BAB I
PENDAHULUAN
atau pendinginan, penambahan atau pengurangan tekanan, gaya gesekan (pengaduk dan
cairan), dan lain-lain.
Desain sebuah reaktor kimia industri harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
[Coulson, 2005]:
1. Faktor-faktor kimia seperti kinetika reaksi. Desain harus menyediakan cukup waktu
tinggal untuk reaksi yang diinginkan sehingga tercapai tingkat konversi yang
diperlukan.
2. Faktor-faktor perpindahan massa, dengan reaksi heterogen laju reaksi mungkin
dikendalikan oleh tingkat difusi spesies yang bereaksi, bukan kinetika kimianya.
3. Faktor perpindahan panas, adanya penghilangan atau penambahan karena panas
reaksi.
4. Faktor-faktor keselamatan, mampu menisolasikan reaktan berbahaya dan produk
serta mampu mengontrol reaksi dan kondisi operasi.
Kebutuhan untuk memenuhi faktor-faktor yang saling berkaitan namun juga
terkadang sering bertentangan, merancang reaktor merupakan hal yang kompleks dan sulit.
Namun, dalam banyak contoh salah satu faktor akan mendominasi dan akan menentukan
pilihan jenis reaktor dan metode desain [Coulson, 2005].
sangat cocok digunakan untuk produksi berkapasitas kecil misalnya dalam proses pelarutan
padatan, pencampuran produk, reaksi kimia, ekstraksi cair-cair, polimerisasi, farmasi dan
fermentasi [Coulson, 2005].
() () + () = ()
FAO FA +0 = .........................................(1.1)
Generasi = 0 = , karena tidak ada perubahan volume, sehingga:
FAO FA +0 =
0 - 0 + =
= .................................................................(1.2)
1
= .................................................................(1.3)
= ...................................................................(1.4)
( /)
=
4
= - ..............................................................(1.5)
Reaksi :
AB
Reaksi ini merupakan reaksi irreversible dan order 2, sehingga laju reaksi
= k. 2 ..............................................................(1.6)
Substitusi persamaan (1.6) ke persamaan (1.5)
k. 2 = -
- = dt ...............................................................(1.7)
k. 2
Dimana = 0 pada t = 0
Persamaan (1.7) diintegrasikan
1
= 0
2
1 1 1
= ( )=t
Keterangan :
FAo = Laju alir masuk (kg/s)
FA = Laju alir keluar (kg/s)
rA = Laju alir reaksi (kg/s)
NA = Laju alir akumulasi (kg/s)
CA = Konsentrasi zat masuk (mol/dm3)
CA0 = Konsentrasi zat keluar (mol/dm3)
t = Waktu (s)
V = Volume (dm3) (Fogler, 1999)
menjadi salah satu yang terganggu secara berkala untuk beberapa tujuan; misalnya, untuk
regenerasi katalis (Coulson, 2005). Contoh reaktor Continuous : CSTR, PFR, dan PBR.
FAO - FA + rAv = 0
FAO FA = (-rA) v .................................................................(1.9)
FA = FAO (1-XA) .................................................................. (1.10)
Substitusikan persamaan (1.10) ke persamaan (1.9)
FAO - FA = (-rA) v
FAO [FAO (1-XA)] = (-rA) v
FAO FAO + FAOXA = (-rA) v
FAO XA = (-rA) v
v = FAO XA /(-rA) ................................................................. (1.11)
Dimana
=
1
= = 0 = =
V=
=
0
=
=
0
(0 )
V = v0 ................................................................... (1.12)
Jika jumlah feed FA0 konstan, dan rA tergantung pada konversi material, maka
V X Af
dV dX A
0 FA0
0
rA
Persamaan umum untuk reaktor plug flow, dimana subscript 0 menunjukkan feed, i
menunjukkan aliran masuk yang terkonversi sebagian, dan f menunjukkan aliran
keluar:
X Af
V dX A
FA0
X Ai
rA
X Af
dX A
C A0
X Ai
rA
(Levenspiel, 1999)
Keterangan :
FA0 = Laju alir masuk (kg/s)
FA = Laju alir keluar (kg/s)
rA = Laju alir reaksi (kg/s)
NA = Laju alir akumulasi (kg/s)
CA = Konsentrasi zat masuk (mol/dm3)
CA0 = Konsentrasi zat keluar (mol/dm3)
t = Waktu (s)
V = Volume (dm3)
XA = Fraksi mol A
Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan kecepatan
yang sama diseluruh penampang pipa.
Dimana:
FAo = FA(W)
FAo = FA(W+W)
W
0 rA dW = rA W
Sehingga neraca mol pada Packed Bed Reactor menjadi:
FA(W) - FA(W+W) + rA W = 0 ............................. (1.16)
Persamaan 1.15 disederhanakan menjadi:
- [FA(W+W) - FA(W)] = rA W ................................................ (1.17)
FA(W+W) FA(W)
-[ ] = - rA ...(1.18)
W
Dimana:
FA(W+W) FA(W) dFA
lim [ ] = - ..(1.19)
W0 W dW
dFA
- = - rA ....(1.20)
dW
dFA
= rA ....(1.21)
dW
F dFA
W = F A .(1.22)
Ao rA
Dimana:
FA = FA0 - FA0.X ..(1.24)
Subtitusi Persamaan 1.24 kepersamaan 1.23, menghasilkan:
d(FA0 XFA )
= - rA .......(1.25)
dW
dX
FA0 dW = - rA .(1.26)
FA0 dX
dW = (1.27)
rA
(Fogler, 1999)
9
2. Reaktor Tubular
Reaktor tubular umumnya digunakan untuk reaksi fasa gas, tetapi juga cocok untuk
beberapa reaksi fase cair. Jika tingkat perpindahan panas yang dibutuhkan tinggi, maka
tabung berdiameter kecil digunakan untuk meningkatkan luas permukaan terhadap volume.
Beberapa tabung dapat diatur secara paralel, terhubung atau dipasang ke lembaran tabung
dalam susunan mirip dengan shell dan tabung panas penukar. Untuk reaksi suhu tinggi
tabung dapat diatur dalam tungku. Pressure drop dan koefisien transfer panas dalam reaktor
tabung kosong dapat dihitung menggunakan metode untuk aliran dalam pipa (Coulson,
2005).
11
reaktan di fluidized dari proses pembakaran; atau bubuk inert, ditambahkan untuk
meningkatkan perpindahan panas.
Meskipun keuntungan utama dari reaktor fluidised bed adalah tingkat heat-transfer
lebih tinggi, reaktor fluidised bed juga berguna untuk mengangkut padatan dalam jumlah
besar sebagai bagian dari proses reaksi. Fluidisasi hanya dapat digunakan pada partikel
berukuran relatif kecil, <300 m dengan gas. Banyak penelitian dan pengembangan telah
dilakukan pada reaktor fluidised bed dalam beberapa tahun terakhir, tapi desain dan skala up
reaktor berdiameter besar masih tidak pasti/empiris (Coulson, 2005).