Anda di halaman 1dari 33

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Triacetin adalah triester gliserol dan asam asetat. Tri acetil Glicerol
(TAG) atau triacetin dibuat dari proses esterifikasi antara gliserol dan asam asetat
dengan bantuan katalis. Gliserol direaksikan dengan asam asetat akan
menghasilkan Mono AcetylGlycerol (MAG), Di Acetyl Glycerol (DAG) dan Tri
Acetyl Glycerol (TAG). Kegunaan triacetin sangat banyak diantaranya sebagai zat
tambahan makanan seperti penambah aroma, plastisizer, pelarut, bahan aditif
bahan bakar untuk mengurangi knocking pada mesin (menaikkan nilai oktan),
serta dapat digunakan juga sebagai zat aditif untuk biodiesel (Widayat dkk, 2013).
Dilihat dari kapasitas produksi biodiesel dalam negeri mencapai 680 ribu
kilo liter. Dengan target produksi biodiesel di Indonesia masih kurang 820 ribu
kilo liter. Melihat semakin banyaknya biodiesel yang akan diproduksi, maka akan
menyebabkan semakin banyak pula terbentuk produk samping berupa gliserol.
sebagai produk samping industri biodiesel, gliserol belum banyak diolah sehingga
nilai jualnya masih rendah. Oleh karena itu perlu pengolahan terhadap gliserol
agar dapat menjadi produk yang lebih bernilai jual tinggi dan lebih banyak
manfaatnya. Diantaranya adalah dengan membuat turunan gliserol melalui proses
esterifikasi.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Xiaoyuan dkk (2009) memungkinkan
untuk dapat meningkatkan selektifitas terhadap produksi triasetat meningkat
hingga 100%. Hal itu dilakukan dengan cara menggunakan dua tahap reaksi yaitu
reaksi esterifikasi menggunakan asam asetat, dan tahap selanjutnya adalah reaksi
asetilasi menggunakan anhidrida asam asetat.

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

1
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol

1.2 Tujuan Pendirian Pabrik


Industri hasil tembakau (IHT) merupakan salah satu sektor yang
memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian nasional. IHT membayar
cukai sebesar Rp 138,69 triliun atau 96,65% dari total cukai nasional. Produksi
rokok di Indonesia mencapai 350,03 miliar batang dengan uraian 72,07% rokok
sigaret kretek mesin (SKM), 20,23% sigaret kretek tangan (SKT), 5,43% sigaret
putih mesin (SPM), dan 2,27% rokok klobot dan kembak menyan (Kemenperin,
2016).
SKM dan SPM merupakan rokok yang menggunakan filter. Dimana, filter
terdiri atas serat filter (filter tow) dan pelunak (plasticizer). Filter tow merupakan
kumpulan dari serat selulosa asetat. Filter tow ini dikenal juga sebagai acetate
tow. Plasticizer pada filter rokok ini berfungsi sebagai zat pelembut yang
mengikat serat-serat filter secara bersama sehingga sisi silinder filter lebih keras.
Bahan yang digunakan untuk plasticizer ini adalah triacetin (PM USA, 2016).
Pabrik yang akan didirikan di rencanakan dapat memenuhi kebutuhan
produk triacetin dalam negeri terutama pada industri hasil tembakau (IHT) yang
memproduksi rokok filter.

1.3 Proyeksi Pasar


Sesuai dengan Perpres No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri
Nasional, Industri Hasil Tembakau (IHT) dan Permenperin No.117/M-
IND/PER/10/2009 tentang Roadmap Pengembangan Klaster Industri Hasil
Tembakau termasuk salah satu industri prioritas untuk dikembangkan.

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

2
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Poduksi dan Cukai Industri Rokok (2007-2011)

Jumlah Produksi Cukai


Tahun
Perusahan (Unit) (Milyar batang) (Rp. Triliun)
2007 4793 231,0 43,5
2008 3961 240,0 49,0
2009 3255 245,0 54,3
2010 1994 249,1 59,3
2011 1664 279,4 77,0
Sumber : Ditjen Bea dan Cukai
Data pada tabel 1.1 menunjukkan terjadi peningkatan jumlah industri
rokok dari tahun ke tahun.

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

3
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol

BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1 Teknologi Proses Pembuatan Triacetin


2.1.1 Reaksi Trans-esterifikasi
Proses pembuatan triacetin menggunakan rekasi trans-esterifikasi ini
dikembangkan oleh Song dkk, 2014. Bahan baku gliserol direaksikan dengan
asetil klorida pada reaktor tubular. Gliserol direaksikan dengan asetil klorida
dengan rasio mol 1 : 3. Suhu inkubasi reaksi adalah 130OC dengan waktu reaksi 3
jam dan tekanan 0,09MPa. Hasil reaksi kemudian masuk ke liquid-vapor separator
untuk memisahkan gas HCl. Kemudian digunakan film absorber untuk
memisahkan HCl sebagai produk samping.Reaksi ini berlangsung tanpa
menggunakan katalis. Reaksi pembuatan triacetin menggunakan gliserol dan asetil
klorida sebagai berikut.

Gambar 2.1 Reaksi Pembuatan Triacetin dari Gliserol dan Asetil Klorida

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

4
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol

Reactor Tubular
Gliserol Asetil klorida
berpendingin

Vapor-Liquid
Gas HCl
Separator

Thermal insulation
Gas HCl
reaction kettle

Hydrochloride
Absorber
Acid

Triacerin

Gambar 2.2 Diagram Pembuatan Triacetin dari Gliserol dan Asetil Klorida (Song
dkk, 2014)

2.1.2 Reaksi Inter-esterifikasi


Produksi dari gliserol tidak dapat dihindarkan dari proses produksi
transesterifikasi bahan bakar biodiesel. Oleh karena itu, banyak studi yang telah
dilakukan untuk menyelidiki pengurangan produksi gliserol dari minyak sayur
selama produksi biodiesel. Triacetin dapat diproduksi dengan reaksi
transesterifikasi antara trigliserida dan metil asetat melalui kondisi superkritikal
(Tan dkk, 2011). Pada reaksi ini, triacetin diproduksi sebagai hasil produk dengan

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

5
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
target untuk menyelesaikan masalah dari tingginya hasil gliserol pada produksi
biodiesel pada proses konvensional.
Proses transesterifikasi dengan kondisi superkritikal dapat diproses tanpa
katalis yang menghasilkan FAME dan triacetin. Disamping itu, mereka juga
menemukan bahwa tingginya hasil dari FAME dan triacetin dapat dihasilkan
dengan proses superkritikal. Formula reaksi dari proses transesterifikasi antara
trigliserida dan metil asetat ditunjukkan seperti dibawah ini

Gambar 2.3 Reaksi Pembuatan Triacetin dari Trigliserida dan Metil Asetat

Dengan kondisi operasi yang di gunakan adalah suhu 340-4200C tekanan


150-250 bar dengan perbandingan mol produk 3:1 dan yield 86%.

Trigliserida
Distilasi
Reaktor Evaporator Triacetin
Vaccum

Metil
Asetat

Gambar 2.4 Diagram Proses Pembuatan Triacetin Dari Trigliserida dan Metil
Asetat (Tan dkk, 2011)

2.1.3 Reaksi Esterifikasi


Proses ini dikembangkan dari paten CN 105218366 A dimana asam sulfat
pekat dan karbon aktif dicampurkan dengan nilai pH karbon aktif adalah 1. Rasio
massa asam sulfat dan karbon aktif adalah 1: 0,5-2, dipanaskan pada suhu 150-

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

6
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
190 0C, menjaga suhu selama 10-30 menit, didinginkan hingga temperatur
normal. Campurkan katalis yang diperoleh dengan gliserol, asam asetat dan agen
dehidrasi, pada suhu 100-150 °C, campuran bereaksi dan didapatkan
perbandingan massa gliserol dan katalis adalah 1: 0,004-0,10. Waktu esterifikasi
sekitar 10 jam.
Kemurnian produk meningkat sampai di atas 99,7% dari 98,0-99,0%.
Volume ratio gliserol, asam asetat dan dehydrating agent adalah 1; 3-5; 0,3-0,5.
dehydrating agent yang digunakan adalah toluene. Rasio decolorisai mass
activated carbon : triacetin adalah 1: 0,5-2 pada suhu 80-120. Pompakan uap asam
0,25-0,45 mpa.pada suhu 110-140 0C selama 2 sampai 4 jam Tambahkan Na2CO3
jenuh untuk netralisasi Temperatur dehidrasi 60-120°C pada suhu 3-6 jam dan
tekanan 0,1- 0,3 mpa. Reaksi pembuatan triacetin dari gliserol dan asam asetat
sebagai berikut:
C3H8O3 + CH3COOH C5H10O4 + H2O
Gliserol Asam asetat Monoacetin Air

C5H10O4 + CH3COOH C7H12O5 + H2O


Monoacetin Asam asetat Diacetin Air

C7H12O5 + CH3COOH C9H14O6 + H2O


Diacetin Asam asetat Triacetin Air

Secara sederhana reaksi diatas dapat ditulis sebagai berikut :

C3H8O3 + 3 CH3COOH C9H10O6 + H2O


Gliserol Asam asetat Triacetin Air

Gambar 2.5 Reaksi Pembuatan Triacetin dari Gliserol dan asam Asetat

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

7
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol

Asam Sulfat
Persiapan Katalis
Activated
Carbon
Asam Asetat
Reaksi Asetilasi Sikloheksana
Gliserol

Activated Dekolorisasi
Carbon

Natrium
Dehidrasi
Karbonat

Filtrasi

Triacetin

Gambar 2.6 Diagram Produksi Triacetin dari Gliserol dan Asam Asetat (Hong
dkk, 2016)

2.2 Seleksi Proses


2.2.1 Spesifikasi Bahan Baku Dan Produk
 Gliserol
Gliserol banyak digunakan sebagai bahan baku indusri kimia, farmasi, dan
kosmetika. Syntetic glyserol dari petrochemical hydrocarbon memenuhi 40% dari
kebutuhan pasar, sedangkan sisanya diperoleh dari recovery gliserol sebagai
produk samping dari cairan sabun dengan penyulingan dan sebagai bahan baku
utama adalah produk oleochemical lain yang menggunakan lemak dan minyak
alam.

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

8
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol

Gambar 2.7 Rumus Molekul Gliserol


Salah satu oleochemical ini yang sedang banyak diteliti saat ini adalah
biodesel dari minyak nabati. Pengertian biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel
alternatif yang didefinisikan sebagai ester monoalkil dari minyak tanaman, lemak,
dan minyak jelantah. (Gerhard Knothe, 2002). Biodiesel diperoleh dari reaksi
transesterifikasi antara minyak dengan minyak dan alkohol monohidrat (alcohol
atau methanol) dalam suatu katalis KOH dan NaOH.

Gambar 2.8 Reaksi pembentukan Gliserol dari proses pembuatan Ester Asam
Lemak

Gliserol, gliserin, propane-1,2,3-triol, atau C3H8O3 adalah trihydroxy


alkohol, merupakan senyawa organic berupa cairan kental, tidak berwarna dan
tidak berbau namun terasa manis, higroskopik, netral terhadap lakmus.

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

9
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 2.1 Sifat Fisika Kimia Gliserol
Gliserol
Nama lain Propane-1,2,3-triol; Glyceryl
Rumus molekul C3H5(OH)3
Struktur molekul

Bentuk fisik Cairan


Bau Mild
Rasa Manis
Berat molekul 92,09382 (g/mol)
Warna Bening
Titik didih 290 oC (554 oF )
Titik leleh 19 oC (66,2 oF )
Temperatur kritis 850 K
Specific Gravity 1,2636 (water =1)
Vapor pressure 0 kPa (at 20 oC )
Vapor density 3,17 (water = 1)
Kemurnian 80%
Standard liquid enthof combustion (∆c Holiquid) -1.654,3 kJ/mol
Ideal gas heat capacity (Cp,gas) 169,59 J/mol.K
Liquid phase heat capacity (Cp,liquid) 219,2 J/mol.K
Soild phase heat capacity (Cp,solid) 50,21 J/mol.K
Standard Gibbs free energy formation (∆fGo) -438,52 kJ/mol
Enthalpy of formation (∆fHogas) -577.9 kJ/mol
Liquid phase enthalpy of form (∆fHoliquid) -669.6 kJ/mol
(Sumber : MSDS, 2013)
Gliserol pertama kali ditemukan pada tahun 1979 oleh Scheel dari
pemanasan minyak zaitun dan litharge yang kemudian mengekstraksinya dengan
air. Dalam menguapkan air tersebut, Scheel mendapatkan cairan yang rasanya
manis, setelah dipekatkan didapatkan trihidroksi alkohol (gliserol). Pada tahun
1846 Sobrero memproduksi nitroglyserin untuk pertama kali, dan pada tahun
1868 Nobel mengabsorbsi gliserol dalam kreselguhr dalam pembuatan dinamit.
Pada tahun 1870 ditemukan metode untuk recovery gliserol dari cairan sabun
(produk samping pembuatan sabun/ Spent Soap Lye) dan dari direct splitting
lemak pada produksi asam-asam lemak. Sejak tahun 1949 karena permintaan

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

10
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
gliserol yang semakin meningkat di produksi synthetic dari petrochemical
hydrocarbons yaitu propylene.
Gliserol terdapat dalam bentuk campuran lemak hewan atau minyak
tumbuhan. Gliserol jarang ditemukan dalam bentuk lemak bebas. Tetapi biasanya
terdapat sebagai trigliserida yang tercampur dengan bermacam-macam asam
lemak, misalnya asam stearat, asam palmitat, asam laurat serta sebagian lemak.
Beberapa minyak dari kelapa, kelapa sawit, kapok, lobak dan zaitun menghasilkan
gliserol dalam jumlah yang lebih besar dari pada beberapa lemak hewan tallow
maupun lard. Gliserol juga terdapat secara ilmiah sebagai trigliserida pada semua
jenis hewan dan tumbuhan dalam bentuk lipida sebagai lecitin dan chepalins.
Konsumsi gliserol dalam dunia industri sangat besar dan beragam
menyebabkan harganya sangat tinggi di pasaran. Gliserol mempunyai sifat
higroskopis yang digunakan sebagai pelembab pada penyimpan tembakau
sebelum diproses. Sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang
dapat berikatan-hidrogen dengan air dan mencegah penguapan air tersebut.
Gliserol seringkali ditambahkan pada sediaan kosmetika untuk menjaga
kelembaban kulit. Pada industri farmasi, banyak digunakan sebagai pelarut. Untuk
industri lem, gliserol digunakan untuk mencegah agar lem tidak cepat kering. Juga
digunakan untuk menjaga kelenturan pada industri kertas plastik. Sedangkan pada
industri makanan gliserol biasa digunakna sebagai pemanis. Turunan gliserol yang
terpenting adalah nitrogliserin yang digunakan dalam pembuatan bahan peledak.
Gliserol bersama asam karboksilat (biasa disebut asam lemak) diperoleh
dari hidrolisis suatu lemak atau minyak. Lemak dan minyak adalah trigliserida,
atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “ triester (dari) gliserol”. Kebanyakan
lemak atau minyak yang terdapat dalam alam merupakan trigliserida campuran,
artinya, ketiga bagian lemak dari gliserida itu tidaklah sama, seperti trigliserida
dengan kombinasi banyak asam lemak seperti stearat, oleat. Sehingga apabila
minyak dihidrolisis akan menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai panjang dan
1 molekul gliserol.

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

11
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Secara tradisional gliserin didapatkan sebagai hasil samping dari minyak
tumbuhan atau hewan yang disaponifikasi pada pabrik sabun. Minyak sebagai
bahan utama pembuatan sabun dihidrolisis dalam basa. Saponifikasi (penyabunan)
merupakan suatu reaksi takreversible. Karena reaksi berlangsung dalam suasana
basa, hasil penyabunan ialah garam karboksilat dan basa OH- disini merupakan
pereaksi,bukan katalis dalam reaksi berikut. (Fessenden, 1986).

 Asam Asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa
kimiaasamorganik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2.Rumus ini seringkali
ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H.Asam asetat murni
(disebut asam asetat glasial) adalah cairanhigroskopis tak berwarna, dan memiliki
titik beku 16.7°C.

Gambar 2.9 Struktur Asam Asetat


Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,
setelah asam format.Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam
asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan bakuindustri yang penting. Asam
asetat digunakan dalam produksipolimer seperti polietilena tereftalat, selulosa
asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

12
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 2.2 Sifat Fisika Kimia Asam Asetat
Asam Asetat
Nama lain Acetic acid; glacial acetic acid
Rumus Molekul C2-H4-O2
Struktur molekul

Bentuk fisik Cairan


Bau Pungent, vinegar-like, sour (Strong.)
Rasa Vinegar, sour (Strong.)
Berat molekul 60,05 (g/mol)
Warna Colorless. Clear (Light.)
pH 2 (Acidic)
Titik didih 118.1°C (244.6°F)
Titik leleh 16.6°C (61.9°F)
Temperatur kritis 321.67°C (611°F)
Specific Gravity 1.049 (Water = 1)
Vapor pressure 1.5 kPa (@ 20°C)
Vapor density 2.07 (Air = 1)
Kemurnian 90 %
Standard liquid enthof combustion (∆c Holiquid) -875,16 Kj/mol
Ideal gas heat capacity (Cp,gas) 77,89 J/mol.K
Liquid phase heat capacity (Cp,liquid) 123,4 J/mol.K
Standard Gibbs free energy formation (∆fGo) -299,78 Kj/mol
Enthalpy of formation (∆fHogas) -431,90 Kj/mol
Liquid phase enthalpy of form (∆fHoliquid) -483,52 Kj/mol
(Sumber : MSDS, 2013)
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur
keasaman.Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai
pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta
ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya
diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati (Ismanto,
2012).Ada beberapa macam proses yang telah dikembangkan untuk pembuatan
Asam Asetat lam industri dengan cara sebagai berikut:
 Asam Asetat dari Asetaldehid dan Udara
Pembuatan Asam Asetat dari Asetaldehid dan Udara dilakukan pada suhu
60–80oC dan tekanan 3-10 bar. Pada kisaran suhu tersebut 4 mol udara masuk ke

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

13
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
dalam reaktor untuk setiap 1 mol Asetaldehid. Sebagai katalis adalah Mangan
Asetat. Dengan konversi 25% diperoleh kemurnian Asam Asetat 99% (Faith, K,
1975). Reaksi yang terjadi :
CH3CHO + ½ O2 ===> CH3COOH
 Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida
Asam Asetat dibuat dengan mereaksikan CH3OH dan CO. Perbandingan
bahan baku masuk reaktor adalah 90–95% Karbon Monoksida, 0–5% Hidrogen
dan 5% Metanol. Katalis yang digunakan adalah Rhodium dan Iodin. Reaksi
o
berlangsung pada suhu 350 C dan tekanan 700 atm. Reaksi umumnya
berlangsung selama 1,5–2 jam (Ismanto, 2012).Reaksi yang terjadi :
CH3OH + CO ===> CH3COOH
 Oksidasi Senyawa Hidrokarbon ( n-Butana )
N-Butana (secara komersial terdiri dari 95 % n-Butana, 2,5% Isobutana,
2,5% Pentana) dioksidasikan dengan katalis Cobalt atau Mangan Asetat. Udara
digelembungkan melalui larutan pada tekanan 850 psi dan pada suhu 800-1475oF.
Nitrogen yang tidak bereaksi meninggalkan reaktor membawa bermacam-macam
produk oksidasi (Formiat, Aseton, Metil Etil Keton, Metana dan lain-lain) dan
produk buatan yang tidak bereaksi. Uap yang meninggalkan reaktor diembunkan
dan dipisahkan (Ismanto, 2012).
 Proses dari alkohol dengan Quick-Vinegar fermentation
Asam Asetat dibuat dengan mereaksikan C2H5OH dan O2. Reaksi yang
terjadi adalah :
C2H5OH + O2 (udara) ===> CH3COOH
Bahan baku yang masuk reaktor berupa campuran yang mengandung
alkohol 10,5% dan Asam Asetat 1%. Proses ini berjalan dengan bantuan bakteri
pada suhu 30 – 35OCdan tingkat keasaman 12 – 14%. Asam Asetat bisa dihasilkan
dalam waktu 8-10 jam untuk sekali proses (Ismanto, 2012).

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

14
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Dari proses - proses diatas, dipilih proses 1 yaitu Asam Asetat dari
Asetaldehid dan Udara dengan katalis Mangan Asetat, dengan alasan sebagai
berikut :
a) Memiliki kondisi operasi tidak terlalu tinggi.
b) Proses reaksinya cepat.
c) Bahan baku murah dan mudah didapat.
d) Proses lainnya memilki resiko tinggi dalam pengoperasiannya.
e) Tidak perlu bahan pembantu yang banyak.

 Triacetin
Triacetin adalah triester gliserol dan asam asetat. Gliserol direaksikan
dengan asam asetat akan menghasilkan Mono AcetylGlycerol (MAG), Di Acetyl
Glycerol (DAG) dan Tri Acetyl Glycerol (TAG). Triacetin mempunyai rumus
molekul sebagai berikut:

Gambar 2.10 Rumus Molekul Triacetin (Widayat dkk, 2013)

Triacetin dapat dipergunakan sebagai bioaditif untuk menaikkan angka


oktan pada bahan bakar minyak. Triacetin dapat menggantikan octane booster
seperti tetraethyl lead (TEL), methyl tertiary butyl ether (MTBE) dan ethyl
tertiary butyl ether (ETBE) yang ketiganya memiliki beberapa kelemahan karena
melepaskan timbal (Pb) ke udara yang dapat mengganggu kesehatan dan polusi
udara (Mufrodi dkk, 2010).

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

15
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 2.3 Spesifikasi Sifat Fisika dan Kimia Triacetin
Triacetin
Nama lain Glyceryl triacetate
Rumus molekul C9H14O6

Struktur molekul

Bentuk fisik Cairan


Berat molekul 218,21 g/mole
Titik didih 259 oC
Titik leleh 4,1 oC
Temperatur kritis 592 K
Specifik gravity 1,2
Vapor density 7,52
Kemurnian 99,7 %
Standard liquid enthof combustion (∆cHoliquid) -4211.6 kJ/mol
Ideal gas heat capacity (Cp,gas) 409.69 J/mol.K
Liquid phase heat capacity (Cp,liquid) 389 J/mol.K
Standard Gibbs free enerf formation (∆fGo) -679.3 kJ/mol
Enthalpy of formation (∆fHogas) -968.77 kJ/mol
Liquid phase enthalpy of form (∆fHoliquid) -1330.8 kJ/mol
(Sumber : MSDS, 2013)
1. Sebagai bahan makanan, Triacetin dapat digunakan sebagai bahan
aromapada permen (gula-gula), minuman dari susu, minuman ringan dan
permen karet,
2. Sebagai zat aditif untuk menaikkan angka oktan pada bensin,
3. Menaikkan angka cetane pada bahan bakar minyak, sehingga dapat
mengurangi emisi NO pada mesin, dan
4. Pelarut pada parfum, tinta cetak, pelarut pada aroma, plastisizer untuk
resin selulosa, polimer dan ko-polimer.

2.2.2 Gross Profit Margin (GPM)


Kelayakan pendirian pabrik triacetin diuji secara kasar melalui Gross
Profit Margin (GPM). Gross Profit Margin (GPM) merupakan perkiraan secara
Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018
Made By Checked By Approved

16
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
global mengenai keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk utama dan
produk samping dikurangi dengan biaya bahan baku, tanpa melihat biaya
peralatan dan bi6aya operasi.

1. Reaksi Trans-esterifikasi
C3H8O3 + 3CH3COCl → C9H14O6 + 3HCl
Tabel 2.4 Perhitungan Gross Profit Margin Bahan Baku Asetil Klorida
Satuan C3H8O3 CH3COCl C9H14O6 HCl

Koefisien Reaksi 1 3 1 3

Molecular weight 92,1 78,49 218,21 36,46

Kg 92,1 235,47 218,21 109,38

kg/kg triacetin 0,422 1,078 1 0,501

IDR/kg 1051,742 18.385,29 21.449,505 265,56

C3H8O3 = Rp 2.492,28 (ICIS Pricing, 2014)


CH3COCl = Rp 17.055 (https://dir.indiamart.com, 2017)
HCl = Rp 530,05 (https://dir.indiamart.com, 2017)
GPM = harga jual produk - harga beli bahan baku
= ∑ [(kg produk/ kg triacetin) x harga produk] - ∑ [(kg reaktan/ kg
produk) x harga reaktan]
= Rp.2.278,033/kg

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

17
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
2. Reaksi Esterifikasi
Reaksi intermediet pembentukan triacetin:
C3H8O3 + 3CH3COOH → C9H14O6 + H2O

Tabel 2.5 Perhitungan Gross Profit Margin Bahan Baku Asam Asetat
Satuan C3H8O3 3CH3COOH C9H14O6 H2 O

Koefisien reaksi 1 3 1 3

Molecular weight 92,1 60,05 218,21 18,01

Kg 92,1 180,15 218,21 54,03

kg/kg triacetin 0,422 0,8255 1 0,0825

IDR/kg 1.051,742 7.657,47 21.449,505 0

C3H8O3 = Rp 2.492,28 (ICIS Pricing, 2014)


CH3COOH = Rp 9.310 (ICIS Pricing, 2014)
C9H14O6 = INR 105/kg (https://dir.indiamart.com, 2017)
1 INR = Rp. 204,281 (http://www.xe.com, 27/09/2017)
GPM = harga jual produk - harga beli bahan baku
∑ [(kg produk/ kg triacetin) x harga produk] - ∑ [(kg reaktan/ kg produk)
x harga reaktan]
= Rp. 12.740,293/kg

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

18
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
3. Reaksi Inter-esterifikasi
(C6H14O6)X + 3 CH3COOCH3→ 3 RCOOCH3 + C9H14O6

Tabel 2.6 Perhitungan Gross Profit Margin Bahan Baku Trigliserida dan Metil
Asetat
Satuan (C6H14O6)X C3H6O2 RCOOCH3 C9H14O6

Koefisien Reaksi 1 3 3 1

Molecular weight 847 74,08 285,2 218,21

Kg 847 235,47 855,6 218,21

kg/kg triacetin 3,881 1,079 3,920 1

IDR/kg 28.185,76 8.602 26.074,60 21.449,50

(C6H14O6)X = Rp 7.262,5 (MPOC, 2017)


CH3COOCH3 = Rp 7.980 (S-Sailing Chemical, 2017)
RCOOCH3 = Rp 6.650 (Jinzhouo, 2017)
GPM = harga jual produk - harga beli bahan baku
= ∑ [(kg produk/ kg triacetin) x harga produk] - ∑ [(kg reaktan/ kg
produk) x harga reaktan]
=10.736,34/kg

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

19
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 2.7 Perbandingan Proses-Proses Pembuatan Triacetin
No Proses Bahan Baku Kondisi Operasi Yield (%) GPM (Rp/Kg)
Rasio 1 : 3
Suhu 130 C
1 Trans-esterifikasi Gliserol dan Asetil klorida 97 2.278,03
Tekanan 0.09 MPa
Waktu Reaksi 3 Jam
Rasio 1 : 3
2 Inter-esterifikasi Trigliserida dan Metil Asetat Suhu 340-420 C 86 10.721,32
Tekanan 150-250 Bar
Rasio 1 : 3
Suhu 100-150 C
3 Esterifikasi Gliserol dan Asam Asetat 98-99 12.7740,29
Tekanan 0.1-0.3 MPa
Waktu Reaksi 10 Jam

Dari tabel 2.7 dapat dilihat bahwasannya proses yang memungkinkan dapat di
jalankan dalam suatu pabrik triacetan yaitu dengan berbahan dasar gliserol dan
asam asetat.

2.3 Proses yang Terpilih


Proses pembuatan Triacetin dengan proses esterifikasi dengan asam sulfat
secara garis besar terdiri dari 4 tahapan, yaitu:
1. Tahap Persiapan Bahan Baku
Berdasarkan paten CN 105218366A, 2016 Bahan baku Gliserol (C3H8O3)
diperoleh dari PT. Wilmar Group, Dumai, Riau yang disimpan pada fase cair
dengan suhu 30°C dan tekanan 1 atm dalam tangki penyimpanan berupa tangki
penyimpanan gliserol sedangkan asam asetat (H3COOH) diperoleh dari PT.
Indokemika Jayatama, Surabaya yang disimpan pada fase cair dengan suhu 30°C
dan tekanan 1 atm dalam tangki penyimpanan asam asetat. Bahan baku Gliserol
diperoleh dari PT. Wilmar Group dengan kemurnian 85% dan Asam Asetat
dengan kemurnian 97%.
2. Tahap Persiapan Katalis
Dalam proses esterifikasi gliserol dan asam asetat menjadi triacetin
menggunakan katalis karbon aktif yang di asamkan menggunakan asam sulfat
rasio molar pencampuran adalah 0.8:1 dan dipanaskan dalam mixer pada suhu 170
°C, diaduk selama 30 menit dan di dingingkan pada suhu 1300C.

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

20
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
3. Tahap Persiapan Proses
Bahan baku pembuat Triacetin yaitu Gliserol dan Asam Asetat. Gliserol
disimpan dalam Tangki gliserol pada tekanan 1 atm dan suhu 30°C. Dari tangki
dipompa menuju Heater (HE-01) untuk dipanaskan hingga mencapai suhu 130
°C. Kemudian untuk asam asetat dialirkan ke Heater (HE-02) untuk dilakukan
pemanasan hingga mencapai suhu 130°C dan tekanan 4,4 atm. Keluaran HE-01
dan HE-02 kemudian diumpankan menuju Reaktor fluidized bed.
4. Tahap Pembentukan Produk
Bahan baku Gliserol dan Asam Asetat diumpankan ke dalam reaktor yang
beroperasi pada suhu 130°C dan tekanan 1 atm dengan rasio volume 1 : 3 dan
direaksikan selama 10 jam. Sebagai katalisator digunakan katalis karbon aktif
yang di asamkan, rasio berat katalis dan gliserol adalah 0.05:1. Reaktor yang
digunakan adalah Reaktor Fluidized Bed. Gliserol masuk reaktor pada suhu 130
°C dengan tekanan 1 atm. Sedangkan umpan asam asetat pada suhu 130 °C
dengan tekanan 4.4 atm. Reaksi pemebentukan produk triacetin:

C3H8O3 + CH3COOH C5H10O4 + H2O


Gliserol Asam asetat Monoacetin Air

C5H10O4 + CH3COOH C7H12O5 + H2O


Monoacetin Asam asetat Diacetin Air

C7H12O5 + CH3COOH C9H14O6 + H2O


Diacetin Asam asetat Triacetin Air

5. Tahap Pemurnian Produk


Tahap ini bertujuan untuk memperoleh produk Triacetin hingga mencapai
kemurnian 99% berat. Produk keluar Reaktor berupa campuran Gliserol, Asam
Asetat, Monoacetin, Diacetin, Triacetin dan Asam Sulfat pada suhu 130ºC dan
tekanan 1 atm kemudian diturunkan Suhunya menggunakan cooler kondisinya
menjadi 30ºC dan tekanannya 1 atm, kemudian di alirkan ke unit filter press untuk
memisahkan karbonaktif yang di asamkan dengan crude gliserol.

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

21
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Karbon aktif yang telah terpisah kemudian di alirkan menggunakan
conveyor ke dalam furnace untuk di murnikan lalu di simpan dalam tangki
penyimpanan karbon aktif, kemudian untuk produk berupa liquid di dinginkan
dan di pompakan menuju ke reaktor berpengaduk pada suhu 30ºC dengan tekanan
1 atm dan direaksikan selama 2 jam, pada reaktor juga ditambahkan Natrium
Karbonat (Na2CO3) dengan konsentrasi 4% dan Hidrogen Peroksida (H2O2)
konsentrasi 1% dari umpan masuk, penambahan natrium karbonat dan hidrogen
peroksida bertujuan untuk menaikan dekolorisasi produk. Dalam reaktor terjadi
reaksi :
2CH3COOH + Na2CO3 + H2 2CH3COONa + H2O + CO2
H2O2 2OH∙
Produk dari reaktor berpengaduk dipompakan menuju unit dekantasi untuk
mengendapkan sisa-sisa padatan dari reaksi sebelumnya seperti CH3COONa.
Proses dekantasi ini dilakukan selama 3 jam, kemudian produk dipompakan ke
unit distilasi untuk memisahkan triacetin dari impuritisnya. Berdasarkan paten US
005777157A menara distilasi beroperasi pada suhu 130oC dan tekanan 0.06 atm,
produk top distilasi berupa air, sisa asam asetat dan asam karbonat sedangkan
produk bottom distilasi berupa triacetin dengan kosentrasi 99%. Produk top
distilasi kemudian diolah kembali padan unit proses lanjut sedngkan produk
bottom distilasi dipompakan ke unit cooler untuk menurunkan suhunya menjadi
30oC dan kemudian di simpan dalam tangki penyimpanan.
6. Tahap Penyimpanan Produk
Triacetin dari hasil produk bottom menara distilasi kemudian disimpan
kedalam tangki silinder vertikal dengan atap cone pada kondisi 35ºC dan tekanan
1 atm.

BAB III
DASAR PERANCANGAN
Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018
Made By Checked By Approved

22
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol

3.1 Spesifikasi Bahan Baku


Dalam pembuatan Triacetin dari gliserol, bahan baku utama yang
digunakan adalah gliserol dari PT Wilmar Group dengan spesifikasi pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Perbandingan Sifat Fisik Crude Gliserol PT.Wilmar Group dengan
Gliserol Murni

Nama Gliserol, gliserin, propane-1,2,3-triol,


atau C3H8O3 adalah trihydroxy alkohol
Rumus Kimia C3H8O3
Berat Molekul (g/mol) 92,09

Titik Didih (0C) 290


Titik Beku (0C) 19
Densitas (g/ml) 1,1414
Viskositas (cP) 86,394
Kadar gliserol (%) 85
Kadar air (%) 10
Kadar metanol (%) 1
Kadar impuritis (%) 4
Warna Kuning Kecoklatan
(Sumber : PT. Wilmar Group, 2014)

Untuk bahan baku asam asetat digunakan asam asetat impor dari Sigma-Aldrich
Corporation di Singapura dengan spesifikasi bahan baku pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Spesifikasi Asam Asetat


Asam Asetat

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

23
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol

Konsentrasi 97 %
Rumus molekul CH3COOH
Massa molar 60.05 g/mol
Warna Bening
Kelarutan di dalam air (20 °C) larut
Kosentrasi jenuh (udara) 38 g/m3 (20 °C) Udara
Titik leleh 16.2 °C
Densitas 1.05 g/cm3 (20 °C)
Angka Ph 2.5 (10 g/l, H2O, 20 °C)
Titik didih 117.9 °C
Titik nyala 40 °C
(sumber: Sigma-Aldrich Corporation)

3.2 Spesifikasi Produk

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

24
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 3.3 Spesifikasi Triacetin
CAS No 102-76-1

Nama Triacetin

Nama Lain Glycerol Triacetate, Glyceryl Triacetate,


Kesscoflex TRA, Triacetine, Propane-1,2,3-
triyl triacetate.

Rumus Molekul C9H14O6

Rumus Struktur

Berat Molekul 218,21


Kondisi Larutan Minyak Bersih
Kemurnian 99,5 %
Specific Grafity 200C 1,1594
(g/ml)
Index Bias 200C 1,4308
Kandungan Sulfat 0,00096
Ash % (ppm) <1
Logam Berat (seperti <1
Pb) (ppm)
(Sumber: Zhonglan Industry, 2016)

3.3 Kapasitas Produksi

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

25
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Penentuan kapasitas rancangan pabrik triacetin di dasarkan pada beberpa
pertimbangan yaitu:
 Proyeksi bahan baku di Indonesia
 Kapasitas pabrik yang beroperasi
3.3.1 Ketersediaan bahan baku
Bahan baku triacetin sendiri adalah gliserol dan asam asetat. Gliserol
dapat di peroleh dari PT. Wilmar Nabati Dumai. Sedangkan bahan baku asam
asetat di dapat dari PT. Indokemika Jayatama, Surabaya.

Tabel 3.4 Perkiraan Produksi Gliserol Dari Produk Samping Biodiesel (Satuan
Ribu Kiloliter)
2007 2008 2009 2010 2015 2025
Biodiesel 262,5 415 567,5 720 1500 4700
Gliserol 26,25 41,5 56,75 72 150 470
sumber : Prasetyo dkk (2012)
3.3.2. Kapasitas Pabrik yang Beroperasi
sebagai pertimbangan dalam mendirikan pabrik triacetin di Indonesia
dapat juga dilihat data kapasitas produksi pabrik-pabrik triacetin yang sudah ada.

Tabel 3.5 Kapasitas Terpasang Pabrik Triacetin


Produsen Lokasi Kapasitas(ton/tahun)

Zhonglan Industry USA 60.000

Reactchem China 36.000

Yixing Tongda Chemical. Ltd China 7.000

Selain itu kegunaan triasetin adalah se2bagai plastisizer dalam filter rokok.
Banyaknya kebutuhan rokok dalam negeri hingga saat ini mencapai angka 300
Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018
Made By Checked By Approved

26
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
miliar batang per tahunnya. Kemenperin 2016 menyebutkan bahwasannya
produksi total rokok Indonesia 360 miliar batang pertahunnya. Jumlah rokok
tersebut terdiri dari 26% rokok sigaret kretek tangan, rokok sigaret kretek mesin
66% dan rokok sigaret putih mesin 6%. Jenis rokok yang menggunakan filter
adalah rokok sigaret kretek mesin dan rokok sigaret putih mesin.
Perkiraan total rokok yang menggunakan filter adalah 295,2 miliar batang.
Di dalam filter terdapat 3,9% triacetin (PM USA, 2016). Berat satu rokok rata-
ratanya adalah 1 gram (sumber) dan triacetin yang di butuh kan dalam satu tahun
untuk industri rokok adalah 11.512,79 Ton/Tahun.
3.3.3 Lokasi Pabrik
Penentuan lokasi pabrik sangat penting dalam menetukan keberhasilan dan
keberlangsungan pabrik. Dilihat dari beberapa pertimbangan dan prospek yang
bagus kedepannya, maka lokasi pendirian pabrik Triacetin ini rencananya akan
didirikan di Kawasan Industri Dumai, kelurahan Pelintung, kecamatan Medang
Kampai, Dumai-Riau. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada beberapa
petimbangan yaitu:
3.3.4 Ketersediaan Bahan Baku
Seiring dengan perkembangan dalam sektor industri yang sangat pesat di
Kota Dumai khususnya di Kawasan Industri Dumai sudah ada banyak pabrik yang
didirikan. Selain itu, bahan baku untuk pabrik triacetin yaitu gliserol lebih banyak
dan memadai dan bisa didapatkan dari PT. Wilmar Nabati yang ada di daerah
tersebut. Sehingga Kota Dumai sangat cocok untuk kawasan mendirikan pabrik
karena ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan memadai dan lebih mudah
diakses baik darat maupun jalur air.

3.3.5 Lokasi Pemasaran

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

27
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Letak pasar atau konsumen yaitu penempatan pabrik di dekat dengan
pelabuhan. Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengan pelabuhan
adalah adanya kemudahan untuk distribusi produk ke konsumen, mengurangi
resiko kerusakan dalam pengangkutan apabila barang yang diproduksi tidak tahan
lama, biaya angkut mahal, khususnya untuk produksi jasa. Pelabuhan di kawasan
industri Dumai memiliki sarana pelayaran nasional dan Internasional sehingga
dapat memperlanncar distribusi produk.
Selain itu, lokasi pemasaran cukup strategis karena terletak pada dua
akses jalan yaitu darat dan air. Produk yang dihasilkan akan dipasarkan ke
berbagai daerah terutama di Indonesia.Karena jalur yang dapat diakses baik darat
dan air maka akan mempermudah pemasaran baik impor maupun ekspor.
3.3.6 Ketersediaan Sarana Pendukung
Kawasan ini memiliki ketersediaan air untuk utilitas, tenaga listrik, air
untuk keperluan umum, penyediaan bahan bakar, dan unit pengolahan limbah.
Sumber listrik 50 MV, pasokan air 750m3/jam dan waste water treatment
150m3/jam (Kementrian Perindustrian, 2012).
3.3.7 Akses Jalan
Akses jalan menuju lokasi pabrik ini dapat diakses melalui jalan darat
maupun air.Dengan adanya berbagai akses jalan ke lokasi pabrik tentu akan
mempermudah pengiriman bahan baku maupun produk kepada konsumen.
3.3.8 Iklim
Iklim daerah Dumai sesuai untuk menjadi kawasan industri karena
keadaan iklim dan cuaca daerah ini cenderung baik dimana temperature dikota
dumai berkisar antara 21-36 oC dengan temperature rata-rata 28,32 oC, jarang
terjadi bencana alam seperti angin ribut, gempa, maupun banjir, badai dan lain
sebagainya. Struktur tanah daerah ini juga baik dan luas untuk dijadikan lokasi
pabrik.

3.3.9 Kondisi Masyarakat

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

28
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Kondisi masyarakat didaerah Dumai cukup banyak yang dapat diambil
untuk bekerja di pabrik ini. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penduduk Kota
Dumai tahun 2015 adalah 285.967 jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-
laki sebanyak 146.792 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 139.175 jiwa serta
angkatan kerja sebanyak 120.250 jiwa (BPS Kota Dumai, 2015).Luas wilayah
Kota Dumai terletak pada posisi antara1o23'00” - 1o24'23” Lintang Utara
dan101o23'37” - 101o28'13” Bujur Timur.Kota Dumai mempunyai luas 1,727.38
Km2 dengan jarak antara Kota Pekanbaru dengan Kota Dumai adalah 188,8 Km.
Lokasi penempatan pabrik yang akan dibangun dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Lokasi Pabrik yang Akan didirikan


3.3.10 Aspek Perlindungan Lingkungan
Dalam mendirikan pabrik harus memikirkan aspek perlindungan
lingkungan seperti regulasi lingkungan, pengendalian pencemaran air dan kontrol
polusi udara, peraturan tentang limbah serta bahan baku mutu standar limbah dan
pengendalian pengolahan limbah. Suatu pabrik juga memiliki potensi-potensi
bahaya yang akan terjadi dikarenakan adanya bahan-bahan berbahaya. Untuk
mencegah hal tersebut terjadi maka ditetapkan suatu aturan untuk mengatur dan
mengawasi setiap komponen yang ada di pabrik.
Pengembangan sistem kontrol polusi dapat dilakukan dengan mengetahui
sumber penyebab polusi, menentukan sifat-sifat emulsi polusi, memilih alat

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

29
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
konrtrol dan melepaskan gas buangan sesuai dengan peraturan tentang polusi.
Untuk pengurangan polusi air bisa dilakukan dengan cara pembersihan secara
fisika, kimia, dan biologi. Sedangkan penanganan limbah padat dapat dilakukan
dengan mendaur ulang dan dijadikan sebagai bahan bakar. Pengurangan polusi
udara dilakukan untuk menjaga udara agar tetap bersih dan tidak memberi
pengaruh buruk kepada proses ataupun penyimpanan. Untuk alat pengurangan
polusi udara ini disesuaikan dengan tujuannya.
3.3.11 Pertimbangan Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pekerja yang berurusan langsung dengan proses dan bahan kimia harus
diberi pelatihan K3. Pekerja harus dilengkapi dengan pakaian standar safety.
Sumber paparan kimia dan fisika harus diatur jaraknya atau diisolasi dari pekerja.
Oleh karena beberapa alasan dan pertimbanagan yang di buat maka pabrik
triacetin yang akan di bangun di Indonesia memiliki kapasitas 8000 Ton/Tahun.

BAB IV
KESIMPULAN

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

30
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol

1. Triacetin diperoleh dengan cara esterifikasi yaitu mereaksikan gliserol dan


asam asetat dengan bantuan katalis berupa karbon aktif tersulfonasi.
2. Kemurnian triacetin yang di peroleh yaitu 99,5% sesuai dengan standar food
grade.
3. Konversi dan yield yang didapat yaitu 99,5% dan 99,3%.
4. Kapasitas Produksi pabrik yang akan di bangun adalah 8000 Ton/Tahun.
5. Lokasi pabrik yang akan didirikan berada di daerah kawasan industri Dumai
(KID) kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Dumai, Riau.

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

31
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Ari, E.P, Anggra W dan Widayat. 2012. Potensi Gliserol Dalam Pembuatan
Turunan Gliserol Melalui Proses Esterifikasi. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol
1. hal 26-31.
Darnoko, D. and Cheryan, M. 2000. Kinetics of Palm Oil Transesterification in a
Batch Reactor. Journal of the American Oil Chemists’ Society. 77: 1263-
1267.
Kemenperin.2016. Produksi Rokok Capai Target.http://www.kemenperin.go.id/
artikel/10670/Produksi-Rokok-Capai-Target.Diakses 28September 2017.
K.T. Tan, K.T. Lee, A.R. Mohamed. Prospect of non-catalytic superitical methyl
acetate process in biodiesel production. Fuel processing technology 92:
1905-1909.
Kharmanov, M. 1998. Process for production and purification of triacetin. US
Patent. US005777157A.
Mufrodi, Z., Rochmadi, Sutijan, dan Budiman, A., 2013, Continuous Process of
Reactive Distillation to Produce Bioadditive Triacetin from Glycerol.
Modern Applied Science, Vol 7, No. 10, hal 70-78.
Song dkk, 2014. Preparation method of glycerol triacetate. China Patent. CN
105218366.
Valter L.C. Gonc¸ alves, Bianca P. Pinto, Joa˜o C. Silva dan Claudio J.A. Mota.
2008. Acetylation of glycerol catalyzed by different solid acids. Catalysis
Today. Vol. 133-135. Hal. 673-677.
Widayat, Hantoro Satriadi, Abdullah dan IkaWindrianto K. Handono. 2013.
Proses Produksi Triasetat dari Gliserol dengan Katalis Asam Sulfat. Jurnal
Teknik Kimia Indonesia. No. 4. Vol. 11
Xiaoyuan. L., Yulei. Z., Sheng.G.W dan Yongwang.L. 2009. Producing
Triacetylglycerol with Glycerol by Two Steps: Esterification and
Acetylation. Fuel Processing Technology.Vol. 90.Hal.988-993.
Yang Chongguang. 2014. Triacetin Preparation Method. China. CN 103936587
A.

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

32
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol

Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018


Made By Checked By Approved

33

Anda mungkin juga menyukai