Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fluidisasi
Fluidisasi adalah proses dimana benda partikel padatan diubah menjadi fase
yang berkelakuan seperti fluida cair melalui kontak dengan gas atau cairan (Kunii
dan Levenspiel 1969). Fenomena ini terjadi pada media yang disebut dengan
fluidized bed. Dimana fluidized bed merupakan suatu bejana yang berisi partikel
padat yang dialiri fluida dari bawah bejana. Proses fluidisasi terjadi ketika gaya
drag dari partikel sebagai akibat dari aliran fluida yang mengalir ke atas melebihi
gaya gravitasi dan gaya antar partikel. Secara prinsip ada 4 aspek keunggulan
yang dimiliki oleh fluidized bed jika dibanding dengan teknologi kontak yang
lainnya yaitu; (1) pada aspek kemampuan untuk mengontrol temperatur, (2)
kemampuan beroperasi secara kontinu, (3) keunggulan dalam persoalan
perpindahan kalor dan (4) keunggulan dalam proses katalisis. Karena keunggulan
tersebut, fluidisasi banyak dikembangkan untuk proses di industri, misalnya untuk
proses catalitic cracking, pembakaran batubara, gasifikasi batubara, insinerasi
limbah padat, pelapisan permukaan logam, pengering dan lain sebagainya ( Zenz
dan Othmer, 1960)
Fluidisasi terjadi di dalam regime yang berbeda, tergantung dari beberapa
faktor seperti ukuran partikel, densitas dan geometri, ukuran dan geometri bejana,
sistem distribusi gas dan kecepatan gas. Regime yang umum adalah bubbling.
Void terbentuk di butiran bed dan bergerak dengan cepat. Gerakan gelembung
tersebut akan membawa partikel ikut bergerak ke atas yang kemudian akan
membentuk pola sirkulasi partikel dalam skala besar. Karakteristik gelembung
sangat berpengaruh terhadap karakteristik kerja dari fluidized bed. Analisis
perpindahan kalor dan perpindahan massa, proses percampuran partikel dan reaksi
kimia pada fluidized bed dikaji berdasarkan karakteristik gelembung yang terjadi
(Oka dan Anthony, 2004).

1
2

2.2 Fenomena
Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat juga dapat diilustrasikan pada
gambar berikut ini (Wiranata, 2017) :

Gambar 2.1 Fenomena Fluidisasi pada Sistem Gas-Padat

Adapun fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
2.2.1 Fenomena Fixed Bed
Terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang dibutuhkan
untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam. Kondisi
ini ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Fenomena Fixed Bed


3

2.2.2 Fenomena Minimum Or Incipient Fluidization


Terjadi ketika laju alir fluida mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan
untuk proses fluidisasi. Pada kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi.
Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Fenomena Minimum Or Incipient Fluidization

2.2.3 Fenomena Smooth Or Homogenously Fluidization


Terjadi saat kecepatan dan distribusi aliran fluida merata, densitas dan
distribusi partikel dalam unggun sama atau homogen sehingga ekspansi pada
setiap partikel padatan seragam. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 2.4.

Gambar 1.4 Fenomena Smooth Or Homogrnously Fluidization

2.2.4 Fenomena Bubbling Fluidization


Terjadi ketika gelembunggelembung pada unggun terbentuk akibat densitas
dan distribusi partikel tidak homogen. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 2.5.
4

Gambar 2.5 Fenomena bubbling fluidization

2.2.5 Fenomena Slugging Fluidization


Terjadi ketika gelembung-gelembung besar yang mencapai lebar dari
diameter kolom terbentuk pada partikel-partikel padat. Pada kondisi ini terjadi
penolakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat. Kondisi ini dapat
dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Fenomena Slugging Fluidization

2.2.6 Fenomena Chanelling Fluidization


Terjadi ketika dalam unggun partikel padatan terbentuk saluran-saluran
seperti tabung vertikal. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 2.7.
5

Gambar 2.7 Fenomena Chanelling Fluidization

2.2.7 Fenomena Disperse Fluidization


Terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui kecepatan maksimum aliran
fluida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa aliran fluida dan
berekspansi mencapai nilai maksimum. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Fenomena Disperse Fluidization

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut:
a. Laju alir fluida dan jenis fluida
b. Ukuran partikel dan bentuk partikel
c. Jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
d. Porositas unggun
e. Distribusi aliran,
f. Distribusi bentuk ukuran fluida
g. Diameter kolom
h. Tinggi unggun.
6

Faktor-faktor di atas merupakan variabel-variabel dalam proses fluidisasi yang


akan menentukan karakteristik proses fluidisasi tersebut (Wiranata, 2017).

2.4 Evaluasi Parameter-parameter di dalam Peristiwa Fluidisasi


Parameter dalam peristiwa fluidisasi adalah (Putra, 2011) :
2.4.1 Densitas Partikel
Penentuan densitas partikel untuk zat padat yang masih dan tidak menyerap
air atau zat cair lain, bisa dilakukan dengan memakai piknometer. Sedang untuk
partikel berpori, cara diatas akan menimbulkan kesalahan yang cukup besar
karena air atau cairan akan memasuki pori-pori didalam partikel, sehingga yang
diukur bukan lagi densitas partikel (berikut pori-porinya) seperti yang diperlukan
dalam persamaan di muka, tetapi densitas bahan padatnya (tidak termasuk pori-
pori didalamnya). Untuk partikel-artikel yang demikian ada cara lain yang biasa
digunakan, yaitu dengan metode yang diturunkan Ergun.
2.4.2 Bentuk Partikel
Dalam persamaan yang telah diturunkan, partikel padatnya dianggap
sebagai butiran yang berbentuk bola dengan diameter rata-rata dp. Untuk partikel
bentuk lain, harus ada koreksi yang menyatakan bentuk partikel sebenarnya.
Faktor koreksi tersebut dinyatakan dengan :

Ap luas permukaan bola


volume
sama
luas permukaan
A partikel

2.4.3 Diameter Partikel


Diameter partikel biasanya diukur berdasarkan analisa ayakan (ukuran
mesh).

Anda mungkin juga menyukai