NIM : 2007110817
Mata Kuliah : Fisika Dasar
Teknik Sipil S1 Kelas C
Cepat rambat bunyi di dalam gas bergantung pada suhu dan jenis gasnya.
Dapat Beresonansi
Resonansi adalah peristiwa turut bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang
bergetar karena keduanya memiliki frekuensi yang sama atau memiliki frekuensi yang
merupakan bilangan bulat dari frekuensi salah satu benda bergetar. Resonansi bunyi
pada kolom udara dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi pada alat musik. Alat- alat
musik memiliki lubang udara sehingga terjadi resonansi udara dan menghasilkan suara
yang merdu.
Pelayangan
Pada saat dua buah gelombang bunyi yang memiliki amplitudo yang sama dan
merambat dalam arah yang sama, namun memiliki frekuensi yang berbeda sedikit,
maka bunyi akan terdengar keras dan lemah secara bergantian. Peristiwa ini disebut
pelayangan bunyi. Banyaknya pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi dalam satu
detik disebut frekuensi layangan bunyi yang besarnya sama dengan selisih antara dua
gelombang bunyi yang berinterferensi tersebut. Pelayangan adalah peristiwa
terjadinya penguatan bunyi secara bergantian akibat getaran dua sumber bunyi yang
frekuensinya berdekatan bertemu pada satu titik. Pelayangan terjadi apabila amplitudo
kedua gelombang sama tetapi frekuensinya berbeda sedikit.
fp = |f2 – f1|
d) Teori Akustik
Kata akustik berasal dari bahasa Yunani ”akuostikos” yang berarti, segala sesuatu yang
bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi
mutu bunyi. Akustik mempunyai tujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang
sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya,
bebas dari cacat dan kebisingan.
Akustik mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan menyentuh ke hampir semua
segi kehidupan manusia. Akustik lingkungan adalah menciptakan suatu lingkungan,
dimana kondisi ideal disediakan, baik dalam ruang tertutup maupun di udara terbuka.
Faktor-faktor yang mendasari masalah akustik adalah :
Sumber suara
Perambatan suara
Penerimaan suara
Intensitas suara
Frekuensi suara
Faktor – faktor lain yang juga ikut mempengaruhi keberhasilan tata suara didalam
ruang antara lain faktor konstruksi bangunan, kualitas dan sifat bahan serta kondisi
lingkungan.
e) Teknik Akustik
Teknik Akustik adalah cabang ilmu teknik yang merupakan aplikasi praktis dari ilmu
akustik, termasuk pengendalian suara dan getaran, reproduksi dan penyiaran suara, serta
penggunaan instrumen suara untuk mengukur dan memeriksa atau memroses berbagai
bahan. Insinyur di bidang ini biasanya bekerja melalui desain, analisis, dan pengendalian
suara.
Salah satu tujuan teknik akustik adalah pengurangan kebisingan yang tidak diinginkan,
yang bisa disebut dengan pengendalian kebisingan. Kebisingan yang tidak diinginkan bisa
memiliki dampak bagi kesehatan hewan dan manusia hingga hilangnya pendengaran.
Prinsip pengendalian kebisingan diimplementasikan menjadi teknologi dan desain dalam
banyak cara, termasuk pengendalian dengan mendesain sumber suara, mendesain
pelindung kebisingan, penyerap suara, peredam, hingga penggunaan pelindung telinga.
Namun teknik akustik tidak selalu tentang pengendalian kebisingan, namun juga
mencakup hal yang positif seperti penggunaan ultrasonik di kedokteran hingga
pemrograman suara digital melalui synthesizer, mendesain ruangan konser untuk
meningkatkan kualitas suara orkestra, hingga mengubah sistem suara di stasiun kereta api
sehingga pengumuman nyaman didengar calon penumpang.
Aeroakustik, mempelajari bagaimana kebisingan diciptakan dari pengerakan udara
melalui turbulensi dan pergerakannya melalui udara sebagai fluida. Aeroakustik
memainkan peran penting dalam memahami bagaimana kebisingan diciptakan
pesawat udara dan turbin angin, juga untuk menjelajahi potensi instrumen musik
yang digerakkan oleh angin.
Akustik Arsitektural, (disebut juga dengan akustik bangunan) adalah aplikasi ilmu
teknik dalam mencapai kualitas suara yang baik di dalam bangunan.
Akustik bawah air adalah studi ilmiah mengenai suara di bawah air dan
berhubungan dengan suara yang dihasilkan alam maupun buatan manusia, termasuk
bagaimana caranya dihasilkan, pergerakannya, dan persepsi suara oleh hewan.
Aplikasinya meliputi sonar untuk mencari benda yang tenggelam, seperti kapal
selam, komunikasi bawah air oleh hewan, observasi temperatur air laut untuk
pemantauan perubahan iklim, pencarian lokasi penangkapan ikan yang baik oleh
nelayan, dan biologi laut.
Akustik Musikal, meneliti dan menjelaskan ilmu fisika dari musik dan persepsinya,
bagaimana suara digunakan sebagai musik. Hal ini mencakup fungsi dan desain dari
instrumen musik termasuk synthesizer; suara manusia (fisika dan neurofisiologis
dari bernyanyi); analisis komputer terhadap musik dan komposisinya; aplikasi medis
dari musik dalam terapi, dan persepsi kognitif dari musik.
Bioakustik, umumnya mempelajari bagaimana suara diproduksi dan didengar dalam
dunia hewan, mencakup komunikasi akustik antar hewan dan keterkaitannya dengan
perilaku dan evolusi hewan; bagaimana suara diproduksi oleh hewan; mekanisme
pendengaran dan neurofisiologis hewan; penggunaan suara untuk memantau
populasi hewan, dan efek suara yang dihasilkan manusia terhadap hewan.
Elektroakustik, cabang ilmu teknik akustik ini berhubungan dengan desain dari
headphone, microphone, pengeras suara, dan sebagainya. Cabang ilmu ini penting
seiring dengan peningkatan pesat industri gawai elektronik seperti handphone,
komputer tablet, dan sebagainya.
Getaran dan dinamika, mempelajari pergerakan dan interaksi sistem mekanis
getaran dengan lingkungannya, termasuk pengukuran, analisis, dan pengendalian.
Hal ini mencakup getaran akibat pergerakan kereta dan aktivitas kontruksi, isolasi
getaran untuk mengurangi kebisingan, pengendalian getaran untuk melindungi
jembatan dari gempa bumi, hingga permodelan pergerakan getaran melalui struktur
dan bangunan.
Kebisingan lingkungan, mempelajari pengendalian kebisingan dan getaran yang
diakibatkan lalu lintas, pesawat udara, peralatan industri, aktivitas rekreasi, dan
sebagainya yang bisa dikatakan sebagai kebisingan yang mengganggu[2]. Insinyur
akustik yang mempelajari akustik lingkungan menghadapi tantangan dalam
mengukur dan memprediksi tingkat kebisingan, menentukan tingkat kebisingan yang
dapat diterima, dan menentukan bagaimana kebisingan dapat dikendalikan.
Pemrosesan Sinyal Suara adalah manipulasi elektronik terhadap sinyal suara dan
merupakan cabang dari pemrosesan sinyal digital. Pemrosesan sinyal suara
dilakukan dengan berbagai alasan, yaitu untuk meningkatkan kualitas suara,
menghilangkan kebisingan yang tidak diinginkan, mengecilkan ukuran sinyal suara
sehingga transmisi lebih efisien, dan memahami isi sinyal suara.
Psikoakustik, mempelajari respon manusia terhadap apa yang mereka dengar, entah
itu suara yang bising atau alunan musik yang indah. Dalam berbagai cabang teknik
akustik, manusia pendengar adalah tujuan akhir jawaban apakah sebuah desain
sukses.
Ultrasonik, berhubungan dengan gelombang suara dalam media padat, cair, dan gas
pada frekuensi yang terlalu tinggi dan tidak bisa didengar oleh manusia.
Penggunaannya mencakup ultrasonik bawah air (sonar), pengujian nondestruktif,
sonokimia, karakterisasi material, dan ultrasonografi medis.
a) Gas Ideal
Gas Ideal atau gas sempurna adalah gas yang dengan tepat memenuhi hukum Boyle dan
hukum Gay-Lussac :
PV = nRT
P = tekanan
V = volume
n = jumlah mol
T = temperatur absolut (mutlak)
R = konstanta umum gas
Gas ideal adalah gas yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut.
Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (disebut molekul) yang sangat banyak, identik
dan jarak pisah antarmolekul jauh lebih besar daripada ukurannya.
Molekul selalu bergerak lurus, acak, berkecepatan tetap, dan memenuhi hukum
Newton tentang gerak.
Gerak partikel hanya disebabkan oleh tumbukan dengan partikel lain ataupun
dengan dinding wadahnya dan tidak ada gaya tarik menarik antara partikel.
Jika molekul bertumbukan, baik antara molekul atau antara molekul dengan dinding
wadahnya, selalu mengalami tumbukan lenting sempurna sehingga energi kinetiknya
tetap dan selang waktu tumbukan antara partikel ini berlangsung sangat singkat.
Gaya-gaya antara molekul dapat diabaikan.
P1V1 = P2V2
PV = nRT
Dimana R adalah tetapan umum gas, bernilai:
* 8,314 J/mol K, jika p dalam Pa (N/m2), V dalam m3 dan n dalam mol
* 0,082 L atm/mol K, jika p dalam atm, V dalam liter dan n dalam mol
Untuk satuan suhu, semua persamaan diatas menggunakan suhu mutlak (K).
- Persamaan 2 :
Oleh karena mol merupakan perbandingan antara massa gas dengan
massa atomnya, maka persamaan 1 diatas menjadi :
pV = m RT
M
dimana m adalah massa gas (dalam gram) dan M adalah massa atom (massa
molekul atau massa molar).
- Persamaan 3 :
Jumlah partikel merupakan hasil kali mol partikel dengan bilangan Avogadro,
sehingga persamaan diatas dapat menjadi :
Pv = NkT
dimana N adalah banyak partikel gas, diperoleh dari N = n NA, NA adalah bilangan
Avogadro = 6,022 x 1023 molekul setiap mol k adalah Tetapan Boltzman,
diperoleh dari :
c) Distribusi Maxwell-Boltzmann
Dalam fisika, khususnya mekanika statistik, distribusi Maxwell-Boltzmann yang
menggambarkan kecepatan partikel dalam gas, di mana partikel bergerak bebas antara
tumbukan kecil, tetapi tidak berinteraksi satu sama lain, sebagai fungsi suhu dari
sistem, massa partikel, dan kecepatan partikel. Partikel dalam konteks ini mengacu
pada atom atau molekul dari gas. Tidak ada perbedaan antara keduanya dalam
perkembangan dan hasilnya.
Ini merupakan distribusi probabilitas untuk kecepatan sebuah partikel yang
berwujud gas - Besaran dari vektor kecepatan, yang berarti pada suhu tertentu, partikel
akan memiliki kecepatan yang dipilih secara acak dari distribusi, tapi lebih cenderung
berada dalam satu rentang dari beberapa kecepatan yang lain.
Distribusi Maxwell-Boltzmann berlaku untuk gas ideal di dalam kesetimbangan
termodinamika dengan efek kuantum yang dapat diabaikan dan di kecepatan non-
relativistik. Ini membentuk dasar dari teori kinetik gas, yang memberikan penjelasan
sederhana dari banyak sifat gas fundamental, termasuk tekanan dan difusi. Namun ada
perluasan untuk kecepatan relativistik, lihat distribusi Maxwell-Juttner di bawah ini.
Distribusi ini dinamai dari nama James Clerk Maxwell dan Ludwig Boltzmann.
Distribusi (dalam berbagai bentuk)
Turunan asli oleh Maxwell diasumsikan bahwa ketiga arah akan memikiki
perilaku yang sama, tetapi turunan selanjutnya yang dikembangkan oleh Boltzmann
mematahkan asumsi ini dengan teori kinetik. Distribusi Maxwell-Boltzmann (untuk
energi) sebagian besar dapat langsung diturunkan dari distribusi Boltzmann untuk
energi (lihat juga statistik Maxwell-Boltzmann dari mekanika statistik) :
dimana:
o i adalah microstate (menunjukkan satu konfigurasi partikel dalam
keadaan kuantum - lihat fungsi partisi).
o Ei adalah tingkat energi dari microstate i.
o T adalah temperatur kesetimbangan sistem.
o gi adalah faktor degenerasi, atau jumlah dari microstates yang mengalami
degenerasi yang memiliki tingkat energi yang sama
o k adalah konstanta Boltzmann.
o Ni adalah jumlah molekul pada suhu kesetimbangan T, dalam keadaan i yang
memiliki energi E i dan degenerasi gi.
o N adalah jumlah total molekul dalam sistem.
Ingat bahwa kadang-kadang persamaan di atas ditulis tanpa faktor degenerasi gi.
Dalam hal ini i akan menentukan keadaan masing-masing, bukan satu set
keadaan gi yang memiliki energi Ei yang sama. Karena vektor kecepatan dan
kecepatan berkaitan dengan energi, maka persamaan 1 dapat digunakan untuk
menurunkan hubungan antara suhu dan kecepatan molekul dalam gas. Penyebut
dalam persamaan ini dikenal sebagai fungsi partisi kanonik.
b) Pemanfaatan Geothermal
Pemanfaatan energi panas bumi secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu
pemanfaatan langsung dan pemanfaatan tidak langsung. Pemanfaatan langsung yaitu
memanfaatkan secara langsung panas yang terkandung pada fluida panas bumi untuk
berbagai keperluan, sedangkan pemanfaatan tidak langsung yaitu memanfaatkan energi
panas bumi untuk pembangkit listrik.
Pemanfaatan energi panas bumi secara langsung dilakukan tanpa adanya konversi
energi ke dalam bentuk lain. Karena sifatnya yang mudah, maka pemanfaatannya bisa
dilakukan dalam berbagai cara. Untuk mengefektifkan penggunaannya, pemanfaatan
secara langsung dilakukan sesuai dengan kebutuhan temperaturnya.
Sementara pemanfaatan tidak langsung atau pemanfaatan sebagai pembangkit listrik
memerlukan konversi energi dan beberapa proses yang harus dilakukan. Untuk
mendapatkan listrik dari panas bumi memerlukan proses pengkonversian energi fluida
panas bumi.
Fluida panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan bumi mengandung energi
panas yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Hal ini dimungkinkan oleh
suatu sistem konversi energi fluida panas bumi (geothermal power cycle) yang mengubah
energi panas dari fluida menjadi listrik. Fluida panas bumi bertemperatur tinggi (>225 oC)
telah lama digunakan di beberapa negara untuk pembangkit listrik, namun beberapa tahun
terakhir ini perkembangan teknologi telah memungkinkan digunakannya fluida panas
bumi bertemperatur sedang (150-225oC) untuk pembangkit listrik3
Selain temperature, faktor-faktor lain yang dipertimbangkan dalam memutuskan apakah
suatu sumber daya panas bumi tepat untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
adalah:
Sumber daya mempunyai kandungan panas atau cadangan yang besar, sehingga
mampu memproduksi uap untuk jangka waktu yang cukup lama.
Sumber daya panas bumi menghasilkan fluida yang mempunyai pH hampir netral 5
dimana pH netral = 7 agar laju korosinya relative rendah, sehingga fasilitas produksi
tidak cepat terkorosi, selain itu hendaknya kecenderungan fluida membentuk skala
yang relative rendah.
Resevoirnya tidak terlalu dalam, biasanya tidak lebih dari 3 km.
Sumber daya panas bumi terdapat di daerah yang relative tidak sulit dicapai.
Sumber daya panas bumi terletak di daerah dengan kemungkinan terjadinya erupsi
hidrotermal yang relative rendah. Proses produksi fluida panas bumi dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya erupsi hidrotermal.
Secara singkat cara kerja pembangkit listrik panas bumi ialah pada daerah yang
berprospek menghasilkan panas bumi, dibuat sumur pemboran. Dari sumur-sumur
produksi ini akan menghasilkan uap. Uap selanjutnya akan dialirkan menuju separator
untuk memisahkan uap dengan air. Umumnya lapangan panas bumi ini menghasilkan
fluida dua fasa, yaitu uap dan air. Setelah bersih, uap ini akan dialirkan ke turbin, turbin
selanjutnya akan memutar generator. Dan generator inilah yang akan mengubah energi
kinetik menjadi energi listrik.
Uap yang keluar dari turbin selanjutnya akan masuk ke kondensator untuk
dikondensasikan. Uap akan berubah wujudnya menjadi cair yang disebut dengan
kondensat. Kondensat ini kemudian dialirkan ke menara pendingin untuk mendinginkan
suhunya. Lalu air yang sudah relatif dingin ini diinjeksikan kembali ke dalam bumi
melalui sumur injeksi. Inilah yang menjadikan energi panas bumi sebagai energi yang
berkelanjutan.
Dampak negatif pemanfaatan energi panas bumi terhadap lingkungan bisa dikatakan
nol. Tidak ada emisi karbon, tidak ada hujan asam. Sehingga menjadikan panas bumi
sebagai sumber energi yang ramah lingkungan.
c) Efisiensi Geothermal
Efisiensi termal energi panas bumi bisa dibilang rendah, karena hanya berkisar 10-23%.
Ini dikarenakan cairan panas bumi tidak mencapai suhu tinggi dari boiler. Hukum-
hukum termodinamika membatasi efisiensi mesin panas dalam mengeluarkan energi
yang bermanfaat. Sisa panas yang terbuang, kecuali dapat digunakan secara langsung,
tanpa perlu mengonversikan energi panas ke bentuk lain, dan lokal, misalnya rumah
kaca, kayu pabrik, dan pemanasan distrik.
d) Efektivitas Geothermal
Panas Bumi memiliki tanah minimal dan persyaratan air tawar. Panas bumi tanaman
menggunakan 3,5 kilometer persegi (1,4 sq mi) per gigawatt produksi listrik (bukan
kapasitas) versus 32 dan 12 kilometer persegi (4,6 sq mi) untuk fasilitas batubara dan
angin masing-masing. Mereka menggunakan 20 liter (5.3 US gal) air tawar per h-MW
versus lebih dari 1.000 liter (260 US gal) per jam-MW untuk nuklir, batubara, atau
minyak.
Perkiraan potensi pembangkit listrik energi panas bumi bervariasi enam kali lipat,
0,035-2 TW tergantung pada skala investasi. Upper estimasi sumber daya panas bumi
mengasumsi sumur panas bumi sedalam 10 km (6 mil), sedangkan sumur panas bumi yang
ada jarang lebih dari 3 km (2 mil). Penelitian yang paling baik di dunia adalah bor
superdeep Kola dengan kedalaman 12 km (7 mil). Catatan ini baru ditiru oleh sumur
minyak komersial, seperti Exxon Z-12 di lapangan the Chayvo, Sakhalin.
e) Kelebihan Geothermal
Tidak ada limbah (efek samping) yang berbahaya bagi lingkungan
Dapat mengurangi polusi dari penggunaan bahan bakar fosil (efek Rumah Kaca)
Hanya ada sedikit pemeliharaan
Tidak memiliki masalah intermitten (tidak kontinyu) seperti halnya energi matahari
dan angin.
Menyediakan tenaga listrik yang andal dengan pembangkit yang tidak memakan
tempat
Terbarui dan berkesinambungan
Memberikan keuntungan ekonomi secara lokal
Dapat dikontrol secara jarak jauh
f) Kekurangan Geothermal
Air/cairan yang bersumber dari energi geothermal bersifat korosif.
Pada suhu relative rendah, sesuai hokum termodinamika, efisiensi system menurun.
Pembangunan pembangkit listrik geothermal juga mempengaruhi kestabilan tanah di
area sekitarnya
Pembangkit listrik yang memanfaatkan energi geothermal dengan tipe dry steam dan
flash steam melepaskan emisi karbon dioksida, nitrit oksida, dan sulfur meski dalam
jumlah yang sangat kecil.
Air yang bersumber dari geothermal juga berbahaya bagi makhluk hidup jika dibuang
ke sungai karena mengandung bahan-bahan berbahaya seperti merkuri, arsenic,
antimony, dan sebagainya.