Disusun oleh:
Nama
: Rudi Haryanto
NIM
: IK.14.3.0116
Jurusan
: Teknik Kimia
Kelas
: Reguler Sore
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PANDANARAN
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengan limpahan
rahmat, taufik dan hidayahnya saya bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu
dalam isi dan bentuk yang sederhana. Makalah ini saya buat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Perlakuan Mekanik. Saya harap makalah ini juga bisa dijadikan
sebagai salah satu acuan maupun pedoman bagi pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, para dosen juga teman-teman
yang turut ikut serta dalam pembuatan makalah ini sehingga kendala-kendala
yang saya hadapi bisa teratasi.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, karena pengetahuan serta
pengalaman saya yang kurang. Untuk itu saya mengharapkan kritik serta saran
yang membangun agar kedepannya saya bisa memperbaiki apa yang kurang dari
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fluidisasi adalah suatu fenomena berubahnya sifat suatu padatan (bed)
dalam suatu reaktor menjadi bersifat seperti fluida dikarenakan adanya aliran
fluida ke dalamnya, baik berupa liquid maupun gas.
Jika suatu aliran udara melewati partikel unggun yang ada dalam tabung,
maka aliran tersebut akan memberikan gaya seret (drag force) pada partikel dan
menimbulkan pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop akan naik jika
kecepatan superficial naik.
Kecepatan superfisial adalah laju alir udara pada kolom yang kosong,
sedangkan kecepatan interstitial adalah kecepatan udara di antara partikel unggun.
Pada kecepatan superfisial rendah, ungun mula-mula diam. Jika kecepatan
superfisial dinaikkan maka pada suatu saat gaya seret fluida menyebabkan unggun
mengembang dan menyebabkan tahanan terhadap aliran udara mengecil, sampai
akhirnya gaya seret tersebut cukup untuk mendukung gaya berat partikel unggun.
Hal ini menyebabkan unggun terfluidisasi dan sistem solid-fluida menunjukkan
sifat-sifat seperti fluida. Kecepatan superfisial terendah yang dibutuhkan agar
terjadi fluidisasi disebut minimum fluidization velocity (Umf).
Fluidisasi berhubungan dengan banyak proses industri kimia, misalnya
dalam proses katalisasi maupun dalam proses pemurnian gas. Proses fluidisasi ini
memiliki beberapa hal penting yang harus diperhatikan, seperti jenis dan tipe
fluidisasi, aplikasi dalam industri serta spesifikasi dan cara kerja alatnya.
Aplikasi fluidisasi dalam proses industri sangat banyak. Hal ini dimulai
pada tahun 1926 untuk Gasifier Winkler berskala besar lalu Fluidized-bed
Catalytic Cracking (FCC) crude oil menjadi bensin pada tahun 1942. Aplikasi
tersebut semakin berkembang dan pada tahun 1990 dapat diklasifikasikan menjadi
proses-proses kimia katalitik (seperti FCC dan sintesis Fischer-Tropsch), prosesproses kimia nonkatalitik (seperti thermal cracking dan gasifikasi batubara), dan
proses-proses fisik (seperti pengeringan dan absorpsi). Selain itu, fluidisasi
kontinu banyak dimanfaatkan dalam pabrik pengolahan untuk memindahkan
padatan dari satu tempat ke tempat lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fenomena Fluidisasi
Jika suatu aliran udara melewati suatu partikel unggun yang ada dalam
tabung, maka aliran tersebut akan memberikan gaya seret (drag force) pada
partikel dan memberikan pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop akan
naik jika kecepatan superficial naik (kecepatan superficial adalah kecepatan aliran
jika tabung kosong).
Pada kecepatan superficial rendah, unggun mula-mula diam. Jika
kecepatan superficial dinaikkan maka pada suatu saat gaya seret fluida
menyebabkan unggun mengembang dan tahanan terhadap aliran udara mengecil,
sampai akhirnya gaya seret tersebut cukup untuk mendukung gaya berat partikel
unggun dan unggun akan terfluidisasi.
Sementara itu, pressure drop akan tetap walaupun kecepatan superficial
terus dinaikkan dan sama dengan berat efektif unggun persatuan luas. Kecepatan
superficial terendah yang dibutuhkan untuk terjadinya fluidisasi disebut Minimum
Fluidization Velocity (Umf).
Konsep dasar dari suatu partikel unggun yang terfluidisasi dapat
diilustrasikan dengan fenomena yang terjadi saat adanya perubahan laju alir gas
seperti pada gambar di bawah ini:
P2
Bed
x
P1
Gas in
Fenomena fixed bed, terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju
minimum yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel
padatan tetap diam. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 3.
5.
150Vs (1 ) 2 x
( D p ) 2 3
dan PgzF
150Vs (1 ) 2 x
(D p ) 2 3
Bila Vs meningkat, meningkat dan P dijaga agar konstan. Dalam hal ini
x juga akan meningkat, akan tetapi pengaruh dari kenaikan x ini lebih kecil
dibandingkan pengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan Adapun hubungan
p
dimana:
m = massa partikel
m
( p f )g
p Sb
p = densitas partikel
Sb = luas area unggun
f = densitas fluida
g = percepatan gravitasi
Jika laju alir ke unggun terfluidisasi diturunkan bertahap, penurunan
tekanan akan tetap konstan dan tinggi unggun akan berkurang.Walaupun
demikian, tinggi unggun terakhir akan lebih besar daripada tinggi mula-mula
untuk fixed bed. Hal ini dikarenakan solid di dalam tabung cenderung berkumpul
lebih rapat daripada jika solid diam secara bertahap dari keadaan terfluidisasi.
Penurunan tekanan pada laju alir rendah lebih kecil daripada nilai awal di fixed
bed. Unggun yang terfluidisasi akan bersifat menyerupai liquid, di antaranya:
Benda yang lebih ringan akan mengapung di atas unggun (yaitu bendabenda yang densitasnya lebih kecil daripada densitas bulk unggun),
partikel bergerak sendiri-sendiri melewati jalur bebas rata-rata (mean free path)
yang relatif sama. Fase padat ini memiliki banyak karakteristik liquid dan disebut
fluidisasi partikulat. (Foust, 1959:643)
Pada fluidisasi partikulat, ekspansi yang terjadi adalah seragam dan
persamaan Ergun, yang berlaku untuk unggun diam, dapat dikatakan masih
berlaku untuk unggun yang agak mengembang. Andaikan aliran di antara partikelpartikel itu adalah laminar, persamaan yang berlaku untuk hamparan yang
mengalami ekspansi adalah (McCabe, 1985:152):
150Vs
3
1 g p s 2 D p 2
2.2.2
besar, kecepatan aliran fluida yang dibutuhkan lebih besar dan fluidisasi yang
terjadi tidak merata. Sebagian besar fluida melewati unggun dalam bentuk
gelembung (bubbles). Di sini, unggun memiliki banyak karakteristik liquid
dengan fasa fluida terjadi pada saat gas menggelembung melewati unggun.
Fluidisasi jenis ini disebut fluidisasi agregat. (Foust, 1959:643)
Partikel unggun yang lebih ringan, lebih halus, dan bersifat kohesif sangat
sukar terfluidisasi karena gaya tarik antarpartikel lebih besar daripada gaya
seretnya. Partikel cenderung melekat satu sama lain dan gas menembus unggun
dengan membentuk channel.
Pengembangan volume unggun dalam fluidisasi gelembung terutama
disebabkan oleh volume yang dipakai oleh gelembung uap, karena fase rapat pada
umumnya tidak berekspansi dengan peningkatan aliran. Dalam penurunan berikut
ini, aliran gas melalui fase rapat diandaikan sama dengan Umf dikalikan dengan
fraksi unggun yang diisi oleh fase rapat, ditambah sisa aliran gas yang dibawa
oleh gelembung (McCabe, 1985:154), sehingga:
Vs f b u b (1 f b )U mf
dimana:
, yaitu rasio
antara kinetik dengan energi gravitasi merupakan salah satu kriteria penentu jenis
fluidisasi apa yang terjadi. (Foust, 1959:643)
2.2.3
Fluidisasi Kontinu
Bila kecepatan fluida melalui hamparan zat padat cukup besar, maka
semua partikel dalam hamparan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga
memberikan suatu fluidisasi kontinu. Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan
dalam pengangkutan zat padat dari suatu titik ke titik lain dalam suatu pabrik
pengolahan di samping ada beberapa reaktor gas zat padat lama yang bekerja
dengan prinsip ini. Contohnya adalah dalam tranportasi lumpur dan tranportasi
pneumatic. (McCabe, 1985:151)
Ketika laju alir fasa fluida melewati kecepatan terminal partikel, unggun
terfluidisasi akan kehilangan identitasnya karena partikel solid terbawa dalam
aliran fluida. Metoda pengangkutan ini sering digunakan dalam industri, biasanya
dengan udara sebagai fasa fluida, antara lain untuk mengangkut produk dari
pengering semprot (spray dryers). Keuntungan metoda ini adalah kehilangan yang
terjadi sedikit, prosesnya bersih, dan kemampuannya untuk memindahkan
sejumlah besar solid dalam waktu singkat. Tetapi kerugiannya antara lain ada
kemungkinan terjadi kerusakan partikel solid serta korosi pada pipa mungkin
besar. (Foust, 1959:647)
Dalam fluidisasi, karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat
fluida cair dengan viskositas tinggi, metode pengontakan fluidisasi memiliki
beberapa keuntungan dan kerugian.
2.3 Sifat dan Karakteristik Partikel Unggun
a. Ukuran partikel
Padatan dalam unggun yang terfluidisasi tak pernah sama dalam ukuran
dan mengacu pada distribusi ukuran partikel tersebut. Untuk menghitung ukuran
partikel rata-rata dengan menggunakan diameter rata-rata permukaan (Kirk
Othmer,1994:141).
d sv
1
x
di
pi
dimana:
dp = diameter partikel rata-rata yang secara umum digunakan untuk desain
dsv = diameter dari suatu bidang
b. Densitas padatan
Padatan dapat dibedakan menjadi 3 bagian berdasarkan densitasnya yaitu
bulk, skeletel, dan particle. Densitas bulk merupakan pengukuran berat dari
keseluruhan partikel dibagi dengan volume partikel. Pengukuran ini menyertakan
faktor kekosongan dalam pori-pori partikel. Skeletel adalah densitas suatu padatan
jika porositasnya nol. Adapun densitas partikel adalah berat dari suatu partikel
dibagi dengan volumenya dengan menyertakan pori-pori. Jika tidak ada nilai
untuk densitas partikel, maka pendekatan untuk densitas partikel dapat diperoleh
dengan membagi dua densitas bulk.
c. Penurunan tekanan
Penurunan tekanan yang terjadi pada campuran dua fasa dinyatakan dalam
beragam bentuk, seperti static head, akselerasi dan kehilangan friksi untuk gas
dan padatan. Untuk aplikasi fluidisasi unggun di luar kondisi ketika akselerasi
penurunan tekanan dapat diterima, penurunan tekanan akan dihasilkan dari static
head padatan. Untuk itu, berat suatu partikel unggun jika dibagi dengan tinggi
padatan akan menghasilkan densitas sesungguhnya dari unggun yang terfluidisasi.
Formulanya dirumuskan sebagai berikut :
PLpggc
Salah satu aspek yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah
mengetahui besarnya penurunan tekanan (pressure drop) di dalam unggun padatan
yang terfluidakan. Hal tersebut mempunyai arti yang cukup penting karena selain
erat sekali hubungannya dengan besarnya energi yang diperlukan, juga bisa
memberikan indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi berlangsung.
Penentuan besarnya hilang tekan di dalam unggun terfluidakan terutama dihitung
P
kS 2
gc
L
3
dimana:
P/L = hilang tekan per satuan panjang/ tinggi unggun
gc
= faktor gravitasi
= viskositas fluida
d. Sphericity
Sphericity merupakan faktor bentuk yang dinyatakan sebagai rasio dari
area permukaan volume partikel bulat yang sama dengan partikel itu dibagi
dengan area permukaan partikel.
d sv
dv
Material yang melingkar seperti katalis dan pasir bulat memiliki nilai sphericity
sebesar 0.9 atau lebih.
e. Kecepatan Fluidisasi Minimum (Umf)
Kecepatan fluidisasi minimum adalah kecepatan superficial terendah yang
dibutuhkan untuk terjadinya fluidisasi. Umf dapat dicari dengan menggunakan
persamaan
Umf = [(1135.7+0.0408Ar)0.5-33.71]/(gdp)
Di mana bilangan Archimides (Ar) adalah :
Ar = gdp3(pgg/2
Untuk memprediksi Umf, Ergun menurunkan suatu korelasi dengan cara
menyamakan pressure drop pada saat Umf dengan berat unggun persatuan luas
dan diperoleh persamaan sebagai berikut.
4 gd p ( p g )
Ut
3 g C d
Cd
Re p
24
Re p
d pU g
g ( p g )d p
18
1/ 2
3,1( p g ) gd p
Ut
f () = 0.1 2/(1-
Pendekatan lain yang digunakan untuk sistem banyak fasa yaitu korelasi
Richardson-Zaki untuk partikel tunggal dalam suspensi, yaitu:
U/Ut =n
n merupakan fungsi dari dp/D dan bilangan Re yang divariasikan dari 2.4-4.7
(Kirk Othmer, 1994:144).
g. Batas partikel
Partikel diklasifikasikan berdasarkan bagaimana partikel tersebut
terfluidisasi dalam udara pada kondisi tertentu. Partikel tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi:
Partikel halus
Partikel kasar
dalam banyak korelasi. Gaya antar partikel yang berhubungan atau berkaitan
dengan unggun yang terfluidisasi, misalnya van der waals, elektrostatik, dan
kapilaritas.
i. Daerah batas fluidisasi (fluidization regimes)
Pada kecepatan gas rendah, suatu padatan dalam tabung unggun akan
berada pada kondisi konstan seiring dengan bertambahnya kecepatan gas, gaya
seret, dan gaya buoyant mengalahkan berat partikel serta gaya antar partikel
tersebut ( Kirk Othmer, 1994:147). Pada fluidisasi minimum partikel
memperlihatkan pergerakan yang minimal dan secara langsung unggun akan
sedikit terangkat.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Fluidisasi
Kelebihan dari teknik fluidisasi adalah:
1. Properti transfer panas yang baik dalam gas-fluidized bed. Gelembung
yang terbentuk menjaga unggun bersifat isotermal dan laju transfer panas
yang tinggi diperoleh antara unggun dan permukaan yang dicelupkan.
2. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat
padat secara kontinu dan memudahkan pengontrolan.
3. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah
panas yang baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang
memiliki luas permukaan kecil.
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan mass antara partikel cukup
tinggi.
5. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi
memungkinkan pemindahan jumlah panas yang besar dalam reaktor.
Kekurangan dari teknik fluidisasi adalah:
1. Kecepatan fluida yang digunakan terbatas pada jangkauan dimana unggun
terfluidisasi. Jika kecepatan jauh lebih besar dari Umf, dapat terjadi
kehilangan material yang cukup besar akibat terbawa keluar dari unggun
serta ada kemungkinan terjadi kerusakan partikel karena kecepatan operasi
yang terlalu besar.
Ketinggian Unggun
Tinggi unggun dapat diplot terhadap kecepatan superficial. Untuk
dimana:
0,65
dt
0,17
(1 e) s C s
e C p
0, 25
Ucdt
densitas gas
Cs = kapasitas panas padatan
Cp = kapasitas panas gas pada tekanan konstan
viskositas gas
Umf
Gambar 11. Kurva karakteristik fluidisasi tidak ideal karena terjadi interlock.
DAFTAR PUSTAKA
Octavianty, Dhini.(2014). Fluidisasi KLP 4.
https://www.scribd.com/doc/110322991/Fluidisasi-KLP-4#download.
25 Mei 2015