Anda di halaman 1dari 24

PRARANCANGAN ANILIN PROSES HIDROGENASI NITROBENZEN FASE UAP KAPASITAS 620 TON/TAHUN

PERANCANGAN PABRIK KIMIA II

UNIVERSITAS JAYABAYA

Oleh

RAHEL LAURENTA ENDES


2016710450053
SYAHRUN RUHIANTO
2016710450060
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

JAKARTA
2020
I. LATAR BELAKANG

Dalam era industrialisasi, pertumbuhan industri di Indonesia khususnya industri kimia, dari tahun ke tahun

cenderung mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan peningkatan tersebut,

maka kebutuhan akan bahan baku industri, bahan- bahan kimia maupun tenaga kerja juga akan semakin

meningkat. Salah satu bahan baku yang diperlukan itu adalah anilin dan derivative-nya. Anilin merupakan salah

satu senyawa intermediate yang digunakan secara luas di berbagai industri kimia dewasa ini, karena itu kebutuhan

akan anilin akan meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan program pemerintah dalam pengembangan industri

hilir dimana kebutuhannya baru dapat dipenuhi dengan import dari Negara-negara maju seperti Jepang, Amerika

Serikat, Korea, Belgia, Inggris, Australia, dan Jerman. Kebutuhan anilin di dunia mengalami peningkatan sebesar

4,6% dari 2,117 million ponds di tahun 2004 menjadi 2,210 million ponds di tahun 2005 dan mengalami

peningkatan 4,2% sampai tahun 2008. Sedangkan Indonesia sendiri, pada tahun 2008 mengimpor anilin sejumlah

26.822,2 ton dan pada tahun 2015 diperkirakan sejumlah 31.324 ton. Anilin tersebut banyak digunakan di berbagai

industri. Dengan didirikannya pabrik anilin dengan kapasitas 40.000 ton/tahun di tahun 2015, diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan anilin di Indonesia dan sebagian di ekspor ke luar negeri. Di samping itu, dengan adanya

pabrik anilin dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan memicu berdirinya pabrik lain yang menggunakan

bahan baku anilin. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pabrik anilin ini layak didirikan di Indonesia.
II. KAPASITAS PRODUKSI

Pemilihan kapasitas pabrik anilin ini didasarkan dari beberapa pertimbangan, yaitu Proyeksi kebutuhan

anilin di Indonesia.

Permintaan akan anilin untuk industri dalam negeri mengalami peningkatan secara kualitatif dari tahun ke

tahun. Data mengenai kebutuhan anilin di Indonesia dari tahun ke tahun dapat di lihat dari tabel

1.1 berikut ini.

Tabel 1.1 Kebutuhan anilin di Indonesia

Tahun Jumlah (kg/tahun)


2013 2293768
2014 1518137
2015 1971799
2016 1160301
2017 1358636
2018 937755
(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019)
GRAFIK DATA IMPOR
2500000

2000000

1500000

1000000

500000

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018

Berikut adalah beberapa kapasitas pabrik benzonitril yang sudah beroperasi di dunia:
Tabel 1.2 Beberapa Pabrik Anilin di Dunia
Produsen Kapasitas, juta lb/tahun
BASF, Geismar, LA 600
Du Pont, Beaumont, Tex 380
First Chemical, Baytown, Tex 340
First Chemical, Pascagoula, Miss 500
Rubicon, Geismar, LA 1.140
Total 2.960
Proyeksi kebutuhan Anilin di Indonesia
Proyeksi kebutuhan Anilin di Indonesia menggunakan metode Least-square:

Tabel 1. 3 Data Kebutuhan Benzonitril Tahun 2013-2018


Kebutuhan (kg/tahun) Indeks tahun
Tahun X.Y X2
Y X
2013 2293768 -5 -11468840 25
2014 1518137 -3 -4554411 9
2015 1971799 -1 -1971799 1
2016 1160301 1 1160301 1
2017 1358636 3 4075908 9
2018 937755 5 4688775 25
∑ 9240396 0 -2217044 70

∑Yi
 a= (1.1)
n
9240396
a= (1.2)
6

a = 1540066

∑Xi.Yi
 b= (1.3)
∑Xi2
−2217044
b= (1.4)
70

b = -31672,057

 Persamaan regresi linier:


Y = a + bX (1.5)
Y = 1540066 + -31672,057.X

dimana:
X : Indeks untuk tahun
Y : Kebutuhan benzonitrile (kg/tahun)
a : Intersept
b : Slope

Dari persamaan regresi linier di atas, dapat diperkiraan kebutuhan benzonitril hingga tahun 2030, seperti berikut ini:

Tabel 1. 4 Data Proyeksi Kebutuhan Benzonitril Tahun 2019-2030


Indeks Tahun Kebutuhan (kg/tahun)
Tahun
X Y
2019 7 1318362
2020 9 1255017
2021 11 1191673
2022 13 1128329
2023 15 1064985
2024 17 1001641
2025 19 938296.9
2026 21 874952.8
2027 23 811608.7
2028 25 748264.6
2029 27 684920.5
2030 29 621576.3

Proyeksi Kebutuhan Anilin tahun 2019-2030


1400000

1200000
Kebutuhan kg/tahun

1000000

800000

600000

400000

200000

0
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Tahun

Gambar 1. 1 Grafik Proyeksi Kebutuhan Anilin Tahun 2019-2030

Dari data proyeksi di atas diketahui bahwa kebutuhan Anilin dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2030,
diperkirakan kebutuhan Anilin di Indonesia mencapai 621576,3 kg/tahun atau 621,576 ton/tahun namun dinilai belum
ekonomis apabila kapasitas tersebut dipilih untuk mendirikan sebuah pabrik, sehingga kapasitas produksi yang dipilih adalah
620 ton/tahun menyesuaikan dengan kapasitas pabrik Anilin yang ada saat ini. Kelebihan jumlah produksi dapat dijadikan
komoditi ekspor.

III. PEMILIHAN PROSES


Untuk pembuatan anilin ada beberapa proses, antara lain:
1. Reduksi nitrobenzena uap
2. Reduksi larutan nitrobenzena
3. Aminasi khlorobenzena
4. Reaksi ammonia dan phenol
 Pembuatan Anilin dengan Reduksi Nitrobenzena Uap

Recycle H2
H2 IPAL

VAPORIZER REAKTOR SEPARATOR DEKANTER


ANILIN

NITROBENZENA T = 250 °C KD
P = 1.5 atm

IPAL
Gambar 2.1 Blok Diagram Reduksi Nitrobenzena Uap

Proses reduksi nitronenzene uap adalah proses pembuatan anilin dari nitrobenzene uap yang direaksikan dengan gas hidrogen
pada suhu 250 °C dan tekanan 1,5 atm.
Reaksi:
Cu
C6H5NO2 (gas) + 3H2 (gas) C6H5NH2 (gas) + 2H2O (gas) (2.1)
Pada proses ini nitrobenzena diuapkan dan dialirkan bersama hidrogen, kemudian dilewatkan katalis. Uap yang keluar dari
reaktor didinginkan dalam cooler. Cairan yang diperoleh merupakan campuran anilin, nitrobenzena, benzena dan air. Selanjutnya
dipisahkan dengan proses dekantasi dan distilasi. Hasil yang diperoleh adalah anilin dengan kemurnian 99,93%, konversi 98%
 Pembuatan Anilin dengan Reduksi Larutan Nitrobenzena

HCl IPAL
AMMONIA

MIXER REAKTOR DEKANTER DESTILASI

EKSTRAKTOR ANILIN

NITROBENZENA
IPAL

Gambar 2.2 Blok Diagram Reduksi Larutan Nitrobenzena

Proses reduksi larutan nitronenzena adalah proses pembuatan anilin dengan mereduksikan nitrobenzena cair dengan gas
hidrogen larutan asam pada suhu 250 °C dan tekanan 5 atm.
Reaksi:
Cu
C6H5NO2 (gas) + 3H2 (gas) C6H5NH2 (gas) + 2H2O (gas) (2.2)
Pada proses ini nitrobenzena direaksikan dengan gas hidrogen. Proses ini direaksikan dalam larutan asam khlorida dengan
adanya cast-iron filing atau powder. Larutan asam khlorida ini digunakan kembali walaupun selama reaksi larutan garam anilin
terbentuk. Hasil yang diperoleh adalah anilin dengan kemurnian 90 – 95% dan konversi 89%.
 Pembuatan Anilin dengan Aminasi Khlorobenzena
Proses aminasi khlorobenzena adalah proses pembuatan anilin dengan mereaksikan khlorobenzena dengan ammonia cair pada
suhu 250 °C dan tekanan 4 atm.
Reaksi:
C6H5Cl (gas) + NH3 (gas) CuCl C6H5NH2 (gas) + HCl (gas) (2.3)

AQUOUS NH3
IPAL
AMMONIA

MIXER REAKTOR SEPARATOR DEKANTER


ANILIN

CHLOROBENZENA KD

DIPHENILAMIN
Gambar 2.3 Blok Diagram Aminasi Khlorobenzena

Pada proses aminasi chlorobenzen menggunakan zat pereaksi amoniak cair, dalam fasa cair dengan katalis Tembaga Oxide
dipanaskan akan menghasilkan 85 - 90 % anilin. Sedangkan katalis yang aktif untuk reaksi ini adalah Tembaga Khlorid yang
terbentuk dari hasil reaksi samping ammonium khlorid dengan Tembaga Oxide. Mula - mula amoniak cair dimasukkan ke dalam
mixer dan pada saat bersamaan khlorobenzena dimasukkan pula, tekanan di dalam mixer adalah 200 atm. Dari mixer campuran
chlorobenzen dengan amoniak dilewatkan ke preheater kemudian masuk ke reaktor dengan suhu reaksi 235 °C dan tekanan 200 atm.
Pada reaksi ini ammonia cair yang digunakan adalah berlebihan. Pada proses aminasi khlorobenzena, hasil yang diperoleh berupa
nitro anilin dengan kemurnian yang dihasilkan adalah 90 %.

IV.PEMILIHAN PROSES
Dalam penentuan proses yang akan digunakan harus diperhatikan beberapa faktor, terutama faktor teknologi proses dan dari
segi ekonomisnya. Dari proses yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dibuat tabel perbandingan keempat macam proses pembuatan
anilin.
Tabel 2.1. Perbandingan Proses
Reduksi Reduksi Aminasi Reaksi
Parameter Nitobenzene Larutan Khlorobenzene Ammonia
Uap Nitrobenzene dengan Phenol
Bahan Utama Nitrobezena Nitrobezena Khlorobezena Nitrobezena
Jenis Cairan Cairan Cairan Cairan
Kemurnian 99,5% 98% 94% 98%
Bahan Keberadaan Impor Impor Impor Impor
Baku Harga (Rp/kg) 135.000 135.000 170.000 135.000
Bahan Hidrogen Hidrogen Ammonia Hidrogen
Pembantu
Keberadaan Lokal Lokal Lokal Lokal
Harga (Rp/kg) 75.000 75.000 140.000 75.000
Bahan Utama Cu-Silikat Cu CuCl -
Jenis Padatan Padatan Padatan Padatan
Katalis
Keberadaan Lokal Lokal Lokal Lokal
Harga (Rp/kg) 15.000 12.500 14.000 -
Kemurnian Produk 99,93% 90 – 95% 85 – 90% 85%
Konversi 98% 89% 90% 90%
Kondisi Tekanan 1,5 atm 5 atm 4 atm 8 atm
Operasi Suhu 250 oC 250 oC 250 oC 250 oC

Berdasarkan informasi yang disajikan pada Tabel 2.1, maka pada pra-rancangan pabrik anilin kapasitas 620 ton ini dipilih
proses reduksi nitrobenzene uap dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Kemurnian produk yang dihasilkan tinggi hingga 99,93%.
2. Proses berlangsung pada kondisi operasi yang aman karena tekanan operasi paling kecil yaitu 1,5 atm.
3. Konversi yang dihasilkan lebih besar yaitu sebesar 98%.
V. DESKRIPSI PROSES
Proses pembuatan anilin yaitu dengan mereduksi nitrobenzena uap dengan penambahan Cu dalam silica sebagai katalis.
Adapun tahapan proses dari pembuatan anilin dengan reduksi nitrobenzena uap adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan bahan baku
2. Tahap reaksi
3. Tahap pemisahan
4. Tahap purifikasi
5. Tahap pengemasan

 Tahap Persiapan Bahan Baku

Bahan baku terdiri dari Nitrobenzena dengan kemurnian 99,5 % dan impuritis 0,1 % Air, dan 0,4% diperoleh dari Merck,
Jerman. Disimpan dalam bentuk cair, dalam tangki penyimpanan (T-01) pada temperatur 30C dan tekanan 1 atm. Hidrogen diperoleh
dari PT. Samator, Indonesia. Disimpan dalam bentuk gas, dalam tangki penyimpanan (T-02) pada temperatur 30C dan tekanan 1
atm. Nitrobenzena dari tangki penyimpanan (T-01) diuapkan di dalam vaporizer (V-01) sehingga temperatur naik menjadi 250C dan
tekanan juga naik menjadi 1,5 atm, lalu masuk ke dalam reaktor (R-01). Gas hidrogen dari tangki penyimpanan (T-02) dan gas
hidrogen hasil recycle dipanaskan di dalam gas heater (H-01) sehingga temperatur naik menjadi 250C dan tekanan juga naik menjadi
1,5 atm, lalu masuk ke dalam reaktor (R-01).

 Tahap Reaksi

Campuran nitrobenzena dan gas hidrogen pada temperatur 250C dan tekanan 1,5 atm dengan perbandingan mol 1:3, masuk
ke dalam reaktor (R-01) yang berisi katalisator copper silikat.
Reaksi yang terjadi:

C6H5NO2 (gas) + 3H2 (gas) Cu C6H5NH2 (gas) + 2H2O (gas) (3.1)

Reaksi berlangsung secara eksotermis dan agar temperatur tidak menjadi terlalu tinggi, maka digunakan air sebagai pendingin
sehingga temperatur gas hasil yang keluar dari reaktor sekitar 250C. Konversi reaksi adalah 98%. Gas hasil yang keluar dari reaktor
berupa gas hidrogen yang tidak ikut bereaksi, nitrobenzena, anilin, dan H2O, masuk ke dalam kondensor (CD-01) agar terjadi
pertukaran panas dengan air pendingin dengan tujuan fase senyawa menjadi berwujud cair sebelum masuk ke dalam separator gas (S-
01).

 Tahap Pemisahan

Di dalam separator gas (S-01) akan terjadi proses semacam kondensasi, proses berlangsung pada temperatur 40C dan tekanan
1 atm. Sehingga dihasilkan 2 lapisan yaitu lapisan atas berupa gas dan lapisan bawah berupa cairan. Hasil lapisan atas yang berupa
gas hidrogen langsung di-recycle untuk direaksikan kembali ke dalam reaktor. Sedangkan hasil lapisan bawah yang berupa cairan
mengandung nitrobenzena, anilin dan air langsung masuk ke dalam dekanter (D-01).
Di dalam dekanter (D-01), dilakukan proses pemisahan dengan dekantasi pada temperatur 40C dan tekanan 1 atm sehingga
terbentuk 2 lapisan hasil yaitu lapisan atas dan lapisan bawah yang kedua-duanya berupa cairan. Lapisan hasil bagian atas dekanter
mengandung air, sedikit nitrobenzene, dan sedikit anilin. Hal ini dikarenakan berat jenis air (1 gr/ml) lebih kecil dibandingkan berat
jenis anilin (1,02 gr/ml) dan berat jenis nitrobenzena (1,22 gr/ml) pada temperatur kamar. Lapisan hasil bagian atas dekanter tersebut
masuk ke dalam IPAL. Selanjutnya, lapisan hasil bawah dekanter yang mengandung banyak anilin dan nitrobenzena dimurnikan ke
dalam kolom destilasi (KD-01).
 Tahap Purifikasi

Lapisan hasil bawah dekanter yang mengandung banyak anilin dan nitrobenzena dimurnikan ke dalam kolom destilasi (KD-
01). Sebelum dimurnikan di dalam kolom destilasi (KD-01), terlebih dahulu dipanaskan sampai mencapai kondisi larutan jenuh
dengan heater (H-02) yaitu temperatur 190C dan tekanan 1 atm untuk mendapatkan kemurnian yang tinggi. Masuk ke dalam kolom
destilasi (KD-01), sehingga dihasilkan 2 lapisan yaitu lapisan hasil atas berupa anilin dan lapisan hasil bawah berupa nitrobenzena.
Hasil bawah yang berupa nitrobenzena, dialirkan menuju reboiler pada kondisi temperatur 208C dan tekanan 1 atm dimana
nitrobenzene yang berupa uap akan kembali menuju kolom destilasi (KD-01) dan yang berupa cairan akan langsung menuju IPAL.
Sedangkan hasil atas berupa anilin dengan kemurnian 99,93% masuk ke dalam cooler produk anilin (C-01) agar didapat kondisi pada
temperatur 30C dan tekanan 1 atm, lalu dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan yaitu tangki anilin (T-03).
VI. BLOK DIAGRAM DAN FLOWSHEET

H2 : 0,5852
H2O : 172,1309 IPAL
Recycle H2
H2 : 28,6738
CH4 : 0,0023
C6H5NO2 : 2,2312
H2 : 29,2590
C6H5NH2 : 444,000
CH4 : 0,0023
REAKTOR SEPARATOR DEKANTER
1,5 atm
250°C 1,0 atm 1,0 atm
VAPORIZER ANILIN
C6H5NO2 (g) + 3H2 (g)  40°C 40°C
C6H5NH2 (g) + 2H2O (g)
0,9 atm
190°C
KD
C6H5NO2 : 599,8098
H2O : 0,0879 1,0 atm
190°C C6H5NO2 : 9,7650
C6H5NO2 : 11,9962 C6H5NO2 : 11,9962 C6H5NH2 : 0,4444
C6H5NO2 : 599,8098 H2 : 0,5852 C6H5NH2 : 444,4444
H2O : 0,0879 C6H5NH2 : 444,4444 H2O : 172,1309 IPAL
CH4 : 0,0023 C6H5NO2 : 11,9962
H2O : 172,1309 C6H5NH2 : 444,4444

Blok Diagram Reduksi Nitrobenzena Uap


Flowsheet Pembuatan Anilin Proses Reduksi Nitrobenzene
VII. TATA LETAK PERALATAN
Dalam perancangan tata letak peralatan proses ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Aliran bahan baku dan produk Pengaliran bahan baku dan produk yang benar dan tepat akan memberikan keuntungan ekonomis
yang besar, serta meningkatkan keamanan dan kelancaran produksi. Perlu diperhatikan juga penempatan pipa, untuk pipa diatas
tanah perlu dipasang pada jarak ketinggian kurang lebih tiga meter atau lebih, sedangkan untuk pemipaan pada permukaan tanah
diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalannya lalu lintas bekerja.
2. Aliran Udara Aliran udara di dalam dan di sekitar area proses perlu diperhatikan supaya lancar. Hal ini bertujuan untuk
menghindari stagnasi udara pada suatu tempat yang dapat mengakibatkan akumuliasi bahan kimia yang berbahaya. Sehingga dapat
membahayakan keselamatan pekerja.
3. Cahaya Penerangan seluruh pabrik harus tercukupi pada tempat-tempat proses yang berbahaya atau beresiko tinggi harus diberi
pencahayaan tambahan.
4. Lalu lintas manusia dan kendaraan Dalam hal perancangan tata letak peralatan perlu diperhatikan agar pekerja dapat mencapai
seluruh alat proses dengan cepat dan mudah. Jika terjadi gangguan alat.
T-01 T-02

HE-01 HE

V-01 S-01

HE-02 RB HE-03

MD-01 MD-02 s-02


R
T-04
HE-04 CD-01
CD-02
HE-05

T-03
HE-06
Keterangan :
R:reactor
T:Tangki
V:Vaporizer
S:Separator
HE:Heat Exchanger
CD:Kondensor Total
RB:Reboiler
MD:Menara Distilasi

VIII. TATA LETAK PABRIK


Tata letak pabrik (lay out pabrik) adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang meliputi tempat karyawan bekerja, tempat
peralatan, tempat penimbunan bahan, baik bahan baku maupun produk. Tata letak pabrik harus dirancang sedemikian rupa sehingga
penggunaan pabrik lebih efisien dan proses produksi berjalan dengan lancar. Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam tata letak pabrik,
adalah:
SUNGAI

GUDANG BENGKEL
UTILITAS
TEKNIK TEKNIK

PEMADAM
KEBAKARAN

LABORATORIUM DAERAH PROSES


DAERAH
PERLUASAN
RUANG
KONTROL

TANGKI TANGKI
PRODUK BAHAN BAKU

POLIKLINIK

MUSHOLLA

RUANG
SERBA GUNA
KANTOR KANTIN
POS PENIMBANGAN

POS
KEAMANAN

Lay Out Pabrik Anilin

Anda mungkin juga menyukai