Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 2
2.1 Definisi Reboiler ..................................................................................................... 2
2.2 Prinsip Kerja Reboiler dan Sketsa Komponen Reboiler ......................................... 2
2.3 Jenis-Jenis Reboiler ................................................................................................. 5
2.3.1 Kettle Reboiler ................................................................................................. 5

2.3.2 Thermosyphon Reboiler ................................................................................... 6

2.3.3 Fired reboiler ............................................................................................... 9

2.3.4 Forced sirkulasi reboilers .......................................................................... 10

2.4 Perawatan Umum Bagian Bagian Reboiler ................................................... 13


2.4.1 Perawatan Kimia ....................................................................................... 13

2.4.2 Chemical Feed Issues ................................................................................ 14

2.4.3 Corrosion Monitoring ............................................................................... 15

2.4.4 pH Monitoring........................................................................................... 15

2.4.5 Chemical treatment monitoring................................................................. 16

BAB 3 PERHITUNGAN ............................................................................................. 17


3.1 Horisontal Thermosyphon ..................................................................................... 17
3.2 Vertikal Thermosyphon .................................................................................... 18
BAB 4 PENUTUP.......................................................................................................... 20
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 21

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar Skematik dari bagian-bagian umum reboiler .................................... 3


Gambar 2.Gambar Skematik tiga dimensi shell and tube Heat Exchanger secara umum.4
Gambar 3. Kettle reboiler. ................................................................................................. 5
Gambar 4. Typical reboiler horizontal thermosyphon ...................................................... 6
Gambar 5. Aliran lintasan tabung ..................................................................................... 7
Gambar 6. Aliran menyilang tak campur .......................................................................... 7
Gambar 7. Aliran menyilang dengan satu fluida campur. ................................................ 8
Gambar 8. laluan 1-1 arah aliran bawah. .......................................................................... 8
Gambar 9. laluan 1-2 dengan arah aliran berlawanan-searah ........................................... 9
Gambar 10. Laluan 2-4 ..................................................................................................... 9
Gambar 11. Recirculating fired heater reboiler............................................................... 10
Gambar 12. Typical uap air panas sirkulasi reboiler untuk penyulingan ........................ 10

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang berjudul Reboiler

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Reboiler atau yang lebih
khususnya membahas prinsip kerja, bagian-bagian reboiler, komponen-komponen
reboiler, dan prinsip instrumentasi pengukuran dan pengendalian pada reboiler.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Palembang, November 2017

iii
Penyusun

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat penukar kalor atau Heat Exchanger adalah alat yang digunakan untuk
menukar atau mengubah temperatur fluida atau mengubah phasa fluida dengan cara
mempertukarkan kalornya dengan fluida lain. Arti dari mempertukarkan disini adalah
memberikan atau mengambil kalor. Pemahaman teknologi Heat Exchanger
membutuhkan pengetahuan dalam bidang Termodinamika, Mekanika Fluida, Heat
Tranfer, Ilmu Material dan Ilmu Proses Produksi.

Heat Exchanger umumnya merupakan peralatan dimana dua jenis fluida yang
temperaturnya dialirkan kedalamnya dan saling bertukar kalor melaui bidang-bidang
perpindahan panas atau dengan cara kontak langsung (bercampur). Bedang perpindahan
panas ini umumnaya berupa dinding pipa-pipa atau sirip-sirip yang dipasangkan pada
pipa(fin).

Kalor dapat dipindahkan diantara kedua fluida tersebut, besarnya sangat


tergantung pada kecepatan aliran fluida, arah alirannya, sifat-sifat fluida, kondisi
permukaan dan luas bidang perpindahan panas serta beda temperatur diantara kedua
fluida. Fluida yang mengalir didalam Heat Exchanger kadang-kadang mengandung zat-
zat yang mengendap atau menggerak pada permukaan pipa atau bereaksi dan
menyebabkan korosi atau kerusakan lainnya, sehingga herformansi Heat Exchanger
dapat menjadi turun.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Mengetahui tipe dan bagian bagian reboiler

2) Mengetahui sistem kerja dan sketsa bagian-bagian / komponen reboiler

3) Mengetahui prinsip instrumentasi pengukuran pada reboiler

4) Mengetahui perawatan umum dan bagian- bagian reboiler

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Reboiler

Reboiler merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk menyediakan


aliran panas untuk destilasi dan proses-proses lainnya yang serupa. Reboiler adalah
salah satu bagian integral proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian dari sistem
steam, karena reboiler terletak jauh terpisah dari boiler utama (atau power house).
konsekuensinya, umunya perhatian yang ditujukan pada reboiler lebih kecil bila
dibandingkan dengan boiler utama hingga sebuah kegagalan terjadi.

Reboiler merupakan suatu alat heat exchanger yang secara tipikal dipasang pada
kolom distilasi yang digunakan untuk merubah fasa cair menjadi fasa uap, dimana uap
tersebut berfungsi sebagai media untuk proses pemisahan. Reboiler identik dengan
Heat Exchanger Sheel and tube.Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan
reboiler:

1. ruang yang tersedia


2. jumlah pekerja yang diperlukan
3. fraksi dari cairan dimenara yang diuapkan
4. kecenderungan untuk pencemaran
5. temperature yang tersedia
6. temperature yang diperlukan

2.2 Prinsip Kerja Reboiler dan Sketsa Komponen Reboiler

Prinsip kerja reboiler pada dasarnya sama dengan Heat Exchanger secara umum,
namun reboiler sebagai suatu sistem memerlukan peralatan tambahan lebih daripada
sekedar Heat Exchanger sebagai instrumen, sehingga reboiler tidak dapat berdiri sendiri.
Reboiler terdiri atas beberapa sistem yang berhubungan, misalnya sistem heat
exchanger dan sistem kolom (destilasi, evaporasi, dan yang sejenisnya). Kedua sistem
itu terhubung menjadi sebuah sistem reboiler dengan adanya pengembalian fluida
(panas) ke dalam kolom dari reboiler.

2
Prinsip kerja reboiler yaitu :

a. Dua fluida mengalir dengan temperatur awal yang berbeda mengalir sepanjang heat
exchangers. Satu aliran mengalir sepanjang tabung sedangkan arus lain pada bagian
luar tabung tetapi masih didalam sheel.
b. Panas ditransfer dari satu fluida ke fluida lainnya melalui dinding tabung, baik dari
sisi tabung menuju sheel atau sebaliknya, fluida bisa berupa cairan atau gas pada sisi
sheel maupun pada sisi tabung.
c. Dalam tujuan memindahkan panas secara efisien, suatu area perpindahan kalor yang
besar yang harus digunakan, oleh karena itu terdapat banyak tabung. Dengan cara ini,
panas yang dibuang dapat disimpan untuk digunakan. Hal ini adalah suatu jalan yang
baik untuk memelihara energi.
Secara umum, bagian-bagian dari suatu sistem reboiler ialah sebagai berikut:

Gambar 1. Gambar Skematik dari bagian-bagian umum reboiler

3
Gambar 2.Gambar Skematik tiga dimensi shell and tube Heat Exchanger secara umum.

Sumtank adalah alat yang berfungsi untuk menampung cairan yang akan
dipanaskan. Di tempat ini sebagian cairan akan dipanaskan dan akan bercampur
dengan cairan yang masih dingin sehingga akan terjadi homogenitas panas dalam
cairan tersebut.
Shell and tube exchanger merupakan tempat kontak cairan dingin dengan steam.
Aliran dingin dari steam dialirkan melalui pipa ke dalam tube sedangkan steam
masuk ke dalam shell sehingga akan terjadi perpindahan panas dari steam ke cairan
dingin.
Pompa sentrifugal yang berfungsi memompa cairan dari sumtank (bawah) ke shell
and tube (atas) sehingga cairan tersebut memiliki kecepatan dan head tertentu.
Efisiensi dipengaruhi kecepatan dari perpindahan panas pada shell and tube
exchanger.

Pipa keluaran umumnya berhubungan langsung dengan system-sistem proses


seperti destilasi, ekstraksi, dan lain-lain. Sedangkan pipa keluaran sumtank di
laboratorium dibuat dari kaca sehingga memudahkan praktek dalam melihat proses
yang terjadi.
Baffle, berfungsi mengarahkan aliran fluida yang tegak lurus di pipa sehingga
menambah kecepatan fluida dan memperbaiki kecepatan perpindahan panas.

4
2.3 Jenis-Jenis Reboiler

Reboiler terdiri dari :

1. Kettle reboilers
2. Thermosyphon reboilers
3. Fired reboiler
4. Forced sirkulasi reboilers

2.3.1 Kettle Reboiler

Gambar 3. Kettle Reboiler


reboiler.
Gambar 1. Kettle Reboiler
Kettle reboiler merupakan alat yang sederhana dan sangat bermanfaat. Prinsip
kerja dari kettle reboiler ini yaitu cairan dari kolom minum (cairan pada bagian bawah
menara) masuk ke dalam kettle melalui shell samping. Di dalam kettle, terjadi kontak
antara cairan tersebut dengan steam sehingga terjadi pertukaran panas yang
menyebabkan cairan tersebut menguap. Kemudian uap akan mengalir melalui tabung
dan keluar sebagai bundel condensate. Pada Kettle reboiler ini terdapat dinding yang
berfungsi untuk menahan overflow dan memisahkan tabung reboiler bundel dari bagian
dimana sisa reboiled cair (minum produk) diambil, sehingga tabung bundel tidak
terkena cairan.

5
2.3.2 Thermosyphon Reboiler

Reboiler jenis ini tidak memerlukan pemompaan dari kolom minum cairan ke
dalam reboiler. Sirkulasi alami diperoleh dengan menggunakan kepadatan perbedaan
antara reboiler kolom suak minum cair dan reboiler outlet cair-uap campuran untuk
menyediakan cukup cairan kepala untuk menyampaikan menara minum ke reboiler.
Thermosyphon reboilers lebih kompleks daripada reboilers ketel dan memerlukan lebih
banyak perhatian tanaman dari operator.

Gambar 4. Typical reboiler horizontal thermosyphon


Gambar 4. Typical reboiler hori

2.3.2.1 Thermosypon Aliran Lintas Tabung

Didalam suatu lintasan tabung terdiri dari tabung dan selongsong. Pada jenis ini
fluida yang satu mengalir di dalam tabung sedang fluida yang lain dialirkan melalui
selongsong melintasi luar tabung. Dalam aliran lintasan tabung ini dapat di gunakan
aliran searah atau aliran lawan arah.

6
Gambar 5. Aliran
Gambar lintasan
3. Aliran tabung
Lintasan Tabung

2.3.2.2 Aliran Menyilang

Aliran menyilang dipakai dalam pemanasan gas cair. Aliran jenis ini terdiri dari :

1. Arus Tak Campur

Dalam hal ini fluida pemanas dan fluida yang dipanaskan terkurung di dalam
saluran-saluran sehingga fluida tidak dapat bergerak bebas selama proses perpindahan
panas / kalor terjadi.

Gambar
Gambar 6. Aliran
4. Aliran menyilang
Menyilang takCampur
Tak campur

2. Arus Campur

Fluida yang mengalir di dalam tabung digunakan untuk memanaskan sedang


fluida yang akan dipanaskan dialirkan menyilang berkas tabung. Aliran yang menyilang
berkas tabung disebut arus campur karena dapat bergerak dengan bebas selama proses
perpindahan panas / kalor.

7
Gambar
Gambar7. 7.
Aliran
Aliran
menyilang
menyilang
dengan
dengan
satu
satu
fluida
fluida
campur.
campur.

Berdasarkan jumlah laluan, laluan Thermosypon terdiri dari :

a. Laluan 1-1
Laluan 1-1 adalah aliran fluida yang berada dalam shell 1 pass dan aliran fluida
dalam tube 1 pass juga.

Gambar 8. laluan
Laluan1-1
1-1arah
arahaliran
aliranbawah.
bawah
Gambar 6. Laluan 1-1, Arah aliran berlawanan

Aliran fluida sebelah shell akan berbelok-belok mengikuti sekat-sekat yang ada.
Jumlah sekat yang dipasang akan mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi. Fluida
yang mengalir ke dalam tube mempunyai temperatur t1 dan suhu keluar menjadi t2,
sedangkan fluida yang masuk kedalam tube mempunyai temperatur T1 dan suhu
keluarnya T2.

b. Laluan 1-2

Laluan 1-2 adalah aliran didalam shell 1 pass, dan aliran fluida pada sisi tube
dipergunakan floating head.

8
Gambar 9. laluan
Laluan1-2
1-2dengan
denganarah
arahaliran
aliranberlawanan-searah
b

c. Laluan 2-4

Laluan 2-4 terdiri dari 2 pass aliran shell dan 4 pass aliran pada sisi tube. Pada
gambar 2.10 diperlihatkan lintasan 2-4.

Gambar 10. Laluan 2-4


Gambar 8. Laluan 2-4.

Pada laluan multi pass ini terdapat pengurungan luas penampang laluan aliran,
kecepatan aliran fluida bertambah besar, dan perpindahan panasnya semakin meningkat.

2.3.3 Fired reboiler

Fired heaters (furnaces) dapat digunakan sebagai penyulingan reboiler kolom.


pompa diperlukan untuk mengedarkan kolom minum melalui transfer panas tabung
dalam tanur dari bagian konveksi dan panas. Gambar 3 menggambarkan fired heater
yang digunakan dalam konfigurasi yang menyediakan recirculation pada kolom minum
cair. Namun, dengan beberapa perubahan yang relatif kecil di bagian bawah kolom
penyulingan, fired heater yang juga dapat digunakan dalam sekali-melalui
konfigurasi.Heat sumber untuk fired heater reboiler mungkin salah satu bahan bakar gas

9
atau bahan bakar minyak. Batu bara akan jarang, jika pernah, digunakan sebagai bahan
bakar untuk fired heater reboiler.

Gambar 11. Recirculating fired heater reboiler

2.3.4 Forced sirkulasi reboilers

Gambar 12. Typical uap air panas sirkulasi reboiler untuk penyulingan

Jenis reboiler menggunakan pompa berkunjung ke kolom minum cairan melalui


reboilers. Gambar 4 menggambarkan yang khas uap-air panas terpaksa sirkulasi
reboiler. Perlu dicatat adalah uap panas bukan satu-satunya sumber yang dapat
digunakan. Mengalirkan cairan apapun pada suhu yang cukup tinggi dapat digunakan
untuk salah satu dari banyak shell dan tabung reboiler heat Exchanger jenis.

Kelebihan dan kekurangan masing-masing tipe reboiler

Tipe reboiler Kelebihan kekurangan keterangan

Kettle reboiler 1. mempunyai 1. biaya instalasi Perlu dirancang

10
penguapan yang mahal blow down untuk
tinggi. 2. waktu tinggalnya menguras secara
2. dapat dianggap lama kontinyu sehingga
sebagai satu 3. tidak baik untuk dapat mereduksi
teoritical plate operasional terjadinya fouling.
3. mudah perawatan tekanan tinggi.
dan 4. transfer panasnya
pembersihannya. rendah
4. dipakai untuk 5. mudah terjadi
kecepatan sirkulasi polimerisasi yang
yang rendah. dapat
menyebabkan
fouling.
Internal reboiler 1. biaya instalasi 1. kecepatan Biasanya tidak
yang rendah perpindahan dianjurkan untuk
2. tidak butuh ruang panasnya rendah dipakai.
yang luas disekitar 2. sukarnya
menara pemasangan isolasi
3. baik untuk proses disekitar reboiler
dengan beban 3. pembersihan dan
rendah perawatannya
sukar
4. panjang tube
reaboiler akan
sangat tergantung
dengan diameter
menara distilasi.
Vertical thermo 1. kecepatan 1. umumnya proses
siphons perpindahan penguapan tidak
panasnya tinggi dapat lebih dari
2. tidak 30%
membutuhkan 2. panjang tube tidak

11
ruang yang besar lebih dari 5 meter
3. waktu tinggalnya 3. akses untuk
kecil dan cepat perawatan tidak
4. pengontrolannya mudah
mudah.
Horizontal 1. mempinyai 1. persen
thermo siphons besaran panas yang penguapannya
cukup. sekitar 35 %.
2. dapat didesain 2. fase pemisahan
untuk beban panas mungkin terjadi
yang tinggi. jika kecepatan alir
3. waktu tinggal di shell rendah.
rendah.
4. sukar terjadinya
fouling.
5. mudah dikontrol.
6. biaya instalasi
murah.
Once through 1. dapat diposisikan 1. kondisi sirkulasi Penguapan
natural secara horizontal / sukar dikontrol.
circulation vertical dilihat dari 2. dapat terjadi
elevasi menara. kelebihan ratio
2. mempunyai penguapan untuk
transfer panas yang pemasangan
cukup. vertical.
3. setara dengan 1
stagen teoritical
plate.
4. waktu tinggalnya
cepat.
5. sukar terjadi
fouling.

12
Force 1. cocok untuk 1. daya tinggi untuk Tipe ini dianjurkan
circulation larutan pekat high pompa pemipaan jika reboiler tipe
fouling, dan cairan dan instrument horizontal
berkandungan control. thermosyphon atau
padatan. 2. bias terjadi reboiler tipe kettle
2. pengontrolan kebocoran tidak dapat bekerja
sirkulasi sangat dibagian seal pada suatu proses.
baik. pompa..
3. untuk kecepatan 3. penambahan area
sirkulasi tinggi. untuk instalasi
4. untuk kebutuhan pompa.
surface area yang 4. biaya operasinya
sangat luas. tinggi.
5. fase pemisahan 5. memboroskan
dapat dihindari. energi
6. pemanasan lanjut
kemungkinan
terjadi.

2.4 Perawatan Umum Bagian Bagian Reboiler

2.4.1 Perawatan Kimia

Perawatan dengan penambahan bahan kimia tertentu dilakukan tergantung


kontaminan yang terdapat pada system, ada tiga cara yang bisa digunakan secara
individu ataupun secara kombinasi untuk mengendalikan pengkaratan. Aplikasi dari tiga
teknik tersebut terdiri dari beberapa program perawatan kimia, yaitu :

Filiming amines

Filming amines membentuk lapisan tipis pada permukaan tube, membentuk


penghambat fisik pada permukaan tube yang dapat mencegah korosi.Kekuatan dari
lapisan kimia ini tergantung dari pH dan konsentrasi larutan.

Neutralizing amines

13
Neutralizing amines merupakan program yang paling baik untuk mencegah
terjadinya korosi pada system kondensat uap. Terdapat beberapa keuntungan, termasuk
metoda control yang sederhana da perawatan kimiawi yang cocok untuk banyak jensi
reboiler. Semua kontaminan yang bersifat asam aan dinetralkan ketika konsentrasi
neutralisasi amine sesuai dengan kosentrasi kontaminan asam secara stoikiometri.

Filming amines with neutralizing amines

seringkali filming amines dikombinasikan dengan neutralisasi amine untuk


menaikkan pH sampai dengan range control yang diinginkan. Program pelapisan cocok
digunakan untuk system kompleks seperti penyulingan. Neutralisasi amine akan
terakumulasi pada fasa uap di dalam tangkii ketika hampir semua filming amine
tertinggal di fasa liquid.

2.4.2 Chemical Feed Issues

Semua perlakuan kimia adalah umpan berkelanjutan, menggunakan


perlengkapan umpan kimia secara konvensional. Bagaimanapun, terdapat dua umpan
kimia yang menjadi perhatian utama yaitu proses sesuai dari perlakuan secara kimia dan
umpan kimia yang strategis.

Karena uap sering dimasukan secara langsung kedalam proses aliran, kesesuaian
dari perlakuan secara kimia dengan katalis dan proses yang bermacam-macam
merupakan hal penting. Dalam kilang minyak, tidak terdapat ketidakcocokan yang biasa
antara perlakuan secara kimia dengan katalis dan prosesnya. Dalam proses petrokimia
yang lain, terdapat beberapa yang diketahui cocok dengan amina seperti membuat latex
atau katalis tertentu. Pabrik sebaiknya mengadakan pembelajaran laboratorium terlebih
dahulu. Untuk penggunaan perlakuan kondensat di sistem tidak berlaku sebelumnya,
jika permasalahan dari system yang sama tersedia. Setiap proses masalah yang sesuai
yang harus dievaluasi masing-masing.

Sejenisnya, kilang minyak akan menambah control secara kimia pada korosi
pada power house. Pada setiap unit proses, uap akan dicampurkan dengan uap bertenaga
dalam dengan membuang boiler panas dan reboiler, menipiskan control korosi pada
proses kimia oleh karena itu, disana kemungkinan ketidakcukupan konsentrasi korosi
control kimia didalam unit yang berlokasi jauh dari power house atau dalam tekanan
rendah reboiler. Seringkali penambahan umpan kimia dibutuhkan pada unit,

14
prosedurnya dikenal sebagai umpan satelit.Pengurangan pada konsentrasi besi dan
laju korosi kondensor dalam kilang minyak menggunakan umpan satelit dari kimia yang
telah dirancang menggunakan computer kompleks berdasarkan progam seperti
ketetapan empiris.

2.4.3 Corrosion Monitoring

Kebanyakan metode langsung mengukur laju korosi dengan menginstal


corrosions coupons dalam kritikal reboiler jarang digunakan dalam system uap reboiler.
Tidak seperti metoda yang telah kita bahas, corrosions coupons menyediakan
pengukuran langsung laju korosi dalam system, dan sebaiknya digunakan pada lokasi
kritis atau untuk konfirmasi penemuan dari metoda analitik yang lain.

Sebagai alternative beberapa pabrik menaksir laju alir korosi tidak langsung
dengan konsentrasi besi dalam kondensat dari reboiler spesifik. Untuk pengukuran
secara akurat konsentrasi dari besi tidak terlarut dalam kondensat, sample harus
didinginkan dan secara konstan mengalirkan pada 1000 ml/menit. Metoda ini bias
menjadi sulit karena kebanyakan pabrik tidak mempunyai sample kondensor titik
aliran menurun dari setiap reboiler. Ketika sample kondensor dingin tersedia pada
reboiler spesifik, pH bisa diukur secara rutin. Proses kontaminasi yang paling
sederhana adalah konduktifitas kondensat. Disana tidak ada pemberitahuan tentang
pedoman untuk kualitas kondensor reboiler, bagaimanapun batas control didapatkan
dari pedoman ASME.

2.4.4 pH Monitoring

Kebanyakan metoda biasa untuk memonitor korosi adalah monitor rutin pH


pengembalian kondensat kombinasi dari seluruh unit. Sayangnya, korosi potensial dari
reboiler individual tidak bisa dinilai dari reboiler single, pengukuran Ph gabungan.
Untuk mengakurasi pengukuran pH, pabrik harus menginstal sample pendingin pada
setiap pengembalian aliran kondensat.

15
2.4.5 Chemical treatment monitoring

Keberhasilan dari program control korosi sejenisnya digambarkan dengan


mengukur harga dari perlakuan terhadap laju korosi. Pertama, reboiler yang mempunyai
service keras identifikasi sebagai critical reboiler. Semacamnya reboiler ini adalah
unit yang menerima tekanan rendah uap atau diletakkan jauh dari power house.

Kedua, laju optimal perlakuan kondensat harus dikenali. Seperti konsentrasi


kondensat meningkat, nilai perlakuan meningkat dan laju korosi menurun. Kebanyakan
nilai efektif perlakuan pada penyimpangan dari dua kurva. Untuk menilai system
spesifik, nilai actual dan laju korosi akan dibutuhkan untuk dinilai bermacam-macam
laju alir kimia.

Memonitor perlakuan secara kimia sering dikombinasikan dengan memonitor


korosi, karena control korosi adalah objek paling penting dari kebanyakan program
perlakuan kimia. Untuk memonitor aplikasi yang benar dari program perlakuan kimia,
pabrik sebaiknya secara rutin mengukur pH dan konduktifitas uap kondensat critical
reboiler.

16
BAB 3
PERHITUNGAN

3.1 Horisontal Thermosyphon

Pada reboiler jenis horisontal thermosyphone ada beberapa spesifikasi antara lain :

a. Dimensi diameter shell dan panjang shell

- IDs : 12 17 inci; l = 8 ft

- IDs : 19 - 29 inci; l = 12 ft

- IDs > 31 inci

b. Shell passes (n) = 2

c. Maksimal 80% dari liquid akan teruapkan

d. Flux atau Q/A antara 8.000 12.000 Btu/jam.ft2

e. hV tidak boleh lebih dari 300 Btu/jam.ft2.oF

Urutan Perancangan Horisontal Thermosyphon

1. Material and Heat balance

Q = QS + QV = M . Cp . (T1 T2) = M .

Untuk panas sensible : QS = m . Cp . (T1 T1), dengan range boiling point > 15oF.
Untuk panas laten : QV = m1 . (hg hl)

2. Menghitung TLMTD

t 1 - t 2
t LMTD
ln t 1 / t 2 T = Ft . TLM
harga Ft dicari dari gambar 19 Kern karena n = 2.
3. Menghitung Suhu Caloric (Tc dan tc)
Tc = T2 + Fc (T1 T2)
tc = t2 + Fc (t2 t1)

17
4. Mencari IDS dan jumlah pipa dimulai dengan trial Q/A antara 8000 12000
Btu/jam.ft2.oF, sehingga didapatkan :

Q A
A Nt
8000 s/d 12000 a" . L

3.2 Vertikal Thermosyphon

Pada Reboiler jeni Vertikal Thermosyphon ada beberapa spesifikasi antara lain :

a. Panjang shell mulai dari 16 ft kemudian diturunkan menjadi 12 ft

b. Shell passes atau n = 1 dan tube passes atau n = 1

c. Maksimal 80% dari liquid akan teruapkan

d. Flux atau Q/A antara 8000 12000 Btu/jam.ft2

e. hV tidak boleh lebih dari 300 Btu/jam.ft2.oF

f. Tipe aliran selalu counter current

Q
ho
QS QV

hS hV

dimana : hs = koefisien film perpindahan panas sensible, Btu/jam.ft2.oF


hv = koefisien film perpindahan panas laten, Btu/jam.ft2.oF
Q = jumlah panas yang dipindahkan, Btu/jam
QS = jumlah panas sensible, Btu/jam
QV = jumlah panas laten, Btu/jam

Beberapa ketentuan penguapan pada vertikal thermosyphon antara lain :


a. Untuk liquid yang dipanasi berupa bahan organik berlaku :

Q/A = 8000. s/d. 12000 Btu/jam.ft2

b. Untuk mencari overall heat transfer UD berlaku :


Q Q
UD
A . t Nt . a" . L . t

18
c. Penurunan tekanan
Panjang dan jumlah tube perlu dicek lebih dahulu untuk melihat apakah P atau
Pp ditambah tekanan hidrostatik pada thermosyphon sama dengan P pada kaki
Reboiler lebih kecil dari driving force.

f . G 2p . L . n
Pp
5,22 x 1010 . di . sg . p

Driving force = (Z1 x ) / 144

dimana : Z1 adalah tinggi liquid (permukaan) sampai bagian bawah pipa reboiler, ft. dan
= densitas liquid, lb/ft3

19
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Reboiler merupakan suatu alat yang digunakan untuk merubah fasa cair
menjadi fasa uap, dimana uap tersebut berfungsi sebagai media untuk proses
pemisahan. Reboiler ialah Heat Exchanger yang secara tipikal dipasang pada
kolom distilasi. Reboiler menghasilkan uap untuk separasi distillasi fraksional
seperti kondenser menhasilkan refluks liquid yang mana dikembalikan ke kolom
distillasi
Secara umum jenis reboilers diantaranya yaitu ,kettle reboilers,
thermosyphon reboilers, fired reboiler dan Forced sirkulasi reboilers
Reboiler sebagai suatu sistem memerlukan peralatan tambahan lebih
daripada sekedar Heat Exchanger sebagai instrumen, sehingga reboiler tidak
dapat berdiri sendiri
Perawatan pada reboiler dapat dilakukan diantaranya dengan cara
perawatan kimia, chemical feed issues, corrosion monitoring, pH monitoring
dan chemical treatment monitoring.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/upload
document?archive_doc=80986663&escape=false&metadata=%7B%22context%2
2%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3Afalse%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22
%3A%22web%22%7D diakses pada 16 oktober 2017.

http://teknos78.blogspot.co.id/2014/03/alat-penukar-panas-heat-exchanger.html diakses
pada 18 Oktober 2017.

https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=351392519&escape=false&metadata=%7B%22context%2
2%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%
22action%22%3Afalse%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3
A%22web%22%7D diakses pada 16 November 2017

Tahuloula, Abubakar. Tanpa tahun. REBOILER HEAT EXCHANGER DESIGN


(online). Tersedia http://www.scribd.com/doc/40289940/Reboiler-Heat-
Exchanger-Design diakses pada 18 November 2017.

21

Anda mungkin juga menyukai