BAB I
PENDAHULUAN
1
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
2
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Poduksi dan Cukai Industri Rokok (2007-2011)
3
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
BAB II
DESKRIPSI PROSES
Gambar 2.1 Reaksi Pembuatan Triacetin dari Gliserol dan Asetil Klorida
4
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Reactor Tubular
Gliserol Asetil klorida
berpendingin
Vapor-Liquid
Gas HCl
Separator
Thermal insulation
Gas HCl
reaction kettle
Hydrochloride
Absorber
Acid
Triacerin
Gambar 2.2 Diagram Pembuatan Triacetin dari Gliserol dan Asetil Klorida (Song
dkk, 2014)
5
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
target untuk menyelesaikan masalah dari tingginya hasil gliserol pada produksi
biodiesel pada proses konvensional.
Proses transesterifikasi dengan kondisi superkritikal dapat diproses tanpa
katalis yang menghasilkan FAME dan triacetin. Disamping itu, mereka juga
menemukan bahwa tingginya hasil dari FAME dan triacetin dapat dihasilkan
dengan proses superkritikal. Formula reaksi dari proses transesterifikasi antara
trigliserida dan metil asetat ditunjukkan seperti dibawah ini
Gambar 2.3 Reaksi Pembuatan Triacetin dari Trigliserida dan Metil Asetat
Trigliserida
Distilasi
Reaktor Evaporator Triacetin
Vaccum
Metil
Asetat
Gambar 2.4 Diagram Proses Pembuatan Triacetin Dari Trigliserida dan Metil
Asetat (Tan dkk, 2011)
6
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
190 0C, menjaga suhu selama 10-30 menit, didinginkan hingga temperatur
normal. Campurkan katalis yang diperoleh dengan gliserol, asam asetat dan agen
dehidrasi, pada suhu 100-150 °C, campuran bereaksi dan didapatkan
perbandingan massa gliserol dan katalis adalah 1: 0,004-0,10. Waktu esterifikasi
sekitar 10 jam.
Kemurnian produk meningkat sampai di atas 99,7% dari 98,0-99,0%.
Volume ratio gliserol, asam asetat dan dehydrating agent adalah 1; 3-5; 0,3-0,5.
dehydrating agent yang digunakan adalah toluene. Rasio decolorisai mass
activated carbon : triacetin adalah 1: 0,5-2 pada suhu 80-120. Pompakan uap asam
0,25-0,45 mpa.pada suhu 110-140 0C selama 2 sampai 4 jam Tambahkan Na2CO3
jenuh untuk netralisasi Temperatur dehidrasi 60-120°C pada suhu 3-6 jam dan
tekanan 0,1- 0,3 mpa. Reaksi pembuatan triacetin dari gliserol dan asam asetat
sebagai berikut:
C3H8O3 + CH3COOH C5H10O4 + H2O
Gliserol Asam asetat Monoacetin Air
Gambar 2.5 Reaksi Pembuatan Triacetin dari Gliserol dan asam Asetat
7
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Asam Sulfat
Persiapan Katalis
Activated
Carbon
Asam Asetat
Reaksi Asetilasi Sikloheksana
Gliserol
Activated Dekolorisasi
Carbon
Natrium
Dehidrasi
Karbonat
Filtrasi
Triacetin
Gambar 2.6 Diagram Produksi Triacetin dari Gliserol dan Asam Asetat (Hong
dkk, 2016)
8
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Gambar 2.8 Reaksi pembentukan Gliserol dari proses pembuatan Ester Asam
Lemak
9
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 2.1 Sifat Fisika Kimia Gliserol
Gliserol
Nama lain Propane-1,2,3-triol; Glyceryl
Rumus molekul C3H5(OH)3
Struktur molekul
10
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
gliserol yang semakin meningkat di produksi synthetic dari petrochemical
hydrocarbons yaitu propylene.
Gliserol terdapat dalam bentuk campuran lemak hewan atau minyak
tumbuhan. Gliserol jarang ditemukan dalam bentuk lemak bebas. Tetapi biasanya
terdapat sebagai trigliserida yang tercampur dengan bermacam-macam asam
lemak, misalnya asam stearat, asam palmitat, asam laurat serta sebagian lemak.
Beberapa minyak dari kelapa, kelapa sawit, kapok, lobak dan zaitun menghasilkan
gliserol dalam jumlah yang lebih besar dari pada beberapa lemak hewan tallow
maupun lard. Gliserol juga terdapat secara ilmiah sebagai trigliserida pada semua
jenis hewan dan tumbuhan dalam bentuk lipida sebagai lecitin dan chepalins.
Konsumsi gliserol dalam dunia industri sangat besar dan beragam
menyebabkan harganya sangat tinggi di pasaran. Gliserol mempunyai sifat
higroskopis yang digunakan sebagai pelembab pada penyimpan tembakau
sebelum diproses. Sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang
dapat berikatan-hidrogen dengan air dan mencegah penguapan air tersebut.
Gliserol seringkali ditambahkan pada sediaan kosmetika untuk menjaga
kelembaban kulit. Pada industri farmasi, banyak digunakan sebagai pelarut. Untuk
industri lem, gliserol digunakan untuk mencegah agar lem tidak cepat kering. Juga
digunakan untuk menjaga kelenturan pada industri kertas plastik. Sedangkan pada
industri makanan gliserol biasa digunakna sebagai pemanis. Turunan gliserol yang
terpenting adalah nitrogliserin yang digunakan dalam pembuatan bahan peledak.
Gliserol bersama asam karboksilat (biasa disebut asam lemak) diperoleh
dari hidrolisis suatu lemak atau minyak. Lemak dan minyak adalah trigliserida,
atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “ triester (dari) gliserol”. Kebanyakan
lemak atau minyak yang terdapat dalam alam merupakan trigliserida campuran,
artinya, ketiga bagian lemak dari gliserida itu tidaklah sama, seperti trigliserida
dengan kombinasi banyak asam lemak seperti stearat, oleat. Sehingga apabila
minyak dihidrolisis akan menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai panjang dan
1 molekul gliserol.
11
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Secara tradisional gliserin didapatkan sebagai hasil samping dari minyak
tumbuhan atau hewan yang disaponifikasi pada pabrik sabun. Minyak sebagai
bahan utama pembuatan sabun dihidrolisis dalam basa. Saponifikasi (penyabunan)
merupakan suatu reaksi takreversible. Karena reaksi berlangsung dalam suasana
basa, hasil penyabunan ialah garam karboksilat dan basa OH- disini merupakan
pereaksi,bukan katalis dalam reaksi berikut. (Fessenden, 1986).
Asam Asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa
kimiaasamorganik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2.Rumus ini seringkali
ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H.Asam asetat murni
(disebut asam asetat glasial) adalah cairanhigroskopis tak berwarna, dan memiliki
titik beku 16.7°C.
12
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 2.2 Sifat Fisika Kimia Asam Asetat
Asam Asetat
Nama lain Acetic acid; glacial acetic acid
Rumus Molekul C2-H4-O2
Struktur molekul
13
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
dalam reaktor untuk setiap 1 mol Asetaldehid. Sebagai katalis adalah Mangan
Asetat. Dengan konversi 25% diperoleh kemurnian Asam Asetat 99% (Faith, K,
1975). Reaksi yang terjadi :
CH3CHO + ½ O2 ===> CH3COOH
Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida
Asam Asetat dibuat dengan mereaksikan CH3OH dan CO. Perbandingan
bahan baku masuk reaktor adalah 90–95% Karbon Monoksida, 0–5% Hidrogen
dan 5% Metanol. Katalis yang digunakan adalah Rhodium dan Iodin. Reaksi
o
berlangsung pada suhu 350 C dan tekanan 700 atm. Reaksi umumnya
berlangsung selama 1,5–2 jam (Ismanto, 2012).Reaksi yang terjadi :
CH3OH + CO ===> CH3COOH
Oksidasi Senyawa Hidrokarbon ( n-Butana )
N-Butana (secara komersial terdiri dari 95 % n-Butana, 2,5% Isobutana,
2,5% Pentana) dioksidasikan dengan katalis Cobalt atau Mangan Asetat. Udara
digelembungkan melalui larutan pada tekanan 850 psi dan pada suhu 800-1475oF.
Nitrogen yang tidak bereaksi meninggalkan reaktor membawa bermacam-macam
produk oksidasi (Formiat, Aseton, Metil Etil Keton, Metana dan lain-lain) dan
produk buatan yang tidak bereaksi. Uap yang meninggalkan reaktor diembunkan
dan dipisahkan (Ismanto, 2012).
Proses dari alkohol dengan Quick-Vinegar fermentation
Asam Asetat dibuat dengan mereaksikan C2H5OH dan O2. Reaksi yang
terjadi adalah :
C2H5OH + O2 (udara) ===> CH3COOH
Bahan baku yang masuk reaktor berupa campuran yang mengandung
alkohol 10,5% dan Asam Asetat 1%. Proses ini berjalan dengan bantuan bakteri
pada suhu 30 – 35OCdan tingkat keasaman 12 – 14%. Asam Asetat bisa dihasilkan
dalam waktu 8-10 jam untuk sekali proses (Ismanto, 2012).
14
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Dari proses - proses diatas, dipilih proses 1 yaitu Asam Asetat dari
Asetaldehid dan Udara dengan katalis Mangan Asetat, dengan alasan sebagai
berikut :
a) Memiliki kondisi operasi tidak terlalu tinggi.
b) Proses reaksinya cepat.
c) Bahan baku murah dan mudah didapat.
d) Proses lainnya memilki resiko tinggi dalam pengoperasiannya.
e) Tidak perlu bahan pembantu yang banyak.
Triacetin
Triacetin adalah triester gliserol dan asam asetat. Gliserol direaksikan
dengan asam asetat akan menghasilkan Mono AcetylGlycerol (MAG), Di Acetyl
Glycerol (DAG) dan Tri Acetyl Glycerol (TAG). Triacetin mempunyai rumus
molekul sebagai berikut:
15
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 2.3 Spesifikasi Sifat Fisika dan Kimia Triacetin
Triacetin
Nama lain Glyceryl triacetate
Rumus molekul C9H14O6
Struktur molekul
16
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
global mengenai keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk utama dan
produk samping dikurangi dengan biaya bahan baku, tanpa melihat biaya
peralatan dan bi6aya operasi.
1. Reaksi Trans-esterifikasi
C3H8O3 + 3CH3COCl → C9H14O6 + 3HCl
Tabel 2.4 Perhitungan Gross Profit Margin Bahan Baku Asetil Klorida
Satuan C3H8O3 CH3COCl C9H14O6 HCl
Koefisien Reaksi 1 3 1 3
17
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
2. Reaksi Esterifikasi
Reaksi intermediet pembentukan triacetin:
C3H8O3 + 3CH3COOH → C9H14O6 + H2O
Tabel 2.5 Perhitungan Gross Profit Margin Bahan Baku Asam Asetat
Satuan C3H8O3 3CH3COOH C9H14O6 H2 O
Koefisien reaksi 1 3 1 3
18
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
3. Reaksi Inter-esterifikasi
(C6H14O6)X + 3 CH3COOCH3→ 3 RCOOCH3 + C9H14O6
Tabel 2.6 Perhitungan Gross Profit Margin Bahan Baku Trigliserida dan Metil
Asetat
Satuan (C6H14O6)X C3H6O2 RCOOCH3 C9H14O6
Koefisien Reaksi 1 3 3 1
19
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 2.7 Perbandingan Proses-Proses Pembuatan Triacetin
No Proses Bahan Baku Kondisi Operasi Yield (%) GPM (Rp/Kg)
Rasio 1 : 3
Suhu 130 C
1 Trans-esterifikasi Gliserol dan Asetil klorida 97 2.278,03
Tekanan 0.09 MPa
Waktu Reaksi 3 Jam
Rasio 1 : 3
2 Inter-esterifikasi Trigliserida dan Metil Asetat Suhu 340-420 C 86 10.721,32
Tekanan 150-250 Bar
Rasio 1 : 3
Suhu 100-150 C
3 Esterifikasi Gliserol dan Asam Asetat 98-99 12.7740,29
Tekanan 0.1-0.3 MPa
Waktu Reaksi 10 Jam
Dari tabel 2.7 dapat dilihat bahwasannya proses yang memungkinkan dapat di
jalankan dalam suatu pabrik triacetan yaitu dengan berbahan dasar gliserol dan
asam asetat.
20
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
3. Tahap Persiapan Proses
Bahan baku pembuat Triacetin yaitu Gliserol dan Asam Asetat. Gliserol
disimpan dalam Tangki gliserol pada tekanan 1 atm dan suhu 30°C. Dari tangki
dipompa menuju Heater (HE-01) untuk dipanaskan hingga mencapai suhu 130
°C. Kemudian untuk asam asetat dialirkan ke Heater (HE-02) untuk dilakukan
pemanasan hingga mencapai suhu 130°C dan tekanan 4,4 atm. Keluaran HE-01
dan HE-02 kemudian diumpankan menuju Reaktor fluidized bed.
4. Tahap Pembentukan Produk
Bahan baku Gliserol dan Asam Asetat diumpankan ke dalam reaktor yang
beroperasi pada suhu 130°C dan tekanan 1 atm dengan rasio volume 1 : 3 dan
direaksikan selama 10 jam. Sebagai katalisator digunakan katalis karbon aktif
yang di asamkan, rasio berat katalis dan gliserol adalah 0.05:1. Reaktor yang
digunakan adalah Reaktor Fluidized Bed. Gliserol masuk reaktor pada suhu 130
°C dengan tekanan 1 atm. Sedangkan umpan asam asetat pada suhu 130 °C
dengan tekanan 4.4 atm. Reaksi pemebentukan produk triacetin:
21
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Karbon aktif yang telah terpisah kemudian di alirkan menggunakan
conveyor ke dalam furnace untuk di murnikan lalu di simpan dalam tangki
penyimpanan karbon aktif, kemudian untuk produk berupa liquid di dinginkan
dan di pompakan menuju ke reaktor berpengaduk pada suhu 30ºC dengan tekanan
1 atm dan direaksikan selama 2 jam, pada reaktor juga ditambahkan Natrium
Karbonat (Na2CO3) dengan konsentrasi 4% dan Hidrogen Peroksida (H2O2)
konsentrasi 1% dari umpan masuk, penambahan natrium karbonat dan hidrogen
peroksida bertujuan untuk menaikan dekolorisasi produk. Dalam reaktor terjadi
reaksi :
2CH3COOH + Na2CO3 + H2 2CH3COONa + H2O + CO2
H2O2 2OH∙
Produk dari reaktor berpengaduk dipompakan menuju unit dekantasi untuk
mengendapkan sisa-sisa padatan dari reaksi sebelumnya seperti CH3COONa.
Proses dekantasi ini dilakukan selama 3 jam, kemudian produk dipompakan ke
unit distilasi untuk memisahkan triacetin dari impuritisnya. Berdasarkan paten US
005777157A menara distilasi beroperasi pada suhu 130oC dan tekanan 0.06 atm,
produk top distilasi berupa air, sisa asam asetat dan asam karbonat sedangkan
produk bottom distilasi berupa triacetin dengan kosentrasi 99%. Produk top
distilasi kemudian diolah kembali padan unit proses lanjut sedngkan produk
bottom distilasi dipompakan ke unit cooler untuk menurunkan suhunya menjadi
30oC dan kemudian di simpan dalam tangki penyimpanan.
6. Tahap Penyimpanan Produk
Triacetin dari hasil produk bottom menara distilasi kemudian disimpan
kedalam tangki silinder vertikal dengan atap cone pada kondisi 35ºC dan tekanan
1 atm.
BAB III
DASAR PERANCANGAN
Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018
Made By Checked By Approved
22
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 3.1 Perbandingan Sifat Fisik Crude Gliserol PT.Wilmar Group dengan
Gliserol Murni
Untuk bahan baku asam asetat digunakan asam asetat impor dari Sigma-Aldrich
Corporation di Singapura dengan spesifikasi bahan baku pada tabel 3.2
23
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Konsentrasi 97 %
Rumus molekul CH3COOH
Massa molar 60.05 g/mol
Warna Bening
Kelarutan di dalam air (20 °C) larut
Kosentrasi jenuh (udara) 38 g/m3 (20 °C) Udara
Titik leleh 16.2 °C
Densitas 1.05 g/cm3 (20 °C)
Angka Ph 2.5 (10 g/l, H2O, 20 °C)
Titik didih 117.9 °C
Titik nyala 40 °C
(sumber: Sigma-Aldrich Corporation)
24
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Tabel 3.3 Spesifikasi Triacetin
CAS No 102-76-1
Nama Triacetin
Rumus Struktur
25
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Penentuan kapasitas rancangan pabrik triacetin di dasarkan pada beberpa
pertimbangan yaitu:
Proyeksi bahan baku di Indonesia
Kapasitas pabrik yang beroperasi
3.3.1 Ketersediaan bahan baku
Bahan baku triacetin sendiri adalah gliserol dan asam asetat. Gliserol
dapat di peroleh dari PT. Wilmar Nabati Dumai. Sedangkan bahan baku asam
asetat di dapat dari PT. Indokemika Jayatama, Surabaya.
Tabel 3.4 Perkiraan Produksi Gliserol Dari Produk Samping Biodiesel (Satuan
Ribu Kiloliter)
2007 2008 2009 2010 2015 2025
Biodiesel 262,5 415 567,5 720 1500 4700
Gliserol 26,25 41,5 56,75 72 150 470
sumber : Prasetyo dkk (2012)
3.3.2. Kapasitas Pabrik yang Beroperasi
sebagai pertimbangan dalam mendirikan pabrik triacetin di Indonesia
dapat juga dilihat data kapasitas produksi pabrik-pabrik triacetin yang sudah ada.
Selain itu kegunaan triasetin adalah se2bagai plastisizer dalam filter rokok.
Banyaknya kebutuhan rokok dalam negeri hingga saat ini mencapai angka 300
Kelompok XX Semester Ganjil 2017/2018
Made By Checked By Approved
26
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
miliar batang per tahunnya. Kemenperin 2016 menyebutkan bahwasannya
produksi total rokok Indonesia 360 miliar batang pertahunnya. Jumlah rokok
tersebut terdiri dari 26% rokok sigaret kretek tangan, rokok sigaret kretek mesin
66% dan rokok sigaret putih mesin 6%. Jenis rokok yang menggunakan filter
adalah rokok sigaret kretek mesin dan rokok sigaret putih mesin.
Perkiraan total rokok yang menggunakan filter adalah 295,2 miliar batang.
Di dalam filter terdapat 3,9% triacetin (PM USA, 2016). Berat satu rokok rata-
ratanya adalah 1 gram (sumber) dan triacetin yang di butuh kan dalam satu tahun
untuk industri rokok adalah 11.512,79 Ton/Tahun.
3.3.3 Lokasi Pabrik
Penentuan lokasi pabrik sangat penting dalam menetukan keberhasilan dan
keberlangsungan pabrik. Dilihat dari beberapa pertimbangan dan prospek yang
bagus kedepannya, maka lokasi pendirian pabrik Triacetin ini rencananya akan
didirikan di Kawasan Industri Dumai, kelurahan Pelintung, kecamatan Medang
Kampai, Dumai-Riau. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada beberapa
petimbangan yaitu:
3.3.4 Ketersediaan Bahan Baku
Seiring dengan perkembangan dalam sektor industri yang sangat pesat di
Kota Dumai khususnya di Kawasan Industri Dumai sudah ada banyak pabrik yang
didirikan. Selain itu, bahan baku untuk pabrik triacetin yaitu gliserol lebih banyak
dan memadai dan bisa didapatkan dari PT. Wilmar Nabati yang ada di daerah
tersebut. Sehingga Kota Dumai sangat cocok untuk kawasan mendirikan pabrik
karena ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan memadai dan lebih mudah
diakses baik darat maupun jalur air.
27
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Letak pasar atau konsumen yaitu penempatan pabrik di dekat dengan
pelabuhan. Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengan pelabuhan
adalah adanya kemudahan untuk distribusi produk ke konsumen, mengurangi
resiko kerusakan dalam pengangkutan apabila barang yang diproduksi tidak tahan
lama, biaya angkut mahal, khususnya untuk produksi jasa. Pelabuhan di kawasan
industri Dumai memiliki sarana pelayaran nasional dan Internasional sehingga
dapat memperlanncar distribusi produk.
Selain itu, lokasi pemasaran cukup strategis karena terletak pada dua
akses jalan yaitu darat dan air. Produk yang dihasilkan akan dipasarkan ke
berbagai daerah terutama di Indonesia.Karena jalur yang dapat diakses baik darat
dan air maka akan mempermudah pemasaran baik impor maupun ekspor.
3.3.6 Ketersediaan Sarana Pendukung
Kawasan ini memiliki ketersediaan air untuk utilitas, tenaga listrik, air
untuk keperluan umum, penyediaan bahan bakar, dan unit pengolahan limbah.
Sumber listrik 50 MV, pasokan air 750m3/jam dan waste water treatment
150m3/jam (Kementrian Perindustrian, 2012).
3.3.7 Akses Jalan
Akses jalan menuju lokasi pabrik ini dapat diakses melalui jalan darat
maupun air.Dengan adanya berbagai akses jalan ke lokasi pabrik tentu akan
mempermudah pengiriman bahan baku maupun produk kepada konsumen.
3.3.8 Iklim
Iklim daerah Dumai sesuai untuk menjadi kawasan industri karena
keadaan iklim dan cuaca daerah ini cenderung baik dimana temperature dikota
dumai berkisar antara 21-36 oC dengan temperature rata-rata 28,32 oC, jarang
terjadi bencana alam seperti angin ribut, gempa, maupun banjir, badai dan lain
sebagainya. Struktur tanah daerah ini juga baik dan luas untuk dijadikan lokasi
pabrik.
28
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Kondisi masyarakat didaerah Dumai cukup banyak yang dapat diambil
untuk bekerja di pabrik ini. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penduduk Kota
Dumai tahun 2015 adalah 285.967 jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-
laki sebanyak 146.792 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 139.175 jiwa serta
angkatan kerja sebanyak 120.250 jiwa (BPS Kota Dumai, 2015).Luas wilayah
Kota Dumai terletak pada posisi antara1o23'00” - 1o24'23” Lintang Utara
dan101o23'37” - 101o28'13” Bujur Timur.Kota Dumai mempunyai luas 1,727.38
Km2 dengan jarak antara Kota Pekanbaru dengan Kota Dumai adalah 188,8 Km.
Lokasi penempatan pabrik yang akan dibangun dapat dilihat pada gambar 3.1.
29
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
konrtrol dan melepaskan gas buangan sesuai dengan peraturan tentang polusi.
Untuk pengurangan polusi air bisa dilakukan dengan cara pembersihan secara
fisika, kimia, dan biologi. Sedangkan penanganan limbah padat dapat dilakukan
dengan mendaur ulang dan dijadikan sebagai bahan bakar. Pengurangan polusi
udara dilakukan untuk menjaga udara agar tetap bersih dan tidak memberi
pengaruh buruk kepada proses ataupun penyimpanan. Untuk alat pengurangan
polusi udara ini disesuaikan dengan tujuannya.
3.3.11 Pertimbangan Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pekerja yang berurusan langsung dengan proses dan bahan kimia harus
diberi pelatihan K3. Pekerja harus dilengkapi dengan pakaian standar safety.
Sumber paparan kimia dan fisika harus diatur jaraknya atau diisolasi dari pekerja.
Oleh karena beberapa alasan dan pertimbanagan yang di buat maka pabrik
triacetin yang akan di bangun di Indonesia memiliki kapasitas 8000 Ton/Tahun.
BAB IV
KESIMPULAN
30
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
DAFTAR PUSTAKA
31
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
Ari, E.P, Anggra W dan Widayat. 2012. Potensi Gliserol Dalam Pembuatan
Turunan Gliserol Melalui Proses Esterifikasi. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol
1. hal 26-31.
Darnoko, D. and Cheryan, M. 2000. Kinetics of Palm Oil Transesterification in a
Batch Reactor. Journal of the American Oil Chemists’ Society. 77: 1263-
1267.
Kemenperin.2016. Produksi Rokok Capai Target.http://www.kemenperin.go.id/
artikel/10670/Produksi-Rokok-Capai-Target.Diakses 28September 2017.
K.T. Tan, K.T. Lee, A.R. Mohamed. Prospect of non-catalytic superitical methyl
acetate process in biodiesel production. Fuel processing technology 92:
1905-1909.
Kharmanov, M. 1998. Process for production and purification of triacetin. US
Patent. US005777157A.
Mufrodi, Z., Rochmadi, Sutijan, dan Budiman, A., 2013, Continuous Process of
Reactive Distillation to Produce Bioadditive Triacetin from Glycerol.
Modern Applied Science, Vol 7, No. 10, hal 70-78.
Song dkk, 2014. Preparation method of glycerol triacetate. China Patent. CN
105218366.
Valter L.C. Gonc¸ alves, Bianca P. Pinto, Joa˜o C. Silva dan Claudio J.A. Mota.
2008. Acetylation of glycerol catalyzed by different solid acids. Catalysis
Today. Vol. 133-135. Hal. 673-677.
Widayat, Hantoro Satriadi, Abdullah dan IkaWindrianto K. Handono. 2013.
Proses Produksi Triasetat dari Gliserol dengan Katalis Asam Sulfat. Jurnal
Teknik Kimia Indonesia. No. 4. Vol. 11
Xiaoyuan. L., Yulei. Z., Sheng.G.W dan Yongwang.L. 2009. Producing
Triacetylglycerol with Glycerol by Two Steps: Esterification and
Acetylation. Fuel Processing Technology.Vol. 90.Hal.988-993.
Yang Chongguang. 2014. Triacetin Preparation Method. China. CN 103936587
A.
32
Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol
33