1. Triacetin
Triacetin juga dikenal sebagai 1,2,3-triacetoypropane arau gliserin triasetat. Ini
merupakan ester gliserol yang terbentuk dengan asam asetat. Triasetin dapat diproduksi dari
reaksi gliserol dan asam asetat menggunakan katalisator yang bersifat asam. Katalis yang
digunakan dapat berbentuk homogen maupun heterogen. Secara teoritik setiap 1 mol gliserol
dibutuhkan 3 mol asam asetat. Reaksi diikuti pelepasan air sebagaimana reaksi yang terjadi
dalam produksi Triasetin (Nugroho dkk, 2010).
Triasetin dapat dipergunakan sebagai bioaditif untuk menaikkan angka oktan pada
bahan bakar minyak. Triasetin dapat menggantikan octane booster seperti tetraethyl lead
(TEL), methyl tertiary butyl eher (MTBE) dan ethyl tertiary butyl eter (ETBE) yang ketiganya
memiliki beberapa kelemahan karena melepaskan timbal (Pb) ke udara yang dapat menganggu
kesehatan dan polusi udara (Mufrodi dkk, 2010). Triasetin juga digunakan untuk pemadatan
serat selulosa asetil dalam pembuatan filter rokok dan plastik. Pembuatan filter rokok harus
memperhatikan kadar air yang dijaga konstan untuk mencapai pembekuan konstan. Selain itu
triasetin juga digunakan sebagai penguat rasa dalam industri makanan dan sebagai platicizer
untuk permen karet (Nuryoto dkk, 2010).
Sistematis triasetin adakah reaksi kompleks antara gliserol dan asam asetat sebagai
reaktan katalis asam mengikuti mekanisme pada gambar 2.2.
3. Proses
1. Asetilasi/Esterifikasi
Gliserol merupakan produk samping dari biodiesel adalah bahan baku dengan biaya
sangat rendah. Variabel reaksi kimia gliserol bernilai rendah terhadap bahan kimia berharga
lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa proses katalitik, seperti oksidasi
selektif terhadap asam gliserin atau yacetone hidroksida (S. Sato et al, 2012), dehidrasi menjadi
acrolein ( H. Atiaet et al, 2008), hidrogenasi menjadi 1,2 atau 1,3 propanediol (I. Gandarias et
al, 2012), esterifikasi menjadi alkil eter (N. Ozbay et al, 2013), dan asetilasi menjadi ester
gliserol.
Asetilasi dari gliserol merupakan salah satu cara yang paling umum untuk
menghasilkan monoacetin, diacerin dan triacetin. Asetilasi juga dikenal sebagai ethanoylation
dalam nomenklatur IUPAC. Ini adalah reaksi yang memulai kelompok fungsional asetil
menjadi senyawa kimia. Asetilasi temasuk substitusi atom hidrogen guguss hidroksil dengan
gugus asetil yang menghasilkan gugus asetoksi. Senyawa kimia yang digunakan adalah gliserol
yang memiliki gugus hidroksil dan asam asetat yang memiliki gugus fungsional asetil.
3. Interesterifikasi
Penelitian lain telah dilakukan oleh Casas, Ramos dan Prez. Metil asetat dan
trigliserida digunakan untuk menghasilkan triacetin dan biodiesel. Mereka mengusulkan
sebuah studi tentang reaksi kimia minyak bunga matahari dengan metil asetat dengan
menggunakan katalis berbeda seperti kalium hidroksida, metoksida, dan polietilen. Reaksi
kimia ini dikenal sebagai interesterifikasi. Namun reaksi ini hanya dipelajari dengan
menggunakan minyak nabati. Interesterifikasi sebagian besar telah dipelajari dengan adanya
enzim (Du et al., 2004) (Ognjanovic, Bezbradica dan Knezevic-Jugovic, 2009) atau dalam
kondisi superkritis (Casas, Ramos dan Prez, 2011). Gambar 2.4 menunjukkan formula reaksi
untuk interesterifikasi.
Gambar Reaksi Inter-Esterifikasi dari Trigliserida dengan Metil Asetat (Casas, Ramos dan
Perez, 2011).