Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
1. Mempelajari kelakuan proses dinamik yaitu proses pengosongan tangki
dan pengukuran suhu dengan termometer.
2. Menentukan parameter proses pengosongan tangki.
3. Menentukan konstanta waktu termometer.

1.2 Latar Belakang


Dinamika proses merupakan salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia
yang bertujuan memberikan :
1. Dasar pengetahuan sifat dinamis suatu sistem.
2. Pengendalian sistem dengan pengenalan sepenuhnya terhadap
kemungkinan adanya bahaya dari sistem.
Dinamika proses mempelajari respon sistem proses dengan adanya
perubahan terhadap proses, misalnya :
1. Respon output dengan adanya perubahan input

Proses

Gambar 1. Respon output terhadap perubahan input


2. Respon output dengan adanya gangguan pada proses

Proses

Gangguan

Gambar 2. Respon output terhadap gangguan pada proses


Variabel-variabel proses seperti laju alir, suhu, tekanan dan konsentrasi dalam
pengendalian proses kimia dapat dikelompokkan menjadi :
1. Variabel input
Variabel input adalah variabel yang menunjukkan pengaruh lingkungan
terhadap proses kimia.
a. Variabel termanipulasi
Variabel termanipulasi adalah variabel yang nilainya dapat diatur
secara bebas oleh operator atau mekanisme pengendalian.
b. Gangguan
Gangguan adalah variabel yang nilainya bukan hasil pengaturan
operator atau mekanisme pengendalian.
2. Variabel output
Variabel output adalah variabel yang menunjukkan pengaruh proses
terhadap lingkungan.
a. Variabel terukur
Variabel terukur adalah jika nilai variabel yang dapat diketahui dengan
pengukuran secara langsung.
b. Variabel tidak terukur
Variabel tidak terukur adalah nilai variabel yang tidak dapat diukur
secara langsung.

1.3 Dasar Teori


Dinamika proses merupakan variabel unjuk kerja proses dari waktu ke
waktu sebagai respon terhadapnya. Untuk mendapatkan kelakuan dinamik dari
proses kimia, persamaan keadaan yang digunakan untuk memodelkan harus
diintegralkan. Sebagian besar sistem proses adalah non linier, sehingga harus
diubah menjadi sistem linier dengan pendekatan transformasi variabel yang
tepat.
Dinamika proses mempelajari respon sistem proses dengan adanya
perubahan terhadap proses. Proses yang dinamik merupakan fungsi waktu.
Perubahan terhadap sistem proses dapat kita lihat dari gambar berikut :

Gangguan eksternal
Input Terukur (d) Tidak terukur (d’)

Variabel
Sistem Proses Output terukur
Termanipulasi
(y)
(m)

Output tidak terukur (x)

Gambar 3. Respon sistem proses


Dinamika proses juga dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi alih (G) atau
fungsi transfer (transfer function)

Input G Output

Gambar 4. Dinamika proses bentuk fungsi alih


Output
G= ............................................................................................. (1)
Input

Fungsi alih diperoleh dengan membuat model matematik dari sistem


dinamik. Sebagian besar model matematik sistem dalam teknik kimia
merupakan bentuk persamaan kompleks dan non linear, sehingga diselesaikan
dengan cara :
1. Analisa matematik
2. Simulasi Komputer

Dalam dinamika proses ada 2 keadaan yang ditinjau yaitu :


1. Keadaan tunak (steady state)
2. Keadaan tidak tunak (unsteady state)
Untuk mempermudah penyelesaian bentuk kompleks dan non linear
diubah menjadi bentuk linear disekitar kondisi tunak.
Untuk mempelajari karakteristik sistem proses dan kelakuannya diperlukan :
1. Variabel-variabel bebas (independent variables) dan variabel-variabel
tidak bebas (state variables) dari sistem.
2. Persamaan-persamaan hubungan antara variabel proses yang dapat
menggambarkan kelakuan dinamik proses terhadap perubahan waktu.
Persamaan hubungan antara variabel-variabel bebas dan tidak bebas dapat
ditentukan dengan menggunakan prinsip kekekalan disebut persamaan
keadaan (equation of state).
Persamaan keadaan :
𝐴𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 = 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 − 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 + 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 ............ (2)
Proses-proses kimia mempunyai 3 kuantitas fundamental :
a. Massa
1) Massa total
2) Massa komponen
b. Energi total
c. Momentum
Perhatikan gambar berikut ini :

F1, CA1, ρ1

F2, CA2, ρ2

Gambar 5. Sistem tangki dengan input dan output


Neraca massa total

𝑑(𝜌𝑉)
= 𝜌1 𝐹1 − 𝜌2 𝐹2 .................................................................. (5)
𝑑𝑡

Neraca massa komponen


𝑑(𝐶𝐴 𝑉)
= 𝐶𝐴1 𝐹1 − 𝐶𝐴2 𝐹2 ± 𝑉 .................................................. (4)
𝑑𝑡
Neraca energi total
dE d (U  K  P)
  1 F1 H1   2 F2 H 2  Q  Ws ......... (5)
dT dT

Sedangkan proses yang akan dipelajari yaitu :


1. Proses pengosongan cairan dalam tangki
2. Proses pengukuran suhu dengan thermometer
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

2.1 Bahan
1. Air
2. Es

2.2 Alat
1. Tangki
2. Termometer
3. Stopwatch
4. Meteran
5. Kran
6. Pemanas
7. Gelas beker
8. Ember

2.3 Rangkaian Alat


1. Pengosongan tangki

Keterangan :
1. Tangki
2. Kran
h 1 3. Meteran
3

2
Gambar 6. Rangkaian alat pengosongan tangki
2. Pengukuran suhu

3 4

Gambar 7. Rangkaian alat pengukuran suhu


Keterangan :
1. Termometer
2. Pemanas (kompor listrik)
3. Beker Glass yang berisi air dididihkan
4. Beker Glass yang berisi air dingin

2.4 Cara Kerja


1. Proses Pengosongan Tangki

Mengisi tangki sampai


ketinggian tertentu

Membuka kran dan secara


bersama menghidupkan
stopwtch

Mengamati dan menghitung


waktu berkurangnya ketinggian
fluida dalam tangki

Mencatat data hasil pengamatan


2. Proses Pengukuran Suhu

Menyiapkan alat dan bahan

Air

Mengisi gelas beker dengan air


dan mencatat suhu awal air

Memanaskan air hinggsa suhu


85 oC

Es

Masukkan es kedalam gelas


beker

Mencatat suhu awal dan


perubaha waktu setiap suhu
berubah.

2.5 Analisis Perhitungan


1. Proses Pengosongan Tangki
a. Mencari Luas permukaan tangki
1
𝐴 = 4 𝜋𝐷2 ................................................................................. (6)

b. Mencari Perubahan ketinggian cairan setiap perubahan waktu


𝑑ℎ ℎ2 −ℎ1
= .............................................................................. (7)
𝑑𝑡 𝑡2 −𝑡1

c. Mencari h pada persamaan


𝑑ℎ ℎ2 −ℎ1
=
𝑑𝑡 2 .............................................................................. (8)

d. Dengan Metode “Least Square” :


∑ 𝑦 = 𝑎 ∑ 𝑥 + 𝑛. 𝑏 .................................................................... (9)

∑ 𝑥. 𝑦 = 𝑎 ∑ 𝑥 2 + ∑ 𝑥. 𝑏 ........................................................... (10)

Maka diperoleh :
𝑛.∑ 𝑥.𝑦 – ∑ 𝑥 . ∑ 𝑦
𝑎= 2 ................................................................... (11)
𝑛.∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

∑ 𝑦 . ∑ 𝑥2 – ∑ 𝑥 . ∑ 𝑦
𝑏= 2 ............................................................... (12)
𝑛.∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

dengan : 𝑦 = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 (ℎ)


𝑥 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑡)
Sehingga persamaan garisnya : 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 .................... (13)

e. Menentukan Parameter Pengosongan Tangki


𝑑ℎ
−𝐴 ( 𝑑𝑡 ) = 𝑘 . ℎ𝑛 ...................................................................... (14)

dilinierisasi menjadi :
𝑑ℎ
ln [−𝐴 ( 𝑑𝑡 )] = 𝑛 ln ℎ + ln 𝑘 .................................................... (15)

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 ................................................................................ (16)

dengan :
𝑑ℎ
𝑦 = ln [−𝐴 ( 𝑑𝑡 )]....................................................................... (17)

𝑥 = ln ℎ ..................................................................................... (18)

𝑎 = 𝑛 ......................................................................................... (19)

𝑏 = ln 𝑘 ..................................................................................... (20)

2. Menentukan konstanta waktu termometer


𝑡
𝑦 −
(𝑥 ) = 1 − 𝑒 𝜏 ....................................................................... (21)

𝑡
− 𝑦
𝑒 𝜏 = 1 − ( ) ......................................................................... (22)
𝑥

𝑦 −1
𝑙𝑛 [1 − ( )] = ( ) 𝑡 ............................................................... (23)
𝑥 𝜏

𝑦 = 𝑎. 𝑥 ..................................................................................... (24)

𝑦
𝑦 = ln (1 − (𝑥 )) ...................................................................... (25)

1
𝑎 = − (𝜏 ) ................................................................................. (26)

−1
𝜏= ........................................................................................ (27)
𝑎

𝑥 = 𝑡 .......................................................................................... (28)

Dengan metode “Least Square” :


Y  a(X )  b.N ............................................................... (29)
b  0 ........................................................................................ (30)

Maka diperoleh :
Y
a ................................................................................... (31)
X

Akhirnya diperoleh konstanta waktu termometer adalah :


−1
𝜏= ..................................................................................... (32)
𝑎
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data
Ketinggian tangki mula-mula (h0) = 24 cm
Diameter tangki = 29 cm
Suhu lingkungan = 28 °C
Jumlah kran = 1 buah

Tabel 1. Proses Pengosongan Tangki


h ( cm ) Waktu ( dtk )
No.
manual aktual Kran = 90 Kran = 50
1 24 0 0 0
2 23 1 1,6 10,26
3 22 2 4,7 10,33
4 21 3 3,4 13,13
5 20 4 2,3 12,24
6 19 5 3 12,31
7 18 6 3,4 11,04
8 17 7 2,96 13,8
9 16 8 2,7 12,11
10 15 9 2,1 12,01
11 14 10 3,1 14,45
12 13 11 3,2 13,56
13 12 12 4,4 17,68
14 11 13 3,2 12,05
15 10 14 2,1 16,94
16 9 15 2,7 19,05
17 8 16 2,6 15,96
18 7 17 4,8 17,56
19 6 18 4,9 16,90
20 5 19 5,6 14,68
21 4 20 6,1 23,76
22 3 21 5,2 24,86
23 2 22 6,74 21,58
24 1 23 6,78 31,63
Tabel 2. Proses Pengukuran Suhu
Panas → Dingin Dingin → Panas
No.
T ( °C ) t ( dtk ) T ( °C ) t ( dtk )
1 85 0 5 0
2 75 1,4 15 3,08
3 65 1,5 25 0,83
4 55 0,46 35 0,83
5 45 1,91 45 1,4
6 35 1,06 55 1,5
7 25 2,11 65 1,6
8 15 6,08 75 3,8
9 5 11,5 85 9,1

3.2 Hasil Perhitungan


1. Pengosongan Tangki
A= 660,185 cm2
a. Pipa dengan bukaan full
Diperoleh :
A= 660,185 cm2
a=5,5110 , k =247,3971
b= -0.0225, b=n= -0.0225

Sehingga didapat persamaan garis yaitu :


𝑑ℎ
𝐿𝑛 (−𝐴 ) = 𝐿𝑛(247,3971) + (−0,0225). 𝐿𝑛(ℎ)
𝑑𝑡
Grafik Hubungan Waktu ( t ) vs Tinggi ( h )

30

25

20
Tinggi ( h ), cm

15

10

0
0 10 20 30 40 50
Waktu ( t ), detik

Grafik 1. Waktu vs tinggi pada bukaan keran 90 oC

% kesalahan rata-rata = 7,29 %


b. Pipa dengan bukaan 50 0C
Diperoleh :
𝑎 = 2,4133 → 𝑘 = 11,1705

𝑏 = 0,5281 → 𝑏 = 𝑛 = 0,5281

Sehingga didapat persamaan garis yaitu :

𝑑ℎ
𝐿𝑛 (−𝐴 ) = 𝐿𝑛(11,1705) + 0,5281. 𝐿𝑛(ℎ)
𝑑𝑡

Grafik Hubungan Waktu ( t ) vs Tinggi ( h )

30

25

20
Tinggi ( h ), cm

15

10

0
0 2 4 Waktu
6 ( t ), 8detik 10 12 14 16

Grafik 2. Waktu vs tinggi pada pipa dengan bukaan keran 50 0

% kesalahan rata-rata = 5,05 %


2. Pengukuran Suhu
a. Proses Dingin  Panas
T0 = suhu mula-mula = 5 oC

Ti = suhu akhir = 85 oC

Diperoleh :
𝑎 = 0,0797 → 𝜏 = 12,550 𝑠
Sehingga diperoleh persamaan garis :

𝑇−5 𝑡

= 1 − 𝑒 12,550
85

% kesalahan rata-rata = 21,45%

Grafik Hubungan Waktu ( t ) vs Suhu ( T )


Dingin ke Panas
90

80

70

60
Suhu ( T ), °C

50

40

30
Data
20

10 Hitung

0
0 5 10 15 20 25
Waktu ( t ), detik

Grafik 3. Waktu vs suhu dingin ke panas


b. Untuk Proses Panas  Dingin
T0 = suhu mula-mula = 85 oC

Ti = suhu akhir = 5 oC

Maka diperoleh :
𝑎 = −0,0774  𝜏 = 12,9167𝑠

Sehingga diperoleh persamaan garis :

85 𝑡

𝑇− = 1 − 𝑒 12,9167
−5

% kesalahan rata-rata = 53,67 %

Grafik Hubungan Waktu ( t ) vs Suhu ( T )


90 Panas ke Dingin

80 Data

70 Hitung

60
Suhu ( T ), °C

50

40

30

20

10

0
0 5 10 15 20 25
Waktu ( t ), detik

Grafik 4. Waktu vs suhu panas ke dingin


3.3 Pembahasan
1. Hubungan Tinggi Cairan Terhadap Waktu pada Proses Pengosongan
Tangki
Tabel 3. Hubungan tinggi cairan dengan waktu pada pengosongan tangki
h ( cm ) Waktu ( dtk )
No.
manual aktual Kran = 90 Kran = 50
1 24 0 0 0
2 23 1 1,6 10,26
3 22 2 4,7 10,33
4 21 3 3,4 13,13
5 20 4 2,3 12,24
6 19 5 3 12,31
7 18 6 3,4 11,04
8 17 7 2,96 13,8
9 16 8 2,7 12,11
10 15 9 2,1 12,01
11 14 10 3,1 14,45
12 13 11 3,2 13,56
13 12 12 4,4 17,68
14 11 13 3,2 12,05
15 10 14 2,1 16,94
16 9 15 2,7 19,05
17 8 16 2,6 15,96
18 7 17 4,8 17,56
19 6 18 4,9 16,90
20 5 19 5,6 14,68
21 4 20 6,1 23,76
22 3 21 5,2 24,86
23 2 22 6,74 21,58
24 1 23 6,78 31,63

Berdasarkan data percobaan diperoleh bahwa semakin besar bukaan kran,


maka waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan tangki semakin cepat, hal ini
dikarenakan debit aliran air yang keluar tangki semakin besar. Hal ini
menunjukkan bahwa banyaknya volume air yang dapat dikeluarkan persatuan
waktu pada proses pengosongan tangki berbanding lurus dengan besarnya
bukaan kran.
Proses pengosongan tangki untuk bukaan kran yang berbeda-beda dapat
ditunjukkan pada grafik berikut :

30
Grafik Hubungan Waktu ( t ) vs Tinggi ( h )
25 Per…
Per…

20
Tinggi ( h ), cm

15

10

0 Waktu ( t ), detik
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Grafik 5. Waktu vs tinggi pada proses pengosongan tangki


2. Konstanta waktu termometer (  )
Tabel 4. Hubungan suhu dengan waktu pada pengukuran suhu
Panas → Dingin Dingin → Panas
No.
T ( °C ) t ( dtk ) T ( °C ) t ( dtk )
1 85 0 5 0
2 75 1,4 15 3,08
3 65 1,5 25 0,83
4 55 0,46 35 0,83
5 45 1,91 45 1,4
6 35 1,06 55 1,5
7 25 2,11 65 1,6
8 15 6,08 75 3,8
9 5 11,5 85 9,1

Pada proses pengukuran suhu dingin ke panas, kestabilan dicapai pada saat
termometer mencapai suhu 85 oC. Sedangkan pada proses pengukuran suhu
panas ke dingin, kestabilan dicapai pada saat termometer mencapai suhu 5 oC.
Konstanta waktu termometer (  ) pada proses pengukuran suhu didapatkan
hasil yang berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan suhu dari panas ke
dingin yang sangat tiba-tiba menyebabkan respon termometer terhadap
perubahan suhu menjadi lambat.
Sehingga dapat diketahui bahwa respon termometer terhadap perubahan
suhu dari dingin ke panas lebih cepat daripada perubahan suhu dari panas ke
dingin, yang dapat ditunjukkan pada grafik berikut :
90 Grafik Hubungan Waktu ( t ) vs Suhu ( T )

80 Dingin
→…
70

60

50
Suhu ( T ), °C

40

30

20

10

0
0 5 10 15 20 25
Waktu ( t ), detik

Grafik 6. Waktu vs suhu pada proses pengukuran suhu


BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa :


A. Proses Pengosongan Tangki
1. Semakin besar diameter pipa, maka waktu yang dibutuhkan untuk
pengosongan tangki semakin cepat. Hal ini disebabkan karena debit aliran
yang keluar dari tangki berbanding lurus dengan diameter pipa keluaran.
2. Semakin besar diameter tangki, maka harga k yang didapat juga semakin
besar.
Tabel 5. Kesimpulan proses pengosongan tangki
%
Bukaan
No. k n Persamaan Kesalahan
Kran
Rata-Rata
𝑑ℎ
1 Full (90 o) 247,3971 -0,0225 𝐿𝑛 (𝐴 ) = 𝐿𝑛(247,3971) + (−0,0225). 𝐿𝑛(ℎ) 7,29 %
𝑑𝑡
Setengah 𝑑ℎ
2 11,1705 0.5281 𝐿𝑛 (𝐴 ) = 𝐿𝑛(11,1705) + 0,5281. 𝐿𝑛(ℎ) 5,05%
(50 o) 𝑑𝑡
B. Proses Pengukuran Suhu
Tabel 6. Kesimpulan proses pengukuran suhu
No. Perubahan Suhu Τ Persamaan % Kesalahan Rata-Rata
𝑇−5 𝑡

= 1 − 𝑒 12,550
85
1 Dingin  Panas 12,550s 21,45 %

𝑇 − 85
5
𝑡

2 Panas  Dingin 12,9167s =1−𝑒 12,9167 53,67 %
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai