Anda di halaman 1dari 41

Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

TK-2202 OPERASI PERPINDAHAN KALOR

LAPORAN PERANCANGAN
HEAT EXCHANGER

28/04/2014 TDI Issued for Internal Review RCS CL JS/DAW


DISIAPKAN
TANGGAL PENJELASAN CHECK APPR. DOSEN
OLEH

PERANCANGAN HEAT EXCHANGER VAPORIZER PADA NATURAL GAS

Theresia Dewi Inggriani (TDI) 13012038


Roberta Christie Satriadinata (RCS) 13012040
Chrisella Lazarus (CL) 13012068

LAPORAN
41
1 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Daftar Isi
1 PENDAHULUAN 3
1.1 DESKRIPSI PROSES 3
1.2 PROCESS FLOW DIAGRAM PADA PROSES PENUKARAN PANAS 3
1.3 PROFIL PABRIK 4
2 DATA PERANCANGAN EXCHANGER 5
2.1 FLUIDA PROSES 5
2.1.1 DESKRIPSI SINGKAT 5
2.1.2 KOMPOSISI DAN PROPERTI FLUIDA PROSES 5
2.1.3 KONDISI ALIRAN FLUIDA PROSES 5
2.2 SERVICE FLUID 6
2.2.1 PERTIMBANGAN DASAR PEMILIHAN SERVICE FLUID 6
2.2.2 KOMPOSISI DAN PROPERTI SERVICE FLUID 6
2.2.3 KONDISI ALIRAN SERVICE FLUID 6
3 METODOLOGI PERANCANGAN 7
3.1 ASUMSI-ASUMSI YANG DIGUNAKAN 7
3.2 TAHAPAN-TAHAPAN PERANCANGAN 8
3.3 HEAT EXCHANGER YANG DIGUNAKAN 15
3.4 PERTIMBANGAN DASAR PEMILIHAN JENIS HEAT EXCHANGER 15
4 HASIL PERANCANGAN 16
4.1 HASIL 16
4.2 SKETSA HEAT EXCHANGER 18
4.3 TEMA SHEET HEAT EXCHANGER 20
5 ANALISIS 22
5.1 ANALISIS KELOGISAN PERANCANGAN 22
5.2 PARAMETER OPERASI PROSES HASIL PERANCANGAN 23
6 KESIMPULAN 23
7 REFERENSI 23
APPENDIX A – DATA FISIK ALIRAN 24
APPENDIX B – CONTOH PERHITUNGAN 26
APPENDIX C – ALGORITMA FLOWCHART 33

2 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

1 PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Proses
Heat exchanger yang digunakan dalam kasus yang diambil dari PT Pupuk Sriwijaya, Palembang,
Indonesia adalah jenis vaporizer. Tipe vaporizer yang digunakan adalah tipe thermosyphon vertikal, yaitu
tipe exchanger berbentuk vertikal dengan penguapan terjadi pada tubes. Sirkulasi cairan melewati
exchanger dipengaruhi oleh perbedaan densitas antara campuran cairan-uap pada exchanger dengan cairan
pada dasar kolom. Tujuan dari reboiler ini adalah menguapkan seluruh natural gas yang masuk. Pada shell,
dimasukan steam yang berfasa gas dan keluar juga masih berbentuk gas. Fungsi dari steam pada shell ini
adalah untuk memanaskan natural gas didalam tubes. Pada tubes dimasukkan natural gas yang terdiri dari
uap dan cairan dimana seluruh cairan menguap. Natural gas terdiri dari ±90% metana dan dengan tujuan
simplifikasi, metana (CH4) ditinjau sebagai zat yang berada dalan natural gas dan zat lain diabaikan.

1.2 Process Flow Diagram Pada Proses Penukaran Panas


Fluida Proses keluar
(Natural Gas - Metana 100 %
1 fasa – fasa gas)
Kg / jam
Fluida Servis masuk
Temperatur = 43,889 oC
(steam % 1 fasa – fasa gas)
Kg / jam

Temperatur = 266,667 oC

Tekanan= 3,4474 bar

Fluida Servis keluar


(steam 100 % 1 fasa – fasa
gas)
Kg / jam

Temperatur = 147,78oC

Fluida Proses masuk


(Natural Gas - Metana 2 fasa –
fasa gas dan cair)
Kg / jam

Temperatur = -133,847 oC

Tekanan = 6,2224 bar

3 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

1.3 Profil Pabrik


PT Pupuk Sriwijaya merupakan pabrik yang terletak di Palembang, Sumatera Selatan. Pabrik ini
memproduksi pupuk serta amoniak berskala internasional. Proses ini digunakan agar melalui pertukaran
panas dari steam kepada natural gas yang merupakan campuran liquid dan vapor, dihasilkan keluaran
natural gas yang seluruhnya terdiri atas uap. Natural gas yang berwujud uap ini kemudian dapat digunakan
dalam peroses reaksi pembentukan amoniak.

4 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

2 Data Perancangan Exchanger


2.1 Fluida Proses
2.1.1 Deskripsi Singkat
Fluida yang diproses adalah natural gas, yaitu metana yang berperan untuk menghasilkan H2 dengan
melalui proses steam reforming dengan direaksikan dengan H2O menjadi H2 dengan CO. CO kemudian
direaksikan dengan H2O dengan tujuan meniadakan CO yang merusak katalis dan dihasilkan CO2 serta H2.
H2 direaksikan dengan N2 sehingga menghasilkan amoniak.

2.1.2 Komposisi dan Properti Fluida Proses


Pada tekanan operasi = 6,2224 bar

Tabel 2.1 Properti dari Metana


1. Rumus Molekul CH4
2. Berat Molekul (g mol-1-) 16,043
3. Densitas (kg/m2) 0,66
4 Titik Leleh (°C) -182,46 °C
5 Titik Didih (°C) -161,48 °C
6 Kapasitas Panas (kJ/molK) 0,0274
7 Viskositas (μPa.s) 1,0245x10-5
8 Konduktivitas Thermal (W/mK) 30,57
Sumber: Perry’s Chemical Engineers’ Handbook

2.1.3 Kondisi Aliran Fluida Proses


Laju Total : 3,0687 kg/s
Laju Gas : 0,5894 kg/s
Laju Cairan : 2,4793 kg/s
Temperatur : -133,847oC
Tekanan : 6,2224 bar

5 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

2.2 Service Fluid


2.2.1 Pertimbangan Dasar Pemilihan Service Fluid
Service fluid yang digunakan adalah air. Air yang digunakan pada awal proses berwujud steam pada
aliran masuk dan keluar karena temperatur dan tekanan yang berada di atas Bubble pointnya. Air
merupakan cairan yang harganya sangat murah dan mudah didapatkan, sehingga proses pemanasan natural
gas menjadi fasa uap akan lebih murah.

2.2.2 Komposisi dan Properti Service Fluid


Tabel 2.2 Properti dari Air H2O
1. Rumus Molekul H2O
-1
2. Berat Molekul (g.mol ) 18,02
3. Titik Didih (oC) 100
4. Titik Leleh (oC) 0
5. Temperatur kritik (K) 647,1
6. Tekanan kritik (bar) 220,55
-3
7. Densitas (kg.m ) 1
8. Specific Gravity 1
Sumber: Material Safety Data Sheet dan SVN table b.1

2.2.3 Kondisi Aliran Service Fluid


Data Fisik Inlet Outlet
Laju Steam (kg/s) 1,8084 kg/s 1,8084 kg/s
Temperatur (oC) 226,67 147,78
Tekanan (bar) 3,4474 -
Sumber : PT Pusri III dan IV Indonesia

6 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

3 METODOLOGI PERANCANGAN
3.1 Asumsi-Asumsi yang Digunakan
Tabel 3.1Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perancanganVaporizer Natural Gas
No. Proses Asumsi

1 Aliran masuk Laju alir konstan/ tunak (perubahan laju alir = 0)


Aliran masuk natural gas diasumsikan hanya terdapat
metana dengan tujuan simplifikasi

2. Pertukaran panas Laju pemanasan fluida berlangsung secara steady state

3. Aliran keluar Aliran keluar pada fluida proses diasumsikan semua fasa
cair dapat berubah menjadi terdapat 1 fasa yaitu fasa gas.

Fasa pada aliran keluar service fluid diasumsikan tetap


berfasa gas karena dengan temperatur dan tekanan
keluaran pabrik, steam tersebut masih berada pada
kondisi vapour, bukan liquid.

4. Penentuan service fluid Service fluid yang digunakan adalah air.

5. Data fisik fluida Data fisik fluida proses diasumsikan pada tekanan
operasi, yaitu temperatur diasumsikan pada temperatur
saturated karena terdapatnya uap serta cair secara
bersama dalam suhu tersebut

6. Penentuan kalor laten metana Nilai kalor laten metana berasal dari interpolasi antara
suhu 90,69 ᵒC dengan kalor laten 0,8724 x 10-7 dengan
suhu 190,56 ᵒC dengan kalor laten 0

7 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

3.2 Tahapan-Tahapan Perancangan

Start

Studi Literatur

Pengumpulan data melalui Laporan Kuliah Lapangan


mengenai Vaporizer yang diperoleh:

1. Laju alir pada shell dan tube


2. Tekanan aliran pada shell dan tube (inlet)
3. Temperatur aliran pada sheel dan tube (inlet dan outlet)
4. ∆𝑃 yang diperbolehkan

Pencarian data fisik untuk fluida pada shell


dan tube (inlet):
1. Density
2. Viscosity
3. Specific Heat
4. Thermal Conductivity
5. Molecular weight

Menghitung panas yang dibutuhkan oleh tube:


Q = mliquid Lsteam + mvapout Cp-vapout ∆𝑇

Menentukan heat duty dengan memisalkan


fluks maksimum sebesar 37.900 W/m2

8 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Menentukan luas permukaan perpindahan panas

Menentukan jenis, panjang, dan diameter tube


(inside dan outside)

Menentukan luas kontak tube

Menentukan jumlah tube yang diperlukan

Menentukan volume dari vapour yang keluar


dari shell

Menentukan densitas keluaran vapour

Menentukan Pressure Drop (∆𝑷𝒇) pada tube:


1. Menentukan laju alir keluaran fasa uap
2. Menghitung Bilangan Reynold
3. Menentukan faktor friksi (j)
4. Menentukan ∆𝑃𝑓 dengan persamaan
Lockhart-Martinelli:
ΔPf = 8 x j x L x ρmasuk u2 /(2x id.)

9 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Menentukan Static Pressure (∆𝑃𝑠) pada tube:


𝐿
𝑑𝑥
∆𝑃𝑠 = 𝑔 ∫
0 𝑣𝑖 + 𝑥(𝑣𝑜 − 𝑣𝑖)/𝐿

Menentukan Available Pressure (∆𝑃𝑎) pada


tube:
∆𝑃𝑎 = 𝜌 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑. 𝑔. 𝐿

Tidak
ΔPa > (ΔPs + ΔPf)

Ya

Perancangan memenuhi syarat

Berdasarkan besar pressure drop (ΔPs + ΔPf)


yang telah dihitung, data fisik uap outlet dapat
ditentukan

Menentukan Pressure Drop pada Shell :

Menentukan baffles spacing (lb) dengan ketentuan:


1
2𝑖𝑛 < 𝑙𝑏−𝑚𝑖𝑛 < 𝐷𝑠
5
𝑙𝑏−𝑚𝑎𝑥 = 74 𝑥 𝐷𝑜𝑢𝑡𝑠𝑖𝑑𝑒−𝑡𝑢𝑏𝑒

10 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Menentukan jumlah baffles (Nb) dengan ketentuan:


𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑡𝑢𝑏𝑒
𝑁𝑏 = −1
𝑙𝑏

Menentukan jumlah antar tube (Tube pitch, PT) dengan ketentuan:


1.25 < PT/Do < 1.5.

Menentukan luas cross-flow dengan

Menentukan kecepatan shell-side mass (GS) dan kecepatan linier (vS) dengan cara :
𝑊𝑠 𝐺
𝐺𝑠 = dan 𝑣𝑠 = 𝐴𝑠
𝐴𝑠 𝑠

Ya Tidak
Tube Pattern =
Triangular Pitch ?

Menentukan diameter ekivalen: Menentukan diameter ekivalen :

Menentukan Reshell:

11 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Menentukan koefisien konveksi shell:

Menentukan pressure drop shell:

Menentukan Overall Coefficient (U)

Menentukan koefisien nucleate boiling (hnb) melalui Metode Chen:


𝑃 𝑃 𝑃
hnb = 0,104 (Pc)0,69 (q)0,7 [1,8(𝑃 )0,17 + 4(𝑃 )0,12 + 10 (𝑃 )10 ]
𝐶 𝐶 𝐶

Menentukan vapour quality dengan cara:


𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑢𝑎𝑝
𝑥=
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎

Menentukan parameter aliran 2 fasa Lockhart-Martinelli dengan cara:


1 𝑥 0.9 𝜌𝐿 0,5 𝜇𝑉 0,1
=[ ] [ ] [ ]
𝑥𝑡𝑡 1−𝑥 𝜌𝑉 𝜇𝐿

Menentukan Bilangan Prandtl fasa cair dengan cara:


𝐶𝑝 𝜇
𝑁𝑃𝑟 =
𝑘

12 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Menentukan Fluks Massa untuk fasa cair

Menentukan Bilangan Reynold fasa cair dengan cara:


𝜌𝑢𝑑
𝑁𝑅𝑒 =
𝜇

Menentukan Faktor perpindahan panas (jh) melalui Fig. 12.23


(Coulson & Richard’son, Chemical Engineering Design, 3rd ed.)

Menentukan Bilangan Nusselt fasa cair:


Nu = jh Re Pr0,33

Menentukan koefisien dalam (hi) :


hi = Nu x k / Din

Menentukan Faktor Convective Boiling (fc) melalui Fig. 12.56


(Coulson & Richard’son, Chemical Engineering Design, 3rd ed.)

Menentukan Faktor Suppression (fs) melalui Fig. 12.57 (Coulson &


Richard’son, Chemical Engineering Design, 3rd ed.)

Menentukan koefisien convective boiling (hcb) :


hcb = fc x hi + fs x hnb

13 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Menentukan Bilangan Reynold fasa cair saat masuk ke tube :


Re-liquid-inlet = Re-liquid x v out / v in

Menentukan Faktor perpindahan panas (jh) melalui Fig. 12.23


(Coulson & Richard’son, Chemical Engineering Design, 3rd ed.)

Menentukan Bilangan Nusselt yang baru :


Nu = jh x Re-liquid-inlet x 1,6759 0,33

Menentukan koefisien dalam (hi) dengan Bilangan Nusselt yang baru :


hi = Nu x k / Din

Menentukan koefisien rata-rata tube dengan cara :


Utube = hi + hcb

Menentukan koefisien keseluruhan (U) yang dibutuhkan :


37.900
Ureq = ∆𝑇𝑙𝑚

Menentukan koefisien keseluruhan (U) yang tersedia :


1
Uavail = 1 1 1 1
+ + +
ℎ𝑠 𝑈𝑡𝑢𝑏𝑒 ℎ𝑓𝑜𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 ℎ𝑓𝑜𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑏𝑒

Tidak
Ureq < Uavail

Ya

End

14 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

3.3 Heat Exchanger yang Digunakan


HE yang digunakan merupakan jenis Vaporizer bertipe Thermosyphon pada posisi verikal, dengan tipe one
shell pass; one tube pass dan tipe alirannya adalah counter-current. Heat exchanger ini berbahan dasar
Copper size 5/8.

3.4 Pertimbangan Dasar Pemilihan Jenis Heat Exchanger


Pemilihan heat exchanger vaporizer karena vaporizer digunakan untuk mengubah fasa dari campuran dua
fasa, yaitu cair dan gas, menjadi satu fasa, yaitu fasa gas semua.

Jenis vaporizer mempunyai 3 tipe, yaitu forced circulation, thermosyphon, dan ketttle type. Pemilihan tipe
ini didasarkan pada 3 hal, yaitu sifat alami fluida proses seperti viskositasnya, tekanan operasi, serta luas
tempat yang dibutuhkan.

Dari ketiga tipe tersebut, kami memilih thermosyphone type. Tipe ini merupakan tipe yang paling ekonomis
dan cocok karena pada tipe ini menggunakan sirkulasi natural yang tidak menggunakan pompa, sehingga
mengurangi biaya pengeluaran pompa. Berbeda dengan tipe forced circulation yang memerlukan pompa
untuk mengalirkan dan mengubah fasa.

Tipe thermosyphon ini juga cocok untuk aliran fluida berviskositas rendah, sehingga sesuai dengan
viskositas fluida ini. Selain itu, tipe ini biasanya tidak cocok untuk tekanan di bawah 0,3 bar. Pada
perancangan vaporizer ini, tekanan masuk dan keluar dari vaporizer ini di atas 0,3 bar, sehingga sangat
cocok menggunakan tipe thermosyphon ini.

15 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

4 Hasil Perancangan
4.1 Hasil

Tabel 4.1Hasil Perancangan HE Vaporizer Naturan Gas


No. Parameter Nilai Satuan
1. U hasil perhitungan 528,3558 W/m2 C
o
2 ∆Tm 232,2025 C
o
3. ∆Tlm 228,6524 C
4. Ft (Fouling Factors) 2,839 × 10−3 -
5 L tube 4,8914 m
6 OD tube 0,01905 m
7 ID tube 0,016561 m
8 Jumlah tube 236 buah
9 A (1 tube) 2,13975 × 10−4 buah
10 A total 0,050498
11 OD shell 0,502 M
12 ID shell 0,492 M
13 A penampang tube 0,29418 m2
14 Laju alir tube 6,1612 m/s
15 NRe tube (liquid) 194541,136 -
16 NPr tube 1,6759 -
17 ∆Ps 0,111 Pa
18 ∆Pa 1811,99194 Pa
19 ∆Pf 130,55128 Pa
20 Pt 0,0264 m
21 A penampang shell 0,02186 m2
22 Laju alir shell in dan out 14,5111 m/s
23 hs 1495,58113 m/s
24 Pitch arrangement Triangular pitch -
25 hnb 3847,59621 W/m2 C
26 hcb 17403,483 W/m2 C
27 hi 5084,7221 W/m2 C
28 1/Uavailable 0,001893 m2 C/W

16 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

29 Uavailable 528,3558 W/m2 C


30 Urequired 165,7538 W/m2 C
31 ∆P tube 0,0013066 bar
32 ∆P shell 0,001084 bar
Dimensi Alat Penukar Panas
1 Panjang tube 4.8914 M
2 Diameter dalam tube 0,016561 M
3 Diameter luar tube 0,01905 M
4 Tebal tube 0,002489 M
5 Jumlah tube 236 buah
6 Tube pitch 0,0264 m
7 L/D 0.29536 m
8 Diameter luar shell 0.502 m
9 Diameter dalam shell 0,492 m
10 Tebal Shell 0.01 m
11 Jumlah Baffle 8 buah
12 Buffle spacing 0,6 m

17 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

4.2 Sketsa Heat Exchanger

Gambar 4.1 Tampak Samping HE

18 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Gambar 4.2 Penampang dalam HE

Tebal Shell = 0,001 m


Diameter luar tube = 0,01905 m
Diameter dalam tube = 0,016561 m
Diameter luar shell = 0,502 m
Diameter dalam shell = 0,492 m

19 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

4.3 TEMA Sheet Heat Exchanger


Heat exchanger data sheet
General
HE
VAPORIZE
SERVICE OF UNIT R ITEM NO.
SIZE TYPE CONNECTED IN
SURFACE PER SHELLS PER
UNIT UNIT 1 MIN. SURFACE PER SHELL
Performance of One Unit
SHELL SIDE TUBE SIDE
FLUID
CIRCULATED Steam Natural Gas
TOTAL FLUID ENTERING(kg/s) 1.8084 3.0687
VAPOR(kg/s) 0.5894
LIQUID(kg/s) 2.4793
STEAM(kg/s) 1.8084
NON CONDENSABLES
FLUID VAPORIZED OR CONDENSED(kg/s) 2.4793
STEAM CONDENSED(kg/s) 1.8084
GRAVITY.LIQUID
VISCOSITY.LIQUI
D
MOLECULAR WEIGHT.VAPOR
TEMPERATURE IN (ᵒC) 226.667 -133.847
TEMPERATURE OUT(ᵒC) 147.78 43.889
OPERATING PRESSURE (bar) 3.4474 6.2224
NUMBER OF
PASSES
VELOCITY(m/s) 14.5111 6.1612
PRESS. DROP ALLOWANCE CALC.(bar) 0.0689 0.18116
FOULING RESISTANCE
HEAT EXCHANGED (kW) 2736.957458
TRANSFER RATE SERVICE
CONSTRUCTION OF ONE SHELL
Shell Side Tube Side
Design/Test pressure bar
Design temperature ᵒC
Number passes per shell 1
TUBES NO. 236 O.D. 19.05 LENGTH 4891.4 PITCH 26,4∆
THICKNES
SHELL ID. 492 O.D. 502 S
FLOATING HEAD
SHELL COVER COVER
CHANNEL CHANNEL COVER
FLOATING HEAD
TUBE SHEETS COVER

20 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

THICKNES
BAFFLE CROSS TYPE S
THICKNES
BAFFLE LONG TYPE S
THICKNES
TUBE SUPPORT S
GASKETS.FL.TG COVER SHELL
CONNECTION SHELL OUT SERIES
CHANNEL OUT SERIES
CORROSION ALLOWANCE SHELL SIDE TUBE SIDE
JOB SPESIFICATION
REMARKS MANUFACTURER SHALL GUARNTEE THAT SURFACE OFFERED WILL MEET OPERATING CONDITION SHOWN

21 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

5 ANALISIS
5.1 Analisis Kelogisan Perancangan
1. Peninjauan Hilang Tekan
Hilang tekan pada heat exchanger ini ditinjau dari bagian shell dan tube. Pada bagian shell, hilang
tekan bernilai 1,0841x10-3 bar dan hilang tekan tube bernilai 1,3x10-3 bar dan keduanya lebih kecil dari
batas hilang tekan masing maing bagian yaitu 0,0689 pada shell dan 0,2896 pada tube.

2. Peninjauan Koefisien Keseluruhan (U)


Nilai koefisien keseluruhan (U) yang diperoleh sebagai U available lebih besar dibandingkan nilai U
yang dibutuhkan, sehingga nilai ini cukup logis dan heat exchanger ini layak digunakan pada segi ini.

3. Peninjauan Dimensi
Tube pattern dari heat exchanger ini berupa Triangular Pitch karena sudut antar tube yang 30 o
menjadikan proses perpindahan panas yang maksimal. Tube pattern berupa square pitch kebanyakan
dipakai untuk proses pembersihan mekanis, sehingga kami tidak menggunakan pola ini untuk
mengubah semua fasa cair menjadi fasa uap.
Jumlah tube hasil rancangan kami adalah 236 buah. Banyaknya tube ini sudah sesuai dengan
perbandingan tube sebesasr 1.25 < PT/do < 1.5. Jika perbandingan tersebut terlalu kecil, maka risiko
kebocoran pada shell akan semakin besar karena menimbulkan beban yang terlalu berat bagi shell
seiring dengan bertambahnya tube.
Diameter luar dari tube juga dibuat sekecil dan seefisien mungkin karena semakin kecil diameter
luar tube, koefisien perpindahan panasnya juga semakin besar dan menghasilkan perpindahan panas
yang lebih efektif. Selain itu, kami menggunakan konfigurasi counter-current yang berguna untuk
semakin meningkatkan efektivitas perpindahan panas.

22 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

5.2 Parameter Operasi Proses Hasil Perancangan


1. Laju alir service fluid
Laju alir fluida servis ini merupakan nilai yang harus dijaga tetap agar perpindahan panas yang terjadi
sesuai dengan harapan

2. Tekanan
Tekanan merupakan parameter lain yang harus dijaga tetap dan diharapkan memiliki pressure drop
sekecil mungkin karena seluruh data fisik di evaluasi pada P max dan tekanan operasi tidak boleh
melebihi tekanan design. Pshell bernilai 3,4474 bar dan Ptube bernilai 6,2224 bar

6 KESIMPULAN
Heat exchanger hasil perancangan yang digunakan dalam proses penguapan natural gas dalam hal ini
metana merupakan reboiler jenis thermosyphon dengan posisi vertikal. Heat exchanger ini dirancang untuk
memindahkan panas dari steam ke natural gas. Kondisi operasi termasuk logis dan dapat digunakan.

7 Referensi

No. Judul Pengarang Tahun terbit.


1. Chemical Engineering : An Introduction to Coulson, J.M. and 1957
Chemical Engineering Design Richardson, J. F
2. Transport Processes and Unit Operation,3rd ed Geankoplis, C.J 1993
3. Unit Operation of Chemical Engineering , 5th ed McCabe, W.L., Julian 1993
Smith, Peter Harriot
4. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook Perry, Robert H., Green, 1999
Don W
5. Process Heat Transfer Hewitt, G.F 1994

23 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Appendix A – Data Fisik Aliran

A.1 DATA FISIK ALIRAN

Heat Exchanger In Out

Water (vapor) Water(vapor)

Laju Alir 1,8084 kg/s Laju Alir 1,8084 kg/s

Temperatur 226,667 oC Temperatur 147,78 oC

Dew/Bubble Dew/Bubble
138,3255 oC 138,3255 oC
Point Point

Quality 0 Quality 0

Tekanan 3,4474 bar Tekanan 3,4485 bar

Delta P Delta P
0,0689 bar 0,001084 bar
Shell allow/calc allow/calc

Kecepatan 6,27623 m/s Kecepatan 14,5111 m/s

Densitas 1,516332 kg/m3 Densitas 1,83195 kg/m3

Viskositas 0,017203 mPa.s Viskositas 0,001397 mPa.s

Kapasitas 1,640323
Kapasitas Panas 1,54653 kJ/kg.K
Panas kJ/kg.K

Konduktivitas Konduktivitas 0,030453


0,036602 W/m.K
Termal Termal W/m.K

Berat Molekul 18,0153 g/mol Berat Molekul 18,0153 g/mol

24 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Metan Metan
Metan (vapor)
(vapor) (liquid)

Laju Alir 0,5894 kg/s 2,4793 kg/s Laju Alir 3,0687 kg/s

Temperatur -133,847 oC Temperatur 43,889 oC

Dew/Bubble Dew/Bubble
-133,847 oC -164 oC
Point Point

Quality 0,2377 Quality 0

Tekanan 6,2224 bar Tekanan 6,2237 bar

Delta P Delta P
0,18116 bar 0,0013 bar
allow/calc allow/calc
Tube

Kecepatan 6,1612 m/s Kecepatan 0,19206 m/s

9,8632 377,9226
Densitas Densitas 316,4052 kg/m3
kg/m3 kg/m3

0,00569 0,06704
Viskositas Viskositas 0,1185 mPa.s
mPa.s mPa.s

2,597576 3,802226 Kapasitas


Kapasitas Panas 1,7595 kJ/kg.K
kJ/kg.K kJ/kg.K Panas

Konduktivitas 0,015688 0,1521 Konduktivitas


0,04273 W/m.K
Termal W/m.K W/m.K Termal

Berat Molekul 16,04 g/mol Berat Molekul 16,04 g/mol

25 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Appendix B – Contoh Perhitungan

B.1 Perhitungan Pressure Drop Tube Side


1. Perhitungan panas yang dibutuhkan untuk tube

Q = 𝑚𝑣 × 𝐿 + 𝑚𝑣 × 𝐶𝑝𝑣 × ∆𝑇
𝑘𝑔 𝑘𝐽 𝑘𝑔 𝑘𝐽
Q = (2,4793 ⁄𝑠 ×532,4856 ⁄𝑘𝑔) + (3,0687 ⁄𝑠 ×2,597576 ⁄𝑘𝑔. 𝐾 ×( 43,889 + 133,847) K
𝑘𝐽⁄
Q = 2736,957458 𝑠 = 2736.957,458 W

2. Perhitungan Luas yang dibutuhkan (Abutuh)


𝑄 2736.957,458 𝑊
𝐴𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ = = = 68,94 𝑚2
𝑄𝑓𝑙𝑢𝑥 𝑊
39700 ⁄𝑚2

3. Perhitungan Luas permukaan yang kontak dengan


𝐴𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑘 = 𝜋 × 𝐷𝑜𝑢𝑡 × 𝐿
𝐴𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑘 = 3,14 × 19,05 × 10−3 × 4,894 = 0,29418 𝑚2

4. Perhitungan Volume Exit


𝑘𝑔
Liquid density = 377,9226 ⁄𝑚3
𝑔
Mr at tube entry = 16,04 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑔
Mr at tube exit = 16,04 ⁄𝑚𝑜𝑙

Vol vapour = vap flow rate


22,4 317,089
𝑣𝑜𝑙 𝑣𝑎𝑝𝑜𝑢𝑟 = 0,5894 × × = 2,4953 𝑚3
6,1410 273,2

5. Perhitungan Exit Density


3,0687 × 16,04 𝑘𝑔
𝜌𝑜𝑢𝑡 = × 16,04 = 316,40521 ⁄𝑚3
2,4953
maka dipilih pipa dengan diameter dalam = 16,561 mmdan diameter luar = 19,05 mm
2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 1 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 = 𝜋 × 𝑟𝑖𝑛 = 2,13975 × 10−4 𝑚2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 236 × 2,13975 × 10−4 = 0,050498 𝑚2

6. Perhitungan Pressure Drop Tube


 Outlet
Kecepatan keluar
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑣𝑜𝑢𝑡 =
𝑙𝑢𝑎𝑠 × 𝜌𝑜𝑢𝑡
3,0687
𝑣𝑜𝑢𝑡 = = 0,19206 𝑚⁄𝑠
0,0505 × 316,40521
26 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Bilangan Reynolds
𝜌𝑜𝑢𝑡 × 𝑣𝑜𝑢𝑡 × 𝐼𝐷
𝑁𝑅𝑒 =
𝜇
316,40521 × 0,19206 × 16,561 × 10−3
𝑁𝑅𝑒 = = 84913,96673
11,8519 × 10−6
Berdasarkan grafik 12,24 pada buku Coulson, faktor friksi (j) = 0,0028
8 × 𝑗 × 𝐿 × 𝜌𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑢2
∆𝑃𝑓 =
2 × 𝐼𝐷
8 × 0,0028 × 4,8914 × 316,40521 × 0,192062
∆𝑃𝑓 = = 38,6084 𝑃𝑎⁄𝑚
2 × 16,561 × 10−3

 Inlet
Kecepatan keluar
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑣𝑜𝑢𝑡 =
𝑙𝑢𝑎𝑠 × 𝜌𝑜𝑢𝑡
3,0687
𝑣𝑜𝑢𝑡 = = 6,1612 𝑚⁄𝑠
0,050498 × 9,8632
Bilangan Reynolds
𝜌𝑜𝑢𝑡 × 𝑣𝑜𝑢𝑡 × 𝐼𝐷
𝑁𝑅𝑒 =
𝜇
9,8637 × 6,1612 × 16,561 × 10−3
𝑁𝑅𝑒 = = 84914,47425
11,8519 × 10−6 1𝑦
Berdasarkan grafik 12.24 pada buku Coulson, faktor friksi (j) = 0,0028
8 × 𝑗 × 𝐿 × 𝜌𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑢2
∆𝑃𝑓 =
2 × 𝐼𝐷
8 × 0,0028 × 4,8914 × 9,8632 × 6,16122
∆𝑃𝑓 = = 1238,5487 𝑃𝑎⁄𝑚
2 × 16,561 × 10−3
Maka ∆𝑃𝑓 rata-rata untuk pipa sepanjang 4,18914 = (38,6084 + 1238,5487)/ 2 x 4,8914 = 130,55128
Pa

7. Perhitungan Static Pressure


𝑉𝑜
𝑉𝑖
∆𝑃𝑠 = 𝑔 × 𝐿 × ln ( )
𝑉𝑜 − 𝑉𝑖
Dimana vo dan vi adalah spesifik volum pada inlet dan outlet
1 1 3
𝑣𝑖 = = = 2,646 × 10−3 𝑚 ⁄𝑘𝑔
𝜌𝑙𝑖𝑞 377,9226
1 3
𝑣𝑖 = = 3,1605 × 10−3 𝑚 ⁄𝑘𝑔
316,4025

8. Perhitungan Available head


∆𝑃𝑎 = 𝜌𝑖𝑛 × 𝑔 × 𝐿 = 1811,99194 𝑃𝑎

27 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

∆𝑃𝑠 + ∆𝑃𝑓 = 0,111 + 130,55128 = 130,66228 𝑃𝑎


nilai ∆Pa yang diperoleh ternyata lebih besar dari nilai (∆Ps + ∆Pf) , maka proses memenuhi syarat

9. Perhitungan Heat Transfer


𝑃 0,17 𝑃 1,2 𝑃 10
ℎ𝑛𝑏 = 0,014 × (𝑃𝑐)0,69 0,7
× (𝑞) × [1,8 × ( ) + 4 × ( ) + 10 × ( ) ]
𝑃𝑐 𝑃𝑐 𝑃𝑐
0,69 0,7
ℎ𝑛𝑏 = 0,014 × (45,99) × (37900)
6,2224 0,17 6,2224 1,2 6,2224 10
× [1,8 × ( ) +4×( ) + 10 × ( ) ]
45,99 45,99 45,99

ℎ𝑛𝑏 = 3847,59621 𝑊⁄𝑚2 . ℃


𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑣𝑎𝑝𝑜𝑢𝑟 0,5894
Vapour quality, x = = = 0,19207
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑓𝑙𝑜𝑤 3,0687

Viskositas vapour = 0,00569 𝑚𝑁. 𝑠⁄𝑚2

𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑣𝑎𝑝𝑜𝑢𝑟 ×𝑀𝑟 0,5894 × 16,04 𝑘𝑔⁄


Densitas vapour keluar tube = = = 3,7887
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑣𝑎𝑝𝑜𝑢𝑟 2,4953 𝑚3
1 𝑋 0,9 𝜌𝐿 0,5 𝜇𝑣 0,1
=[ ] [ ] [ ]
𝑋𝑡𝑡 1−𝑋 𝜌𝑣 𝜇𝐿
1 0,19207 0,9 377,9226 0,5 0,00569 0,1
=[ ] [ ] [ ] = 1,32753
𝑋𝑡𝑡 1 − 0,19207 9,8632 0,06704
𝑘𝐽
Specific heat of liquid = 3,802226 ⁄𝑘𝑔. 𝐾

Konduktivitas termal = 0,1521 𝑊⁄𝑚. 𝐾


3,802226 × 0,06704
𝑃𝑟𝐿 = ( ) = 1,6759
0,1521
𝑘𝑔
Mass flux = 2,4793 x 16,04 / 0,050498 = 787,5158 ⁄𝑚2 . 𝑠
Kecepatan = 787,5158/ 377,9226 = 2,0838 𝑚⁄𝑠
377,9226 × 2,0838 × 16,561 × 10−3
𝑅𝑒𝐿 = −3
= 194541,136 (2 × 105 )
0,06704 × 10
𝐿⁄ = 4,8914
𝐷 16,561 × 10−3 = 295,36 (300)
Berdasarkan grafik 12.23 pada buku Coulson, diperoleh jh = 2,4 x 10-3
Nu = jh x Re x Pr0,33
𝑁𝑢 = 2,4 × 10−3 × 194541,136 × 1,67590,33 = 555,6363
0,1521
ℎ𝑖 = 555,6363 × = 5084,7221𝑊𝑚−2 ᵒ𝐶 −1
16,561 × 10−3

Berdasarkan grafik 12.56 pada buku Coulson, diperoleh convective boiling factor,fc=3,4
28 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

𝑅𝑒𝐿 × 𝑓𝑐 1,25=194541,136 × 3,41,25 = 898173,2032 (8,9 × 105 )


Berdasarkan grafik 12.57 pada buku coulson, diperoleh nilai 𝑓𝑠 = 0,03
ℎ𝑐𝑏 = 𝑓𝑐 ℎ𝑖 × 𝑓𝑠 ℎ𝑛𝑏
ℎ𝑐𝑏 = 3,4 × 5084,7221 + 0,03 × 3847,59621 = 17403,483 𝑊𝑚−2 ᵒ𝐶 −1
𝑣 0,19206
𝑅𝑒𝐿 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 = 𝑅𝑒𝐿 × 𝑜𝑢𝑡⁄𝑣𝑖𝑛 = 194541,136 × = 6064,333(6 × 104 )
6,1612

Berdasarkan grafik 12.23, diperoleh nilai𝑗ℎ = 3,15 × 10−3


𝑁𝑢 = 𝑗ℎ × 𝑅𝑒𝐿 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 × 1,67590,33 = 22,6514
0,1521
ℎ𝑖 = 22,6514 × −3
= 208,0358𝑊𝑚−2 ᵒ𝐶 −1
16,561 × 10
208,0358 + 17403,483
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑒𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑡 = = 8805,7594 𝑊𝑚−2 ᵒ𝐶 −1
2
1 1 𝐵𝑡𝑢
= 1 1 1 1
𝑈𝑎𝑣𝑎𝑙𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 +𝑈 +ℎ +ℎ ℎ 𝑓𝑡 2 ℉
ℎ𝑠 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑓𝑜𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 𝑓𝑜𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑏𝑒

Sumber: http://www.engineeringpage.com/technology/thermal/fouling_factors.html
1 1
= 1 1 1 1
𝑈𝑎𝑣𝑎𝑙𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 + 8805,7594 + 2,839×10−3 + 5,678×10−3
1495,581113

𝑈𝑎𝑣𝑎𝑙𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 = 528,3558 𝑊𝑚−2 ᵒ𝐶 −1


∆𝑇1 − ∆𝑇2 182,778 − 281,627
∆𝑇𝐿𝑀 = ∆𝑇1 = 182,778 = 228,6524
𝑙𝑛 ∆𝑇 𝑙𝑛 281,627
2

37900
𝑈𝑟𝑒𝑞 = = 165,7538𝑊𝑚−2 ᵒ𝐶 −1
228,6524
Karena nilai U yang di butuhkan lebih kecil dibandingkan nilai U yang tersedia(528,3558 <
165,7538), sehingga heat exchanger ini layak digunakan.

B.2 Perhitungan Pressure Drop Shell Side

1. Data yang diketahui


Baffle spacing maksimum = 1514mm
Baffle spacing minimum = 98 mm
Jumlah Baffle = 5
Digunakan nilai baffle 600 mm yang berada diantara nilai minimum dan maksimumnya
Pt = 0,0264 m
Do=0,01905 m
lb=0,6 m

2. Perhitungan kecepatan masuk dan keluar shell

29 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

(𝑃𝑡 − 𝑑𝑜) × 𝐷𝑠 × 𝑙𝑏 (0,0264 − 0,01905)


𝐴𝑠 = = × 0,492 × 0,6 = 0,02186 𝑚2
𝑃𝑡 0,0264
𝑘𝑔
𝑊𝑠 1,8084 ⁄𝑠 𝑘𝑔
𝐺𝑠 = = 2
= 22,00365 ⁄𝑚2 𝑠
𝐴𝑠 0,082186𝑚
𝑘𝑔
𝐺𝑠 22,00365 ⁄𝑚2 𝑠
𝑣𝑠𝑜𝑢𝑡 = = = 14,511 𝑚⁄𝑠
𝜌 𝑘𝑔⁄
1,516332 𝑚3
1,8084 𝑚⁄
𝑣𝑠𝑖𝑛 = 0,492 2 = 6,27623 𝑠
1,516332 × 3,14 × ( 2 )
3. Triangular pitch
110
𝑑𝑒 = (𝑃𝑡 2 − 0,917𝑑𝑜 2 ) = 2,10287𝑚
𝑑𝑜
𝐺𝑠 𝑑𝑒 22,00365 × 2,10287
𝑅𝑒𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 = = = 2689694,558
𝜇 0,017203 × 10−3
Dari nilai Re ini diperoleh nilai jh=7,8x10-3 berdasarkan grafik 12.23 dari buku Coulson
ℎ𝑠 × 𝑑𝑒 1 𝜇 0,14
𝑁𝑢 = = jh x Re x 𝑃𝑟 ⁄3 × ( )
𝑘𝑓 𝜇𝑤
𝐶𝑝 × 𝜇 1,54653 × 0,01703
𝑃𝑟 = = = 2,13688
𝑘 0,036602
1 0,36602 0,14 ℎ𝑠 × 2,10287
7,8 × 10−3 × 2689694,558 × 2,13688 ⁄3 × ( ) =
0,386 0,0036602
ℎ𝑠 = 1495,58113 𝑊⁄𝑚2 𝐾

Berdasarkan grafik 12.30 dari buku Coulson nilai jf=3,2x10-2


𝐷𝑠 𝐿 𝜌𝜇𝑠 2 𝜇 −0,14
∆𝑃𝑠 = 8𝑗𝑓 × ( ) × ( ) × ×( )
𝑑𝑒 𝑙𝐵 2 𝜇𝑤
0,492 4,8914 1,516332 × 14,5112 0,36602 −0,14
∆𝑃𝑠 = 8 × 3,2 × 10−3 × ( )×( )× ×( )
2,10278 0,6 2 0,386
∆𝑷𝒔 = 𝟏𝟎𝟖, 𝟒𝟎𝟖𝟗𝑷𝒂 = 𝟏, 𝟎𝟖𝟒𝟏 × 𝟏𝟎−𝟑 𝒃𝒂𝒓

Grafik

30 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

31 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Sumber: Sinnot, Coulson, Volume 6,2003

32 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Appendix C – Algoritma Flowchart

1. Mempelajari tentang cara mendesain Vaporizer dari referensi


Referensi utama yang kami gunakan adalah Coulson dan Richardson’s, Chemical Engineering Desain 3rd
Ed.

2. Pengumpulan data tentang kondisi pabrik melalui Laporan Kuliah Lapangan


Kondisi pabrik yang diperlukan antara lain :
a. Laju alir pada shell dan tube
b. Tekanan aliran pada shell dan tube (inlet)
c. Temperatur aliran pada sheel dan tube (inlet dan outlet)
d. ∆𝑃 yang diperbolehkan
e. Berat molekul

3. Mengumpulkan data fisik dari fluida yang akan dipakai


Data fisik fluida (proses maupun servis) yang diperlukan antara lain :
a. Berat molekul
b. Densitas
c. Viskositas
d. Titik leleh
e. Titik didih
f. konduktivitas termal
g. Kapasitas Panas

4. Menghitung panas yang dibutuhkan


Beban panas yang harus dipindahkan Heat Exchanger (Q), sesuai spesifikasi fluida proses dengan
ketentuan semua keluaran merupakan fasa uap, artinya semua masukan fasa cair diubah menjadi fasa uap.
Q = mliquid Lsteam + mvapout Cp-vapout ∆𝑇

5. Menentukan heat duty


Besar panas yang tersedia dimisalkan dengan menentukan fluks maksimum sebesar 37.900 W/m2

6. Menentukan luas permukaan perpindahan panas


Luas permukaan diperoleh dengan membagi besar panas yang dipindahkan dengan fluks
maksimum

33 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

7. Menentukan jenis, panjang, dan diameter tube (inside dan outside)


Dalam menentukan jenis tube, kami mempertimbangkan faktor kekuatan, tingkat kemudahan
korosi jika terkena fluida proses kami, dan faktor ekonomisnya. Panjang dan diameter tube
ditentukan dengan membuat asumsi awal. Pengecekan asumsi tersebut dilakukan ketika
menentukan pressure drop dan koefisien panas keseluruhan.

8. Menentukan luas kontak tube


Luas kontak untuk satu tube adalah luas selimut tabung tube.

9. Menentukan jumlah tube yang diperlukan


Jumlah tube yang diperlukan diketahui dengan cara membagi luas permukaan perpindahan panas
dengan luas kontak tube.

10. Menentukan volume dari vapour yang keluar dari tube


Volume keluaran fasa uap dari shell ditentukan dengan perhitungan Hukum Boyle-Lussac dengan
kondisi satu saat 273 K dan kondisi dua saat 317,089 K.

11. Menentukan densitas keluaran vapour


Densitas keluaran fasa uap pada tube ditentukan dengan mengalikan laju alir massa uap, massa
molekular, dan dibagi dengan volume keluaran fasa uap

12. Menentukan Pressure Drop (∆𝑷𝒇) pada tube:


Besar hilang tekan pada tube ditentukan dengan tahap-tahap seperti berikut :
1. Menentukan laju alir keluaran fasa uap
2. Menghitung Bilangan Reynold
3. Menentukan faktor friksi (j) berdasarkan grafik 12.24 dari buku Coulson
4. Menentukan ∆𝑃𝑓 dengan persamaan Lockhart-Martinelli:
ΔPf = 8 x j x L x ρmasuk u2 /(2x id.)

13. Menentukan Static Pressure (∆𝑷𝒔) pada tube:


Besar tekanan statis pada tube ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
𝐿
𝑑𝑥
∆𝑃𝑠 = 𝑔 ∫
0 𝑣𝑖 + 𝑥(𝑣𝑜 − 𝑣𝑖)/𝐿

14. Menentukan Available Head pada tube


Besar available head diperoleh dengan mengalikan (ρmasuk*g *L)
15. Pengecekan pressure drop hasil kalkulasi
Jika ΔPa > (ΔPs + ΔPf), maka asumsi awal mengenai panjang dan diameter tube benar dan dapat
melanjutkan ke langkah nomor enam belas. Jika ΔPa < (ΔPs + ΔPf), maka asumsi awal mengenai
panjang dan diameter tube salah dan mengulang kembali pada langkah nomor tujuh.

34 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Menentukan Pressure Drop pada Shell

16. Menentukan baffles spacing (lb) dengan ketentuan:


1
2𝑖𝑛 < 𝑙𝑏−𝑚𝑖𝑛 < 𝐷𝑠
5
𝑙𝑏−𝑚𝑎𝑥 = 74 𝑥 𝐷𝑜𝑢𝑡𝑠𝑖𝑑𝑒−𝑡𝑢𝑏𝑒

17. Menentukan jumlah baffles (Nb) dengan ketentuan:


𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑡𝑢𝑏𝑒
𝑁𝑏 = −1
𝑙𝑏

18. Menentukan jumlah antar tube (Tube pitch, PT)


Ketentuan untuk menentukan jarak antar tube adalah 1.25 < PT/Do < 1.5

19. Menentukan luas cross-flow dengan ketentuan


(𝑃𝑡 − 𝑑𝑜) × 𝐷𝑠 × 𝑙𝑏
𝐴𝑠 =
𝑃𝑡

20. Menentukan kecepatan shell-side mass (GS) dan kecepatan linier (vS)
𝑊𝑠 𝐺
𝐺𝑠 = dan 𝑣𝑠 = 𝐴𝑠
𝐴𝑠 𝑠

21. Menentukan besar diameter ekivalen berdasarkan jenis tube pattern


a. Jika tube pattern yang dipakai adalah berpola triangular pitch, maka :

b. Jika tube pattern yang dipakai adalah berpola square pitch, maka :

22. Menentukan Bilangan Reynold dari shell

23. Menentukan koefisien konveksi shell

24. Menentukan besar Faktor Perpindahan panas (jh)

35 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

Fraksi tersebut berdasarkan Grafik 12.23 dari buku Coulson dan Richardson’s, Chemical Engineering
Desain 3rd Ed.

25. Menentukan bilangan Prandtl


𝐶𝑝 × 𝜇
𝑃𝑟 =
𝑘

26. Menentukan koefisien konveksi shell


ℎ𝑠 × 𝑑𝑒 1 𝜇 0,14
𝑁𝑢 = = jh x Re x 𝑃𝑟 ⁄3 × ( )
𝑘𝑓 𝜇𝑤

27. Menentukan faktor friksi (jf)


Fraksi tersebut berdasarkan Grafik 12.30 dari buku Coulson dan Richardson’s, Chemical Engineering
Desain 3rd Ed

36 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

28. Menentukan pressure drop pada shell


𝐷𝑠 𝐿 𝜌𝜇𝑠 2 𝜇 −0,14
∆𝑃𝑠 = 8𝑗𝑓 × ( ) × ( ) × ×( )
𝑑𝑒 𝑙𝐵 2 𝜇𝑤

Menentukan Koefisien Perpindahan Panas Keseluruhan

29. Menentukan koefisien konveksi nucleate boiling


𝑃 0,17 𝑃 1,2 𝑃 10
ℎ𝑛𝑏 = 0,014 × (𝑃𝑐)0,69 × (𝑞) 0,7
× [1,8 × ( ) + 4 × ( ) + 10 × ( ) ]
𝑃𝑐 𝑃𝑐 𝑃𝑐

30. Menentukan vapour quality


𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑣𝑎𝑝𝑜𝑢𝑟
𝑥=
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑓𝑙𝑜𝑤

31. Menentukan densitas vapour keluar tube


𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑣𝑎𝑝𝑜𝑢𝑟 × 𝑀𝑟
𝜌=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑣𝑎𝑝𝑜𝑢𝑟

32. Menentukan parameter aliran 2 fasa Lockhart-Martinelli


1 𝑋 0,9 𝜌𝐿 0,5 𝜇𝑣 0,1
=[ ] [ ] [ ]
𝑋𝑡𝑡 1−𝑋 𝜌𝑣 𝜇𝐿

37 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

33. Menentukan Bilangan Prandtl fasa cair


𝐶𝑝 𝜇
𝑁𝑃𝑟 =
𝑘

34. Menentukan Fluks Massa untuk fasa cair

35. Menentukan Bilangan Reynold fasa cair

36. Menentukan Faktor Perpindahan Panas (jh) dari Grafik 12.23


Fraksi tersebut berdasarkan Grafik 12.23 dari buku Coulson dan Richardson’s, Chemical Engineering
Desain 3rd Ed.

37. Menentukan Bilangan Nusselt fasa cair


Nu = jh Re Pr0,33

38. Menentukan koefisien dalam (hi)


hi = Nu x k / Din

39. Menentukan Faktor Convective Boiling (fc)


melalui Fig. 12.56 (Coulson & Richard’son, Chemical Engineering Design, 3rd ed.)

38 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

40. Menentukan Faktor Suppression (fs)


melalui Fig. 12.57 (Coulson & Richard’son, Chemical Engineering Design, 3rd ed.)

41. Menentukan koefisien convective boiling (hcb)


hcb = fc x hi + fs x hnb

42. Menentukan Bilangan Reynold fasa cair inlet


𝑣
𝑅𝑒𝐿 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 = 𝑅𝑒𝐿 × 𝑜𝑢𝑡⁄𝑣𝑖𝑛

43. Menentukan Menentukan Faktor Perpindahan Panas (jh) dari Grafik 12.23
Fraksi tersebut berdasarkan Grafik 12.23 dari buku Coulson dan Richardson’s, Chemical Engineering
Desain 3rd Ed.

39 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

44. Menentukan Bilangan Nusslet baru


𝑁𝑢 = 𝑗ℎ × 𝑅𝑒𝐿 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 × 1,67590,33

45. Menentukan koefisien dalam (hi) dengan Bilangan Nusselt baru


hi = Nu x k / Din

46. Menentukan koefisien rata-rata tube


Utube = hi + hcb

47. Menentukan besar perubahan log mean temperature


∆𝑇1 − ∆𝑇2
∆𝑇𝐿𝑀 = ∆𝑇
𝑙𝑛 ∆𝑇1
2

48. Menentukan koefisien keseluruhan (U) yang dibutuhkan


37.900
Ureq = ∆𝑇𝑙𝑚

40 dari 41
Perancangan Heat Exchanger Vaporizer Pada Natural Gas

49. Menentukan fouling factor pada shell dan tube

Sumber : http://www.engineeringpage.com/technology/thermal/fouling_factors.html

50. Menentukan koefisien keseluruhan (U) yang tersedia


1
Uavail = 1 1 1 1
+ + +
ℎ𝑠 𝑈𝑡𝑢𝑏𝑒 ℎ𝑓𝑜𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 ℎ𝑓𝑜𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑏𝑒

51. Pengecekan koefisien keseluruhan


a. Jika Ureq < Uavail, maka proses selesai dan perhitungan dihentikan
b. Jika Ureq > Uavail, maka lakukan iterasi pada langkah 7, yaitu menentukan dimensi diameter
dan panjang tube

41 dari 41

Anda mungkin juga menyukai