Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN SEMINAR

PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL


DRYING
(D-1)

Disusun oleh
Khairunnisa Faza Nisrina (121170086)
Bagas Fauzan Heru Pratama (121170091)
Eunike Vanesa Dewi (121170097)

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

Disusun oleh

Khairunnisa Faza Nisrina (121170086)


Bagas Fauzan Heru Pratama (121170091)
Eunike Vanesa Dewi (121170097)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga l a p o r a n seminar Praktikum Pemisahan Difusional yang
berjudul “Drying” dapat penyusun selesaikan. Laporan seminar ini disusun untuk
memenuhi tugas Praktikum Pemisahan Difusional.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Danang Jaya, MT selaku Kepala Laboratorium Praktikum Dasar Teknik
Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta
2. Petugas Laboratorium Praktikum Dasar Teknik Kimia UPN “Veteran”
Yogyakarta yang telah menyediakan alat dan bahan
3. Isnani Nur Pratiwi selaku asisten pembimbing
4. Teman-teman sesama praktikan
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan seminar ini masih
banyak terdapat kekurangan, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga l a p o r a n seminar ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang membaca laporan seminar ini.

Yogyakarta, 19 Mei 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. v
DAFTAR TABEL........................................................................................ vii
DAFTAR ARTI LAMBANG ..................................................................... viii
INTISARI..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Percobaan.................................................................... 1
I.2 Tujuan Percobaan.................................................................................. 2
I.3 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 3
I.4 Hipotesa .......................................................................................... 9
BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan ......................................................................... 10
2.1.1 Alat ........................................................................................
2.1.2 Bahan............................................................................................ 10
2.2 Rangkaian Alat Drying .................................................................. 10
2.3 Cara Kerja ...................................................................................... 11
2.4 Bagan Alir ................................................................................ 11
2.5 Analisa Perhitungan ............................................................................. 12
BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Percobaan.................................................................................... 13
3.2 Pembahasan .......................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 23
4.2 Kritik dan Saran ............................................................................. 24
4.2.1 Kritik ............................................................................................ 24
4.2.2 Saran ................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alat pengering cawan ..................................................................... 3


Gambar 1.2 Alat pengering fluids bed................................................................... 3
Gambar 1.3 Alat pengering oven .......................................................................... 4
Gambar 1.4 Alat pengering rotary dryer .............................................................. 4
Gambar 1.5 Alat pengering terowongan ............................................................... 5
Gambar 1.6 Alat pengering cawan ............................................................... 5
Gambar 1.7 Alat pengering drum ............................................................. 5
Gambar 1.8 Alat pengering rak hampa ......................................................... 6
Gambar 1.9 Alat pengering vakum.......................................................................... 6
Gambar 1.10 Kurva hubungan antara kadar air (x) dengan waktu (t) ......... 7
Gambar 1.11 Kurva hubungan antara kecepatan pengeringan (R) ............... 8
Gambar 1.12 Kurva hubungan antara kecepatan pengeringan dengan
waktu pengeringan ......................................................................... 9
Gambar 2.1 Rangkaian Alat Drying .............................................................. 10
Gambar 3.1 Hubungan antara kecepatan pengeringan (R) terhadap waktu
pengeringan (t) pada silinder berlubang kotak ......................... 16
Gambar 3.2 Hubungan antara kecepatan pengeringan (R) terhadap waktu
pengeringan (t) pada bola pejal..................................................... 16
Gambar 3.3 Hubungan antara kecepatan pengeringan (R) terhadap waktu
pengeringan (t) pada silinder pejal ............................................... 17
Gambar 3.4 Hubungan antara kadar air (X)terhadap kecepatan pengeringan
(R) pada silinder berlubang kotak ................................................ 15
Gambar 3.5 Hubungan antara kadar air (X) terhadap kecepatan pengeringan
(R) pada bola pejal .......................................................................... 18
Gambar 3.6 Hubungan antara kadar air (X) terhadap kecepatan pengeringan
(R) pada silinder pejal.................................................................... 19
Gambar 3.7 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kadar air
dalam bahan (X) pada silinder berlubang kotak ......................... 20

v
Gambar 3.8 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kadar air
dalam bahan (X) pada bola pejal................................................ 20
Gambar 3.9 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kadar air
dalam bahan (X) pada silinder pejal ............................................. 21

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data waktu dan berat pengeringan silinder berlubang kotak ........ 13
Tabel 3.2 Data waktu dan berat pengeringan bola pejal .................................. 14
Tabel 3.3 Data waktu dan berat pengeringan silinder pejal ............................. 15
Tabel 3.4 Hubungan luas permukaan (A) dengan KG ................................... 22

vii
DAFTAR ARTI LAMBANG

Wn = Berat bahan sebelum dikeringkan (gr)


Wn+1 = Berat bahan setelah dikeringkan (gr)
A = Luas permukaan aktif bahan (cm2)
t = Selang waktu (menit)
W = Berat kering (gr)
R = Kecepatan pengeringan (gr/cm2 menit)
Pai = Tekanan jenuh pada Twet (gr/cm2)
Pa = Tekanan uap jenuh (gr/cm2)
Ya = Molal humidity
Pt =
= Tekanan total (atm)
KG = Konstanta kecepatan pengeringan (menit)-1
D = Diameter (cm)
L = Tinggi silinder (cm)
X = Kadar air (%)

viii
INTISARI

Dalam berbagai industri, untuk menghasilkan suatu produk yang mempunyai


kandungan air sesuai dengan yang diinginkan, maka salah satu cara yang sering digunakan
adalah pengeringan (Drying).
Pengeringan adalah transfer massa dari fase cair ke fase gas pada bahan padat
basah. Biasanya operasi pengeringan merupakan langkah akhir dari sejumlah operasi.
Percobaan dilakukan dengan menimbang bahan basah (Wn) kemudian dimasukkan ke
dalam oven dengan suhu 80°C selama dua menit, bahan diambil kemudian ditimbang (Wn+1),
kemudian mencatat Twet, Tdry, Toven. Cara ini dilakukan berulang kali sampai diperoleh
berat konstan (Wd) dari sampel yang berupa kayu berbentuk silinder berlubang kotak, bola
pejal, dan silinder pejal. Didapatkan persamaan untuk hubungan waktu pengeringan (t) dan
kadar air (X) pada silinder berlubang kotak y= 1,8833lnx + 7,4110, bola pejal y= -0,8358lnx
+ 2,4425, silinder pejal y= -2,0911lnx + 6,5880. Hubungan antara kecepatan pengeringan
(R) dengan kadar air (X) silinder berlubang kotak y= 0,0003x + 0,00065, bola pejal y=-
0,0008x + 0,0011 silinder pejal y= 0,0004x + 0,00109. Hubungan antara waktu
pengeringan(t) dengan kecepatan pengeringan (R) silinder berlubang kotak y= -0,0005lnx +
0,002584, bola pejal y=-0,0007lnx + 0,00316 , silinder pejal y= -0,0008lnx + 0,003737.
Konstanta kecepetan pengeringan (KG) diperoleh silinder berlubang kotak y= 8,4769 x 10-5
/menit, bola pejal y= 1,9187 x 10-3 /menit, silinder pejal y= 5,4159 x 10-4 /menit.

Kata Kunci : drying, transfer massa, Twet, Tdry, driving force

ix
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pengeringan zat padat merupakan operasi teknik kimia yang paling
sering dijumpai di industri, terutama pada industri bahan makanan. Pada
industri bahan pangan pengeringan dengan suhu rendah biasanya
diaplikasikan pada bahan pangan yang peka terhadap panas sehingga bahan
makanan itu tetap utuh dan tidak rusak.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas
perkembangan mikroorganisme terhambat sehingga bahan yang dikeringkan
memiliki waktu simpan yang lebih lama. Dalam mempelajari proses
pengeringan,perlu diperhatikan beberapa hal yang dianggap sebagai suatu
kesatuan yaitu variasi bentuk dan ukuran bahan, jenis bahan serta metode
pemberian kalor yang dibutuhkan untuk penguapan, dari hal tersebut
ditentukan kondisi fisik bahan dan operasi.
Proses pengeringan dilakukan dengan cara penguapan air. Cara tersebut
dilakukan dengan mengalirkan udara panas di sekeliling bahan sehingga
tekanan uap air bahan lebih besar daripada tekanan uap air di udara. Perbedaan
tekanan ini yang menyebabkan perpindahan uap dari bahan ke udara.
Kemampuan udara membawa uap air semakin besar apabila perbedaan
kelembaban udara dan bahan semakin besar. Salah satu faktor yang
mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan udara yang mengalir.
Pertimbangan utama dalam pemilihan alat pengeringan yaitu kemudahan
operasi dan kemampuan menghasilkan produk yang dikehendaki dalam
bentuk dan kecepatan yang diperlukan. Pemilihan yang tepat akan mampu
menekan biaya operasional pengeringan. Pengeringan biasanya merupakan
langkah terakhir dari sederetan operasi.

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
1
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

I.2. Tujuan Percobaan


a. Menentukan hubungan antara kadar air dalam bahan dengan waktu
pengeringan ( X vs t)
b. Menentukan hubungan antara kecepatan pengeringan dengan waktu
pengeringan (R vs t)
c. Menentukan hubungan antara kecepatan pengeringan dengan kandungan
air dalam bahan (R vs X)
d. Menentukan koefisien kecepatan pengeringan (Kc)

1.3 Tinjauan Pustaka


Transfer massa adalah gerakan molekul-molekul atau elemen fluida yang
disebabkan karena adanya suatu gaya pendorong. Beda konsentrasi merupakan
gaya pendorong dalam proses transfer massa. (Hardjono, 1989).
Bila suatu zat dikontakkan dengan udara yang kelembabannya lebih rendah
dari kandungan kebasahan zat padat, zat padat akan melepaskan sebagian dari
kebasahan dan mengering sampai seimbang dengan udara. Bila udara lebih
lembab dari zat padat yang berada dalam keseimbangan dengan udara, zat
padat akan menyerap kebasahan dari udara sehingga tercapai keseimbangan.
Pengeringan (drying) zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau
zat cair lain dari bahan padat sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di
dalam bahan padat itu sampai suatu nilai terendah yang dapat diterima (Mc.
Cabe, 1993).
Pengeringan merupakan suatu cara mengurangi kandungan air suatu bahan
dengan jalan memasukkannya kedalam alat pengering atau oven sehingga
terjadi penguapan dari zat cair yang ada dalam bahan tersebut. Tidak semua
pengeringan dilakukan didalam oven. Ada beberapa cara pengeringan atau
menghilangkan air yang tidak termasuk dalam operasi pengeringan yaitu
dengan cara penekanan (Treyball, 1985).
Operasi pengeringan secara garis besar dapat dibagi kedalam dua golongan
yaitu pengeringan batch bahan yang dikeringkan berada di suatu tempat
tertentu didalam alat pengering, sedangkan udara secara terus menerus

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
2
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

mengalir dan menguapkan air dari bahan yang dikeringkan. Dalam


pengeringan kontinyu, bahan yang dikeringkan dan udara bergerak secara
terus menerus didalam alat pengering.
Alat pengering yang merupakan contoh dari sistem batch dan kontinyu yaitu :
a. Pengeringan Sistem Batch
1. Alat Pengering Cawan

Gambar 1.1 Alat pengering cawan


Bahan yang akan dikeringkan diletakkan diatas cawan. Udara
panas akan mengalir antara cawan – cawan melintasi permukaan bahan
yang akan dikeringkan.
2. Fluids Bed

Gambar 1.2 Alat pengering Fluids bed


Fluidized Bed Dryer (FBD) ini adalah pengering yang
menggunakan prinsip fluidisasi. Prinsip kerja mesin pengering ini
adalah penghembusan udara panas oleh kipas peniup (blower) melalui
suatu saluran ke atas bak pengering yang menembus hamparan bahan
sehingga bahan tersebut dapat bergerak dan memiliki sifat seperti

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
3
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

fluida. Material padat di fluidisasi diatas plenum chamber yang


diatasnya terdapat filter dan dust collector.
3. Oven

Gambar 1.3 Alat pengering oven


Oven merupakan peralatan berupa ruang termal terisolasi yang
digunakan untuk pemanasan, pemanggangan (baking), atau
pengeringan suatu bahan.
b. Pengeringan Sistem Kontinyu
1. Rotary Dryers

Gambar 1.4 Alat pengering rotary dryer


Untuk mengeringkan bahan yang halus, biji-bijian, dll. Bahan
diletakan di atas conveyor dan dihembus dengan udara panas yang
berada di dalam rotating cylinders.
2. Alat pengering terowongan
Pengering ini berupa terowongan panjang, dimana di dalamnya
diisi bahan yang akan dikeringkan bergerak dan berkontak dengan

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
4
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

arus gas panas. Gerakan pada terowongan dapat searah atau


berlawanan.

Gambar 1.5 Alat pengering terowongan


Berdasarkan cara pemberian panas yang diperlukan untuk menguapkan
cairan yang berada dalam bahan yang dikeringkan, alat pengering batch dapat
dibagi menjadi :
a. Alat pengering langsung
Dimana panas diberikan dengan cara kontak langsung antara gas panas
dengan bahan yang dikeringkan, sebagai contoh dari alat ini adalah
pengering cawan dan pengering drum berputar.

Gambar 1.6 Alat Pengering Cawan

Gambar 1.7 Alat pengering drum

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
5
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

b. Alat pengering tidak langsung


Dimana panas diberikan secara terpisah dengan gas yang digunakan
untuk mengangkat uap cairan. Sebagai contoh dari alat ini adalah alat
pengering rak hampa dan pengering vakum.

Gambar 1.8 Alat pengering rak hampa

Gambar 1.9 Alat pengering vakum


Kecepatan pengeringan dipengaruhi oleh :
a. Luas transfer massa ( A )
Air menguap melalui permukaan bahan,air yang ada di bagian
tengah akan merembes ke bagian permukaandan kemudian menguap.
Cara mempercepat pengeringan yaitu dengan bahan pangan yang akan
dikeringkan dipotong-potong atau di iris. Pemotongan atau pengirisan
akan memperluas permukaan bahan sehingga air mudah keluar,
potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis akan mengurangi jarak
gerakan panas ke pusat bahan pangan.

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
6
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

b. Kelembaban ( H )
Jika suhu lebih tinggi dan kelembaban lebih rendah maka
kecepatan pengeringan akan lebih cepat. Udara lembab akan
menurunkan kecepatan penguapan sehingga pengering akan berjalan
lama.
c. Tekanan ( P )
Semakin kecil tekanan udara maka semakin besar kemampuan
udara untuk mengangkut air selama pengeringan, dengan semakin
kecilnya tekanan berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap
air dapat lebih banyak tertampung dan disingkirkan dari bahan pangan.
Jika tekanan udara semakin besar maka udara disekitar pengeringan
akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan
menghambat proses atau laju pengeringan.

Dalam proses pengeringan dapat dibuat suatu kurva hubungan sebagai


berikut :
a. Hubungan antara kadar air (X) dan waktu pengeringan (t)

Gambar 1.10 Kurva hubungan antara kadar air (X) dengan waktu (t)
Keterangan :
A’ : Daerah permukaan bagian atas yang basah
A–B : Periode yang terjadi setelah analisa pengeringan
B–C : Daerah bagian kecepatan yang konstan, setelah ditambah
kelembabannya

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
7
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

C–D : Periode pengeringan mendekati jenuh


D–E : Daerah pada saat kecepatan pengeringan mulai menurun lebih
cepat dari sebelumnya
E : Daerah dimana kadar air bahan padat sudah mendekati
kandungan air pada kesetimbangan, setelah pengeringan dapat
dihentikan karena keadaan telah konstan.

Diketahui bahwa hubungan (t) dengan (X) adalah berbanding lurus.


a. Hubungan kecepatan pengeringan (R) dengan kadar uap air (X)

Gambar 1.11 Kurva hubungan antara kecepatan pengeringan (R) dengan


kadar uap air (X)
Keterangan :
A – B : Kecepatan pengeringan mungkin naik atau turun tergantung
kandungan airnya
B : Kecepatan pengeringan konstan
B – C : Proses pengeringan terjadi, yaitu cairan yang terdapat dalam
bahan padat teruapkan
C – D : Periode dimana kadar air makin kecil

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
8
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

b. Hubungan antara kecepatan pengeringan (R) dengan waktu pengeringan (t)

Gambar 1.12 Kurva hubungan antara kecepatan pengeringan dengan


waktu pengeringan
Keterangan :
A–B : Daerah laju pengeringan naik jika laju ditingkatkan
B –C : Daerah kecepatan pengeringan konstan
C : Titik dimana kecepatan konstan berakhir dan kecepatan
pengeringan mulai turun
C–D : Kecepatan pengeringan turun drastic

I.4 Hipotesa
1. Semakin lama waktu pengeringan, maka kadar air semakin berkurang
2. Semakin lama waktu pengeringan, maka kecepatan pengeringan semakin
lambat.
3. Semakin banyak kadar air dalam suatu bahan, maka kecepatan
pengeringannya semakin cepat

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
9
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan


II.1.1 Alat
a. Timbangan
b. Penjepit
c. Wadah air
d. Jangka sorong
II.1.2 Bahan
a. Silinder berlubang kotak
b. Silinder pejal
c. Bola pejal
d. Air

II. 2 Rangkaian Alat


7
1

2
5 3 4
6
Gambar 2.1 Rangkaian alat drying

Keterangan gambar 2.1 rangkaian alat drying


1.Oven 5.Heater
2.Tdry 6.Termostat
3.Twet 7.Termometer
4.Pompa Vakum

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
10
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

II.4. Cara Kerja


Dalam praktikum ini menggunakan tiga bahan antara lain silinder
berlubang kotak, silinder berlubang lingkaran dan bola pejal. Mula-mula
ketiga bahan direndam menggunakan air selama 30 menit. Ketiga bahan
tersebut berbahan dasar kayu.
Selanjutnya ketiga bahan tersebut ditimbang dan dicatat sebagai berat
awal bahan (Wn). Langkah berikutnya oven diatur pada suhu 80°C dan
menjaga tekanan agar tetap konstan. Kemudian bahan yang telah ditimbang
dimasukkan kedalam oven yang telah diatur. Secara bersamaan pompa
vakum dan stopwatch dihidupkan.
Setelah selang waktu dua menit tertentu Twet, Tdry, dan Toven dicatat.
Kemudian bahan dikeluarkan dan ditimbang berat bahan (Wn). Mengulang
percobaan terus menerus hingga mendapatkan berat yang konstan.

II. 5. Bagan Alir

Merendam bahan dengan tiga variasi bentuk yang berbeda ke dalam air
selama 30 menit.

Mengambil dan menimbang bahan tersebut serta mencatat sebagai berat


awal bahan.

Memasukkan bahan ke dalam oven dan secara bersamaan menghidupkan


pompa vakum dan stopwatch.

Mengidupkan oven dan mengatur suhu sebesar 80°C serta menjaga agar
tetap konstan, Mencatat Twet, Tdry, dan Toven.

Mematikan pompa, mengeluarkan bahan kemudian menimbang berat


bahan setelah 2 menit.

Melakukan percobaan berulang-ulang sampai didapat berat yang konstan

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
11
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

II.6. Analisa Perhitungan


1. Kecepatan pengeringan (R)
R=

a. Luas permukaan aktif silinder berlubang kotak

A= 2πr2 – 2s2 + 4Ls + 2πrL


b. Luas permukaan aktif bola pejal

A= 4πr2
c. Luas permukaan silinder pejal
A= πDL + πD2

2. Kandungan Air (X%)

X= x 100%

3 .Konstanta kecepatan pengeringa


Kg =

a. Mencari Pai
Twet diketahui (dari Wet bulk Termometer)
Twet =

Dengan menggunakan steam table diklat OTK II Ir. Harjono apendik


IV halaman 288 maka diperoleh Pai
b. Mencari Pa
Pa = Ya.Pt
Untuk mencari Ya digunakan gambar 5-6, halaman 158 diagram
kelembaban system udara uap air pada tekanan 1 atm dari diktat
OTK II Ir. Harjono dengan mengetahui terlebih dahulu T dry dan T
wet.

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
12
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

3. 1. HASIL PERCOBAAN
A. Silinder Berlubang Kotak
Diameter luar = 5,72 cm
Tinggi = 7,8 cm
Luas permukaan = 245,8621 cm2
Twet mula-mula = 30 C
Tdry mula-mula = 29 C
Berat bahan setelah direndam = 135,15 gram
Suhu oven = 80 C

Tabel 3.1 Data waktu dan berat pengeringan Silinder Berlubang Kotak
Waktu W Twet Tdry ΔW
No
(menit) (gram) (°C) (°C) (gram)
1 0 135,15 30 29 0
2 2 134 31,5 31 1,15
3 4 133,3 32 31,7 0,7
4 6 132,7 31,2 31 0,6
5 8 132,3 31,5 32 0,4
6 10 131,8 31,1 32,8 0,5
7 12 131 30,9 33 0,8
8 14 130,8 30 33,5 0,2
9 16 130,55 30,9 33,8 0,25
10 18 129,95 30 34 0,6
11 20 129,6 29,9 34 0,35
12 22 129,4 29 34 0,2
13 24 129,1 29,5 34 0,3
14 26 128,85 29,5 34,5 0,25
15 28 128,74 29 34,9 0,11

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
13
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

16 30 128,5 28,5 35 0,24


17 32 128,25 28,4 35 0,25
18 34 128,2 28,2 35,5 0,05
19 36 128,05 28,2 36 0,15
20 38 127,9 28 36 0,15
21 40 127,8 28 36 0,1
22 42 127,7 28 35,5 0,1
23 44 127,3 28 35,5 0,4
24 46 127,3 28 35 0
25 48 127,3 28 35,5 0

B. Bola Pejal
Diameter luar = 5, 34 cm
Luas permukaan = 89,539 cm2
Twet mula-mula = 30 C

Tdry mula-mula = 29 C
Berat bahan setelah direndam = 68,3 gram
Suhu oven = 80 C
Tabel 3.2 Data waktu dan berat pengeringan Bola Pejal
Waktu W Twet Tdry ΔW
No
(menit) (gram) (°C) (°C) (gram)
1 0 68,3 30 29 0
2 2 67,85 31,5 31 0,45
3 4 67,55 32 31,7 0,3
4 6 67,1 31,2 31 0,45
5 8 67 31,5 32 0,1
6 10 66,95 31,1 32,8 0,05
7 12 66,9 30,9 33 0,05
8 14 66,85 30 33,5 0,05
9 16 66,6 30,9 33,8 0,25
10 18 66,6 30 34 0
11 20 66,6 29,9 34 0

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
14
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

C. Silinder Pejal
Diameter luar = 3,32 cm
Tinggi = 9,92 cm

Luas permukaan = 120,719184 cm2


Twet mula-mula = 30 C
Tdry mula-mula = 29 C
Berat bahan setelah direndam = 47,8 gram
Suhu oven = 80C

Tabel 3.3 Data waktu dan berat pengeringan Silinder Pejal


Waktu W Twet Tdry ΔW
No
(menit) (gram) (°C) (°C) (gram)
1 0 47,8 30 29 0
2 2 47,1 31,5 31 0,7
3 4 46,45 32 31,7 0,65
4 6 46,05 31,2 31 0,4
5 8 45,9 31,5 32 0,15
6 10 45,6 31,1 32,8 0,3
7 12 45,35 30,9 33 0,25
8 14 45,3 30 33,5 0,05
9 16 45,2 30,9 33,8 0,1
10 18 44,95 30 34 0,25
11 20 44,9 29,9 34 0,05
12 22 44,8 29 34 0,1
13 24 44,8 29,5 34 0
14 26 44,8 29,5 34,5 0

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
15
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

III.2.Pembahasan
0,00250
Kecepatan Pengeringan (gr/cm2 y = -0.0005ln(x) + 0,0026
0,00200
R² = 0,9809
0,00150
mneit)

0,00100

0,00050

0,00000
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)
Y Data Y Hitung

Gambar 3.1 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan


kecepatan pengeringan (R) pada silinder berlubang kotak
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat diketahui bahwa hubungan antara
waktu pengeringan (t) dengan kecepatan pengeringan (R) adalah bahwa
semakin lama waktu pengeringan maka kecepatan pengeringan akan
semakin kecil. Hal ini disebabkan semakin lama waktu pengeringan,
kandungan air dalam bahan akan semakin berkurang sehingga air dalam
bahan mejadi cukup sulit untuk teruapkan dan kecepatan pengeringan
menjadi semakin berkurang. Kemudian dari praktikum yang telah
dilakukan, hasil percobaan yang telah didapatkan sesuai dengan hipotesa.
Pada silinder berlubang kotak diperoleh persamaan.y= -0,0005 lnx + 0,0026
dengan % kesalahan rata-rata sebesar 1,91 %.
0,0030

0,0025
Kecepatan pengeringan

y = -0.0007ln(x) + 0,0032
0,0020 R² = 0,9399
(gr/cm2menit)

0,0015

0,0010

0,0005

0,0000
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)
Y Data Y Hitung

Gambar 3.2 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kecepatan
pengeringan (R) pada bola pejal

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
16
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

Berdasarkan Gambar 3.2 dapat diketahui bahwa hubungan antara


waktu pengeringan (t) dengan kecepatan pengeringan (R) adalah bahwa
semakin lama waktu pengeringan maka kecepatan pengeringan akan
semakin kecil. Hal ini disebabkan semakin lama waktu pengeringan,
kandungan air dalam bahan akan semakin berkurang sehingga air dalam
bahan mejadi cukup sulit untuk teruapkan dan kecepatan pengeringan
menjadi semakin berkurang. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan,
hasil percobaan yang telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada bola
pejal diperoleh persamaan y = -0,0007 lnx + 0,0032 dengan % kesalahan
rata-rata sebesar 6,01%.

0,0035
y = -0,0008 lnx + 0,0037
Kecepatan Pengeringan

0,0030
0,0025 R² = 0,9644
(gr/cm2menit)

0,0020
0,0015
0,0010
0,0005
0,0000
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)
Y data Y hitung

Gambar 3.3 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan


kecepatan pengeringan (R) pada Silinder pejal
Berdasarkan gambar 3.3 dapat diketahui bahwa hubungan antara
waktu pengeringan (t) dengan kecepatan pengeringan (R) adalah bahwa
semakin lama waktu pengeringan maka kecepatan pengeringan akan
semakin kecil. Hal ini disebabkan semakin lama waktu pengeringan,
kandungan air dalam bahan akan semakin berkurang sehingga air dalamahan
mejadi cukup sulit untuk teruapkan dan kecepatan pengeringan menjadi
semakin berkurang. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan, hasil
percobaan yang telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada silinder pejal
diperoleh persamaan. Pada silinder pejal diperoleh persamaan y = -0,0008
lnx + 0,0037 dengan % kesalahan rata-rata sebesar 3,56 %.

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
17
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

0,0025
y = 0,0003x + 0,00065
R² = 0,9576
Kecepatan Pengeringan
0,0020

(gr/cm2menit) 0,0015

0,0010

0,0005

0,0000
-1 0 1 2 3 4 5 6
Kadar Air (%)
Y Data Y Hitung

Gambar 3.4 Grafik hubungan antara kadar air (X) dalam bahan dengan
kecepatan pengeringan (R) pada silinder berlubang kotak
Berdasarkan gambar 3.4 dapat diketahui bahwa hubungan antara
kadar air (X) dalam bahan dengan kecepatan pengeringan (R) bahwa
semakin besar kadar air dalam bahan maka semakin besar pula kecepatan
pengeringannya. Hal ini dikarenakan semakin besar kadar air, air akan
semakin mudah teruapkan sehingga kecepatan pengeringan akan semakin
cepat. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan, hasil percobaan yang
telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada silinder berlubang kotak
diperoleh persamaaan y= 0,0003x + 0,0007 dengan % kesalahan rata-rata
sebesar 4,24%

0,0030
Keceoatan Pengeringan

0,0025
(gr/cm2menit

0,0020
y = 0,0008x + 0,0011
0,0015 R² = 0,8909
0,0010

0,0005

0,0000
0,0000 0,5000 1,0000 1,5000 2,0000
Kadar Air (%)
Y Data Y Hitung

Gambar 3.5 Grafik hubungan antara kadar air (X) dalam bahan dengan
kecepatan pengeringan (R) pada bola pejal

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
18
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

Berdasarkan gambar 3.5 dapat diketahui bahwa hubungan antara


kadar air (X) dalam bahan dengan kecepatan pengeringan (R) bahwa
semakin besar kadar air dalam bahan maka semakin besar pula kecepatan
pengeringannya. Hal ini dikarenakan semakin besar kadar air, air akan
semakin mudah teruapkan sehingga kecepatan pengeringan akan semakin
cepat. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan, hasil percobaan yang
telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada silinder pejal diperoleh
persamaan y= 0,0004 x + 0,0011 dengan % kesalahan rata-rata sebesar
6,23%.
0,0035
y = 0,0004x + 0,0011
Kecepatan Pengeringan

0,0030 R² = 0,9399
(gr/cm2menit)

0,0025
0,0020
0,0015
0,0010
0,0005
0,0000
0,0000 1,0000 2,0000 3,0000 4,0000 5,0000 6,0000
Kadar Air (X)
Y data Y hitung

Tabel 3.6 Grafik hubungan antara kadar air (X) dalam bahan dengan
kecepatan pengeringan (R) pada silinder pejal
Berdasarkan gambar 3.6 dapat diketahui bahwa hubungan antara
kadar air (X) dalam bahan dengan kecepatan pengeringan (R) bahwa
semakin besar kadar air dalam bahan maka semakin besar pula kecepatan
pengeringannya. Hal ini dikarenakan semakin besar kadar air, air akan
semakin mudah teruapkan sehingga kecepatan pengeringan akan semakin
cepat. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan, hasil percobaan yang
telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada bola pejal diperoleh
persamaan y= 0,0008 x + 0,0011 dengan % kesalahan rata-rata sebesar
10,91%.

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
19
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

7
6
Kadar Air (%) 5
y = -1,8834lnx + 7,4111
4
R² = 0,918
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)
Y Data Y Hitung

Gambar 3.7 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kadar air
dalam bahan (X) pada silinder berlubang kotak
Berdasarkan gambar 3.7 dapat diketahui bahwa hubungan waktu
pengeringan (t) dengan kadar air dalam bahan (X) terlihat bahwa semakin
lama waktu pengeringan maka kandungan airnya akan semakin kecil, hal
ini disebabkan karena kandungan air yang terkandung di dalam bahan
semakin berkurang jumlahnya seiring dengan lamanya waktu pengeringan di
dalam oven vakum. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan, hasil
percobaan yang telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada silinder
berlubang kotak diperoleh persamaan y=-1,8834lnx + 7,4111 dengan %
kesalahan rata-rata sebesar 8,20 %.

2,0000
y = -0,8359ln(x) + 2,4425
1,5000 R² = 0,8888
Kadar Air (%)

1,0000

0,5000

0,0000
0 5 10 15 20 25
-0,5000
Waktu (menit)
Y Data Y Hitung

Gambar 3.8 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kadar air
dalam bahan (X) pada bola pejal

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
20
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

Berdasarkan gambar 3.8 dapat diketahui bahwa hubungan waktu


pengeringan (t) dengan kadar air dalam bahan (X) terlihat bahwa semakin
lama waktu pengeringan maka kandungan airnya akan semakin kecil, hal
ini disebabkan karena kandungan air yang terkandung di dalam bahan
semakin berkurang jumlahnya seiring dengan lamanya waktu pengeringan di
dalam oven vakum. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan, hasil
percobaan yang telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada bola pejal
diperoleh persamaan y = -0,8359lnx + 2,4425 dengan % kesalahan rata-rata
sebesar 11,12%.
6

4
y = -2,0911ln(x) + 6,5881
R² = 0,8861
Kadar Air (%)

0
0 5 10 15 20 25 30
-1
Waktu (menit)
Y data Y hitung
Gambar 3.9 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kadar air
dalam bahan (X) pada silinder pejal
Berdasarkan gambar 3.9 dapat diketahui bahwa hubungan waktu
pengeringan (t) dengan kadar air dalam bahan (X) terlihat bahwa semakin
lama waktu pengeringan maka kandungan airnya akan semakin kecil, hal
ini disebabkan karena kandungan air yang terkandung di dalam bahan
semakin berkurang jumlahnya seiring dengan lamanya waktu pengeringan di
dalam oven vakum. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan, hasil
percobaan yang telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada silinder pejal
diperoleh persamaan y = -2,0911lnx + 6,5881 dengan % kesalahan rata-rata
sebesar 11,39%.
Pada perhitungan konsatanta kecepatan pengeringan (KG) diperoleh
pada silinder berlubang kotak 8,4769 x 10-5 / menit, bola pejal 6.5194 x 10-4
/ menit, silinder pejal 5,4159 x 10-4 / menit. Hubungan mengenai luas

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
21
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

permukaan (A) dengan konstanta kecepatan pengeringan (KG) bedasarkan


teori adalah semakin besar luas permukaan (A) maka kecepatan pengeringan
(KG) semakin kecil. Hubungan mengenai luas permukaan (A) dengan
konstanta kecepatan pengeringan (KG) bedasarkan teori adalah berbanding
terbalik. Dari Percobaan yang telah dilakukan didapat hasil dimana. Hasil
percobaan yang didapat sesuai dengan dasar teori.
Tabel 3.4 Hubungan luas permukaan (A) dengan KG

No A (cm2) KG (menit-1)
1 245,862 8,4769 x 10-5
2 120,719 5,4159 x 10-4
3 89,539 6.5194 x 10-4

Persen kesalahan yang didapat dikarenakan setelah perendamann dan


penimbangan bahan oven belum mencapai suhu yang diinginkan sehingga
memungkinkan adanya penguapan air dalam bahan ke udara. Selain itu juga
disebabkan oleh suhu oven yang tidak konstan pada suhu yang diinginkan
sehingga memengaruhi jumlah air yang teruapkan.

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
22
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Hubungan antara waktu pengeringan (t) dan kadar air (X) adalah
berbanding terbalik. Semakin lama waktu pengeringan maka kadar air
dalam suatu bahan akan semakin berkurang. Persamaan garis:
a) Silinder berlubang kotak y = 1,8834lnx + 7,4111
b) B o l a p e j a l y = -0,8359lnx + 2,4425
c) Silinder pejal y = -2,0911lnx + 6,5881
2. H ubungan antara kecepatan pengeringan (R) dengan kadar air (X)
adalah berbanding lurus. Semakin besar kadar air dalam suatu bahan
maka kecepatan pengeringan akan semakin besar.Persamaan garis
a) Silinder berlubang kotak y = 0,0003x + 0,00065
b) Bola pejal y = -0,0008 x + 0,0011
c) Silinder pejal y = 0,0004 x + 0,0012
3. Hubungan antara waktu pengeringan dengan kecepatan pengeringan
adalah berbanding terbalik. Semakin besar waktu pengeringan maka
kecepatan pengeringan akan semakin berkurang. Persamaan garis
a) Silinder berlubang kotak y = -0,0005 lnx + 0,0026
b) Bola pejal y = -0,0007 lnx + 0,0032
c) Silinder pejal y = -0,0008 lnx + 0,0037
4. Konstanta kecepetan pengeringan (KG)
a) Silinder berlubang kotak = 8,4769 x 10-5 / menit
b) Bola pejal = 6.5194 x 10-4 / menit
c) Silinder pejal = 5,4159 x 10-4 / menit.

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
23
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

IV. 2 Kritik dan Saran


IV.2.1. Kritik
Pada praktikum drying bahan-bahan seperti silinder berlubang
kotak, bola pejal, dan silinder pejal karena sudah muncul retakan- retakan
dipermukaan bahan yanga dapat mengakibatkan jumlah air yang terserap
selama perendaman menjadi lebih banyak. Selain itu, penggunaan
timbanagan manual menjadikan watu praktikum menjadi lama dan kurang
akurat. Pada praktikum ini juga tidak diberi stopwatch, sehingga praktikan
harus menggunakan HP untuk stopwatch.

IV.2.2. Saran
Pada praktikum drying bahan-bahan yang akan dikeringkan
sebaiknya diganti dengan permukaannya yang tidak retak sehingga
diharapkan persen kesalahan dapat diminimalisir. Selain itu sebaiknya
disediakan timbangan analitis lagi agar dalam penggunaanya tidak saling
tunggu antara praktikan satu dengan yang lain.

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
24
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1

DAFTAR PUSTAKA

Feriyanto. 2014. “Macam-Macan Alat Pengering (Dryer)”.(Online)


www.caesarvery.com [Diakses pada Rabu, 15 Mei 2019 pukul 13.45 WIB]
Hardjono. 1989. Operasi Teknik Kimia. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Mc. Cabe, W.L. and Smith, J.C. 1987. Unit Operation of Chemic Engineering
International Student Edition. Tokyo: Mc. Graw Hill.
Pujihastuti, Isti. 2009. “Teknologi Pengawetan Buah Tomat dengan Metode
Freeze Drying”. (Online) www.ejournal.undip.ac.id [Diakses pada Rabu, 15
Mei 2019 pukul 12.28 WIB]

KHAIRUNNISA FAZA NISRINA (121170086)


BAGAS FAUZAN HERU PRATAMA (121170091)
EUNIKE VANESA DEWI (121170097)
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B

Perhitungan

Hubungan Kadar air ( X ) dan kecepatan pengeringan ( R )

a. Silinder Berlubang Kotak


Berat bahan basah = 135,15 gram
Panjang sisi = 2 cm
Diameter luar (D) = 5,72 cm
Tinggi (L) = 7,8 cm
Luas Permukaan Aktif (A) = 2πr2 – 2s2 + 4Ls + 2πrL
= (2x3,14x2,862) + (2x22) + (4x7,8x2) +
(2x3,14x2,86x7,8)
= 245,8621 cm2

Data 1

R= = = 0,0023 gr/cm2 menit

X= = = 5,2631579%

Data 2

R= = = 0,0019 gr/cm2 menit

X= = = 4,7133%

Dengan cara yang sama akan diperoleh data sebagai berkut:


Berat
waktu %Kadar
No. bahan R(Y) X2 XY
(menit) air (X)
(gram)
1 2 134 5,2632 0,0023 27,7008 0,0123
2 4 133,3 4,7133 0,0019 22,2150 0,0089
3 6 132,7 4,2419 0,0017 17,9941 0,0070
4 8 132,3 3,9277 0,0014 15,4271 0,0057
5 10 131,8 3,5350 0,0014 12,4959 0,0048
6 12 131 2,9065 0,0014 8,4479 0,0041
7 14 130,8 2,7494 0,0013 7,5593 0,0035
8 16 130,55 2,5530 0,0012 6,5179 0,0030
9 18 129,95 2,0817 0,0012 4,3335 0,0024
10 20 129,6 1,8068 0,0011 3,2644 0,0020
11 22 129,4 1,6496 0,0011 2,7213 0,0018
12 24 129,1 1,4140 0,0010 1,9993 0,0014
13 26 128,85 1,2176 0,0010 1,4825 0,0012
14 28 128,74 1,1312 0,0009 1,2796 0,0011
15 30 128,5 0,9427 0,0009 0,8886 0,0008
16 32 128,25 0,7463 0,0009 0,5569 0,0007
17 34 128,2 0,7070 0,0008 0,4998 0,0006
18 36 128,05 0,5892 0,0008 0,347109 0,0005
19 38 127,9 0,4713 0,0008 0,22215 0,0004
20 40 127,8 0,3928 0,0007 0,154271 0,0003
21 42 127,7 0,3142 0,0007 0,098733 0,0002
22 44 127,3 0 0,0007 0 0
23 46 127,3 0 0,0007 0 0
24 48 127,3 0 0,0007 0 0
Σ 43,3543 0,0266 136,2062 0,0627

Menghitung persamaan garis dengan metode Least square


∑y = ∑x a + n b
∑xy = ∑x2 a + ∑x b

0,0266 = 43,3543 a + 24 b x 43,3543


0,0627 = 136,2062 a + 43,3543 b x 24

1,1525 = 1879,594 a + 1040,503 b


1,5041 = 3268,949 a + 1040,503 b
-
-0,3516 = -1389,355 a
a = 0,0003
b = 0,00065

Didapat persamaan garis Y= 0,0003x + 0,00065

 Mengitung Y hitung
Data 1, X = 5,263158
Y hitung = 0,0003(5,263158) + 0,00065
= 0,0020
Data 2, X = 4,7133
Y hitung = 0,0003(4,7133) + 0,00065
= 0,0018

 Mengitung % Kesalahan
Data 1

% Kesalahan =

= 15,24%

Data 2

% Kesalahan =

= 2,0154%

Dengan cara yang sama didapatkan data sebagai berikut:

No X Y Data Y Hitung %Kesalahan


1 5,2632 0,0023 0,0020 15,24
2 4,7133 0,0019 0,0018 2,02
3 4,2419 0,0017 0,0017 3,80
4 3,9277 0,0014 0,0016 13,49
5 3,5350 0,0014 0,0015 13,39
6 2,9065 0,0014 0,0014 1,47
7 2,7494 0,0013 0,0013 6,53
8 2,5530 0,0012 0,0013 10,88
9 2,0817 0,0012 0,0012 0,19
10 1,8068 0,0011 0,0011 1,86
11 1,6496 0,0011 0,0011 0,46
12 1,4140 0,0010 0,0010 1,66
13 1,2176 0,0010 0,0010 2,73
14 1,1312 0,0009 0,0009 0,60
15 0,9427 0,0009 0,0009 1,39
16 0,7463 0,0009 0,0008 4,30
17 0,7070 0,0008 0,0008 0,24
18 0,5892 0,0008 0,0008 0,32
19 0,4713 0,0008 0,0008 0,81
20 0,3928 0,0007 0,0007 0,33
21 0,3142 0,0007 0,0007 1,18
22 0,0000 0,0007 0,0007 10,36
23 0,0000 0,0007 0,0007 6,29
24 0,0000 0,0007 0,0007 2,21
Rata - Rata 4,24

b. Bola Pejal
Berat bahan basah = 68,3 gram
Diameter luar (D) = 5, 34 cm
Luas Permukaan Aktif (A) = 4πr2
= (4x3,14x2,672)
= 89,539 cm2
Data 1

R= = = 0,002513 gr/cm2 menit

X= = = 1,8768 %

Data 2

R= = = 0,002094 gr/cm2 menit

X= = = 1,4264 %

Dengan cara yang sama akan diperoleh data sebagai berikut:

Berat
waktu % Kadar air
No. bahan R (Y) X2 XY
(menit) (X)
(gram)

1 2 67,85 1.8769 0.0025 3.5227 0.0047

2 4 67,55 1.4264 0.0021 2.0347 0.0030

3 6 67,1 0.7508 0.0022 0.5636 0.0017

4 8 67 0.6006 0.0018 0.3607 0.0011


5 10 66,95 0.5255 0.0015 0.2762 0.0008

6 12 66,9 0.4505 0.0013 0.2029 0.0006

7 14 66,85 0.3754 0.0012 0.1409 0.0004

8 16 66,6 0 0.0012 0 0

9 18 66,6 0 0.0011 0 0

10 20 66,6 0 0.0009 0 0

Σ 6,0060 0,0158 1.8769 0,01228

Menghitung persamaan garis dengan metode Least square


∑y = ∑x a + n b
∑xy = ∑x2 a + ∑x b

0,0158 = 6,0060 a + 10 b x 6,0060


0,0627 = 7,1017 a + 6,0060 b x 10

0,0950 = 36,0721 a + 60,06006006 b


0,1228 = 71,01696291 a + 60,06006006 b
-
-0,0279 = -34,9449 a
a = 0,0008
b = 0,001102505

Didapat persamaan garis Y= 0,0008 x + 0,001102505

 Menghitung Y hitung
Data 1, X= 1,8769
Y hitung = 0,0008 (1,8769) + 0,001102505
= 0,0026
Data 2, X= 1,4264
Y hitung = 0,0008 (1,4264) + 0,001102505
= 0,0022
 Menghitung % Kesalahan
Data 1

% Kesalahan =
=

= 3,42%
Data 2
% Kesalahan =

= 6,9589%

Dengan cara yang sama didapatkan data sebagai berikut:

No X Y Data Y Hitung % kesalahan


1 1,8769 0,0025 0,0026 3,42
2 1,4264 0,0021 0,0022 6,96
3 0,7508 0,0022 0,0017 23,84
4 0,6006 0,0018 0,0016 12,87
5 0,5255 0,0015 0,0015 0,91
6 0,4505 0,0013 0,0015 12,18
7 0,3754 0,0012 0,0014 21,19
8 0,0000 0,0012 0,0011 7,09
9 0,0000 0,0011 0,0011 4,52
10 0,0000 0,0009 0,0011 16,14
Rata- rata % Kesalahan 10,91

c. Silinder pejal
Berat bahan basah = 47,8 gram
Diameter (D) = 3,32 cm
Panjang silinder = 9,92 cm
Luas Permukaan Aktif (A) = πDL + πD2

= (3,14x3,32x9,92) + (0,5x3,14x3,322)
= 120,719184 cm2

Data 1

R= = = 0,0028993 gr/cm2 menit

X= = = 5,1339%
Data 2

R= = = 0,002796 gr/cm2 menit

X= = = 3,6830%

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

Berat %
waktu
No. bahan Kadar R (Y) X2 XY
(menit)
(gram) air (X)
1 2 47.10 5.1339 0.0029 26.3572 0.0149
2 4 46.45 3.6830 0.0028 13.5648 0.0103
3 6 46.05 2.7902 0.0024 7.7851 0.0067
4 8 45.90 2.4554 0.0020 6.0288 0.0048
5 10 45.60 1.7857 0.0018 3.1888 0.0033
6 12 45.35 1.2277 0.0017 1.5072 0.0021
7 14 45.30 1.1161 0.0015 1.2456 0.0017
8 16 45.20 0.8929 0.0013 0.7972 0.0012
9 18 44.95 0.3348 0.0013 0.1121 0.0004
10 20 44.90 0.2232 0.0012 0.0498 0.0003
11 22 44.80 0.0000 0.0011 0.0000 0.0000
12 24 44.80 0.0000 0.0010 0.0000 0.0000
13 26 44.80 0.0000 0.0010 0.0000 0.0000
Σ 19.6429 0.0221 60.6366 0.0456

Menghitung persamaan garis dengan metode Least square


∑y = ∑x a + n b
∑xy = ∑x2 a + ∑x b

0,0221 = 19,6429 a + 13 b x 19,6429


0,0456 = 60,6366 a + 19,6429 b x 13

0,4331 = 385,8418 a + 255,3571 b


0,5934 = 788,2753 a + 255,3571 b
-
-0,1602 = -402,4334 a
a = 0,0004
b = 0,001094638

Didapat persamaan garis Y= 0,0004 x + 0,001094638


 Menghitung Y hitung
Data 1, X= 5,1339
Y hitung = 0,0004 (5,1339) + 0,001094638
= 0,0031
Data 2, X= 3,6830
Y hitung = 0,0004 (3,6830) + 0,001094638
= 0,0026
 Menghitung % Kesalahan
Data 1

% Kesalahan =

= 8,25 %

Data 2

% Kesalahan =

= 8,3954 %

Dengn cara yang sama didapatkan data sebagai berikut:

No X Y data Y hitung %kesalahan


1 5,1339 0,0029 0,0031 8,26
2 3,6830 0,0028 0,0026 8,40
3 2,7902 0,0024 0,0022 8,71
4 2,4554 0,0020 0,0021 5,33
5 1,7857 0,0018 0,0018 0,92
6 1,2277 0,0017 0,0016 6,37
7 1,1161 0,0015 0,0015 4,04
8 0,8929 0,0013 0,0015 7,73
9 0,3348 0,0013 0,0012 6,38
10 0,2232 0,0012 0,0012 1,47
11 0,0000 0,0011 0,0011 3,09
12 0,0000 0,0010 0,0011 5,72
13 0,0000 0,0010 0,0011 14,52
Rata-rata % Kesalahan 6,23
1. Hubungan waktu pengeringan (t) dengan kadar air (X)
a. Silinder berlubang kotak

X= = = 5,2631579%

X= = = 4,7133%

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

No X Y ln X Y ln X (ln X)2
1 2 5.2632 0.6931 3.6481 0.4805
2 4 4.7133 1.3863 6.5340 1.9218
3 6 4.2419 1.7918 7.6006 3.2104
4 8 3.9277 2.0794 8.1675 4.3241
5 10 3.5350 2.3026 8.1395 5.3019
6 12 2.9065 2.4849 7.2224 6.1748
7 14 2.7494 2.6391 7.2559 6.9646
8 16 2.5530 2.7726 7.0785 7.6872
9 18 2.0817 2.8904 6.0169 8.3542
10 20 1.8068 2.9957 5.4126 8.9744
11 22 1.6496 3.0910 5.0991 9.5545
12 24 1.4140 3.1781 4.4937 10.1000
13 26 1.2176 3.2581 3.9670 10.6152
14 28 1.1312 3.3322 3.7693 11.1036
15 30 0.9427 3.4012 3.2062 11.5681
16 32 0.7463 3.4657 2.5864 12.0113
17 34 0.7070 3.5264 2.4931 12.4352
18 36 0.5892 3.5835 2.1113 12.8416
19 38 0.4713 3.6376 1.7145 13.2320
20 40 0.3928 3.6889 1.4489 13.6078
21 42 0.3142 3.7377 1.1744 13.9702
22 44 0 3.7842 0 14.3201
23 46 0 3.8286 0 14.6585
24 48 0 3.8712 0 14.9862
Σ 600 43.3543 71.4203 99.1399 228.3984

Menghitung persamaan garis dengan metode Least square


∑y = ∑ In x a + n b
∑x Iny = ∑ In x2 a + ∑ In x b

43,35428123 = 71,4203 a + 24 b x 71,4203


99,13986733 = 228,3984 a +71,4203 b x 24

3096,374112 = 5100,8538 a + 1714,086282 b


2379,356816 = 5481,5617 a + 1714,086282 b
-
717,0172963 = -380,7079 a
a = -1,883379124
b = 7,4110713
Didapat persamaan garis y = -1,883379124lnx + 7,4110713
 Menghitung Y hitung
Data 1, X= 2
Y hitung = -1,883379124ln(2) + 7,4110713
= 6,1056

Data 2, X=4

Y hitung = -1,883379124ln(4) + 7,4110713


= 4,8002

 Menghitung % Kesalahan
Data 1

% Kesalahan =

= 16,01 %

Data 2

% Kesalahan =

= 1,8433 %
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

No X Y Data Y Hitung %Kesalahan


1 2 5.2632 6.1056 16.01
2 4 4.7133 4.8002 1.84
3 6 4.2419 4.0365 4.84
4 8 3.9277 3.4947 11.03
5 10 3.5350 3.0744 13.03
6 12 2.9065 2.7310 6.04
7 14 2.7494 2.4407 11.23
8 16 2.5530 2.1892 14.25
9 18 2.0817 1.9674 5.49
10 20 1.8068 1.7690 2.09
11 22 1.6496 1.5895 3.65
12 24 1.4140 1.4256 0.82
13 26 1.2176 1.2748 4.70
14 28 1.1312 1.1353 0.36
15 30 0.9427 1.0053 6.65
16 32 0.7463 0.8838 18.43
17 34 0.7070 0.7696 8.86
18 36 0.5892 0.6619 12.35
19 38 0.4713 0.5601 18.84
20 40 0.3928 0.4635 18.01
21 42 0.3142 0.3716 18.27
22 44 0 0.2840 0.00
23 46 0 0.2003 0.00
24 48 0 0.1201 0.00
Rata – Rata % Kesalahan 8,20

b. Bola pejal

X= = = 1,8768 %

X= = = 1,4264 %

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:


No X Y ln X Y ln X (ln X)2
1 2 1,8769 0,6931 1,3010 0,4805
2 4 1,4264 1,3863 1,9774 1,9218
3 6 0,7508 1,7918 1,3452 3,2104
4 8 0,6006 2,0794 1,2489 4,3241
5 10 0,5255 2,3026 1,2101 5,3019
6 12 0,4505 2,4849 1,1193 6,1748
7 14 0,3754 2,6391 0,9906 6,9646
8 16 0,0000 2,7726 0,0000 7,6872
9 18 0,0000 2,8904 0,0000 8,3542
10 20 0,0000 2,9957 0,0000 8,9744
Σ 110 6,0060 22,0359 9,1925 53,3939

Menghitung persamaan garis dengan metode Least square

∑y = ∑ In x a + n b
∑x Iny = ∑ In x2 a + ∑ In x b

6,006006006 = 22,0359 a + 10 b x 22,0359


9,192509129 = 53,3939 a +22,0359 b x 10

132,3476539 = 485,5802a + 220,3588b


91,92509129 = 533,9394a + 220,3588b _
40,42256264 = -48,3592a
a = -0,835882252
b = 2,442541066
Didapat persamaan garis y = -0,835882252lnx + 2,442541066
 Menghitung Y hitung
Data 1, X= 2
Y hitung = -0,835882252ln(2) + 2,442541066
= 1,8632
Data 2, X=4
Y hitung = -0,835882252ln(4) + 2,442541066
= 1,2838
 Menghitung % Kesalahan
Data 1

% Kesalahan =
=

= 0,7313%

Data 2

% Kesalahan =

= 10,0015%

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

Y
No X Y Data %Kesalahan
Hitung
1 2 1,8769 1,8632 0,7313
2 4 1,4264 1,2838 10,0015
3 6 0,7508 0,9448 25,8528
4 8 0,6006 0,7044 17,2781
5 10 0,5255 0,5179 1,4603
6 12 0,4505 0,3655 18,8697
7 14 0,3754 0,2366 36,9698
8 16 0 0,1250 0
9 18 0 0,0265 0
10 20 0 -0,0615 0
Rata-rata % Kesalahan 11,1164

c. Silinder pejal

X= = = 5,1339%

X= = = 3,6830%

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

No X Y ln X Y ln X (ln X)2
1 2 5,1339 0,6931 3,5586 0,4805
2 4 3,6830 1,3863 5,1058 1,9218
3 6 2,7902 1,7918 4,9993 3,2104
4 8 2,4554 2,0794 5,1058 4,3241
5 10 1,7857 2,3026 4,1118 5,3019
6 12 1,2277 2,4849 3,0507 6,1748
7 14 1,1161 2,6391 2,9454 6,9646
8 16 0,8929 2,7726 2,4755 7,6872
9 18 0,3348 2,8904 0,9678 8,3542
10 20 0,2232 2,9957 0,6687 8,9744
11 22 0,0000 3,0910 0,0000 9,5545
12 24 0,0000 3,1781 0,0000 10,1000
13 26 0,0000 3,2581 0,0000 10,6152
182 19,6429 31,5631 32,9892 83,6637

Menghitung persamaan garis dengan metode Least square

∑y = ∑ In x a + n b
∑x Iny = ∑ In x2 a + ∑ In x b

19,6429 = 31,5631a + 13 b x 31,5631


32,9892 = 83,6637a +31,5631 x 13

619,9890 = 996,2278a + 410,3200b


428,8598 = 1087,6281a + 410,3200b _
191,1292 = -91,4002a
a = -2,0911
b = 6,588088707
Didapat persamaan garis y = -2,0911lnx + 6,588088707

 Menghitung Y hitung
Data 1, X= 2
Y hitung = -2,0911ln(2) + 6,588088707
= 5,1386
Data 1, X= 4
Y hitung = -2,0911ln(4) + 6,588088707
= 3,6892
 Menghitung % Kesalahan
Data 1

% Kesalahan =
=

= 0,09%

Data 2
% Kesalahan =

= 0,017%

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

No X Y data Y hitung %kesalahan


1 2 5,1339 5,1386 0,09
2 4 3,6830 3,6892 0,17
3 6 2,7902 2,8413 1,83
4 8 2,4554 2,2397 8,78
5 10 1,7857 1,7731 0,71
6 12 1,2277 1,3918 13,37
7 14 1,1161 1,0695 4,17
8 16 0,8929 0,7903 11,49
9 18 0,3348 0,5440 62,46
10 20 0,2232 0,3236 44,99
11 22 0 0,1243 0
12 24 0 -0,0576 0
13 26 0 -0,2250 0
Rata-rata % Kesalahan 11,39

2. Hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kecepatan pengeringan (R)


a. Silinder berlubang kotak

R= = = 0,0023 gr/cm2 menit

R= = = 0,0019 gr/cm2 menit

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:


No X Y ln X Y ln X (ln X)2
1 2 0.0023 0.6931 0.0016 0.4805
2 4 0.0019 1.3863 0.0026 1.9218
3 6 0.0017 1.7918 0.0030 3.2104
4 8 0.0014 2.0794 0.0030 4.3241
5 10 0.0014 2.3026 0.0031 5.3019
6 12 0.0014 2.4849 0.0035 6.1748
7 14 0.0013 2.6391 0.0033 6.9646
8 16 0.0012 2.7726 0.0032 7.6872
9 18 0.0012 2.8904 0.0034 8.3542
10 20 0.0011 2.9957 0.0034 8.9744
11 22 0.0011 3.0910 0.0033 9.5545
12 24 0.0010 3.1781 0.0033 10.1000
13 26 0.0010 3.2581 0.0032 10.6152
14 28 0.0009 3.3322 0.0031 11.1036
15 30 0.0009 3.4012 0.0031 11.5681
16 32 0.0009 3.4657 0.0030 12.0113
17 34 0.0008 3.5264 0.0029 12.4352
18 36 0.0008 3.5835 0.0029 12.8416
19 38 0.0008 3.6376 0.0028 13.2320
20 40 0.0007 3.6889 0.0028 13.6078
21 42 0.0007 3.7377 0.0027 13.9702
22 44 0.0007 3.7842 0.0027 14.3201
23 46 0.0007 3.8286 0.0027 14.6585
24 48 0.0007 3.8712 0.0026 14.9862
Σ 600 0.0266 71.4203 0.0712 228.3984

Menghitung persamaan garis dengan metode Least square

∑y = ∑ In x a + n b
∑x Iny = ∑ In x2 a + ∑ In x b

0,0266 = 71,4203 a + 24 b x 71,4203


0,0712 = 228,3984 a +71,4203 b x 24

1,8985 = 5100,8538 a + 1714,086282 b


1,7095 = 5481,5617 a + 1714,086282 b _
0,1890 = -380,7079 a
a = -0,0005
b = 0,002584977
Didapat persamaan garis y = -0,0005 lnx + 0,002584977
 Menghitung Y hitung
Data 1, X= 2
Y hitung = -0,0005 ln(2) + 0,002584977
= 0,00224

Data 2, X=4

Y hitung = -0,0005 ln(4) + 0,002584977


= 0,00190

 Menghitung % Kesalahan
Data 1

% Kesalahan =

= 4,18 %

Data 2
% Kesalahan =

= 0,8298 %

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

No X Y Data Y Hitung %Kesalahan


1 2 0.0023 0.0022 4,18
2 4 0.0019 0.0019 0,83
3 6 0.0017 0.0017 2,09
4 8 0.0014 0.0016 7,15
5 10 0.0014 0.0014 5,82
6 12 0.0014 0.0014 3,93
7 14 0.0013 0.0013 0,87
8 16 0.0012 0.0012 3,35
9 18 0.0012 0.0012 2,12
10 20 0.0011 0.0011 2,74
11 22 0.0011 0.0011 1,19
12 24 0.0010 0.0010 1,76
13 26 0.0010 0.0010 1,83
14 28 0.0009 0.0009 0,05
15 30 0.0009 0.0009 0,57
16 32 0.0009 0.0009 1,44
17 34 0.0008 0.0008 0,35
18 36 0.0008 0.0008 0,47
19 38 0.0008 0.0008 0,40
20 40 0.0007 0.0008 0,84
21 42 0.0007 0.0007 1,10
22 44 0.0007 0.0007 2,67
23 46 0.0007 0.0007 0,00
24 48 0.0007 0.0007 0,00
Rata – Rata % Kesalahan 1,91

b. Bola pejal

R= = = 0,002513 gr/cm2 menit

R= = = 0,002094 gr/cm2 menit

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

No X Y ln X Y ln X (ln X)2
1 2 0.0025 0.6931 0.0017 0.4805
2 4 0.0021 1.3863 0.0029 1.9218
3 6 0.0022 1.7918 0.0040 3.2104
4 8 0.0018 2.0794 0.0038 4.3241
5 10 0.0015 2.3026 0.0035 5.3019
6 12 0.0013 2.4849 0.0032 6.1748
7 14 0.0012 2.6391 0.0031 6.9646
8 16 0.0012 2.7726 0.0033 7.6872
9 18 0.0011 2.8904 0.0030 8.3542
10 20 0.0009 2.9957 0.0028 8.9744
Σ 110 0.0158 22.0359 0.0314 53.3939

Menghitung persamaan garis dengan metode Least square

∑y = ∑ In x a + n b
∑x Iny = ∑ In x2 a + ∑ In x b
0,0158 = 22,0359 a + 10 b x 22,0359
0,0314 = 53,3939 a +22,0359 b x 10

0,3485 = 485,5802a + 220,3588b


0,3137 = 533,9394a + 220,3588b _
0,0348 = -48,3592a
a = -0,0007
b = 0,00316759
Didapat persamaan garis y = -0,0007 lnx + 0,00316759
 Menghitung Y hitung
Data 1, X= 2
Y hitung = -0,0007 ln(2) + 0,00316759
= 0,0027
Data 2, X= 4
Y hitung = -0,0007 ln(4) + 0,00316759
= 0,0022
 Menghitung % Kesalahan
Data 1

% Kesalahan =

= 6,20 %

Data 2
% Kesalahan =

= 3,6112 %

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

No X Y Data Y Hitung % kesalahan


1 2 0,0025 0,0027 6,20
2 4 0,0021 0,0022 3,61
3 6 0,0022 0,0019 15,93
4 8 0,0018 0,0017 7,94
5 10 0,0015 0,0015 0,16
6 12 0,0013 0,0014 5,82
7 14 0,0012 0,0013 9,61
8 16 0,0012 0,0012 1,25
9 18 0,0011 0,0011 3,05
10 20 0,0009 0,0010 6,51
Rata-rata % kesalahan 6,01

c. Silinder pejal

R= = = 0,0028993 gr/cm2 menit

R= = = 0,002796 gr/cm2 menit

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

No X Y ln X Y ln X (ln X)2
1 2 0,0029 0,6931 0,0020 0,4805
2 4 0,0028 1,3863 0,0039 1,9218
3 6 0,0024 1,7918 0,0043 3,2104
4 8 0,0020 2,0794 0,0041 4,3241
5 10 0,0018 2,3026 0,0042 5,3019
6 12 0,0017 2,4849 0,0042 6,1748
7 14 0,0015 2,6391 0,0039 6,9646
8 16 0,0013 2,7726 0,0037 7,6872
9 18 0,0013 2,8904 0,0038 8,3542
10 20 0,0012 2,9957 0,0036 8,9744
11 22 0,0011 3,0910 0,0035 9,5545
12 24 0,0010 3,1781 0,0033 10,1000
13 26 0,0010 3,2581 0,0031 10,6152
182 0,02205 31,5630 0,0476 83,6636

Menghitung persamaan garis dengan metode Least square

∑y = ∑ In x a + n b
∑x Iny = ∑ In x2 a + ∑ In x b
0,0221 = 31,5631a + 13 b x 31,5631
0,0476 = 83,6637a +31,5631 x 14

0,6960 = 996,2278a + 410,3200b


0,6191 = 1087,6281a + 410,3200b _
0,0769 = -91,4002a
a = -0,0008
b = 0,003737966
Didapat persamaan garis y = -0,0008 lnx + 0,003737966

 Menghitung Y hitung
Data 1, X= 2
Y hitung = -0,0008 ln(2) + 0,003737966
= 0,0032
Data 2, X= 4
Y hitung = -0,0008 ln(4) + 0,003737966
= 0,0026
 Menghitung % Kesalahan
Data 1

% Kesalahan =

= 8,82%
Data 2

% Kesalahan =

= 7,9965%

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:

No X Y data Y hitung %kesalahan


1 2 0,0029 0,0032 8,82
2 4 0,0028 0,0026 8,00
3 6 0,0024 0,0022 7,65
4 8 0,0020 0,0020 1,11
5 10 0,0018 0,0018 1,14
6 12 0,0017 0,0016 2,54
7 14 0,0015 0,0015 2,67
8 16 0,0013 0,0014 4,48
9 18 0,0013 0,0013 0,32
10 20 0,0012 0,0012 1,47
11 22 0,0011 0,0011 0,80
12 24 0,0010 0,0011 2,89
13 26 0,0010 0,0010 4,43
Rata-rata % kesalahan 3,56

3. Menghitung Konstanta Kecepatan Pengeringan


a. Silinder berlubang kotak
%
No waktu Tw (C) Td (C) ΔW R (Y) Kadar
air (X)
1 2 134 31.5 31 1.15 5,2632
2 4 133.3 32 31.7 0.7 4,7133
3 6 132.7 31.2 31 0.6 4,2419
4 8 132.3 31.5 32 0.4 3,9277
5 10 131.8 31.1 32.8 0.5 3,5350
6 12 131 30.9 33 0.8 2,9065
7 14 130.8 30 33.5 0.2 2,7494
8 16 130.55 30.9 33.8 0.25 2,5530
9 18 129.95 30 34 0.6 2,0817
10 20 129.6 29.9 34 0.35 1,8068
11 22 129.4 29 34 0.2 1,6496
12 24 129.1 29.5 34 0.3 1,4140
13 26 128.85 29.5 34.5 0.25 1,2176
14 28 128.74 29 34.9 0.11 1,1312
15 30 128.5 28.5 35 0.24 0,9427
16 32 128.25 28.4 35 0.25 0,7463
17 34 128.2 28.2 35.5 0.05 0,7070
18 36 128.05 28.2 36 0.15 0,5892
19 38 127.9 28 36 0.15 0,4713
20 40 127.8 28 36 0.1 0,3928
21 42 127.7 28 35.5 0.1 0,3142
22 44 127.3 28 35.5 0.4 0,0000
23 46 127.3 28 35 0 0,0000
24 48 127.3 28 35.5 0 0,0000
Σ 600 3110.39 707.3 819.2 7.85 43,3543
Rata –
25 29,4708 34,1333 0,3271 0,0012 1,8064
rata

Kadar air rata-rata = 1,8064


Keceptan pengeringan rata-rata = 0,0012
Twet rata-rata = 29,4708C = 85F
Tdry rata-rata = 34,1333C = 94 F

Dari grafik kelembaban udara-uap air diperoleh Y’= 0,025 lb uap air/lb
udara
Maka Molal humidity :
Ya =

= 0,041 lb uap air/lb udara

Pa =Ya x Pt

= 0,0401 x 1 atm x

= 41,4434 gr/cm2
Dari steam table diperoleh data tekanan pada suhu 94F sebesar 0,7906
psia

Pai = = 55,5995 cm2/gr

KG = = = 8,4769 x 10-5 / menit

b. Bola pejal

Waktu Tw % Kadar
No Td(C) ΔW R (Y)
(menit) (C) air (X)
1 2 31,5 31 0,45 1,8769 0,0025
2 4 32 31,7 0,3 1,4264 0,0021
3 6 31,2 31 0,45 0,7508 0,0022
4 8 31,5 32 0,1 0,6006 0,0018
5 10 31,1 32,8 0,05 0,5255 0,0015
6 12 30,9 33 0,05 0,4505 0,0013
7 14 30 33,5 0,05 0,3754 0,0012
8 16 30,9 33,8 0,25 0,0000 0,0012
9 18 30 34 0 0,0000 0,0011
10 20 29,9 34 0 0,0000 0,0009
Σ 110 309 326,8 1,7 6,0060 0,0158
rata-rata 11 30,9 32,68 0,17 0,600601 0,0016

Kadar air rata-rata = 0,600601


Keceptan pengeringan rata-rata = 0,0016
Twet rata-rata = 30,9C = 88F
Tdry rata-rata = 32,68C = 91 F

Dari grafik kelembaban udara-uap air diperoleh Y’= 0,029 lb uap air/lb
udara
Maka Molal humidity :
Ya =

= 0,00466 lb uap air/lb udara

Pa =Ya x Pt

= 0,0466 x 1 atm x

= 48.1839 gr/cm2
Dari steam table diperoleh data tekanan pada suhu 91F

92 =
91
0,0225

90
= 0,7206
x
0,69810 0,74316
6981 981

Pai = = 50,6344 cm2/gr

KG = = = 6.5294 x 10-4 / menit


c. Silinder pejal
No waktu W Tw Td ΔW R X
1 2 47,1 31,5 31 0,7 0,0029 5,1339
2 4 46,45 32 31,7 0,65 0,0028 3,6830
3 6 46,05 31,2 31 0,4 0,0024 2,7902
4 8 45,9 31,5 32 0,15 0,0020 2,4554
5 10 45,6 31,1 32,8 0,3 0,0018 1,7857
6 12 45,35 30,9 33 0,25 0,0017 1,2277
7 14 45,3 30 33,5 0,05 0,0015 1,1161
8 16 45,2 30,9 33,8 0,1 0,0013 0,8929
9 18 44,95 30 34 0,25 0,0013 0,3348
10 20 44,9 29,9 34 0,05 0,0012 0,2232
11 22 44,8 29 34 0,1 0,0011 0,0000
12 24 44,8 29,5 34 0 0,0010 0,0000
13 26 44,8 29,5 34,5 0 0,0010 0,0000
Σ 182 591,2 397 429,3 3 0,0221 19,6429
rata
14 45,4769 30,5385 33,0231 0,2308 0,0017 1,5110
rata

Kadar air rata-rata = 1,5110


Keceptan pengeringan rata-rata = 0,0017
Twet rata-rata = 30,5385C = 86,96F
Tdry rata-rata = 33,0231C = 91,4 F

Dari grafik kelembaban udara-uap air diperoleh Y’= 0,029 lb uap air/lb
udara
Maka Molal humidity :
Ya =

= 0,0466 lb uap air/lb udara

Pa =Ya x Pt

= 0,0466 x 1 atm x

= 48,1611 gr/cm2
Dari steam table diperoleh data tekanan pada suhu 91,4 F
92
91,4 =

90 0,0135
0,69810 x 0,74316 = 0,7296
6981 981
Pai = = 51,300 cm2/gr

KG = = = 5,4159 x 10-4 / menit


LAMPIRAN C
LAMPIRAN D

Pertanyaan dan jawaban


Praktikan
1. Hotma Hasiholan T (121170029)
Mengapa saat benda dikeluarkan dari oven langsung ditimbang?
Jawaban :
Saat bahan dikeluarkan dari oven harus langsung ditimbang beratnya
karena jika didiamkan terlebih dahulu maka kandungan air akan menguap
ke udara yang menyebabkan hasil tidak akurat.

2. Bisma K. J. S. (121170105)
Mengapa dalam proses drying menggunakan pompa vakum?
Jawaban:
Fungsi vakum dalam pengeringan adalah untuk menurunkan tekanan di
dalam mesin pengering sehingga tekanannya turun dan air dalam bahan
dapat menguap di bawah suhu didih air. Pada tekanan 1 atm, air akan
mendidih pada suhu 100C, karena tekanan dalam oven turun
menjadi kurang dari 1 atm maka bahan yang mengandung air dapat
menguap pada suhu kurang dari 100C.

3. Dian Agung (121170073)


Bagaimana benda yang dikeringkakan dapat dikatakan kering?
Jawaban:
Suatu benda dapat dikatakan kering apabila pada saat penimbangan telah
mecapai berat konstan yaitu berat yang sama sebanyak minimal 3 kali. Hal
ini menandakan kelembaban bahan telah mencapai kesetimbang dengan
kelembaban udara.
Asisten Pembimbing
4. Gerald Alexander
a. Mengapa dengan menggunakan pompa vakum pengeringannya
semakin cepat? Mengapa saat tekanan turun titik didihnya turun?
Jawaban:
Titik didih terjadi saat tekanan dalam sistem dan lingkungan sama.
Pompa vakum menyebabkan tekanan sistem dalam oven menjadi turun
atau kurang dari 1 atm sehingga menyebabkan kandungan air bahan
menguap ketika suhu lingkungan kurang dari 100C. Pada tekanan 1
atm air akan mendidih pada suhhu 100C.

b. Pada grafik 1.10 dan 1.11 pada titik A ke B mengapa grafiknya naik?
Jawaban:
A’ merupakan kondisi kelembaban permukaan yang lebih besar
daripada kelembaban di dalam bahan. Sedangkan A merupakan
kelembaban di dalam bahan, sehingga perlu adanya penyesuaian antara
titik A’ dengan A agar kadar kelembaban keduanya menjadi
setimbang. Pada titik A ke B mengalami kenaikan karena proses
penyesuaian awal bahan.

c. Semakin besar luas permukaan bahan Kgnya bagaimana?


Jawaban:
Berdasarkan teori dan percobaan yang telah dilakukan maka semakin
besar luas permukaan bahan maka koefisien kecepatan penguapannya
(KG) semakin kecil. Berdasarkan rumus mencari nilai KG dapat
diketahui bahwa hubunga KG dengan kecepatan pengeringan (R)
adalah berbanding lurus sehingga semakin besar R maka KG juga akan
semakin besar. Sedangkan pada rumus mencari R diketahui bahwa
hubungan R dengan luas permukaan bahan (A) adalah berbanding
terbalik sehingga semakin kecil A maka R akan semakin besar.
Berdasarkan uraian di atas dapat ketahui bahwa hubungan A dengan
KG adalah berbanding terbalik, semakin besar A maka K G akan
𝑅 𝑊𝑛−𝑊𝑛+1
semakin kecil. KG = R=
𝑃𝑎𝑖−𝑃𝑎 𝐴.𝑡

d. Mengapa bola pejal pengeringannya lebih cepat daripada silinder


berlubang kotak? Jelaskan hubungannya dengan dasar teori.
Jawaban :

R rata-rata
No A (cm2) KG (menit-1)
(gram/cm2menit)
1 245,862 8,4769 x 10-5 0,0012
2 120,719 5,4159 x 10-4 0,0016
3 89,539 6.5194 x 10-4 0,0017

Luas permukaan bola pejal lebih kecil dari pada silinder berlubang
kotak sehingga selama perendaman bahan dengan air bola pejal lebih
sedikit menyerap air dari pada silinder berlubang kotak. Menurut teori
semakin besar luas permukaan bahan maka KG juga semakin kecil
sehingga jumlah air yang teruapkan per menit juga semakin sedikit.
Berdasarkan data percobaan juga diperoleh hubungan R dengan luas
permukaan bahan (A) adalah berbanding terbalik sehingga semakin
kecil A maka R akan semakin besar sehingga menyebabkan
pengeringan bola pejal lebih cepat dari silinder berlubang kotak.

5. Agah Khaerul Sanni


Pada praktikum ini transfer masa dan transfer panas apa yang terjadi?
Jawaban:
Transfer massa adalah gerakan molekul-molekul atau elemen fluida yang
disebabkan karena adanya suatu gaya pendorong. Beda konsentrasi
merupakan gaya pendorong dalam proses transfer massa. Pada praktikum
ini bahan dikontakkan dengan udara yang kelembabannya lebih rendah
dari kandungan kebasahan dari bahan sehingga bahan akan melepaskan
sebagian dari kebasahan dan mengering sampai seimbang dengan udara.
Sedangkan transfer panas yang terjadi ada tiga yaitu konduksi (dari rak-
rak dalam oven dengan bahan), koveksi (dari udara panas dengan bahan),
radiasi (panas yang ditimbulkan oven ke udara dalam oven).

Anda mungkin juga menyukai