lebih besar,
walaupun perubahan kenaikan tinggi butiran yang terangkat tidak terlalu tampak serta
penurunan tekanan yang tidak terlalu jauh karena kerja pompa udara yang tidak maksimal.
Pada percobaan fluidisasi ini didapatkan data besarnya nilai penurunan tekanan (P)
pada laju tertentu (Q). Sehingga dapat dibuat kurva karakteristik fluidisasinya. Dari hasil
percobaan, kurva karakteristik fluidisasi tiap butiran padatan dengan berbagai ketinggian
berbeda meskipun laju alir udara tekan yang diberiksan sama. Hal ini disebabkan karena
pengaruh perbedaan diameter dan massa jenis dari setiap partikel padatan yang digunakan.
Semakin besar diameter suatu butiran padatan, maka butiran padatan tersebut yang
terfluidisasi hanya sedikit bahkan ada juga yang tidak terfluidisasi. Sebaliknya semakin
kecil diameter suatu padatan, maka butiran padatan yang terfluidisasi akan semakin
banyak. Tinggi dari unggun pun berpengaruh pada percobaan ini. Semakin tinggi unggun

menyebabkan semakin banyaknya volume dari butiran padatan yang mengisi kolom
tersebut.

Sehingga

akan

mempengaruhi

terfluidisasinya

butiran

padatan

yang

menyebabkan sedikitnya butiran padatan yang terfluidisasi. Sebaliknya jika semakin


rendah tinggi unggun, menyebabkan semakin sedikitnya volume dari butiran padatan itu,
maka butiran padatan yang terfluidisasi pun akan semakin banyak.
Kecepatan minimum fluidisasi dapat ditentukan secara grafis dan teoritis. Teknik
grafis dapat dilakukan apabila tersedia kurva karakteristik fluidisasi. (antara log U
terhadap log P). Umf yang didapat secara grafis menghasilkan nilai yang berbeda-beda
tiap tinggi unggunnya, karena perbedaan tinggi butiran padatan menyebabkan perbedaan
tekanan yang besar. Semakin tinggi butiran padatan maka akan semakin besar tekanan
yang diperlukan supaya butiran padatan tersebut dapat terfluidisasi. Berdasarkan dari
kurva didapat hasil untuk partikel padatan berdiameter 0,2-0,355 mm dengan tinggi
unggun 2 cm adalah 0,01259 m/s, partikel padatan berdiameter 0,2-0,355 mm dengan
tinggi unggun 3 cm adalah 0,1202 m/s, dan partikel padatan berdiameter 0,355-0,63 mm
dengan tinggi unggun 2 cm adalah 0,1318 m/s. Sedangkan Umf yang didapatkan dari
perhitungan rumus harus ditentukan terlebih dahulu bilangan reynoldnya. Dari hasil
perhitungan didapatkan nilai Nre butiran padatan dari berbagai macam diameter lebih dari
1000. Dari hasil perhitungan didapat bahwa besar kecilnya nilai Nre sangat tergantung
pada diameter suatu butiran padatan yang digunakan. Semakin besar diameter butiran
padatan, maka semakin besar pula nilai Nre yang didapatkan. Nre berpengaruh pada besar
kecilnya kecepatan aliran fluida untuk fluidisasi. Pada perhitungan Nre secara teoritis
dipengaruhi oleh diameter padatan, masa jenis padatan dan laju alir fluida. Berdasarkan
hasil perhitungan untuk partikel padatan berdiameter 0,2-0,355 mm sebesar 0,02015 m/s
dan partikel berdiameter 0,355-0,63 mm sebesar 0,03288 m/s. Perbedaan hasil yang
didapat sangatlah jauh, hal tersebut kemungkinan dikarenakan salah satu alat percobaan
ini tidak berkerja secara maksimum serta partikel padatan yang mempunyai rapat massa
tidak memenuhi syarat dengan spesifikasi alat fluidisasi padat gas yang ada sehingga
pembacaan penurunan tekanan tidak maksimum.
Nama
Nim

: Diah Nurul Sayekti


: 131424008

Pada praktikum ini, fluidisasi dilakukan dengan cara mengalirkan gas ke dalam
tabung/kolom berisi padatan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui nilai minimum
Umf dan faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi. Fluidisasi terjadi apabila butiran
padatan tersuspensi dalam gas atau cairan sehingga sifat dari butiran itu berubah seperti
fluida. Praktikan menggunakan butiran padatan yang berdiameter 200355 m ; 355630 m ; dan 630-1000 m dengan tinggi unggun 2 cm dan 3 cm.
Dari percobaan didapatkan kenaikan dan penurunan tekanan (P) berdasarkan
perubahan laju alir (Q) pada setiap tinggu unggun. Tetapi pada butiran padatan yang
berdiameter 630-1000 m unggun tidak terfluidisasi meskipun laju alir yang diberikan
sudah maximal. Hal ini dikarenakan rapat massa pada butiran padatan berdiameter 6301000 m terlalu rendah, yaitu 1792,4 kg/m3
Data yang didapat kemudian diubah kedalam bentuk kurva karakteristik fluidisasi
yaitu log P terhadap log U. Nilai Umf pada kurva didapatkan ketika kecepatan (U) mulai
terlihat konstan. Nilai U yang konstan ini disebabkan karena kecepatan sudah mencapai
titik dimana padatan terfluidisasi. Nilai U yang konstan ini juga dapat disebabkan karena
porositas padatan yang besar sehingga mengakibatkan adanya daya dorong pada padatan.
Berdasarkan hasil percobaan, butiran padatan berdiameter 200-355 m dengan
tinggi unggun 2 cm; 3 cm Umf nya berturut-turut yaitu 0,1259 m/s ; 0,1202 m/s. Apabila
semakin kecil volume unggun dari padatan tersebut, maka padatan yang terfluidisasipun
akan semakin banyak begitupun sebaliknya. Jika volume padatan pada kolom besar maka
aliran gas yang melalui celah-celah partikel semakin sulit untuk menyebabkan pergerakan
pada partikel (merubah susunan butiran). Jika volume kecil maka semakin banyak pdatan
yang tersuspensi dalam alairan gas yang melaluinya, sehingga butiran satu dengan yang
lainnya terpisah dan menyebabkannya mudah bergerak.
Selain itu diameter dan berat dari butiran padatan sangat mempengaruhi
terfluidisasinya padatan tersebut, meskipun laju udara yang diberikan sama. Semakin besar
diameter suatu padatan, maka padatan tersebut yang terfluidisasi hanya sedikit bahkan ada
juga padatan yang tidak terfluidisasi dan begitupun sebaliknya. Karena semakin besar
diameter maka semakin besar massa/berat padatan tersebut sehingga semakin sulit untuk
terfluidisasi.
Untuk menentukan nilai Umf terlebih dahulu praktikan harus menentukkan nilai
Nre. Berdasarkan perhitungan Nre yang didapat lebih dari 1000 sehingga Umf berdasarkan
perhitungan untuk butiran padatan berdiameter 200-355 m sebesar 0,02015 m/s,
sedangkan Umf untuk butiran padatan berdiameter 355-1000 m sebesar 0,03288 m/s.
Perbedaan nilai ini dikarenakan Nre sangat berpengaruh pada besar kecilnya kecepatan
aliran fluida untuk fluidisasi.
Nama : Ridha Nudianti Darmawan
Nim : 131424029

Fluidisasi merupakan proses peggerakan suatu padatan menggunakan suatu fluida,


agar dapat merubah sifat padatan sehingga sesuai dengan sifat fluida yang dapat mengalir.
Dalam praktikum ini, padatan yang digunakan adalah padatan zeolit, dan fluida yang
digunakan adalah udara. Selain menggunakan udara, terdapat fluida lain yang juga dapat
digunakan. Salah satunya adalah air. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan variasi
ukuran partikel dan tinggi unggun untuk dapat mengetahui pengaruh kedua hal tersebut
terhadap proses terjadinya fluidisasi.
Saat proses fluidisasi, terjadi hambatan dimana padatan tidak ikut terangkat disaat laju
alir telah di atur secara maksimum. Setelah itu dilakukan pengukuran rapat massa terhadap
partikel yang diuji, dengan hasil rapat massa partikel berukuran 0.2-0.355 mm sebesar 2.0152
g/ml, 0.355-0.63 mm sebesar 1.9395 g/ml, dan 0.63-1.0 mm sebesar 1.7924 g/ml. Dengan
semakin kecilnya nilai rapat massa, menunjukkan semakin besarnya rongga yang terdapat
diantara sela tiap partikelnya. Maka akan lebih banyak udara yang keluar melalui rongga
tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa semakin kecil rapat massa partikel, maka semakin
tinggi laju alir yang dibutuhkan.
Selain itu, diketahui bahwa alat hanya dapat mengangkat hingga partikel berdiameter
0.355-0.63 mm dengan ketinggian 2 cm. Dan tidak dapat bekerja untuk partikel berdiameter
sama dengan ketinggian 3 cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diameter partikel, laju alir
fluida, tinggi unggun dan rapat massa mempengaruhi proses terjadinya fluidisasi.
Kecepatan alir minimum yang didapat dari kurva menunjukkan hasil 0.01259 m/s
untuk partikel berdiameter 0.2-0.355 mm dengan tinggi unggun 2 cm, 0.1202 m/s untuk
partikel berdiameter 0.2-0.355 mm dengan tinggi unggun 3 cm, dan 0.1318 m/s untuk partikel
berdiameter 0.355-0.63 mm dengan tinggi unggun 2 cm. Sedangkan hasil perhitungan untuk
partikel berdiameter 0.2-0.355 mm sebesar 0.02015 m/s dan partikel berdiameter 0.355-0.63
mm sebesar 0.03288 m/s. Hasil yang didapatkan dari kedua cara ini berbeda jauh,
kemungkinan kesalahan yang terjadi adalah kurangnya kecocokan alat dengan sample yang
digunakan. Sehingga spesifikasi alat tidak memenuhi untuk melakukan percobaan dengan
sample yang berbeda jauh nilai rapat massanya dengan sample asli alat. Sehingga
menyebabkan pembacaan beda tekanan tidak maksimum.

BAB V
SIMPULAN
Berdasarkan data hasil percobaan didapatkan hasil sebahai berikut :
1. Rapat massa butiran padatan :
Diameter partikel 200-355 m = 2,1052 g/mL = 2105,2 kg/m3
Diameter partikel 355-630 m = 1,9395 g/mL = 1939,5 kg/m3
Diameter partikel 630-1000 m = 1,7924 g/mL = 1792,4 kg/m3
2. Harga kecepatan alir minimum Umf berdasarkan kurva karakteristik:
Diameter partikel 200-355 m , tinggi unggun 2 cm = 0,1259 m/s
Diameter partikel 200-355 m , tinggi unggun 3 cm = 0,1202 m/s
Diameter partikel 355-630 m , tinggi unggun 2 cm = 0,1318 m/s
3. Harga kecepatan alir minimum Umf berdasarkan perhitungan :
Diameter partikel 200-355 m = 0,02015 m/s
Diameter partikel 355-630 m = 0,03288 m/s
4. Semakin besar ukuran diameter partikel padatannya maka semakin besar pula harga
kecepatan laju alir minimum (Umf) yang dibutuhkannya. Dan Pada ukuran diameter
partikel yang sama dengan tinggi unggun yang bervariasi, semakin tinggi unggun
maka semakin besar harga kecepatan laju alir minimum (Umf) yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Djauhari, A., 2002, Peralatan Kontak dan Pemisah Antar Fasa , Diktat Kuliah, hal 33-42,
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
Geankoplis, C.J., 1993,Transport Processes and Unit Operations 3 rd, pp 127-132,
Prentice-Hall, Inc., Eanglewood Cliffs, New Jersey USA.
Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi, 2004 Fluidisasi Padat Gas Jurusan Teknik
Kimia, Politeknik negeri Bandung.
http://id.scribd.com/doc/91779131/laporan-FLUIDISASI diakses 19 Maret 2015.

LAMPIRAN
Perhitungan Menghitung Rapat Massa Partikel
a. Menghitung volume piknometer
Volume piknometer = volume air penuh
massa air penuh
Volume air penuh = rapat massa air
Volume air penuh =

( massa piknometer isi air penuhmassa piknometer kosong )


rapat massa air

Diameter partikel 0,200 0,355mm


58,24 g33,11 g
Volume air penuh =
0,9971 g /mL
=

= 25,2031 mL
Diamter partikel 0,355 0,630mm
58,24 g33,11 g
Volume air penuh =
0,9971 g /mL
=

25,13 g
0,9971 g/mL

25,13 g
0,9971 g/mL

= 25,2031 mL
Diameter partikel 0,630 1,000mm
58,24 g33,11 g
Volume air penuh =
0,9971 g /mL
=

25,13 g
0,9971 g/mL

= 25,2031 mL
b. Menghitung volume air pada piknometer berisi padatan dan air sampai penuh

Volume air =

massa air dalam piknometer


rapat massa air

Volume air =

( massa piknometer isi air padatan dan airmassa piknometer isi padatan setengah )
rapat massa air

Diameter partikel 0,200 0,355mm


66,46 g49,38 g
Volume air =
0,9971 g/mL
=

= 17,1297 mL
Diamter partikel 0,355 0,630mm
65,48 g48,01 g
Volume air =
0,9971 g /mL
=

17,08 g
0,9971 g/ mL

17,47 g
0,9971 g/ mL

= 17,5208 mL
Diameter partikel 0,630 1,000mm
65,49 g49,45 g
Volume air =
0,9971 g /mL
=

16,04 g
0,9971 g/ mL

= 16,0866 mL
c. Menghitung rapat massa butiran
massa butiran
Rapat massa butiran (b) = volume butiran
Volume air penuh =

( massa piknometer isi padatan setengahmassa piknometer kosong )


rvolume piknometervolume air

Diameter partikel 0,200 0,355mm


49,38 g33,11 g
Rapat massa butiran = 25,2031 mL17,1297 mL
=

= 2,01525 g/mL
Diamter partikel 0,355 0,630mm
48,01 g33,11 g
Rapat massa butiran = 25,2031 mL17,5208 mL
=

16,27 g
8,0734 mL

14,9 g
7,6823 mL

= 1,9395 g/mL
Diameter partikel 0,630 1,000mm
49,45 g33,11
Rapat massa butiran = 25,2031 mL16,0866 mL
=

16,34 g
9,165 mL

= 1,7925 g/mL

Anda mungkin juga menyukai