Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perancangan


Triacetin yang memiliki nama lain 1,2,3-triacetoxypropane merupakan cairan kental,
tidak berwarna dan tidak berbau. Triacetin memiliki rumus molekul C 9H14O6. Triacetin
biasanya digunakan sebagai bahan aditif pada makanan, sebagai zat pencegah berkembangnya
bakteri dan mikroorganisme pada produk kosmetik, sebagai penguat rasa dalam industri
makanan. Triacetin juga dapat digunakan sebagai zat aditif pada bensin yang berfungsi untuk
meningkatkan angka oktan pada bensin, dan mengurangi knocking yang terjadi pada mesin.
Triacetin juga diaplikasikan sebagai plasticizer pada filter rokok.
Triacetin dapat dihasilkan dari reaksi esterifikasi antara gliserol dengan asam asetat.
Pembuatan triacetin merupakan cara memanfaatkan gliserol yang dihasilkan sebagai produk
samping industri biodiesel. Gliserol dipilih sebagai bahan baku pembuatan triacetin mengingat
banyaknya jumlah gliserol yang dihasilkan sebagai produk samping dari pabrik biodiesel yang
terdapat di Indonesia. Produksi biodiesel menghasilkan 10% gliserol dalam persen volume
(Leoneti dkk, 2012). Ketersediaan bahan baku yang melimpah seharusnya bisa menjadikan
Indonesia sebagai produsen utama triacetin di dunia, akan tetapi kebutuhan triacetin dalam
negeri sepenuhnya masih mengandalkan impor dari luar negeri. Hal inilah yang menjadi
alasan pertimbangan pendirian pabrik triacetin di Indonesia.
1.2 Tujuan
Pra rancangan pabrik pembuatan Triacetin dari Gliserol dan Asam Asetat ini bertujuan
untuk mengaplikasikan ilmu teknik kimia yang meliputi neraca massa, neraca energi,
spesifikasi peralatan, operasi teknik kimia, utilitas dan bagian ilmu teknik kimia lainnya
seperti aspek ekonomi dalam pembiayaan pabrik sehingga memberikan gambaran kelayakan
pra rancangan pabrik pembuatan Triacetin dari Gliserol dan Asam Asetat. Setelah melakukan
perancangan dengan pemilihan proses sehingga dapat ditentukan apakah proses terpilih dapat
diaplikasikan di industri serta mengkomersialkan proyek yang direncanakan.
2

1.3 Ruang Lingkup Rancangan


Ruang lingkup dari pra rancangan pabrik pembuatan Triacetin dari Gliserol dan Asam
Asetat adalah seperti berikut:
1. Pendahuluan Tentang Pra Rancangan Pabrik Triacetin

2. Menerangkan Neraca Massa dan Neraca Energi yang Terjadi pada Pra Rancangan
Pabrik Triacetin.

3. Perancangan Reaktor, Aliran Bahan, Proses Pemisahan, Pertukaran Panas dan


Sisitem Utilitas yang digunakan dalam Pra Rancangan Pabrik Triacetin.

4. Menjabarkan dan Menjelaskan P&ID Pra Rancangan Pabrik Triacetin.

5. Analisa Ekonomi Pra Rancangan Pabrik Triacetin.


3

BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1 Persiapan Umpan


Umpan gliserol dan asam asetat dialirkan pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm menuju
mixing point M-01 untuk dicampur. Campuran tersebut dipanaskan dengan menggunakan heat
exchanger HE-01 hingga suhu mendekati 190-200oC dan tekanan 1 atm kemudian
dipompakan menggunakan pompa P-01 lalu dialirkan menuju reaktor R-01.

2.2 Reaksi Esterifikasi


Reaksi esterifikasi antara gliserol dengan asam asetat untuk menghasilkan triacetin harus
melalui 3 reaksi dan dilakukan dengan 4 reaktor.
C3H8O3 + CH3COOH C5H10O4 + H2O
Gliserol Asam Asetat Monoacetin Air

Campuran bahan baku gliserol, asam asetat yang telah dipanaskan dimasukkan
kedalam reaktor tangki R-01 dengan suhu 200oC dan tekanan 1 atm. Pada tahap ini akan
dihasilkan produk berupa monoacetin dan air sebagai produk samping. Konversi yang terjadi
pada tahap ini mencapai 98%.
Setelah itu, aliran monoacetin, campuran asam asetat dan gliserol yang masih tersisa
dimasukkan kedalam reaktor tangki R-02 dengan suhu 200 oC dan tekanan 1 atm melalui
pompa P-02. Pada tahap ini akan dihasilkan produk berupa diacetin dan air sebagai produk
samping. Konversi yang terjadi pada tahap ini mencapai 98%.

C5H10O4 + CH3COOH C7H12O5 + H2O


Diacetin Asam Asetat Triacetin Air

kemudian, aliran diacetin, monoacetin, campuran asam asetat dan gliserol yang masih
tersisa dimasukkan kedalam reaktor tangki R-03 dengan suhu 200 oC dan tekanan 1 atm
melalui pompo P-03. Pada tahap ini akan dihasilkan produk berupa triacetin yang dimana
sebagai hasil utama dari proses esterifikasi dan air sebagai produk samping. Konversi yang
terjadi pada tahap ini mencapai 98%.
4

C7H12O5 + CH3COOH C9H14O6 + H2O


Diacetin Asam Asetat Triacetin Air

kemudian, aliran diacetin dan monoacetin yang masih tersisa dimasukkan kedalam
reaktor tangki R-04 dengan suhu 200 oC dan tekanan 1 atm. Tujuan pada tahap ini yaitu untuk
menghasilkan triacetin lebih banyak dan menghabiskan sisa dari monoacetin dan diacetin.
Konversi yang terjadi pada tahap ini mencapai 98%.

2.3 Pemisahan dan Pemurnian


2.3.1 Distilasi
Hasil dari reaktor R-04 dialirkan ke kolom destilasi 1 MD-01 hingga suhu mencapai
200oC. Setelah dilakukan proses pemisahan hasil dari destilasi MD-01 dibagi 2 menuju
destilasi MD-02 yang dimana di bagian destilasi ini digunakan untuk memisahkan triacetin
dengan bahan komponen campuran dari hasil destilasi MD-01 dengan suhu 250 oC dan
destilasi MD-03 dengan suhu 110oC yang didinginkan dengan cooler CL-01 digunakan untuk
memisahkan asam asetat dan air yang untuk asam asetat dimasukkan kedalam tangki T-01.
5

BAB III
PENYUSUNAN NERACA MASSA DAN ENERGI

Perhitungan neraca massa dan neraca energi pada pra rancangan pabrik Triacetin dari
Gliserol , perhitungan neraca massa bertujuan untuk menentukan komposisi zat dalam aliran,
sedangkan neraca energi bertujuan untuk menentukan beban panas yang harus ditambahkan
atau dilepaskan dari sistem proses hingga diperoleh tujuan produksi yang diharapkan.
Persamaan Umum Perhitungan Neraca Massa dan Energi :

3.1 Neraca Massa


a. Neraca massa di dalam sistem yang tidak bereaksi
Input = Output

N=

F=

Untuk komposisi masing masing aliran:

Jika masing masing berat molekul untuk setiap jenis komponen diketahui didalam
aliran, maka:

N=

xj = (wjF/Mj)/N = (wj/Mj)/
6

Dimana :
N = laju alir dalam mol
F = laju alir dalam massa
Nj = laju alir komponen j perwaktu dalam mol
Fj = laju alir komponen j perwaktu dalam massa
w = fraksi massa
x = fraksimol
wj = Fraksi massa komponen j
xj = fraksimol komponen j
Mj = berat molekul komponen j

a. Neraca massa di dalam sistem yang bereaksi


Input = output

Dimana:

= laju alir masuk senyawa s

= laju alir keluar senyawa s

Rs = Perubahan laju alir keluar dan masuk


rs = laju alir reaksi
s = koefisien reaksi

3.2 Neraca Energi


a. Neraca Energi di dalam sistem yang tidak bereaksi
7

b. Neraca Energi di dalam sistem yang bereaksi


Single Reaction

Multiple Reaction

c. Perhitungan panas yang masuk dan keluar

(Smith,1987)

d. Persamaan untuk menghitung kapasitas panas


Cp = a + bT + cT2 + dT3 (Reklaitis,1983)

e. Jika Cp adalah fungsi dari temperatur maka persamaan menjadi :

(Reklaitis,1983)
8

f. Untuk sistem yang melibatkan perubahan fasa persamaan digunakan adalah :

(Reklaitis,1983)

g. Perhitungan energi untuk sistem yang melibatkan reaksi :

(Reklaitis,1983)

Anda mungkin juga menyukai