Disusun oleh
Khairunnisa Faza Nisrina (121170086)
Bagas Fauzan Heru Pratama (121170091)
Eunike Vanesa Dewi (121170097)
Disusun oleh
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga l a p o r a n seminar Praktikum Pemisahan Difusional yang
berjudul “Drying” dapat penyusun selesaikan. Laporan seminar ini disusun untuk
memenuhi tugas Praktikum Pemisahan Difusional.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Danang Jaya, MT selaku Kepala Laboratorium Praktikum Dasar Teknik
Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta
2. Petugas Laboratorium Praktikum Dasar Teknik Kimia UPN “Veteran”
Yogyakarta yang telah menyediakan alat dan bahan
3. Isnani Nur Pratiwi selaku asisten pembimbing
4. Teman-teman sesama praktikan
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan seminar ini masih
banyak terdapat kekurangan, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga l a p o r a n seminar ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang membaca laporan seminar ini.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. v
DAFTAR TABEL........................................................................................ vii
DAFTAR ARTI LAMBANG ..................................................................... viii
INTISARI..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Percobaan.................................................................... 1
I.2 Tujuan Percobaan.................................................................................. 2
I.3 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 3
I.4 Hipotesa .......................................................................................... 9
BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan ......................................................................... 10
2.1.1 Alat ........................................................................................
2.1.2 Bahan............................................................................................ 10
2.2 Rangkaian Alat Drying .................................................................. 10
2.3 Cara Kerja ...................................................................................... 11
2.4 Bagan Alir ................................................................................ 11
2.5 Analisa Perhitungan ............................................................................. 12
BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Percobaan.................................................................................... 13
3.2 Pembahasan .......................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 23
4.2 Kritik dan Saran ............................................................................. 24
4.2.1 Kritik ............................................................................................ 24
4.2.2 Saran ................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 3.8 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kadar air
dalam bahan (X) pada bola pejal................................................ 20
Gambar 3.9 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kadar air
dalam bahan (X) pada silinder pejal ............................................. 21
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data waktu dan berat pengeringan silinder berlubang kotak ........ 13
Tabel 3.2 Data waktu dan berat pengeringan bola pejal .................................. 14
Tabel 3.3 Data waktu dan berat pengeringan silinder pejal ............................. 15
Tabel 3.4 Hubungan luas permukaan (A) dengan KG ................................... 22
vii
DAFTAR ARTI LAMBANG
viii
INTISARI
ix
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DRYING
D-1
BAB I
PENDAHULUAN
b. Kelembaban ( H )
Jika suhu lebih tinggi dan kelembaban lebih rendah maka
kecepatan pengeringan akan lebih cepat. Udara lembab akan
menurunkan kecepatan penguapan sehingga pengering akan berjalan
lama.
c. Tekanan ( P )
Semakin kecil tekanan udara maka semakin besar kemampuan
udara untuk mengangkut air selama pengeringan, dengan semakin
kecilnya tekanan berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap
air dapat lebih banyak tertampung dan disingkirkan dari bahan pangan.
Jika tekanan udara semakin besar maka udara disekitar pengeringan
akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan
menghambat proses atau laju pengeringan.
Gambar 1.10 Kurva hubungan antara kadar air (X) dengan waktu (t)
Keterangan :
A’ : Daerah permukaan bagian atas yang basah
A–B : Periode yang terjadi setelah analisa pengeringan
B–C : Daerah bagian kecepatan yang konstan, setelah ditambah
kelembabannya
I.4 Hipotesa
1. Semakin lama waktu pengeringan, maka kadar air semakin berkurang
2. Semakin lama waktu pengeringan, maka kecepatan pengeringan semakin
lambat.
3. Semakin banyak kadar air dalam suatu bahan, maka kecepatan
pengeringannya semakin cepat
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
2
5 3 4
6
Gambar 2.1 Rangkaian alat drying
Merendam bahan dengan tiga variasi bentuk yang berbeda ke dalam air
selama 30 menit.
Mengidupkan oven dan mengatur suhu sebesar 80°C serta menjaga agar
tetap konstan, Mencatat Twet, Tdry, dan Toven.
A= 4πr2
c. Luas permukaan silinder pejal
A= πDL + πD2
X= x 100%
a. Mencari Pai
Twet diketahui (dari Wet bulk Termometer)
Twet =
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
3. 1. HASIL PERCOBAAN
A. Silinder Berlubang Kotak
Diameter luar = 5,72 cm
Tinggi = 7,8 cm
Luas permukaan = 245,8621 cm2
Twet mula-mula = 30 C
Tdry mula-mula = 29 C
Berat bahan setelah direndam = 135,15 gram
Suhu oven = 80 C
Tabel 3.1 Data waktu dan berat pengeringan Silinder Berlubang Kotak
Waktu W Twet Tdry ΔW
No
(menit) (gram) (°C) (°C) (gram)
1 0 135,15 30 29 0
2 2 134 31,5 31 1,15
3 4 133,3 32 31,7 0,7
4 6 132,7 31,2 31 0,6
5 8 132,3 31,5 32 0,4
6 10 131,8 31,1 32,8 0,5
7 12 131 30,9 33 0,8
8 14 130,8 30 33,5 0,2
9 16 130,55 30,9 33,8 0,25
10 18 129,95 30 34 0,6
11 20 129,6 29,9 34 0,35
12 22 129,4 29 34 0,2
13 24 129,1 29,5 34 0,3
14 26 128,85 29,5 34,5 0,25
15 28 128,74 29 34,9 0,11
B. Bola Pejal
Diameter luar = 5, 34 cm
Luas permukaan = 89,539 cm2
Twet mula-mula = 30 C
Tdry mula-mula = 29 C
Berat bahan setelah direndam = 68,3 gram
Suhu oven = 80 C
Tabel 3.2 Data waktu dan berat pengeringan Bola Pejal
Waktu W Twet Tdry ΔW
No
(menit) (gram) (°C) (°C) (gram)
1 0 68,3 30 29 0
2 2 67,85 31,5 31 0,45
3 4 67,55 32 31,7 0,3
4 6 67,1 31,2 31 0,45
5 8 67 31,5 32 0,1
6 10 66,95 31,1 32,8 0,05
7 12 66,9 30,9 33 0,05
8 14 66,85 30 33,5 0,05
9 16 66,6 30,9 33,8 0,25
10 18 66,6 30 34 0
11 20 66,6 29,9 34 0
C. Silinder Pejal
Diameter luar = 3,32 cm
Tinggi = 9,92 cm
III.2.Pembahasan
0,00250
Kecepatan Pengeringan (gr/cm2 y = -0.0005ln(x) + 0,0026
0,00200
R² = 0,9809
0,00150
mneit)
0,00100
0,00050
0,00000
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)
Y Data Y Hitung
0,0025
Kecepatan pengeringan
y = -0.0007ln(x) + 0,0032
0,0020 R² = 0,9399
(gr/cm2menit)
0,0015
0,0010
0,0005
0,0000
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)
Y Data Y Hitung
Gambar 3.2 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kecepatan
pengeringan (R) pada bola pejal
0,0035
y = -0,0008 lnx + 0,0037
Kecepatan Pengeringan
0,0030
0,0025 R² = 0,9644
(gr/cm2menit)
0,0020
0,0015
0,0010
0,0005
0,0000
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)
Y data Y hitung
0,0025
y = 0,0003x + 0,00065
R² = 0,9576
Kecepatan Pengeringan
0,0020
(gr/cm2menit) 0,0015
0,0010
0,0005
0,0000
-1 0 1 2 3 4 5 6
Kadar Air (%)
Y Data Y Hitung
Gambar 3.4 Grafik hubungan antara kadar air (X) dalam bahan dengan
kecepatan pengeringan (R) pada silinder berlubang kotak
Berdasarkan gambar 3.4 dapat diketahui bahwa hubungan antara
kadar air (X) dalam bahan dengan kecepatan pengeringan (R) bahwa
semakin besar kadar air dalam bahan maka semakin besar pula kecepatan
pengeringannya. Hal ini dikarenakan semakin besar kadar air, air akan
semakin mudah teruapkan sehingga kecepatan pengeringan akan semakin
cepat. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan, hasil percobaan yang
telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada silinder berlubang kotak
diperoleh persamaaan y= 0,0003x + 0,0007 dengan % kesalahan rata-rata
sebesar 4,24%
0,0030
Keceoatan Pengeringan
0,0025
(gr/cm2menit
0,0020
y = 0,0008x + 0,0011
0,0015 R² = 0,8909
0,0010
0,0005
0,0000
0,0000 0,5000 1,0000 1,5000 2,0000
Kadar Air (%)
Y Data Y Hitung
Gambar 3.5 Grafik hubungan antara kadar air (X) dalam bahan dengan
kecepatan pengeringan (R) pada bola pejal
0,0030 R² = 0,9399
(gr/cm2menit)
0,0025
0,0020
0,0015
0,0010
0,0005
0,0000
0,0000 1,0000 2,0000 3,0000 4,0000 5,0000 6,0000
Kadar Air (X)
Y data Y hitung
Tabel 3.6 Grafik hubungan antara kadar air (X) dalam bahan dengan
kecepatan pengeringan (R) pada silinder pejal
Berdasarkan gambar 3.6 dapat diketahui bahwa hubungan antara
kadar air (X) dalam bahan dengan kecepatan pengeringan (R) bahwa
semakin besar kadar air dalam bahan maka semakin besar pula kecepatan
pengeringannya. Hal ini dikarenakan semakin besar kadar air, air akan
semakin mudah teruapkan sehingga kecepatan pengeringan akan semakin
cepat. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan, hasil percobaan yang
telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada bola pejal diperoleh
persamaan y= 0,0008 x + 0,0011 dengan % kesalahan rata-rata sebesar
10,91%.
7
6
Kadar Air (%) 5
y = -1,8834lnx + 7,4111
4
R² = 0,918
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)
Y Data Y Hitung
Gambar 3.7 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kadar air
dalam bahan (X) pada silinder berlubang kotak
Berdasarkan gambar 3.7 dapat diketahui bahwa hubungan waktu
pengeringan (t) dengan kadar air dalam bahan (X) terlihat bahwa semakin
lama waktu pengeringan maka kandungan airnya akan semakin kecil, hal
ini disebabkan karena kandungan air yang terkandung di dalam bahan
semakin berkurang jumlahnya seiring dengan lamanya waktu pengeringan di
dalam oven vakum. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan, hasil
percobaan yang telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada silinder
berlubang kotak diperoleh persamaan y=-1,8834lnx + 7,4111 dengan %
kesalahan rata-rata sebesar 8,20 %.
2,0000
y = -0,8359ln(x) + 2,4425
1,5000 R² = 0,8888
Kadar Air (%)
1,0000
0,5000
0,0000
0 5 10 15 20 25
-0,5000
Waktu (menit)
Y Data Y Hitung
Gambar 3.8 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kadar air
dalam bahan (X) pada bola pejal
4
y = -2,0911ln(x) + 6,5881
R² = 0,8861
Kadar Air (%)
0
0 5 10 15 20 25 30
-1
Waktu (menit)
Y data Y hitung
Gambar 3.9 Grafik hubungan antara waktu pengeringan (t) dengan kadar air
dalam bahan (X) pada silinder pejal
Berdasarkan gambar 3.9 dapat diketahui bahwa hubungan waktu
pengeringan (t) dengan kadar air dalam bahan (X) terlihat bahwa semakin
lama waktu pengeringan maka kandungan airnya akan semakin kecil, hal
ini disebabkan karena kandungan air yang terkandung di dalam bahan
semakin berkurang jumlahnya seiring dengan lamanya waktu pengeringan di
dalam oven vakum. Kemudian dari praktikum yang telah dilakukan, hasil
percobaan yang telah didapatkan sesuai dengan hipotesa. Pada silinder pejal
diperoleh persamaan y = -2,0911lnx + 6,5881 dengan % kesalahan rata-rata
sebesar 11,39%.
Pada perhitungan konsatanta kecepatan pengeringan (KG) diperoleh
pada silinder berlubang kotak 8,4769 x 10-5 / menit, bola pejal 6.5194 x 10-4
/ menit, silinder pejal 5,4159 x 10-4 / menit. Hubungan mengenai luas
No A (cm2) KG (menit-1)
1 245,862 8,4769 x 10-5
2 120,719 5,4159 x 10-4
3 89,539 6.5194 x 10-4
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Hubungan antara waktu pengeringan (t) dan kadar air (X) adalah
berbanding terbalik. Semakin lama waktu pengeringan maka kadar air
dalam suatu bahan akan semakin berkurang. Persamaan garis:
a) Silinder berlubang kotak y = 1,8834lnx + 7,4111
b) B o l a p e j a l y = -0,8359lnx + 2,4425
c) Silinder pejal y = -2,0911lnx + 6,5881
2. H ubungan antara kecepatan pengeringan (R) dengan kadar air (X)
adalah berbanding lurus. Semakin besar kadar air dalam suatu bahan
maka kecepatan pengeringan akan semakin besar.Persamaan garis
a) Silinder berlubang kotak y = 0,0003x + 0,00065
b) Bola pejal y = -0,0008 x + 0,0011
c) Silinder pejal y = 0,0004 x + 0,0012
3. Hubungan antara waktu pengeringan dengan kecepatan pengeringan
adalah berbanding terbalik. Semakin besar waktu pengeringan maka
kecepatan pengeringan akan semakin berkurang. Persamaan garis
a) Silinder berlubang kotak y = -0,0005 lnx + 0,0026
b) Bola pejal y = -0,0007 lnx + 0,0032
c) Silinder pejal y = -0,0008 lnx + 0,0037
4. Konstanta kecepetan pengeringan (KG)
a) Silinder berlubang kotak = 8,4769 x 10-5 / menit
b) Bola pejal = 6.5194 x 10-4 / menit
c) Silinder pejal = 5,4159 x 10-4 / menit.
IV.2.2. Saran
Pada praktikum drying bahan-bahan yang akan dikeringkan
sebaiknya diganti dengan permukaannya yang tidak retak sehingga
diharapkan persen kesalahan dapat diminimalisir. Selain itu sebaiknya
disediakan timbangan analitis lagi agar dalam penggunaanya tidak saling
tunggu antara praktikan satu dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Perhitungan
Data 1
X= = = 5,2631579%
Data 2
X= = = 4,7133%
Mengitung Y hitung
Data 1, X = 5,263158
Y hitung = 0,0003(5,263158) + 0,00065
= 0,0020
Data 2, X = 4,7133
Y hitung = 0,0003(4,7133) + 0,00065
= 0,0018
Mengitung % Kesalahan
Data 1
% Kesalahan =
= 15,24%
Data 2
% Kesalahan =
= 2,0154%
b. Bola Pejal
Berat bahan basah = 68,3 gram
Diameter luar (D) = 5, 34 cm
Luas Permukaan Aktif (A) = 4πr2
= (4x3,14x2,672)
= 89,539 cm2
Data 1
X= = = 1,8768 %
Data 2
X= = = 1,4264 %
Berat
waktu % Kadar air
No. bahan R (Y) X2 XY
(menit) (X)
(gram)
8 16 66,6 0 0.0012 0 0
9 18 66,6 0 0.0011 0 0
10 20 66,6 0 0.0009 0 0
Menghitung Y hitung
Data 1, X= 1,8769
Y hitung = 0,0008 (1,8769) + 0,001102505
= 0,0026
Data 2, X= 1,4264
Y hitung = 0,0008 (1,4264) + 0,001102505
= 0,0022
Menghitung % Kesalahan
Data 1
% Kesalahan =
=
= 3,42%
Data 2
% Kesalahan =
= 6,9589%
c. Silinder pejal
Berat bahan basah = 47,8 gram
Diameter (D) = 3,32 cm
Panjang silinder = 9,92 cm
Luas Permukaan Aktif (A) = πDL + πD2
= (3,14x3,32x9,92) + (0,5x3,14x3,322)
= 120,719184 cm2
Data 1
X= = = 5,1339%
Data 2
X= = = 3,6830%
Berat %
waktu
No. bahan Kadar R (Y) X2 XY
(menit)
(gram) air (X)
1 2 47.10 5.1339 0.0029 26.3572 0.0149
2 4 46.45 3.6830 0.0028 13.5648 0.0103
3 6 46.05 2.7902 0.0024 7.7851 0.0067
4 8 45.90 2.4554 0.0020 6.0288 0.0048
5 10 45.60 1.7857 0.0018 3.1888 0.0033
6 12 45.35 1.2277 0.0017 1.5072 0.0021
7 14 45.30 1.1161 0.0015 1.2456 0.0017
8 16 45.20 0.8929 0.0013 0.7972 0.0012
9 18 44.95 0.3348 0.0013 0.1121 0.0004
10 20 44.90 0.2232 0.0012 0.0498 0.0003
11 22 44.80 0.0000 0.0011 0.0000 0.0000
12 24 44.80 0.0000 0.0010 0.0000 0.0000
13 26 44.80 0.0000 0.0010 0.0000 0.0000
Σ 19.6429 0.0221 60.6366 0.0456
% Kesalahan =
= 8,25 %
Data 2
% Kesalahan =
= 8,3954 %
X= = = 5,2631579%
X= = = 4,7133%
No X Y ln X Y ln X (ln X)2
1 2 5.2632 0.6931 3.6481 0.4805
2 4 4.7133 1.3863 6.5340 1.9218
3 6 4.2419 1.7918 7.6006 3.2104
4 8 3.9277 2.0794 8.1675 4.3241
5 10 3.5350 2.3026 8.1395 5.3019
6 12 2.9065 2.4849 7.2224 6.1748
7 14 2.7494 2.6391 7.2559 6.9646
8 16 2.5530 2.7726 7.0785 7.6872
9 18 2.0817 2.8904 6.0169 8.3542
10 20 1.8068 2.9957 5.4126 8.9744
11 22 1.6496 3.0910 5.0991 9.5545
12 24 1.4140 3.1781 4.4937 10.1000
13 26 1.2176 3.2581 3.9670 10.6152
14 28 1.1312 3.3322 3.7693 11.1036
15 30 0.9427 3.4012 3.2062 11.5681
16 32 0.7463 3.4657 2.5864 12.0113
17 34 0.7070 3.5264 2.4931 12.4352
18 36 0.5892 3.5835 2.1113 12.8416
19 38 0.4713 3.6376 1.7145 13.2320
20 40 0.3928 3.6889 1.4489 13.6078
21 42 0.3142 3.7377 1.1744 13.9702
22 44 0 3.7842 0 14.3201
23 46 0 3.8286 0 14.6585
24 48 0 3.8712 0 14.9862
Σ 600 43.3543 71.4203 99.1399 228.3984
Data 2, X=4
Menghitung % Kesalahan
Data 1
% Kesalahan =
= 16,01 %
Data 2
% Kesalahan =
= 1,8433 %
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:
b. Bola pejal
X= = = 1,8768 %
X= = = 1,4264 %
∑y = ∑ In x a + n b
∑x Iny = ∑ In x2 a + ∑ In x b
% Kesalahan =
=
= 0,7313%
Data 2
% Kesalahan =
= 10,0015%
Y
No X Y Data %Kesalahan
Hitung
1 2 1,8769 1,8632 0,7313
2 4 1,4264 1,2838 10,0015
3 6 0,7508 0,9448 25,8528
4 8 0,6006 0,7044 17,2781
5 10 0,5255 0,5179 1,4603
6 12 0,4505 0,3655 18,8697
7 14 0,3754 0,2366 36,9698
8 16 0 0,1250 0
9 18 0 0,0265 0
10 20 0 -0,0615 0
Rata-rata % Kesalahan 11,1164
c. Silinder pejal
X= = = 5,1339%
X= = = 3,6830%
No X Y ln X Y ln X (ln X)2
1 2 5,1339 0,6931 3,5586 0,4805
2 4 3,6830 1,3863 5,1058 1,9218
3 6 2,7902 1,7918 4,9993 3,2104
4 8 2,4554 2,0794 5,1058 4,3241
5 10 1,7857 2,3026 4,1118 5,3019
6 12 1,2277 2,4849 3,0507 6,1748
7 14 1,1161 2,6391 2,9454 6,9646
8 16 0,8929 2,7726 2,4755 7,6872
9 18 0,3348 2,8904 0,9678 8,3542
10 20 0,2232 2,9957 0,6687 8,9744
11 22 0,0000 3,0910 0,0000 9,5545
12 24 0,0000 3,1781 0,0000 10,1000
13 26 0,0000 3,2581 0,0000 10,6152
182 19,6429 31,5631 32,9892 83,6637
∑y = ∑ In x a + n b
∑x Iny = ∑ In x2 a + ∑ In x b
Menghitung Y hitung
Data 1, X= 2
Y hitung = -2,0911ln(2) + 6,588088707
= 5,1386
Data 1, X= 4
Y hitung = -2,0911ln(4) + 6,588088707
= 3,6892
Menghitung % Kesalahan
Data 1
% Kesalahan =
=
= 0,09%
Data 2
% Kesalahan =
= 0,017%
∑y = ∑ In x a + n b
∑x Iny = ∑ In x2 a + ∑ In x b
Data 2, X=4
Menghitung % Kesalahan
Data 1
% Kesalahan =
= 4,18 %
Data 2
% Kesalahan =
= 0,8298 %
b. Bola pejal
No X Y ln X Y ln X (ln X)2
1 2 0.0025 0.6931 0.0017 0.4805
2 4 0.0021 1.3863 0.0029 1.9218
3 6 0.0022 1.7918 0.0040 3.2104
4 8 0.0018 2.0794 0.0038 4.3241
5 10 0.0015 2.3026 0.0035 5.3019
6 12 0.0013 2.4849 0.0032 6.1748
7 14 0.0012 2.6391 0.0031 6.9646
8 16 0.0012 2.7726 0.0033 7.6872
9 18 0.0011 2.8904 0.0030 8.3542
10 20 0.0009 2.9957 0.0028 8.9744
Σ 110 0.0158 22.0359 0.0314 53.3939
∑y = ∑ In x a + n b
∑x Iny = ∑ In x2 a + ∑ In x b
0,0158 = 22,0359 a + 10 b x 22,0359
0,0314 = 53,3939 a +22,0359 b x 10
% Kesalahan =
= 6,20 %
Data 2
% Kesalahan =
= 3,6112 %
c. Silinder pejal
No X Y ln X Y ln X (ln X)2
1 2 0,0029 0,6931 0,0020 0,4805
2 4 0,0028 1,3863 0,0039 1,9218
3 6 0,0024 1,7918 0,0043 3,2104
4 8 0,0020 2,0794 0,0041 4,3241
5 10 0,0018 2,3026 0,0042 5,3019
6 12 0,0017 2,4849 0,0042 6,1748
7 14 0,0015 2,6391 0,0039 6,9646
8 16 0,0013 2,7726 0,0037 7,6872
9 18 0,0013 2,8904 0,0038 8,3542
10 20 0,0012 2,9957 0,0036 8,9744
11 22 0,0011 3,0910 0,0035 9,5545
12 24 0,0010 3,1781 0,0033 10,1000
13 26 0,0010 3,2581 0,0031 10,6152
182 0,02205 31,5630 0,0476 83,6636
∑y = ∑ In x a + n b
∑x Iny = ∑ In x2 a + ∑ In x b
0,0221 = 31,5631a + 13 b x 31,5631
0,0476 = 83,6637a +31,5631 x 14
Menghitung Y hitung
Data 1, X= 2
Y hitung = -0,0008 ln(2) + 0,003737966
= 0,0032
Data 2, X= 4
Y hitung = -0,0008 ln(4) + 0,003737966
= 0,0026
Menghitung % Kesalahan
Data 1
% Kesalahan =
= 8,82%
Data 2
% Kesalahan =
= 7,9965%
Dari grafik kelembaban udara-uap air diperoleh Y’= 0,025 lb uap air/lb
udara
Maka Molal humidity :
Ya =
Pa =Ya x Pt
= 0,0401 x 1 atm x
= 41,4434 gr/cm2
Dari steam table diperoleh data tekanan pada suhu 94F sebesar 0,7906
psia
b. Bola pejal
Waktu Tw % Kadar
No Td(C) ΔW R (Y)
(menit) (C) air (X)
1 2 31,5 31 0,45 1,8769 0,0025
2 4 32 31,7 0,3 1,4264 0,0021
3 6 31,2 31 0,45 0,7508 0,0022
4 8 31,5 32 0,1 0,6006 0,0018
5 10 31,1 32,8 0,05 0,5255 0,0015
6 12 30,9 33 0,05 0,4505 0,0013
7 14 30 33,5 0,05 0,3754 0,0012
8 16 30,9 33,8 0,25 0,0000 0,0012
9 18 30 34 0 0,0000 0,0011
10 20 29,9 34 0 0,0000 0,0009
Σ 110 309 326,8 1,7 6,0060 0,0158
rata-rata 11 30,9 32,68 0,17 0,600601 0,0016
Dari grafik kelembaban udara-uap air diperoleh Y’= 0,029 lb uap air/lb
udara
Maka Molal humidity :
Ya =
Pa =Ya x Pt
= 0,0466 x 1 atm x
= 48.1839 gr/cm2
Dari steam table diperoleh data tekanan pada suhu 91F
92 =
91
0,0225
90
= 0,7206
x
0,69810 0,74316
6981 981
Dari grafik kelembaban udara-uap air diperoleh Y’= 0,029 lb uap air/lb
udara
Maka Molal humidity :
Ya =
Pa =Ya x Pt
= 0,0466 x 1 atm x
= 48,1611 gr/cm2
Dari steam table diperoleh data tekanan pada suhu 91,4 F
92
91,4 =
90 0,0135
0,69810 x 0,74316 = 0,7296
6981 981
Pai = = 51,300 cm2/gr
2. Bisma K. J. S. (121170105)
Mengapa dalam proses drying menggunakan pompa vakum?
Jawaban:
Fungsi vakum dalam pengeringan adalah untuk menurunkan tekanan di
dalam mesin pengering sehingga tekanannya turun dan air dalam bahan
dapat menguap di bawah suhu didih air. Pada tekanan 1 atm, air akan
mendidih pada suhu 100C, karena tekanan dalam oven turun
menjadi kurang dari 1 atm maka bahan yang mengandung air dapat
menguap pada suhu kurang dari 100C.
b. Pada grafik 1.10 dan 1.11 pada titik A ke B mengapa grafiknya naik?
Jawaban:
A’ merupakan kondisi kelembaban permukaan yang lebih besar
daripada kelembaban di dalam bahan. Sedangkan A merupakan
kelembaban di dalam bahan, sehingga perlu adanya penyesuaian antara
titik A’ dengan A agar kadar kelembaban keduanya menjadi
setimbang. Pada titik A ke B mengalami kenaikan karena proses
penyesuaian awal bahan.
R rata-rata
No A (cm2) KG (menit-1)
(gram/cm2menit)
1 245,862 8,4769 x 10-5 0,0012
2 120,719 5,4159 x 10-4 0,0016
3 89,539 6.5194 x 10-4 0,0017
Luas permukaan bola pejal lebih kecil dari pada silinder berlubang
kotak sehingga selama perendaman bahan dengan air bola pejal lebih
sedikit menyerap air dari pada silinder berlubang kotak. Menurut teori
semakin besar luas permukaan bahan maka KG juga semakin kecil
sehingga jumlah air yang teruapkan per menit juga semakin sedikit.
Berdasarkan data percobaan juga diperoleh hubungan R dengan luas
permukaan bahan (A) adalah berbanding terbalik sehingga semakin
kecil A maka R akan semakin besar sehingga menyebabkan
pengeringan bola pejal lebih cepat dari silinder berlubang kotak.