Anda di halaman 1dari 26

Laporan Praktikum Dosen Pembimbing

Operasi Teknik Kimia II Cory Dian Alfarisi, MT

HIDRONIMIKA KOLOM JEJAL

Disusun Oleh :

Kelompok V

1. Muhammad Akbar 2007034769


2. Agus Parlindungan Pasaribu 2007035935
3. Chantika Maharani 2007036668
4. Alya Az Zahra 2007036175

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2022
ABSTRAK

Hidrodinamika adalah ilmu yang mempelajari fluida yang mengalir. Kolom jejal
adalah suatu menara isian yang terdiri dari kolom yang dilengkapi dudukan
unggun berbentuk pelat perforasi atau grid pada bagian bawah kolom. Tujuan
percobaan adalah untuk menentukan perbedaan tekanan udara melewati kolom
kering sebagai fungsi laju alir udara dan menguji perbedaan tekanan udara yang
melewati kolom basah sebagai fungsi laju alir udara terhadap perbedaan laju
alir air dalam kolom. Pada percobaan dilakukan variasi laju alir udara sebesar
50, 55, 60, 65, 70, 75, 80, dan 100 liter/menit , sedangkan untuk perbedaan
tekanan sebesar 3, 1, 1, 1, 1, 1, 1, dan 1 mmH 2O. Pressure drop tertinggi terjadi
pada laju alir udara 100 l/menit sebesar 8 mmH 2O sedangkan pressure drop
terendah terjadi pada laju alir udara 50 l/menit terjadi penurunan tekanan
sebesar 3 mmH2O. Kenaikan pressure drop atau penurunan tekanan (mmH2O)
disebabkan karena fluida yang melewati partikel unggun diam di dalam kolom,
maka aliran tersebut memberikan daya seret (drag force) pada partikel dan
menimbulkan penurunan tekanan sepanjang unggun. Dari percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa Semakin tinggi laju alir udara, maka semakin tinggi pula
penurunan tekanannya.

Kata Kunci : floading, kolom jejal, laju alir fluida, laju alir udara, pressure
drop.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan hidrodinamika kolom jejal ini adalah :
1. Mengoperasikan peralatan hidrodinamika kolom jejal.
2. Mengidentifikasi terjadinya floading point.
3. Mendemontrasikan percobaan penurunan tekanan kolom kering.
4. Mendemontrasikan percobaan penurunan tekanan udara dan aliran air.
5. Membuat kurva perbedaan tekanan sebagai fungsi laju alir udara pada kertas
grafik log-log dan menyatakan hubungan antara kedua variable tersebut.
6. Membuat kurva perbedaan tekanan sebagai fungsi laju alir udara dan laju alir
air pada kertas log-log.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Hidrodinamika Kolom Jejal
Kata hidrodinamika pertama dikenalkan oleh Daniel Bernoulli pada tahun
1700-1783 untuk mengenalkan dua macam ilmu hidrostatik dan hidraulik. Beliau
mengeluarkan teori yang terkenal dengan nama teori Bernoulli. Hidrodinamika
adalah ilmu yang mempelajari fluida yang mengalir. Fluida adalah zat yang dapat
mengalir, yang terdiri dari zat cair dan gas. Hidrodinamika juga dapat
didefinisikan sebagai penelitian mengenai zat cair yang mengalir
meliputi tekanan, kecepatan aliran, lapisan-lapisan zat yang melakukan
gesekan. Bernoulli telah berhasil merumuskan rumus dengan persyaratan-
persyaratan atau pendekatan khusus yaitu (Arnan, 2014) :
1. Zat cair tanpa adanya geseran dalam  (cairan tidak viskos).
2. Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berubah) dalam hal kecepatan,
arah maupun besarnya (selalu Konstan).
3. Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tertentu.
4. Zat cair tidak termampatkan (incompresible) melalui sebuah pembuluh
dan mengalir sejumlah cairan yang sama besarnya (continuitas).
Suatu kolom jejal secara garis besar terdiri dari kolom yang dilengkapi
dudukan unggun berbentuk pelat perforasi atau grid pada bagian bawah kolom.
Pada dudukan ini diletakkan unggun jejalan (packing) yang berfungsi
menyediakan antar muka kontak gas-cair yang memadai. Unggun jejalan dapat
tersusun dari jejalan yang dijejalkan secara acak atau diletakkan menurut aturan
tertentu. (leva, 1953 dalam laporan Winarno (2016)).
1.2.2 Menara Isian (Tower Packing)
Salah satu alat yang digunakan dalam beberapa operasi yaitu menara isian.
Peranti ini terdiri dari sebuah kolom yang berbentuk silinder atau menara yang
dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah.
Pemasukan zat cair dan distributornya pada bagian atas, sedangkan pengeluaran
gas dan zat cair masing-masing di atas dan di bawah, serta suatu massa bentukan
zat padat tak aktif (inert) di atas penyangganya, bentukan ini disebut menara isian
(tower packing). (McCabe, 1993).
Jenis-jenis isian menara yang diciptakan oleh orang banyak sekali
macamnya, tetapi ada beberapa jenis yang lazim dipakai.Isian menara ini terbagi
menjadi dua jenis yaitu yang diisikan dengan mencurahkannya secara acak ke
dalam menara, dan yang disusunkan ke dalam menara dengan tanga.Isian curah
terdiri dari satuan-satuan dengan dimensi utama ¼ sampai 3 in.Dimana isian yang
ukurannya kurang dari 1 in, terutama dipakai dalam kolom-kolom laboratorium
atau instalasi percontohan.Satuan-satuan menara yang disusun dengan tangan
biasanya mempunyai ukuran antara 2 sampai kira-kira 8 in. Persyaratan pokok
yang diperlukan untuk menara isian adalah (McCabe, 1993) :
1. Harus tidak bereaksi (kimia) dengan fluida di dalam kolom
2. Harus kuat, tetapi tidak terlalu berat
3. Harus mengandung cukup banyak laluan untuk ke dua arus tanpa terlalu
banyak zat cair yang terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan
terlalu tinggi
4. Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair dan
gas
5. Harus tidak terlalu mahal
1.2.3 Penurunan Tekanan
Aliran gas dan cairan yang melalui unggun tetap dalam kolom
akanmengalami penurunan tekanan (pressure drop) baik yang searah maupun
berlawanan arah. Umumnya fasa gas akan mengalami penurunan tekanan bila
melalui unguun dengan isian tak beraturan. Penurunan tekanan tersebut akan
dipengaruhi oleh laju alir gas dan cairan. Hubungan tersebut dapat dilihat pada
gambar 1.2 berikut yang menunjukkan bahwa kurva yang menyatakan hubungan
antara laju alir gas dan penurunan tekanan dengan bahan pengisi kering akan
berupa garis lurus dengan kemiringan sekiltar 1,8 sampai 2,0 (Ghozali, 1996).
Untuk laju alir gas yang konstan atau tertentu, peningkatan penuruna
tekanan gas sebanding dengan kenaikan laju alir cairan.Ruang kosong antar bahan
pengisi diisi oleh cairan yang berkontak dengan gas.Bila laju alir cairan makin
meningkat, cairan yang berada di dalam ruangan juga meningkat. Jumlah cairan
tang terdapat di dalam kolom disebut hold-up. Peningkatan laju alir cairan akan
mengarah pada pengumpulan cairan pada bagian atas kolom. Peristiwa ini
dinamakan flooding. Operasi kolom pada titik flooding menyebabkan
perpindahan massa tidak terjadi. Operasi kolom harus pada titik flooding, yaitu
titik awal pembelokan kurva.Pendekatan tersbut kurang memiliki dasar ilmiah
yang kuat dan titik flooding merupakan batas yang harus diperhatikan dalam
operasi kolom (Ghozali, 1996).
1.2.4 Menentukan Karakteristik Penurunan Tekanan Kolom
Data mentah yang diperlukan adalah pembacaan manometer pengukur laju
alir cairan dan gas serta pembacaan manometer pengukur penurunan tekanan
unggun. Rentang data didapatkan dengan memvariasikan laju laju alir udara atau
laju alir cairan. Dengan memanfaatkan kurva kalibrasi yang sesuai dan data
dimensi kolom, pembacaan manometer penunjuk laju alir gas dan manometer
penunjuk laju alir cairan dapat dikonversikan menjadi data laju alir massa
(superficial) gas dan cairan (Riduansyah, 2010).
1.2.5 Manometer
Manometer adalah suatu piranti yang sangat penting berfungsinya adalah
mengukur perbedaan tekanan. Andaikan bahwa bagian yang diarsir pada tabung U
diisi dengan zat cair A yang densitasnya ρ A. Dan bahwa lengan tabung U di atas
zat cair diisi dengan fluida B yang densitasnya ρA.Fluida B tidak dapat bercampur
dengan zat cair A dan lebih ringan dari A. Biasanya fluida B adalah gas seperti
udara atau nitrogen (McCabe, 1993).
BAB II

METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan hidrodinamika kolom jejal adalah
satu set alat kolom jejal dan bahan-bahan yang digunakan adalah air.

2.2 Gambar Alat Hidrodinamika Kolom Jejal

2.3 Prosedur Percobaan

2.3.1 Penurunan Tekanan Kolom Kering


1. Hidupkan alat dengan mencolokkan kabel ke saklar
2. Bersihkan kolom dengan laju udara terbesar, agar air yang ada di
dalam packing hilang semua.
3. Set laju alir udara pada 50 liter/min.
4. Selanjutnya baca perbedaan tekanan pada manometer atas dan
manometer bawah.
5. Ukur perbedaan tekanan udara sepanjang kolom sebagai fungsi laju
alir udara dengan variasi laju alir yang berbeda yaitu 50, 55, 60, 65
70, 75, 75, 80, 100, liter/menit.

2.3.2 Penurunan Tekanan Udara dan Aliran Air


1 Mengisi tangki penampung air dengan air tirisan sampai ⁄ -
bagian.
2 Hidupkan pompa untuk mengisi kolom.
3 Atur laju alir air 1 liter/min.
4 Hidupkan kompresor untuk mengalirkan udara dengan kecepatan 20
liter/min.
5 Ukur perbedaan tekanan pada manometer atasa dan manometer bawah.
6 Ukur perbedaan tekanan udara sepanjang kolom sebagai fungsi laju
alir udara dengan variasi laju alir udara yang berbeda yaitu
20,40,60,80,100 liter/menit.
7 Lakukan kembali percobaan dengan variasi laju alir air 0 ; 1 ; 2 ; 2,5 ;
4,5 L/min.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan

Tabel 3.1 Penurunan Tekanan Kolom Kering

Laju Alir Udara ΔP (mmH2O)


No
( Liter/menit ) (ft3 / detik )
T1 T2
1
50 0.0294 0 3
2
55 0.0323 2 3
3
60 0.0353 2 3
4
65 0.0382 2 3
5
70 0.0412 3 4
6
75 0.0441 3 4
7
80 0.047 4 5
8
100 0.0588 7 8

3.1.1 Penurunan Tekanan Udara Dan Air ( Kolom Basah )

Laju Alir Laju Alir


ΔP (mmH2O)
H2O Udara
Manometer Manometer
Liter/menit (ft3/s) Liter/menit (ft3/s)
bawah Atas

20 0.0118 1 2
30 0.0176 1 2
40 0.0235 0 1
50 0.0294 1 2
0 0 60 0.0353 1 2
70 0.0412 1 5
80 0.0471 1 5
90 0.0529 1 6
100 0.0589 6 14
120 0.0706 13 15
140 0.0824 15 18
20 0.0118 2 2
30 0.0176 1 1
40 0.0235 1 1
50 0.0294 1 2
1 0.000589 60 0.0353 1 3
70 0.0412 1 5
80 0.0471 1 6
90 0.0529 1 9
100 0.0589 11 12
120 0.0706 10 15
140 0.0824 18 22
20 0.0118 2 2
30 0.0176 0 1
40 0.0235 1 1
50 0.0294 2 2
2 0.00118 60 0.0353 2 5
70 0.0412 1 7
80 0.0471 2 10
90 0.0529 1 13
100 0.0589 15 15
120 0.0706 19 26
140 0.0824 32 36
20 0.0118 1 1
30 0.0176 1 2
40 0.0235 1 1
50 0.0294 2 2
60 0.0353 1 3
2.5 0.00147 70 0.0412 1 9
80 0.0471 2 15
90 0.0529 5 16
100 0.0589 16 18
120 0.0706 24 28
140 0.0824 39 41
20 0.0118 1 1
30 0.0176 1 2
40 0.0235 1 1
50 0.0294 2 4
3.5 0.00206 60 0.0353 1 6
70 0.0412 1 11
80 0.0471 2 15
90 0.0529 32 32
100 0.0589 35 45
120 0.0706 49 94
140 0.0824 90 100
20 0.0118 1 1
30 0.0176 1 1
40 0.0235 1 1
50 0.0294 2 4
60 0.0353 1 11
4 0.00235 70 0.0412 1 15
80 0.0471 1 20
90 0.0529 34 35
100 0.0589 37 34
120 0.0706 112 130
140 0.0824 120 150
20 0.0118 1 1
30 0.0176 1 1
40 0.0235 1 2
50 0.0294 2 5
4.5 0.00265 60 0.0353 1 11
70 0.0412 1 15
80 0.0471 1 22
90 0.0529 49 50
100 0.0589 73 83
120 0.0706 140 150
140 0.0824 142 150
3.2 Pembahasan
3.2.1 Penurunan Tekanan pada Kolom Kering
Hubungan antara laju alir udara terhadap pressure drop
perhitungan dan pressure drop percobaan pada kolom kering dapat dilihat
pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2.
0.0006

0.0005
Pressure Drop(mmH2O)

0.0004

0.0003

0.0002

0.0001

0
0.0294 0.0323 0.0353 0.0382 0.0412 0.0441 0.047 0.0588
Laju Alir(liter/menit)

Gambar 3.1 Grafik Hubungan Pressure Drop Perhitungan


(mmH2O) Dengan Laju Alir Udara (ft3/detik) Pada Kolom Kering

9
8
Pressure Drop(mmH2O)

7
6
5
4
T1
3 T2
2
1
0
50 55 60 65 70 75 80 100
Laju Alir(liter/menit)

Gambar 3.2 Grafik Hubungan Pressure Drop Percobaan


(mmH2O) Dengan Laju Alir Udara (ft3/detik) Untuk Kolom Atas
Dan Kolom Bawah Pada Kolom Kering.
Berdasarkan Gambar 3.1 menunjukkan hubungan antara laju alir
udara terhadap penurunan tekanan perhitungan (mmH2O) didalam kolom
kering. Semakin tinggi laju alir udara, semakin tinggi pula pressure drop atau
penurunan tekananyang dihasilkan. Pada laju alir udara 0,0294 ft3/s terjadi
penurunan tekanansebesar 0,000387 mmH2O dan terus mengalami kenaikan
pressure drop sampai pada laju alir 0,0588 ft 3/s sebesar 0,000569 mmH2O.
Hal ini menunjukkan semakin besar laju alir udara maka semakin besar pula
penurunan tekanan yang terjadi di dalam kolom. Kenaikan pressure dropatau
penurunan tekanan (mmH2O) disebabkan karena fluida yang melewati
partikel unggun diam di dalam kolom, maka aliran tersebut memberikan daya
seret (drag force) pada partikel dan menimbulkan penurunan tekanan
sepanjang unggun.
Pada Gambar 3.2 menunjukkan hubungan antara laju alir udara
terhadap penurunan tekanan percobaan (mmH2O) didalam kolom kering.
Penurunan tekanan pada kolom atas dan kolom bawah sama-sama mengalami
kenaikan. Pada kolom atas nilai terendah terletak pada laju alir udara 0,0294
/detik yaitu sebesar 0 mmH2O dan nilai tertingginya pada laju alir 0,0588 ft3/s
yaitu sebesar 7 mmH2O. Pada kolom bawah nilai terendah terletak pada
laju alir udara 0,0294 ft3/s yaitu 4 mmH2O dan nilai tertinggi pada laju
alir 0,0588 ft3/s yaitu 8 mmH2O. Pada percobaan pressure drop yang
dihasilkan semakin meningkat, ini telah sesuai dengan teori bahwa semakin
tinggi laju alir udara, maka pressure drop yang akan di hasilkan akan
semakin besar pula. Pressure drop yang dihasilkan disebabkan oleh udara
yang masuk dari bawah belum stabil dan tidak adanya pendistribusian air
didalam menara sehingga udara tertahan oleh partikel unggun. Dari hasil
percobaan dapat di simpulkan semakin tinggi laju alir udara maka penurunan
tekanan juga semakin tinggi
3.2.2 Penurunan Tekanan Pada Kolom Basah
Hubungan antara laju alir udara terhadap pressure drop pada kolom
basah untuk kolom atas dan bawah dapat disajikan Gambar 3.2 dan Gambar
3.3

160
Pressurre Drop (mmH2O)

140
120
100 Laju alir air 0 ft3/s Laju alir air
80 0.000589 ft3/s
60 Laju alir air Laju alir air
40 0.00118 ft3/s 0.00147 ft3/s
20 Laju alir air Laju alir air
0 0.00206 ft3/s 0.00235 ft3/s
18 Laju alir air
.01 0.00265 ft3/s
0
Laju Alir Udara (ft3/s)

Gambar 3.3 Grafik hubungan antara laju alir udara ( /detik) terhadap
pressure drop(mmH2O) pada kolom basah untuk kolom bawah.

Berdasarkan Gambar 3.3 penurunan tekanan pada kolom bawah akan


semakin meningkat diikuti dengan meningkatnya laju alir air dan laju alir
udaranya. Untuk nilai terendah terdapat pada semua laju alir air dari 0 ft3/s
yaitu sebesar 0 mmH2O dengan laju alir udara 0,0235 ft3/s. Sedangkan untuk
nilai tertinggi terdapat pada laju alir air 0,00265 ft3/s yaitu sebesar 142
mmH2O dengan laju alir udara 0,0824 ft3/s.
160

Pressurre Drop (mmH2O)


120
Laju alir air 0 ft3/s Laju alir air
80 0.000589 ft3/s
Laju alir air Laju alir air
40
0.00118 ft3/s 0.00147 ft3/s
0 Laju alir air Laju alir air
8 0.00206 ft3/s 0.00235 ft3/s
011
0. Laju alir air 000265
ft3/s
Laju Alir Udara (ft3/s)

Gambar 3.4 Grafik hubungan antara laju alir udara ( /detik) terhadap
pressure drop (mmH2O) pada kolom basah untuk kolom atas

Berdasarkan Gambar 3.3 penurunan tekanan pada kolom atas semakin


meningkat diikuti dengan meningkatnya laju alir air dan laju alir udaranya,
tetapi pada laju alir udara tertentu, diperoleh hasil yang sama dengan laju
udara sebelumnya atau sesudahnya. Untuk nilai terendah terdapat pada laju
alir air 0 ft3/s yaitu sebesar 1 mmH2O dengan laju alir udara 0,0235 ft3/s.
Sedangkan untuk nilai tertinggi terdapat pada laju alir air 0,00265 ft3/s yaitu
sebesar 150 mmH2O dengan laju alir udara 0,0824 ft3/s.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah :
1. Semakin tinggi laju alir udara, maka semakin tinggi pula penurunan
tekanannya.
2. Pressure drop tertinggi terjadi pada laju alir udara 100 l/menit sebesar 8
mmH2O sedangkan pressure drop terendah terjadi pada laju alir udara 50
l/menit terjadi penurunan tekanan sebesar 3 mmH2O.
3. Kenaikan pressure drop atau penurunan tekanan (mmH2O) disebabkan
karena fluida yang melewati partikel unggun diam di dalam kolom, maka
aliran tersebut memberikan daya seret (drag force) pada partikel dan
menimbulkan penurunan tekanan sepanjang unggun.
4.2 Saran
1. Sebaiknya untuk pratikum selanjutnya pratikan diharapkan berhati hati
dalam mengatur laju alir air
DAFTAR PUSTAKA

Arnan, J. H., Lina K., Mulya K., dan Nadia N. U. 2016. Hidrodinamika Kolom
Jejal. Laboratorium Instruksional Dasar Proses Dan Operasional Pabrik
Program Studi D-III Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Riau. Pekanbaru.

Ghozali, M., Retno, I., dan Harita. 1996. Operasi Teknik Kimia. Pusat
Pengembangan Pendidikan Politeknik Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bandung.
Leva, M..1935 dalam laporan Winarno, T., Hutari A., Ganda Putra P. L. T.
(2018).Hidrodinamika Kolom Jejal. Laboratorium Instruksional Dasar
Proses Dan Operasional Pabrik Program Studi D-III Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Riau. Pekanbaru.

McCabe. W.L, J.C. Smith dan P. Harriot. 1993. Unit Operations of Chemical
Engineering, Edisi 4 Jilid 2.McGraw-Hill. New York.
Riduansyah, R., Liza O S., Mulya K., dan Miftakhul F. 2012. Hidrodinamika
Kolom Jejal. Laboratorium Instruksional Dasar Proses Dan Operasional
Pabrik Program Studi D-III Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Riau. Pekanbaru.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
1. KOLOM KERING
Data Parameter Yang Diketahui

Diameter Kolom (D) : 0,295276 ft


Jari-jari Kolom : 0,1247638 ft
Tinggi kolom (∆L) : 52 cm = 1, 70604 ft
Diameter Partikel (Dp) : 1 cm = 0,0328084
Jari-jari Partikel (r) :0,0164042 ft
Tinggi partikel (hp) : 1 cm = 0,0328084 ft
Viskositas udara (µ) : 1,983 x 10-5 Kg/m3 = 1,3325 x 10-5 lb/ft.s
Densitas udara : 1,2 kg/m3 = 0,0749136 lb/ft3
Volume partikel−volume kolom
ɛ=[ ]
volume kolom
volume partikel : π2 t
volume partikel :3,14 x (0,0164042 ft)2 x 0,0328084 ft
volume partikel : 2,7722 x 10-5 ft3
volume kolom : π2 t
volume kolom : 3,14 x (0,147638 ft)2 x 1,70604 ft
volume kolom : 0,11676566 ft3
Maka,
2,7722 x 10−5 ftᵌ−0,11676566 ftᵌ
ɛ=[ ]
0,11676566 ftᵌ
ɛ = 0,99
porositas unggun (ɛ) : 0,99
nilai (∆P) Perhitungan :
 Laju alir udara 50 liter/menit
150 µ ∆ L (1−ɛ) ² 1,75 ρ(V ´)² ∆ L 1−ɛ
∆P = +
Dp ² ɛ² Dp ɛᵌ
−5
10
150 1,3325 x ft . s 1,70604 ft 1−0 , 99²
ft +
∆ P= 0,99 ᵌ
(0,0328084 ft )²
1,750,0749136 lb / ftᵌ ( 0,0294 ftᵌ /s )2 1,70604 ft 1−0,99
0,0328084 0,99 ᵌ
∆P =0,000387 mmH2O
Lakukan hal yang sama pada perhitungan selanjutnya.

2. KOLOM BASAH

G y 2 Fpµᴼ ´ ¹
Mencari nilai
gc ( px− py)

Densitas air (px) : 0,998 x 103 kg/m² = 62,428 lb/ft3

Densitas udara (py) : 1,2 kg/m² = 0,0749136 lb/ft3

Viskositas air ¿) : 1x10⁻3 N s/m² = 0,6719689 lb/ft.s

gc : 32,174 ft.lb/lbf.s

Luaspermukaan (A) : 0,06844251 ft2

Packing factor (Fp) : 66,4

L 2,2046 1 menit 1
Gx :1 x x x
Menit 1 liter 60 second 0,06844251 ft ²

: 0,5368 lb/ft²s

L 2,2046 1 menit 1
Gy : 15 x x x
Menit 1 liter 60 second 0,06844251 ft ²

: 8,0527lb/ft²s

( )
2
lb
8,0527 2 . s x 66,4 x 0,6719689lb / ft . s ᴼ´ ¹
G y 2 Fpµᴼ ´ ¹ ft
=
gc ( px− py) ft lb lb 0,0749136 lb
32,174 f x ( 62,428 ) −
lbf . s ftᵌ ftᵌ

= 2,0626

Mencari nilai
Gx
Gy √ px
px− py

√ √
Gx 0,5368lb / ft ² s 62,428lb / ftᵌ
px =
Gy 8,0527 lb/ft . s lb lb
px− py 62,428 −0,0749136
ftᵌ ftᵌ

= 0,0667
LAMPIRAN B

DOKUMENTASI

Gambar B.1 Gambar B.2


alat mengatur
hidrodinami lajur alir air
ka kolom dan laju alir
pejal udara

Anda mungkin juga menyukai