NIM : 03081003085
LAMPIRAN V.2
ABSORBER
A. PENGERTIAN
Absorber adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau
lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah
komponen yang dipisahkan dari campurannya, sedangkan pelarut (solvent ; sebagai
separating agent) adalah cairan atau gas yang melarutkan solut. Karena perbedaan
kelarutan inilah, transfer massa solut dari fase satu ke fase yang lain dapat terjadi.
Absorbsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fase cair, yaitu
dengan mengontakkan gas yang berisi solut dengan pelarut cair (solven / absorben )
yang tidak menguap. Stripping adalah operasi pemisahan solute dari fase cair ke fase
gas, yaitu dengan mengontakkan cairan yang berisi solute dengan pelarut gas (
stripping agent) yang tidak larut ke dalam cairan.
Ada 2 jenis absorbsi, yaitu kimia dan fisis. Absorbsi kimia melibatkan reaksi
kimia antara pelarut cair dengan arus gas dan solut tetap di fase cair. Dalam absorbs
fisis, solut dalam gas mempunyai kelarutan lebih besar dalam pelarut cairan,
sehingga solut berpindah ke fase cair. Absorbsi dengan reaksi kimia lebih
menguntungkan untuk pemisahan. Meskipun demikian, absorbsi fisis menjadi
penting jika pemisahan dengan reaksi kimia tidak dapat dilakukan. Absorber dan
stripper seringkali digunakan secara bersamaan. Absorber digunakan untuk
memisahkan suatu solut dari arus gas. Stripper digunakan untuk memisahkan solut
dari cairan sehingga diperoleh gas dengan kandungan solute lebih pekat. Hubungan
absorber dan stripper ditunjukkan dalam gambar 1.
668
669
Pekerjaan seorang teknik kimia dalam mengevaluasi suatu alat adalah mengevaluasi
kinerja alat.
Menara vertikal dipilih untuk operasi ini, dan dirancang sedemikian sehingga
diperoleh kontak yang baik antara kedua fase tersebut. Tujuan utama perancangan
alat transfer massa secara sederhana adalah menentukan tinggi kontak kedua fase itu.
Berdasarkan cara kontak antar fase, alat transfer massa difusional dibagi menjadi 2
jenis, yaitu :
1. Proses keseimbangan dimana operasi dengan keseimbangan antar fase, yaitu alat
dengan kontak bertingkat ( stage wise contact / discreet ), misalnya menara
menggunakan plat atau tray.
2. Proses dikontrol kecepatan transfer massa, yaitu alat dengan kontak kontinyu (
continuous contact ), misalnya menara sembur, gelembung atau menggunakan
bahan isian (packing).
1.1 Keseimbangan
Menurut teori lapisan film, jika dua fase dikontakkan, di batas antar fase
terdapat keseimbangan fase. Oleh karena itu, korelasi atau data-data di lapisan batas
fase ini sangat perlu diketahui. Data-data keseimbangan telah banyak tersedia,
meskipun penelitian tentang hal ini masih perlu dilakukan. Beberapa buku, terutama
670
c. Fluida bersifat korosif , dan packing yang digunakan tahan korosif seperti
Keramik atau bahan polimer
d. Waktu tinggal cairan singkat
Ada 4 (empat) konsep teknik kimia yang diperlukan dalam merancang alat
transfer massa, yaitu :
a. Neraca massa dan neraca panas, yang mengikuti hukum konservasi
b. Massa dan energy
c. Keseimbangan di batas antar fase
d. Kecepatan transfer massa, dan kecepatan transfer momentum, yang
digunakan untuk menentukan penurunan tekanan di dalam menara
Asumsi:
a. Gas C dan pelarut S tidak saling larut
b. Pelarut S adalah komponen non volatile
c. Operasi isothermal, isobaris, dan adiabatic
d. Di setiap stage keadaan seimbang telah tercapai
Jika data yang tersedia adalah fraksi mol atau fraksi massa, maka data itu harus
dirubah menjadi rasio mol atau rasio massa.
674
dengan,
X = fraksi mol ( atau massa ) di fase cair, mol solute/(mol cairan total)
Y = fraksi mol di fase gas, mol solute/( mol gas total)
1. Neraca eksternal
Hubungan arus-arus di sekitar menara dinyatakan dengan neraca massa solute
di sekitar menara ( loop A ), yaitu :
2. Neraca internal
- Hubungan arus-arus keluar dari setiap stage dinyatakan dengan hubungan
keseimbangan solut, yaitu :
-
675
ABSORBER 01 (AB-01)
Fungsi : Menyerap hidrokarbon C4 dari komponen gas lainnya
Tipe : Packed Column
Bahan Konstruksi : Carbon Steel
Gambar :
Kondisi Operasi
Temperatur : 30 oC
Tekanan : 10,3 bar
678
1. Karakteristik Fluida
Gas Masuk (G’)
G’ = 29,1520 kg/s
ρG = 15,77 kg/m3
μG = 1,56 *10-5 kg/ms
DG = 3,8 *10-7 m2/s
BMAV = 33,05 kg/kmol
P Uap = 136,0157 Bar
[ ][ ] [ ][ ]
0,5 0,5
L' ρG 42,9962 15,77
=
G ρL −ρG 29,1520 757,9−15,77
= 0,2748
Dari Mass Transfer Operation, Treybal hal. 195, Pressure Drop desain untuk
Absorber berkisar antara 200-400 N/m2 per meter packed depth.
679
Dari figure 6.34 flooding and pressure drop in random packed tower,
Treybal hal. 195 untuk pressure drop = 400 N/m2, maka diperoleh:
'2 0.1
G ∗C f∗μ L ∗J
= 0,085
ρG∗¿ ¿
Dari tabel 6.3, 6.4, dan 6.5 Treybal hal. 196-199, 205 dan 206 dipilih jenis
packed dengan spesifikasi berikut:
Jenis Packing = Ceramic Raschig Rings
Nominal Size = 2 In = 50,8 mm
Tebal = 6 mm
CD = 135,6
CF = 65
ε = 0,74
aP = 92 m2/m3 = 28 ft2/ft3
m = 31,52
n = 0
P = 0,481
ds = 0,0725
Sehingga:
G 0,018∗ρG∗( ρ L− ρ G)∗gc
=
’ C f ∗μ L 0.1∗J
0,018∗15,77∗(757,9−15,77)∗1
= 0.1
65∗( 1,78∗10 ) ∗1
−5
= 5,37 kg/m2.s
G = G'
BM AV
680
= 5,37
33,05
= 0,1624 kmol/m2.s
Scg = μG
ρ G∗D G
= 1,56∗10−5
15,77∗3,8∗10−7
= 3,2062
( )
0,5
4∗A
D =
π
( 4∗5,430
3,14 )
0,5
=
= 2,63 m
42,9962 / 5,430
= 7,9184 kg/m2.s
L = L'
BM AV
= 7,9184
198,4
= 0,0399 kmol/m2.s
Scl = μL
ρ L∗D L
= 1,78∗10
−3
−8
757,9∗7,09∗10
= 33,1441
5. Menentukan Hold Up
L’ = 7,9184 kg/m2.s
L = 0,0399 kmol/m2.s
Dari tabel 6.5 Treybal hal 206 diperoleh untuk Raschig Rings untuk Nominal
Size 2 in (50,8 mm):
ds = 0,0725
β = 1,508*ds0,376
= 1,508*(0,0725)0,376
= 0,5622
ρL = 757,9 kg/m3
μL = 1,78 *10-3 kg/ms
682
σ = 0,02487 N/m
φ = 2,09∗10−6∗(737,5∗L' )0,499
2
Lt ds
w
H =
[ ]
0,57 0,13 0,1737− log L'
975,7∗L ' ∗μL
σ
0,84 '0,43
ρ L ∗(2,024∗L −1) 0,073
= 975,7∗7,91840,57∗(1,78∗10−3 )0,13 0,02487
[ ]
0,1737−log7,9184
= 1,955
= 0,0923 m3/m3
φLs = 0,0486∗μ L
0,02
∗σ
0,99
1,31 0,37
ds ∗ ρL
= 0,0486∗(1,78∗10 ) ∗0,02487
−3 0,02 0,99
0,07251,31∗757,90,37
= 0,0022 m3/m3
6. Interfacial Area
Dari tabel 6.4 Treybal hal 206 diperoleh untuk Raschig Rings untuk Nominal
Size 2 in (50,8 mm):
m = 31,52
n = 0
p = 0,481
αAw = m∗
[ 808∗G '
ρG
0,5
∗L ' P
]
= 31,52∗ [ 808∗5,37
15,77
0,5
∗7,9184
]
0,481
= 85,2767 m2/m3
αA = α Aw∗
[ ] φ Lo
φLow
= 85,2767∗ [ 0,0923
0,0472 ]
684
= 166,7393 m2/m3
[ ]
F G∗Scg
2/ 3
ds∗G '
−0.36
(Treybal, 6-70)
= 1,195
G μ G∗(1−ε Lo )
[ ]
−0.36
0,0725∗5,37
= 1,195
(1,56∗10−5 )∗(1−0,6455)
= 0,036
FG = 0,036∗
( ScgG ) 2 /3
= 0,036∗
( 3,2062 )
0,1624
2 /3
= 0,003 kmol/m2.s
[ ]
K L∗ds ds∗L'
0,45
(Treybal, 6-72)
= 25,1 ∗Scl 0,5
DL μL
[ ]
0,45
0,0725∗7,9184 0,5
= 25,1 ∗33,1441
1,78∗10−3
= 1943,643
685
KL = 1943,643∗( Dds )L
1943,643∗(
0,0725 )
−8
7,09∗10
=
ρL
C =
BM AV
757,9
=
198,4
= 3,82 kmol/m3
FL = KL*C
= 1,9*10-3 * 3,82
= 7,26*10-3 kmol/m2.s
Fase Liquid
FLA = FL*αA
= 7,26 *10-3 *166,7393
= 1,2107 kmol/m2.s
αA = 0,85∗α AW ∗
( )φ LtW
φ LoW
= 0,85∗85,2767∗ ( 0,0521
0,0472 )
= 80,0068
G
HtG =
F GA
0,1624
=
0,4429
= 0,367 m
L
HtL =
F LA
0,0399
=
1,2107
= 0,03 m
P'
m* =
Pt
136,0157
=
10,3∗100
= 0,1321
HtoG = 2∗ H tG +( H tL
A )
= 2∗ 0,367+( 0,03
1,8605 )
= 0,7689 m
NtoG =
ln
[ y 1−m x 2
y 2−m x 2
1
(
∗ 1− +
A A
1
) ] (Treybal, 8-50)
1
1−
A
Dimana:
y1 = Mol butadiena di dalam feed = 9,71*10-2
y2 = Mol butadiena di dalam gas keluar = 9,71*10-6
x1 = Mol butadiena di dalam liquid keluar = 0,170
x2 = Mol butadiena di dalam solven = 0,000
[ ( ) ]
−2
9,71∗10 −0,1321∗0 1 1
ln ∗ 1− +
−6
9,71∗10 −0,1321∗0 1,8605 1,8605
NtoG =
1
1−
1,8605
= 18,2465
[ ]
2
ΔP G'
= CD
Z ρG
[ ]
2
5,37
= 135,6
15,77
= 15,7162 N/m2