Anda di halaman 1dari 8

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Fluidisasi
Fluidisasi adalah suatu proses ketika material butiran berperilaku seperti
cairan melalui suspensi dalam suatu fluida, baik gas maupun cair. Fluidisasi terjadi
ketika fluida (cair atau gas) didorong ke atas melalui lapisan bed material (Khawaja,
2015). Fluidized bed adalah salah satu metode terkenal yang digunakan dalam
industri pengolahan. Di antara keunggulan utamanya adalah partikel-partikelnya
tercampur dengan baik sehingga menghasilkan gradien suhu yang rendah untuk
operasi skala kecil dan besar serta memungkinkan pemrosesan berkelanjutan.
Penerapan fluidisasi juga dikenal dalam teknik nuklir sebagai unit operasi misalnya
dalam ekstraksi uranium, fabrikasi bahan bakar nuklir, pemrosesan ulang bahan bakar
dan pembuangan limbah (Dechsiri, 2004).
Sistem fluidized bed digunakan secara signifikan dalam perengkahan katalitik
termal serta di berbagai bidang industri seperti grasifikasi batubara, pembuatan bensin
dari fraksi minyak bumi, pembuatan bensin dari gas alam dan sintesis, reaksi sintesis,
kalsinasi, pemisahan, pencampuran dan pengeringan, panas pertukaran, pertukaran
ion, dan bio fluidisasi. Fluidized bed menawarkan beberapa keunggulan
dibandingkan fixed bed dengan demikian dapat digunakan dalam berbagai bidang
dan industri yang luas, terutama yang beroperasi terus menerus dengan kontrol
otomatis yang memerlukan proses yang mudah ditangani dengan sifat perpindahan
massa dan panas yang baik. Selain itu, untuk proses yang membutuhkan reaksi
eksotermal besar atau stabilitas termal tinggi, sirkulasi yang dibutuhkan antara lebih
dari satu unggun terfluidisasi memungkinkan untuk menambah atau menghilangkan
panas dalam reaktor besar, mengatur laju perpindahan massa dan panas antara objek
yang terendam dan fluidized bed lebih efektif daripada di fixed bed . Ada lebih dari
satu sistem fluidisasi bed, dan mereka dapat diklasifikasikan tergantung pada kerja
fluida : liquid-liquid fluidising beds, liquid-liquid-solid fluidising beds, and liquid-
gas-solid fluidising beds (Qassem,2020).
1.2 Fenomena Pada Proses Fluidisasi
Menurut Khawaja (2015), fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses
fluidisasi antara lain :
a. Fenomena Fixed Bed

Gambar 2.1 Fenomena Fixed Bed (Khawaja, 2015)

Terjadi ketika kecepatan superfisial gas yang rendah, sehingga tidak cukup
untuk menyeimbangkan berat partikel, dengan demikian unggun tetap dalam
keadaan diam.

b. Fenomena Minimum Fluidization

Gambar 2.2 Fenomena Minimum Fluidization (Khawaja, 2015)

Terjadi ketika tercapai nilai kritis dari kecepatan superfisial gas, yang dikenal
sebagai kecepatan fluidisasi minimum. gaya dorong ke atas menyeimbangkan
gaya gravitasi ke bawah pada partikel sehingga partikel menjadi tersuspensi
dalam fluida yang dikatakan terfluidisasi.
c. Fenomena Smooth or Homogenously Fluidization

Gambar 2.3 Fenomena Smooth Fluidization (Khawaja, 2015)

Terjadi ketika kecepatan superfisial gas dan distribusi aliran fluida terjadi
secara merata, densitas dan distribusi partikel dalam unggun sama atau
homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan seragam.

d. Fenomena Bubbling Fluidization

Gambar 2.4 Bubbling Fluidization (Khawaja, 2015)

Terjadi ketika kecepatan fluida melalui bed meningkat, frekuensi gelembung


meningkat sehingga dapat terjadi banyak gelembung di dalam bed pada waktu
tertentu. Gelembung-gelembung ini mulai menyatu membentuk gelembung
yang lebih besar.
e. Fenomena Slugging Fluidization (Axial Slugs)

Gambar 2.5 Fenomena Slugging Fluidization (Khawaja, 2015)

Terjadi ketika gelembung-gelembung besar yang mencapai lebar dari diameter


kolom terbentuk pada partikel-partikel padat. Pada kondisi ini terjadi
penorakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat.

f. Fenomena Slugging Fluidization (Flat Slugs)

Gambar 2.6 Fenomena Chanelling Fluidization (Khawaja, 2015)

Terjadi ketika dalam ungggun partikel padatan terbentuk saluran-saluran


seperti tabung vertikal.
g. Fenomena Turbulent Fluidization

Gambar 2.7 Fenomena Turbulent Fluidization (Khawaja, 2015)

Terjadi pada saat meningkatnya kecepatan fluida melewati kecepatan


maksimum, batas atas lapisan menjadi kurang jelas, dan gelembung mulai
pecah.

h. Fenomena Pneumatic Transport Fluidization

Gambar 2.8 Fenomena Pneumatic Transport Fluidization (Khawaja, 2015)


Terjadi pada saat kecepatan gas yang sangat tinggi sehingga menyebabkan
partikel terhambur keluar dari unggun.

1.3 Faktor yang Menyebabkan Fenomena Pada Proses Fluidisasi


Menurut Hakim, dkk (2019), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
fenomena fluidisasi adalah:
1. Laju alir dan jenis fluida
2. Ukuran dan densitas partikel
3. Bentuk dan jenis partikel
4. Faktor interlok partikel
5. Porositas dan tinggi unggun
6. Distribusi aliran dan bentuk ukuran fluida
7. Diameter kolom

1.4 Kecepatan Minimum Fluidisasi (Umf)


Kecepatan minimum fluidisasi partikel, Umf, adalah adalah kecepatan terkecil
dari keceptan suplai udara yang dihembuskan dari bawah fluidized bed ke kumpulan
partikel melalui plate distributor, dimana pada saat kecepatan tersebut tercapai,
partikel mulai terfluidisasi. Secara visual partikel-partikel tersebut mempunyai
kondisi fisik seperti zat cair (Febijanto, 2009). Umf dapat dicari dengan
menggunakan persamaan :

………………………….………….. (2.1)

Untuk bilangan Archimides (Ar) adalah :


( )
…………………….…………………….………….. (2.2)

Untuk memprediksi Umf, Ergun menurunkan suatu korelasi dengan cara


menyamakan pressure drop pada saat Umf dengan berat unggun persatuan luas dan
diperoleh persamaan sebagai berikut :

………………………………………(2.3)

Suku pertama persamaan Ergun dominan untuk aliran laminer sedangkan suku
kedua dominan pada aliran turbulen. Pengukuran Umf dapat diperoleh dari grafik D P
vs Umf, yaitu sesuai titik potong atau antara bagian kurva yang datar.

1.5 Pressure Drop


Menurut Hakim, dkk (2019) Penurunan tekanan yang terjadi pada campuran
dua fasa dinyatakan dalam beragam bentuk, seperti static head, akselerasi dan
kehilangan friksi untuk gas dan padatan. Untuk aplikasi fluidisasi unggun di luar
kondisi ketika akselerasi penurunan tekanan dapat diterima, penurunan tekanan akan
dihasilkan dari static head padatan. Untuk itu, berat suatu partikel unggun jika dibagi
dengan tinggi padatan akan menghasilkan densitas sesungguhnya dari unggun yang
terfluidisasi. Formulanya dirumuskan sebagai berikut: Apabila berat suatu partikel
unggun jika dibagi dengan tinggi padatan akan menghasilkan densitas sesungguhnya
dari unggun yang terfluidisasi. Formulanya dirumuskan sebagai berikut:

( )………………………..……………...…………. (2.4)

Korelasi-korelasi matematik yang menggambarkan hubuangan antara


pressure drop dengan laju alir fluida di dalam suatu sistem unggun diam diperoleh
pertama kali pada tahun 1922 oleh Blake melalui metode-metode yang bersifat semi
empiris, yaitu dengan menggunakan bilangan-bilangan tidak berdimensi. Untuk aliran
laminer dengan kehilangan energi terutama disebabkan oleh gaya viscous, Blake
memberikan hubungan :

……………………………….…………………………… (2.5)

keterangan:

= Hilang tekan per satuan panjang/ tinggi unggun

= Faktor gravitasi
= Viskositas fluida
ε = Porositas unggun ( perbandingan volume ruang kosong didalam unggun
dengan volume unggun)
S = Luas permukaan spesifik partikel
DAFTAR PUSTAKA

Dechsiri, C. (2004). Particle Transport in Fluidized Beds: Experiments and


Stochastic Models. Netherlands : University in Groningen.
Febijanto, I. (2009). Efek Gaya Antar Partikel Dan Diameter Partikel Terhadap
Kecepatan Minimum Fluidisasi. Jurnal Energi Dan Lingkungan, 5(2) : 1-9.
Khawaja, H. A. (2015). Review of the phenomenon of fluidization and its numerical
modelling techniques. International Journal of Multiphysics, 9(4) : 379 – 407.
Qassem, E. S., Mohammed, S. H., and Sarmad, T. N. (2020). Effect of fluidization on
pressure drop and power consumption in packed bed columns. IOP Conference
Series : Materials Science and Engineering, 3 : 1-14.
Hakim, L., Zulnazri, Muhammad, A. Z. (2019). Menghitung Pressure Drop pada
Fluidized Bed dengan Bahan Ketumbar. Jurnal Teknologi Kimia Unimal 8 : 89-
98.

Anda mungkin juga menyukai